PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja jaminan fidusia pada unit kredit macet kendaraan roda dua di Astra Credit Companies (ACC) Kota Bengkulu? Apa saja faktor penghambat pelaksanaan jaminan fidusia atas unit kredit macet kendaraan roda dua di Astra Credit Companies (ACC) Kota Bengkulu. Bagaimana tinjauan hukum positif dan tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap eksekusi jaminan fidusia pada unit kredit macet kendaraan roda dua di Astra Credit Companies (ACC) Kota Bengkulu.
Tujuan Penelitian
Untuk memahami bagaimana praktik pelaksanaan jaminan fidusia pada unit kredit macet kendaraan roda dua di perusahaan perkreditan Astra (ACC) Perspektif hukum positif kota Bengkulu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memahami bagaimana revisi Undang-undang Ekonomi Syariah membentuk Praktik Penegakan Jaminan Fidusia pada Unit Kredit Macet Roda Dua di Astra Credit Companies (ACC) Kota Bengkulu.
Manfaat penelitian
Masyarakat luas memahami perlindungan hukum konsumen dalam perjanjian fidusia berdasarkan hukum Islam.
Penelitian Terdahulu
Dinas Kota Batam, Pengertian Jaminan Fidusia Lembaga penjaminan keuangan adalah lembaga penjaminan yang diakui secara sah sejak ditetapkannya Undang-undang No. Zaman Romawi yang menyebutnya dengan “Fiducia cum creditore” Asser Van Oven menyebutnya dengan “zekerheid-eigendom” (hak milik sebagai jaminan) , menyebutnya “bezitloos zekerheidsrecht” (hak jaminan tanpa kepemilikan), Kahrel menamakannya “Verruimd Pandbegrip” (diperluas) pengertian gadai), A. Veenhooven dengan menyebutnya “eigendoms österrecht tot zekergeid” (penyajian hak milik sebagai jaminan) dapat digunakan sebagai singkatan dari ekspresi.
Rizka Fidusia Dalam Ruang Lingkup Hukum Jaminan Dilihat dari Perspektif Islam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 menyebutkan bahwa fidusia adalah peralihan hak milik atas suatu benda berdasarkan kepercayaan, dengan ketentuan benda yang hak kepemilikannya dialihkan itu, berada dalam penguasaan. dari pemilik benda tersebut. Jaminan fidusia dimungkinkan dalam akad murabahah jika perusahaan pembiayaan bertindak sebagai penjual (merchant) yang menjual barang secara kredit kepada konsumen, oleh karena itu bukan sebagai penyedia dana yang berhutang kepada konsumen. Konsekuensinya, barang yang diperdagangkan harus atas nama penjual (dalam hal ini perusahaan pembiayaan) terlebih dahulu dilakukan kontrak jual beli dengan konsumen.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian mendalam yang mencakup segala sesuatu yang terjadi di lapangan, dengan tujuan untuk mengkaji secara mendalam latar belakang keadaan yang terjadi saat ini. 2) Waktu dan tempat penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di Astra Credit Companies (ACC) di kota Bengkulu. 3) Penyidik atau informan. Data primer adalah data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan 21 Data primer adalah data primer yang diperoleh langsung dari peneliti melalui metode wawancara langsung di lapangan dan pengumpulan data, sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang benar-benar valid dan kemudian menjadi salah satu sumbernya. data penelitian.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara kepada pemilik toko, karyawan dan konsumen terkait dengan permasalahan penelitian yaitu data perlindungan hukum fidusia terhadap unit kredit macet dari sudut pandang hukum positif dan hukum Islam (studi pada Perusahaan Kredit Astra ( studi di Astra Credit Companies (studi di Astra Credit Companies).ACC ) kota bengkulu). b) Data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi, berupa dokumen pribadi, dokumen resmi lembaga, referensi atau peraturan yang berhubungan dengan fokus masalah penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data dokumenter yang diperoleh dari sumber lain yaitu data yang diperoleh dari.
Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, wawancara digunakan untuk mengetahui tentang jaminan kepercayaan, sehingga wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada informan penelitian. Jadi dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara mengamati langsung obyek penelitian untuk melihat lebih dekat kegiatan yang dilakukan. Dokumentasi Arikunto berasal dari kata dokumen yang berarti barang tertulis dengan membaca dan mempelajari dokumentasi, buku, data arsip yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dokumentasi yang termasuk dalam penelitian ini meliputi foto-foto dan data dokumentasi pada Astra Credit Companies (ACC) Kota Bengkulu. 6) Teknik analisis data. Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena yang diterapkan di lapangan. 27 Menurut Sugiyono, analisis kualitatif adalah proses meneliti dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi, pengorganisasian data. . mensintesiskannya ke dalam pola-pola, memilih mana yang penting dan mana yang perlu dipelajari, serta menarik kesimpulan agar mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, diklasifikasi berdasarkan subjek, kemudian data tersebut diperiksa kembali secara cermat berdasarkan subjek dengan cermat.
Dalam reduksi data perlu dilakukan rangkuman, ambil data yang penting saja, hal ini dikarenakan data yang ditemukan di lapangan banyak sehingga perlu disaring agar lebih fokus. Setelah reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk daftar kategori untuk setiap data.
Sistematika Penulisan
KAJIAN TEORI
Objek jaminan Fidusia
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Kegiatan Usaha
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Faktor penghambat jaminan fidusia pada unit kredit macet
Objek jaminan fidusia harus diikat dengan akta jaminan fidusia dan dilegalisir di kantor lembaga fidusia. Beberapa jenis faktor penghambat dalam pelaksanaan jaminan fidusia, seperti musnahnya objek jaminan fidusia, menurunnya nilai objek jaminan fidusia, atau belum dibayarkannya upah pekerja. Dengan demikian, apabila terjadi kredit macet maka kreditur dapat langsung mengambil alih objek jaminan fidusia tersebut.
Dimana perjanjian jaminan fidusia bukan merupakan suatu hak jaminan yang bersifat labirin karena hukum, melainkan harus disepakati terlebih dahulu antara pihak sewa dengan nasabah debitur. Salah satu ciri jaminan fidusia yang kuat adalah mudah dan pasti untuk dilaksanakan apabila debitur (pemberi fidusia) wanprestasi. Namun kenyataan yang terjadi dalam pemberian kredit kepada debitur adalah masih terdapat kendala pada saat pelaksanaan jaminan fidusia yang dijadikan jaminan.
Bisa juga karena kerugian atau usaha debitur bangkrut atau nilai jaminan perwalian menurun. Hal ini dapat berdampak pada Leasing sebagai kreditur yang akan kesulitan dalam menerapkan jaminan kepercayaan jika debitur mengalami wanprestasi. Pendaftaran jaminan perwalian biasanya dilakukan oleh notaris atas dasar kesepakatan antara debitur dan kreditur dalam perjanjian kredit.
Namun, suatu saat jika jaminan perwalian tidak didaftarkan karena kelalaiannya, menyebabkan jaminan perwalian tidak dapat dilaksanakan ketika debitur mengalami kredit macet atau wanprestasi. Menyerahkan dokumen-dokumen awal termasuk syarat-syarat pembuatan akta jaminan keuangan kepada Notaris untuk dipelajari, kemudian menyiapkan barang yang akan digadaikan, beserta kelengkapan berkasnya. Secara hukum, perseroan sebagai debitur memerlukan persetujuan dan tanda tangan debitur dan komisaris perseroan untuk melaksanakan pelaksanaan jaminan perwalian atas penyalahgunaan fasilitas kredit yang telah disewakan.
Membuat salinan surat pernyataan fidusia di notaris dan mengesahkan seluruh dokumen yang akan dilampirkan beserta surat pernyataan pendaftaran yang diperlukan di kantor fidusia. Penyerahan dokumen berupa salinan dokumen jaminan fidusia dan sertifikat jaminan fidusia kepada penerima jaminan fidusia.
Tinjaun Hukum Ekonomi Syari’ah Terhadap jaminan Fidusia
Review hukum ekonomi syariah terhadap jaminan fidusia pada unit kredit macet kendaraan roda dua di Astra Credit Companies (ACC). Dalam hal nasabah tidak mampu membayar dan mengalami wanprestasi, maka agunan tersebut digunakan sebagai pembayaran kedua untuk menutup risiko pembiayaan. 68/DSN-MUI/III/2008 Mengenai Rahn Tashily, kita dapat melihat bahwa rahin (debitur) memberikan bukti kepemilikan kepada murtahin (kreditur).
Astra Credit Companies (ACC) Bengkulu juga menerapkan bahwa kreditur atau rahin wajib memberikan bukti kepemilikan atas suatu benda yang dijaminkan. Astra Credit Companies (ACC) Bengkulu melakukan pembiayaan untuk mobil, sehingga bukti kepemilikan yang diperlukan adalah BPKB mobil yang bersangkutan. Astra Credit Companies (ACC) Bengkulu hanya tinggal fotokopi, sedangkan surat BPKB asli tetap di tangan nasabah (debitur).
Astra Credit Companies (ACC) Bengkulu tanpa surat peringatan terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan dalam fatwa nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 dan fatwa nomor: 92/DSN-MUI/IV/2014. Astra Credit Companies (ACC) Bengkulu melakukan penyitaan terhadap barang jaminan yang tidak sesuai dengan syariat Islam yang ada. Eksekusi jaminan fidusia pada PT. Asiam Credit Companise dilakukan terhadap nasabah yang wanprestasi dengan cara mengambil kembali barang jaminan dari tangan nasabah atau ke tangan pihak ketiga penerima pinjaman, yang merupakan upaya terakhir PT. Asiam Credit Companise Kota Bengkulu melakukan penyelamatan aset dalam upaya mengurangi kerugian. Jika nasabah tidak mampu lagi membayar angsuran dengan menjual asuransi, maka hasil penjualan akan digunakan untuk melunasi sisa utang penerima manfaat.
Faktor penghambat pelaksanaan penjaminan perwalian didasarkan pada berkurangnya jumlah atau nilai jaminan sebagai akibat bangkrutnya usaha debitur, dan kegagalan kreditur dalam menilai objek jaminan pada waktu yang telah ditentukan sampai dengan terjadinya wanprestasi. timbul dari debitur. Selain itu, faktor perampasan jaminan terhadap suatu objek jaminan juga menghambat proses penegakan hukum terhadap objek jaminan kepercayaan. Dapat disimpulkan bahwa PT. Praktek Asiam Credit Company dalam mengeksekusi objek jaminan tidak sesuai dengan hukum Islam yang ada.
Dalam penelitian ini hukum Islam yang dimaksud adalah menurut fatwa DSN MUI terkait rahn atau rahn tasjily. Sehubungan dengan tingkat pendidikan khususnya pengetahuan masyarakat di bidang hukum dan pemahaman tentang jaminan fidusia yang belum dipahami dengan baik oleh masyarakat, maka perlu bagi pegadaian untuk memberikan bimbingan hukum kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hukumnya. meningkat terutama terkait dengan perjanjian kredit dengan konstruksi jaminan fidusia serta segala dampak dan akibat yang ditimbulkannya.
PENUTUP
Saran
Dari sisi konsumen, konsumen tidak boleh merasa puas dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh masing-masing perusahaan pembiayaan kendaraan roda dua, meskipun perusahaan pembiayaan sangat membantu konsumen yang tidak memiliki cukup uang untuk membeli sepeda motor secara tunai, namun dalam hal ini konsumen Harus cermat dalam membaca secara menyeluruh setiap kontrak yang diajukan oleh pihak perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor roda dua sebelum mereka menandatangani kontrak tersebut. Badan peraturan perundang-undangan di bidang jaminan fidusia, Iskandar, metodologi pendidikan dan sosial (kuantitatif dan kualitatif). Mariam Darus Badrulzaman, KUHPerdata, Buku III Hukum Pertunangan Beserta Penjelasannya, Alumni, Bandung, 1996.
Sri Soedewi Masjachan, Hukum Penjaminan di Indonesia Dasar-Dasar Hukum Penjaminan dan Penjaminan Perorangan, (Yogyakarta: Liberty, 1980), Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Edukatif.