• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 1: ETIKA PROFESI

N/A
N/A
Raisyah Alia alfadia

Academic year: 2023

Membagikan " MODUL 1: ETIKA PROFESI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Kode etik profesi merupakan pedoman sikap, perilaku dan tindakan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi merupakan kelanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi.

RANGKUMAN

Pada umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasihat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.

LATIHAN

TEST FORMATIF

Pada modul ini kita akan membahas tentang pengertian dan teori moralitas yang menjadi fokus utama etika, serta komponen sistem kendali yang membedakan manusia dengan hewan yaitu hati nurani. Pada bagian ini penulis tidak membedakan antara hati nurani dan hati nurani, sehingga bagian ini terkadang ditulis dengan hati nurani atau hati nurani, menurut penulis keduanya sama.

PENGERTIAN MORAL DAN TEORI MORAL

Menurut Ross (1992), tanggungjawab semula jadi ini membantu individu membuat keputusan moral berdasarkan. Janusz (2001) juga menjelaskan bahawa Kant berpendapat bahawa untuk memudahkan individu melakukan tindakan moral, adalah perlu untuk memuliakan orang lain.

SUARA HATI/ HATI NURANI

Dalam pikiran manusia ada dua suara, yaitu suara ketakutan (godaan) dan suara hati nurani. Cara kerja hati nurani/suara hati: Melihat ke depan dan melihat ke belakang, dari dua cara kerja ini, prospektif adalah yang terbaik.

PEMBINAAN HATI NURANI

Suara hati itu

RANGKUMAN

Keputusan hati nurani/hati nurani merupakan keputusan yang diyakini merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Menumbuhkan hati nurani merupakan upaya agar hati nurani kita semakin sejalan dengan nilai dan norma moral yang berlaku.

SOAL LATIHAN DAN TUGAS

Awalnya kecil, namun karena tidak bisa mengendalikan keinginannya untuk menang dan ingin memulihkan kerugiannya, akhirnya sang pedagang menutup mata. Orang lain tidak mengetahui kebiasaannya berjudi, sehingga untuk menutupi rasa malunya ia mulai menebar fitnah. Sang saudagar tak menyangka dampak perbuatannya akan begitu buruk, ia bergegas menemui temannya dan meminta maaf.

Dalam keadaan lemah, sahabat itu berkata, “Aku mempunyai dua permintaan: Pertama, tolong ambilkan bantal dan pergilah ke atap, pergilah ke atap, ambillah kapas yang ada di dalam bantal dan sebarkan.” Pedagang itu berhenti sejenak lalu menjawab, “Maaf sobat, saya tidak dapat memenuhi permintaan Anda. Kapasnya sudah tersebar kemana-mana, tidak mungkin dikumpulkan.'

KEBEBASAB DAN TANGGUNG JAWAB

PENDAHULUAN

PENGERTIAN KEBEBASAN

Kebebasan mengandung dua makna, yaitu: mampu menentukan nasib sendiri, dan tidak dibatasi oleh orang lain atau masyarakat. Apakah dan sejauh mana kita dapat memutuskan sendiri bergantung pada sejauh mana orang lain memberi kita kebebasan. Kebebasan manusia juga berarti bahwa pilihan tindakannya tidak dibatasi oleh orang lain.

Kebebasan dalam pengertian ini adalah syarat-syarat fisik dan sosial yang harus dipenuhi agar kita dapat melaksanakan kebebasan kita secara konkrit. Franz Magnis Suseno merumuskan hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab sebagai berikut: “Semakin seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka semakin terbatas wawasannya dan semakin lemah pula dirinya.” Sempit karena ia semakin memperhatikan kepentingan dan perasaannya sendiri dibandingkan tanggung jawab obyektif.

Apalagi kalau jadi pemimpin di masyarakat, lebih banyak kebebasannya, misalnya banyak fasilitas, punya bawahan, jadi mudah dalam beraktivitas, tapi dengan kebebasan yang banyak, tanggung jawab lebih besar menanti.

RANGKUMAN

SOAL LATIHAN

  • APA MAKNA KEBEBASAN BAGI MANUSIA?
  • MENGAPA MENOLAK UNTUK BERTANGGUNG JAWAB BERARTI MEMISKINKAN WAWASAN DAN MEMPERLEMAH MANUSIA?
  • BERIKAN CONTOH TINDAKAN YANG BERTANGGUNG JAWAB!
  • APA ARTI PENGINTEGRASIAN PERSONAL SEKSUALITAS?
  • BAGAIMANA BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP AKIBAT SOSIAL HUBUNGAN SEKSUAL?

K OMUNIKASI E FEKTIF

MODUL IV

PENGERTIAN KOMUNIKASI

  • TUJUAN KOMUNIKASI
  • FUNGSI KOMUNIKASI
  • DASAR KOMUNIKASI
  • JENIS KOMUNIKASI
  • MACAM KOMUNIKASI

Kata “komunikasi” dapat mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya, misalnya dapat berarti pengertian, hubungan atau interkoneksi, saling pengertian dan pesan, selain itu komunikasi juga mempunyai arti sebagai suatu proses sosial, suatu peristiwa, sebagai pengetahuan, dan sebagai suatu hal. Keterampilan. Kata “Komunikasi” berasal dari bahasa Latin yaitu “Cum” yang merupakan kata depan yang berarti “dengan” atau “bersama dengan” dan kata “Umus” yang merupakan kata bilangan yang berarti “satu”. Komunikasi yang efektif terjadi bila maksud dan inti pesan komunikator sama dengan pemahaman dan penafsiran komunikator.

Tergantung pada pelaku komunikasi yang terlibat, jenis komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi formal dan informal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan individu lain, kelompok kecil, atau sekelompok besar orang. Komunikasi horizontal adalah suatu bentuk komunikasi yang terjadi antara satu orang (kelompok) dengan orang lain (kelompok) yang selapis dan dari satuan kerja yang sama. 2) Komunikasi diagonal.

Komunikasi diagonal merupakan suatu bentuk komunikasi yang terjadi antara seseorang (kelompok) dengan orang lain (kelompok) yang berbeda satuan kerja dan tingkatan.

UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI Unsur-unsur di dalam komunikasi adalah

Pesan yang dikomunikasikan biasanya merupakan pesan yang mengandung informasi, seperti peristiwa, data, fakta atau penjelasan, dan mempunyai makna. Proses pengkodean memungkinkan penyampaian pesan yang ingin disampaikan pengirim dalam bentuk simbol-simbol yang bermakna dan berguna serta dapat dipahami oleh penerima pesan sesuai dengan maksud pengirim pesan. Saluran komunikasi, atau sering disebut saluran, adalah saluran yang digunakan oleh pengirim pesan agar pesan dapat sampai ke penerima.

Saluran komunikasi juga dapat diartikan sebagai alat yang digunakan oleh pengirim pesan untuk menyampaikan pesannya. Dalam keadaan normal, artinya tidak terjadi gangguan/hambatan dalam komunikasi, maka penerima dapat mengartikan dan menerjemahkan pesan yang diterima sesuai dengan maksud pengirim. Umpan balik negatif berarti penerima pesan tidak dapat menerima pesan yang diterimanya dengan baik.

Umpan balik tidak langsung: umpan balik yang memakan waktu (delayed feedback), umumnya korespondensi antar instansi termasuk dalam umpan balik jenis ini.

PROSES KOMUNIKASI Perhatikan gambar berikut

Model ini ditandai dengan adanya unsur umpan balik, sehingga proses komunikasi tidak dimulai dari satu titik dan berakhir di titik lain.

HAMBATAN KOMUNIKASI DAN PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF

  • SALAH PAHAM DALAM KOMUNIKASI

Kesalahpahaman yang disebabkan oleh faktor Komunikator antara lain isi pesan yang tidak jelas, isi pesan yang jelas namun kemasannya tidak sesuai, media yang dipilih tidak tepat, ada konflik batin pada pengirim berita, atau ada adalah masalah dalam menyampaikan pesan. Kesalahpahaman yang disebabkan oleh faktor penyampaian pesan antara lain faktor fisik seperti tulisan yang tidak/sulit dipahami atau tidak adanya sinyal (untuk alat komunikasi yang membutuhkan gelombang radio), alat pendengar yang tidak berfungsi sempurna, suara yang tidak jelas (akibat gagap, dua pesan atau lebih disampaikan secara bersamaan, dan bersaing memperebutkan perhatian penerima pesan, terdapat ketidakkonsistenan pesan yang disampaikan. Kesalahpahaman yang disebabkan oleh faktor komunikasi antara lain gangguan fisik, misalnya pencahayaan yang buruk, gangguan penglihatan dan/atau pendengaran, gangguan suara , lingkungan, gangguan jiwa, atau latar belakang budaya, pendidikan dan pengalaman yang sangat berbeda dengan komunikator, termasuk perbedaan penafsiran kata, serta perbedaan reaksi emosi.

Biasanya orang yang mempunyai status lebih tinggi akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang statusnya lebih rendah dari dirinya. Sebaliknya, masyarakat yang berstatus lebih rendah akan kesulitan berkomunikasi dengan orang yang berstatus lebih tinggi. Yang dimaksud dengan bahasa adalah segala bentuk yang digunakan dalam proses penyampaian berita, baik itu bahasa lisan, tulisan, dan gerak tubuh.

Secara manajerial, setiap orang yang menduduki jabatan manajerial tertentu mempunyai wewenang atau kewenangan untuk memerintahkan orang lain/bawahannya untuk melakukan atau tidak melakukan suatu hal tertentu.

TUJUH FAKTOR KOMUNIKASI EFEKTIF

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF

Cara mendengarkan dengan kurang perhatian ini disebut mendengarkan periferal atau mendengarkan dengan sikap acuh tak acuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa kita tertarik dengan apa yang dibicarakan orang, perasaan yang menyertainya, dan kebutuhan yang terkandung dalam percakapan tersebut, yang diungkapkan dalam bahasa non verbal yaitu ekspresi wajah, gerakan mata, gerak tubuh, kemiringan badan dan jarak duduk. Tindakan seperti itu membuat pembicara merasa bosan atau tidak tertarik dengan isi pembicaraan atau kurang memperhatikan apa yang dibicarakannya.

Keterampilan verbal dalam berbicara lisan merupakan kemampuan mengungkapkan materi lisan dengan kata-kata yang dapat dipahami banyak orang dan mudah dicerna. Saat berbicara, hindari penggunaan istilah atau jargon yang kemungkinan besar tidak dapat dipahami oleh lawan bicara dan sangat disarankan untuk menggunakan kalimat yang singkat, sederhana dan langsung pada pokok permasalahan. Jangan merasa malu untuk melakukan hal ini, karena pendengar akan mengira kita hanya menekankan poin-poin pembahasan tertentu agar lebih lengkap.

Gaya bertutur dengan gerak tubuh (Panto Mimic and Mimic) Penutur menyampaikan pesannya melalui gabungan ekspresi wajah dan gerakan bagian tubuh.

RANGKUMAN

Sebagai penerima pesan, Anda perlu memperhatikan kemampuan mendengarkan, kemampuan bertanya/memberi masukan, berpikir kreatif, dan berpikiran terbuka.

LATIHAN

M O TIVASI DAN T EAM BUILDING

MODUL V

TEORI TEORI MOTIVASI

  • TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
  • TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
  • TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
  • TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
  • Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
  • Clayton Alderfer ERG

Anggota tim merasa memiliki pekerjaan dan organisasi mereka karena mereka berkomitmen untuk mencapai tujuan. Beberapa saran untuk meningkatkan kinerja organisasi diterima dengan baik, meskipun datang dari anggota tim lainnya. Seluruh anggota tim tidak ragu untuk mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan tanpa khawatir akan perbedaan pendapat.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan sebuah tim agar anggota tim dapat membangun kebanggaannya antara lain: Tidak semua anggota tim memiliki motivasi yang sama, ada anggota yang produktif, dan ada juga yang enggan berpartisipasi aktif. Kunci lainnya adalah komunikasi yang efektif, mendengarkan secara aktif, kemampuan memotivasi anggota tim dan penyelesaian konflik yang efektif.

Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal, jadi doronglah anggota tim untuk terlibat dalam penyelesaian masalah secara terbuka dan damai.

GAYA RESPON KONFLIK 1. Menghindar

  • Mengakomodasi
  • Penyelesaian Masalah Ciri Perilaku
  • RANGKUMAN

Dalam tim yang efektif, tidak semua anggota kelompok saling menyukai, namun yang utama adalah mampu bekerja sama secara efektif. Salah satu cara yang disarankan agar orang lain menerima saran yang diajukan adalah dengan menempatkan diri Anda pada peran orang lain, dimana setiap anggota tim mewakili pandangan orang lain. Tim yang dinamis adalah tim yang berkinerja sangat tinggi yang dapat menggunakan seluruh energi dalam tim untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai.

Tim yang dinamis adalah tim yang penuh rasa percaya diri, yang anggotanya sadar akan kelebihan dan kekurangannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan dalam membangun tim yang dinamis akan berjalan lancar jika anggota tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun kekompakan dalam sebuah tim, setiap anggota kelompok harus mampu menerima keberagaman anggota tim.

Tanda-tanda konflik antara lain: anggota kelompok melontarkan komentar dan sugesti secara emosional, anggota kelompok menyerang gagasan orang lain sebelum selesai, anggota kelompok saling menuduh tidak memahami masalah sebenarnya, anggota kelompok selalu bertindak dan menolak kompromi, anggota tim saling menyerang. secara langsung.

SOAL LATIHAN

Modul ini juga menampilkan peraturan mengenai tindak pidana korupsi, seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dikombinasikan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Perubahan. Mahasiswa yang membaca modul 6 diharapkan mampu bertindak sungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga terhindar dari praktik korupsi.

MODUL VI

TUGAS DAN LATIHAN

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

” Menyatakan Penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang RI No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI

• Menyatakan Penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah

Dari rumusan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 20

Secara yuridis yang dimaksud tindak pidana korupsi sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 2 ayat [1] dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang Nomor

Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Sehingga, untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan korupsi, dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu : Pasal 2 Ayat 1 :

Pidana Penjara Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri

Pasal 18 ayat 2 Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengatur "jika terpidana tidak membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud dalam ayat 1