ETIKA MENULIS ILMU PENGETAHUAN MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keilmuan yang dibina oleh Dr. Henny Indreswari, M.Pd.
Oleh : Kelompok 4
Ismawan Robiulkhair (220111802346) Muhammad Ali Najich (220111802227)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING NOVEMBER 2022
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami selaku kelompok 4 dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang
“Etika Menulis Ilmu Pengetahuan” ini dengan lancar. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak :
1. Dr. Henny Indreswari, M.Pd selaku dosen mata kuliah Etika Keilmuan.
2. Teman-teman.
Tentunya, makalah ini tidak lupt dari kesalahan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih baik lagi dalam penysusuna laporan makalah selanjutnya. Semoga, makalah ini memberi banyaka pengetahuan dan gambaran mengenai syarat -syarat ilmu , jenis keilmuan bimbingan dan konseling dan kaitanya dengan Etika Keilmuan dan bisa bermanfaat bagi semua pihak. Sekian yang dapat kami sampaikan, kurang lebihnya mohin untuk dimaklumi.
Malang, 2 November 2022
Penyusun
III DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Topik Bahasan 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Etika Menulis Ilmu Pengetahuan 3
2.2 Tujuan dan Fungsi Menulis Ilmu Pengetahuan 4
2.3 Sikap dalam Menulis Ilmu Pengetahuan 5
2.4 Sifat Etika Menulis Ilmu Pengetahuan 6
2.5 Kode Etik Menulis Ilmu Pengetahuan 6
2.6 Pelanggaran dalam Menulis Ilmu Pengetahuan 8
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan sangat diperlukan dalam kehidupan, maka dari itu, keberadaan ilmuwan yang senantiasa berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan sangat diperlukan. Manusia dapat membedakan secara jelas mana hal yang baik dan buruk, atau benar dan salah, yang susila dan asusila berdasarkan ilmu. Pada hakekatnya, ilmuwan adalah pelindung suatu kebenaran terhadap ilmunya. Salah satu karya besar yang diharapkan ilmuwan adalah tulisan ilmiah. Ilmiah dapat diartikan sebagai sifat dari ilmu atau science berasal dari bahasa latin yakni scientia yang berarti pengetahuan (knowledge) atau mengetahui (knowing). Jadi, sebagai suatu proses, kata ilmu diartikan sebagai suatu upaya sistematis untuk menggali pengetahuan baru, menambah atau menyempurnakan pengetahuan yang sudah ada yang disertai dengan bukti kebenarannya. Suatu tindakan yang memenuhi karakteristik keilmuan disebut sebagai tindakan ilmiah (scientific action), dan hasilnya adalah suatu karya ilmiah.
Ilmu pengetahuan dihasilkan dari suatu proses riset yang sesuai berdasarkan kaidah ilmiah mulai dari landasan teori, tujuan, fungsi, manfaat, hasil riset yang diharapkan, dan hasil riset terdahulu berkaitan dengan rujukan, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta rekomendasi atau saran untuk tindak lanjut terhadap hasil riset. Menulis ilmu pengetahuan adalah salah satu bentuk eksternal dari kegiatan riset. Tidak mungkin suatu ilmu pengetahuan dapat dituliskan sebelum riset dilakukan.
Menghasilkan suatu tulisan karya ilmiah atau ilmu pengetahuan merupakan suatu rangkaian proses yang diawali dan dilandasi dengan niat dan etika mencari kebenaran dan bukan mencari pembenaran. Esensi dari pencarian kebenaran adalah kejujuran, kesungguhan, dan kecerdasan.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa menulis ilmu pengetahuan diperlukan etika atau aturan agar ilmu pengetahuan yang ditulis 2 dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Maka dari itu, makalah ini akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan etika dalam menulis ilmu pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika menulis ilmu pengetahuan?
2. Apa tujuan dan fungsi menulis ilmu pengetahuan?
2
3. Bagaimana sikap yang harus dimiliki dalam menulis ilmu pengetahuan?
4. Bagaimana sifat etika menulis ilmu pengetahuan?
5. Apa saja kode etik yang terdapat dalam etika menulis ilmu pengetahuan?
6. Bagaimana pelanggaran dalam menulis ilmu pengetahuan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi etika menulis ilmu pengetahuan 2. Mengetahui tujuan dan fungsi menulis ilmu pengetahuan
3. Memahami sikap yang harus dimiliki dalam menulis ilmu pengetahuan 4. Memahami sifat etika menulis ilmu pengetahuan
5. Memahami kode etik yang terdapat dalam etika menulis ilmu pengetahuan 6. Memahami pelanggaran dalam menulis ilmu pengetahuan
3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Etika Penulisan karya Ilmiah
Etika adalah norma atau standar aturan perilaku yang membahas secara kritis (critical), rasional (rational) dan sistematis (systematic) tentang moral serta mengarahkan moral untuk memilih perilaku kita sendiri dan hubuganya dengan orang lain. (Cooper dan Schindler, 2011). Para ahli berpendapat etika merupakan cabang filsafat tentang perilaku manusia yang memandang dari baik dan buruknya perilaku tersebut. Etika dan moral diperlukan sebagai istilah yang sinonim walaupun sebenarnya terdapat perbedaan. Etika adalah filsafat moral yang membahas norma dan menentukan standar aturan perilaku manusia dalam kehidupanya. Sedangkan moral adalah system nilai tentang bagaimana kita hidup sebagai manusia. Etika membahas mengenai teoritis tentang nilai yang berlaku, sedangkan moral adalah penilaian atas perbuatan yang dilakukan (Gandhi, 2011).
Setiap penulis mempunyai gagasan dan hasil pemikiranya yang diungkapkan dalam berbagai pernyataan atau kalimat. Berbagai pernyataan dari gagasan dan hasil pikiranya tersebut harus bisa dihormati dan diharagai sebagai milikinya, etika penulisan ilmiah adalah norma atau standar aturan perilaku yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh penulis tentang baik dan buruknya cara penulisan ilmiah. Dalam hal ini, yang dinilai bukanlah benar (true) dan salahnya (false) suatu karya tulis ilmiah, melainkan baik dan buruknya cara penulisan ilmiah serta penulis yakin tahu baik, buruknya baginya. Seorang penulis bisa saja menulis dengan benar suatu karya tulis ilmiah, tetapi ada resiko bisa melanggar etika penulisan ilmiah. Karya ilmiah terdiri dari dua kata yaitu Karya dan Ilmiah. Karya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan, ciptaan. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu dan secara ilmu pengetahuan, memenuhi syrata kaidah ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah merupakan buah pemikiran seorang ilmuwan yang melakukan kepustakaan, mengumpulkan pengalaman, penelitian dan didapat dari pengetahuan orang sebelumnya dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Karya merupakan suatu hasil pemikiran ilmiah pada suatu bidang disiplin ilmu
4
tertentu disusun berdasarkan fakta, tidak bersifat emosional dan disusun secara sistematis, ilmiah , logis dan komprehensif.
Etika penulisan ilmiah bertujuan agar penulis mengetahui bahwa walaupun ia memiliki kebebasan dan bisa bertindak secara mandiri (otonom) dalam menulis karya tulis ilmiah, penulis harus mampu mempertanggung jawabkan apa yang dituliskan sehingga standar kualitas karya tulis ilmiah dapat terpelihara dan terjaga serta masyarakat terlindungi dan terjaga kepentingan masing-masing dan terlindungi dari kemungkinan dampak negatifnya. Dengan demikian penulis disamping memiliki hak kebebasan untuk mengungkapkan pemikiranya sehingga dihormati dan dihargai orang lain, juga memiliki kewajiban mempertanggungjawabkan apa yang dituliskan. (Arifin, 2016).
Etika menulis ilmu pengetahuan adalah norma atau perilaku yang membahasa secara kritis, rasional dan sistematis tentang moral serta mengarahkan gagasan pemikiran dalam melakukan penelitian, kepustaan dan didapat dari pengetahuan orang sebelumnya dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
2.2 Tujuan dan Fungsi Etika Penulisan Ilmu Pengetahuan 1. Tujuan
Tujuan dari penulisan Ilmu pengetahuan adalah untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu, untuk menambah dam mengembangkan ilmu pengetahuan tentang suatu pokok permasalahan tertentu, melatih kemampuan menulis dan berpikir ilmiah bagi penulis yang menulis karya ilmiah. Adapun tujuan dalam penulisan ilmu pengetahuan secara umum adalah :
a. Sebagai wujud menyampaikan ide atau gagasan pada bidang tertentu.
b. Sebagai diskusi terhadap ide atau gagasan dalam pertemuan ilmiah, seperti seminar atau sejenisnya.
c. Melatih untuk menuangkan ide dan hasil penelitian dalam suatu karya tulis yang metodologis dan sistematis.
d. Menjadi wahana transformasi pengetahuan anatara sekolah dan masyarakat.
e. Melatih ketrampilan dasar untuk melakukan penelitian secara benar dan teratur.
5
f. Sumber pengetahuan yang berguna bagi orang -orang yang membacanya.
2. Fungsi
a. karya ilmiah berfungsi sebagai bahan rujukan atau refrensi untuk persiapan dalam penulisan karya tulis maupun kegiatan yang bersifat ilmiah.
b. Sebagai fungsi edukatif, dimana ketika kita daya menulis karya ilmiah maka wawasan yang didapat akan meningkat terhadap berbagai bidang keilmuan.
c. Karya ilmiah juga berfungsi sebagai fungsi sentral maksudnya adalah bahwa karya ilmiah mampu memperluas wawasan kepada masyarakat umumnya dalam perkembangan ilmu sebab dalam karya ilmiah, orang bebas menyampaikan ide atau gagas
2.3 Sikap Penulisan Ilmu Pengetahuan
Sikap penulisan karya ilmiah bersifat objektif, jadi penulis dituntut agar menulis karya ilmiah dengan didasarkan atas fakta kuat sesua yang telah ditemui di lapangan serta terdapat penguatan teori-teori yang diakui. Dalam menulis karya ilmiah diperlukan penulis yang memiliki sikap-sikap ilmiah. Menurut Brotowidjoyo (1985) sikap penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut :
1. Sikap rasa ingin tahu
Sikap ini diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa terjadi hal itu dan mengapa demikian ? apa saja unsur unsurnya ? bagaimana kalua diganti dengan komponen yang lain .
2. Sikap Kritis
Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak mungkin , baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
3. Sikap objektif
Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa disertai perasaan pribadi atau sentiment.
6 4. Sikap berani mempertahankan kebenaran.
Seorang ilmuan harus berani membela fakta atas hasil penelitianya. Bahwa penelitian yang dilakukan sesuai dengan fenomena permasalahan dan temuan dilapangan.
5. Sikap menghargai karya orang lain
Sikap intelektual ini diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain dan menganggapnya sebagai karya yang orisinil milik pengarangnya. Hal ini diperlihatkan dengan menulis sumber acuanya.
6. Sikap tekun dan tidak merasa jemu melakukan penyelidikikan.
Bersedia Kembali melakukan eksperimen yang hasilnya masih samar atau meragukan, tidak berhenti melaksanakan kegiatan-kegiatan jika belum selesai, terhadap hal yang hendak diketahui, ia berusaha dengan sangat cermat.
7. Sikap terbuka
Bersedia mendengarkan argument orang lain sekalipun berbeda denga apa yang diketahuinya, juga menerima kritikan dan respon negative terhadap pendapatnya.
(Herson, 2009).
2.4 Sifat Etika Menulis Ilmu Pengetahuan
Sifat etika penulisan ilmiah yang harus dimiliki peneliti atau penulis menurut Ginting dan Situmorang (2008) terdiri atas bebas dari plagiarisme, menjunjung hak cipta, keabsahan (validity), serta keterandalan (reliability: accuracy and consistency) yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Bebas dari plagiarisme
Penyusunan karya tulis ilmiah harus bebas dari plagiarisme, yaitu penggunaan suatu gagasan, hasil, pernyataan, ataupun kalimat orang lain yang diakui sebagai karya tulisnya tanpa menyebutkan sumbernya.
Pencantuman sumber itu sangat penting guna memberikan penghargaan kepada penulisnya berupa pengakuan yang semestinya atas tulisan tersebut. Pengakuan tersebut dapat dengan menyebutkan sumber kutipannya, seperti nama penulis, tahun terbitan, dan halaman yang dikutip. Plagiasi sendiri dapat diartikan sebagai perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memeroleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010, Pasal 1 ayat 1).
7
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa plagiat lebih mengutamakan pada pencantuman sumbernya sehingga jenis plagiat tersebut dapat berupa:
pengambilan kutipan langsung penulis lain secara keseluruhan gagasan atau hasil pemikiran penulis lain tanpa menyebutkan sumbernya pengambilan kutipan langsung penulis lain hanya sebagian dari pernyataan atau kalimatnya tanpa menyebutkan sumbernya pengambilan kutipan tidak langsung yang diuraikan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat penulis sendiri tanpa menyebutkan sumbernya. Dalam hal ini, pengertian kutipan yang sudah dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan dan pengertian sumber adalah dapat berasal dari penulis orang lain dan dapat juga berasal dari penulis itu sendiri.
2. Menjunjung hak cipta
Hak cipta berkaitan erat dengan hak atas keaslian hasil temuan ilmu dan pengetahuan. Maka dari itu, hak cipta adalah hak penemu atas keaslian hasil temuannya dalam ilmu dan pengetahuan serta hak untuk mengumumkan atau memperbanyak hasil temuannya, seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (2014) yaitu hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Keabsahan (validity)
Keabsahan terkait dengan konsep atau gagasan yang diungkapkan. Setiap penulis karya tulis ilmiah harus mampu mengungkapkan konsep atau gagasan yang diuraikannya secara baik bahwa gagasannya adalah sebenarbenar gagasan yang menjadi dasar uraiannya. Dari awal suatu tulisan, penulis harus mampu mengungkapkan gagasannya tersebut secara baik sehingga tidak dapat memberikan makna lain atas tulisannya.
4. Keterandalan (reliability: accuracy and consistency)
Keterandalan juga merupakan sifat utama dari suatu karya tulis ilmiah.
Keterandalan merupakan ketepatan (accuracy) dan kemantapan (consistency) atas materi tulisan. Suatu tulisan harus bisa diungkapkan secara tepat sesuai dengan maknanya sekaligus harus konsisten setiap uraiannya. Keabsahan memiliki keterkaitan dengan keterandalan. Apabila suatu tulisan adalah absah (valid), sudah dapat dipastikan
8
bahwa tulisan tersebut juga akan andal (reliable). Sebaliknya apabila tulisan tersebut andal (reliable) tulisan tersebut belum tentu akan absah (valid).
2.5 Kode Etik Menulis Ilmu Pengetahuan
Kode etik dalam menulis ilmu pengetahuan merupakan norma atau aturan yang perlu diperhatikan dan ditaati dalam penulisan ilmu pengetahuan. Menurut Hariwijaya dan Triton (2011), kode etik yang harus ditaati oleh peneliti atau penulis, meliputi:
1. Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan dari hasil karya orang lain.
2. Menjaga kebenaran dan manfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak menyesatkan
3. Menulis secara cermat, teliti, dan tepat
4. Bertanggung jawab secara akademis atas tulisannya 5. Memberikan manfaat kepada masyarakat pengguna
6. Menerima saran-saran perbaikan dari editor berkala yang dituju 7. Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain
8. Menyadari sepenuhnya untuk tidak melakukan pelanggaran ilmiah (plagiat).
Sedangkan menurut Ismail dan Bambang (2020), kode etik dalam menulis ilmu pengetahuan tidak jauh beda dengan pendapat dari Hariwijaya dan Triton, diantaranya:
1. Penulisan harus dilakukan secara bertanggung jawab, cermat, dan seksama.
2. Karya tulis ilmiah harus orisinil, bukan plagiat dari hasil karya orang lain 3. Menjaga kebenaran, fakta, dan manfaat yang disampaikan dalam hasil
tulisannya
4. Bertanggung jawab atas tulisannya
5. Menerima saran dan kritik yang diterima dari pembaca, reviewer, maupun editor
6. Menyadari secara sepenuhnya untuk tidak melakukan pelanggaran dalam penulisan karya ilmiah atau menulis ilmu pengetahuan.
2.6 Pelanggaran dalam Menulis Ilmu Pengetahuan
Beberapa pelanggaran yang biasanya ditemukan ketika ilmuan menulis ilmu pengetahuan ke dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut (Amrullah et al., 2019):
1. Fabrikasi dan Falsifikasi
Data Fabrikasi data merupakan istilah untuk dimana ilmuan mengada-adakan data atau data yang ditampilkan sebenarnya tidaklah ada atau nyata. Untuk falsifikasi
9
data adalah kondisi dimana ilmuan merubah data agar sesuai dengan keinginan yang ingin mereka harapkan.
2. Pemanfaatan data
dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan Ketika ilmuan memanfaatkan data yang berasal dari sumber tidak terpercaya atau tidak jelas, maka ini akan mempengaruhi outcome atau hasil yang didapat kelak, karena validitasnya diragukan. Bahkan lebih lanjut sebaiknya peneliti tidak menggeneralisasikan hasil penelitian ilmuan lain ke dalam hasil penelitiannya, karena mengingat adanya perbedaan karakteristik subjek maupun objek penelitian.
3. Salami slicing
Salami slicing adalah tindakan dimana peneliti memisahkan hasil peneliti menjadi beberapa bagian dan menerbitkan pada jurnal-jurnal yang berbeda. Hal seperti ini tidak dibenarkan karena akan mempengaruhi penarikan kesimpulan oleh para pembaca (Shadiqi, 2019).
4. Publikasi ganda
Berbeda dengan salami slicing yang membagi hasil penelitian ke beberapa karya ilmiah, melalui publikasi ganda seorang peneliti biasanya mensubmit penelitian yang sama persis di berbagai jurnal yang berbeda.
5. Plagiarisme
Plagirasime adalah mengambil penjelasan orang lain tanpa memberikan credit akan penjelasan tersebut bersumber dari siapa.
10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Etika menulis ilmu pengetahuan adalah berbagai aturan yang harus diikuti oleh ilmuan dalam menulis karya ilmiahnya. Tujuan dari adanya kode etik dalam penulisan ilmu pengetahuan adalah menjamin akurasi temuan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, melindungi hak peneliti, melindungi objek peneliti dari pemalsuan dan kerusakan, menjaga reputasi ilmuwan, menegakkan etika moral dalam berperilaku.
Sedangkan fungsi dari etika menulis ilmu pengetahuan yakni sebagai bagian sistem IPTEK yang menentukan kemajuan ilmu pengetahuan, memelihara hati nurani dalam diri peneliti dengan berpegang pada moralitas peneliti , mengawal penghormatan pada nilai-nilai etika dalam penelitian. Sikap yang harus dimiliki ilmuan dalam menulis ilmu pengetahuan yakni objektif, kejujuran, ketelitian, keterbukaan, tanggung jawab, dan mematuhi kode etik. Ilmuan dalam menulis ilmu pengetahuan harus bisa menjauhkan diri dari plagiarism, menjunjung hak cipta, keabsahan, dan keterandalan. Beberapa pelanggaran dalam menulis ilmu pengetahuan adalah fabrikasi dan falsifikasi data, memanfaatkan dari dari sumber tidak terpercaya, salami slicing, publikasi ganda, dan plagiarism.
3.2 Saran
Sebagai seorang peneliti, sebaiknya kita memahami kode etik dengan baik dan benar. Selain mematuhi kode etik dalam penulisan Ilmu Pengetahuan, kita harus perlu mengembangkan pengetahuan dengan cara menulis. Sikap dan ketrampilan seorang peneliti harus dikembangkan untuk agar terhindar dari pelanggaran dan kode etik dalam menulis ilmu pengetahuan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, R., T., A. A., P, M. R., & N, R. H. Y. (2019). Etika Penulisan Ilmiah. Unpad.
Cooper & Schindler. 2011. Business Research Methods. New York: McGraw-Hill Companies Inc.
Ginting, P., dan Situmorang, S. H. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Sumatera Utara:
USU Press.
Hariwijaya, M. dan Triton P. B. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Oryza.
Ismail dan Bambang Triyanto. 2020. Penulisan Karya Ilmiah. Skripsi. Klaten: Lakeisha.
Loue, S. 2002. Textbook of Research Ethics: Theory and Practice. New York: Kluwer Academic Publishers.
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Shadiqi, M. A. (2019). Memahami dan Mencegah Perilaku Plagiarisme dalam Menulis Karya Ilmiah. Buletin Psikologi, 27(1), 30. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.43058 Suswandari. 2020. Kode Etik Penelitian dan Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Undang-undang Republik Indonesia. 2014. UU No. 28 Tentang Hak Cipta. Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik.
Wilujeng, Sri Rahayu. 2012. Filsafat, Etika, dan Ilmu: Upaya Memahami Hakikat dalam Konteks Ke Indonesiaan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Widodo, Agus Pratomo Adi. 2018. Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.