GITA YUNIKI_20401022 MUH AKBAR_ 20401002
ETIKA BISNIS DAN PROFESI AKUNTAN
DENGAN JUDUL MATERI:
LINGKUNGAN ETIKA DAN
AKUNTANSI
A.
PENTINGNYA ETIKA DALAM PRAKTIK BISNIS
B.
PRAKTIK BISNIS YANG TIDAK BERETIKA
C.
EKSPEKTASI MASYARAKAT TERHADAP BISNIS DAN AKUNTANSI
D.
EKSPEKTASI BARU DALAM BISNIS
E.
PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS
F.
LINGKUNGAN ETIKA UNTUK AKUNTAN PROFESIONAL
RUMUSAN MASALAH
Praktik bisnis merupakan aktivitas utama masyarakat yang wajib didukung oleh perilaku baik. Etika bisnis menjadi sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya (konsumen, distributor, produsen). Nilai-nilai (values) dalam etika bisnis adalah standar kultural dari perilaku yang diputuskan sebagai petunjuk bagi pelaku bisnis dalam mencapai dan mengejar tujuan.
A . PENTINGNYA ETIKA DALAM PRAKTIK BISNIS
. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi: yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang
diambil.
2. Prinsip Kejujuran: bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (misal kejujuran dalam pelaksanaan
kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3. Prinsip Keadilan: bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai
dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
B. PRAKTIK BISNIS YANG TIDAK BERETIKA
Praktik bisnis yang dijalankan selama ini masih cenderung
mengabaikan etika, rasa keadilan dan kerapkali diwarnai praktik-
praktik bisnis tidak terpuji atau moral hazard. Hal ini mengindikasikan
bahwa di sebagian masyarakat telah terjadi krisis moral dengan
menghalalkan maupun tujuan kelompok untuk eksistensi etika dan
nilai-nilai moral bagi para pelaku bisnis.
Menurut Komenaung (2007), masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kategori, yaitu:
1. Suap (Bribery) adalah tindakan berupa menawarkan, membeli, menerima, atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan
kewajiban public.
2. Paksaan (Coercion) adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu.
3. Penipuan (Deception) adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan
mengucapkan atau melakukan kebohongan.
Perusahaan memerlukan dukungan dari stakeholders seperti pemegang saham, pegawai, konsumen, kreditur, supplier, pemerintah, dan aktivis untuk dapat mencapai tujuan jangka panjangnya. Dukungan untuk bisnis secara umum tergantung pada kredibilitas penempatan stakeholders dalam komitmen perusahaan, reputasi perusahaan, dan kekuatan dari keunggulan kompetitif perusahaan.
C. EKSPEKTASI MASYARAKAT TERHADAP BISNIS DAN
AKUNTANSI
Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan perubahan ekspektasi publik terhadap perilaku bisnis:
A. Urusan lingkungan B. Sensitivitas moral
C. Penilaian buruk dan aktivis
D. Ekonomi dan tekanan persaingan
E. Kegagalan kepemimpinan dan penilaian resiko
D. EKSPEKTASI BARU DALAM BISNIS
Ekepektasi Baru dalam Bisnis akan meliputi:
1. Tugas baru dunia bisnis
Perubahan ekspektasi publik telah menyebabkan evolusi tugas-tugas dalam dunia bisnis. Kini kesuksesan perusahaan sangat tergantung pada seberapa sanggup perusahaan menyeimbangkan profit dan kepentingan stakeholder.
2. Kepemimpinan baru dan kerangka transparansi
Kinerja dewan direksi harus merefleksikan kepentingan stakeholder dalam hal pencapaian tujuan, proses, dan hasil.
3. Penguatan aturan untuk profesional akuntan
Ekspektasi publik akan kebenaran laporan kinerja perusahaan tidak lepas dari profesional akuntan yang menyiapkan atau mengaudit laporan keuangan tersebut. Profesional akuntan tersebut berfokus pada loyalitas kepada kepentingan publik dan adoptasi prinsip independensi, penilaian, objektivitas dan integritas.
Terdapat beberapa konsep dan istilah yang telah dikembangkan untuk memfasilitasi adanya perubahan akuntabilitas bisnis dan mengambil keputusan etis, yaitu:
1. Pendekatan Filosofis untuk Etika Perilaku
Teori ini menetapkan standar tinggi dalam perilaku bisnis yang dapat diterima. Teori ini dapat membantu direktur, eksekutif, dan akuntan untuk lebih memahami dasar etika bisnis dan dasar untuk melakukan bisnis yang bertanggung jawab secara sosial.
2. Pendekatan Untuk Pengambilan Keputusan Etis
Perkembangan akuntabilitas terhadap stakeholders dalam versi kontrak sosial perusahaan yang terbaru telah menjadikan eksekutif bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keputusan mereka mencerminkan nilai etika yang diterapkan untuk perusahaan, dan tidak mengabaikan hak-hak para stakeholder.
E. PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS
F. LINGKUNGAN ETIKA UNTUK AKUNTAN PROFESIONAL
Apresiasi terhadap berlangsungnya arus perubahan dalam lingkungan etika
untuk bisnis merupakan hal yang penting untuk memahami suatu informasi tentang
bagaimana akuntan profesional harus menafsirkan kode profesi mereka sebagai
karyawan perusahaan. Meskipun masyarakat mengharapkan semua akuntan
profesional untuk menghormati nilai nilai profesional objektivitas, integritas, dan
kerahasiaan, yang dirancang untuk melindungi hak-hak dasar publik, Akuntan
profesional harus memastikan nilai-nilai etika mereka saat ini dan mereka siap
untuk bertindak mematuhi nilai etika tersebut serta menjaga kredibilitas profesi
akuntan.
Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance.
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan.
Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed upon procedure.
Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.