Secara umum drainase diartikan sebagai rangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu areal atau tanah, sehingga tanah dapat berfungsi secara optimal. Berapa intensitas curah hujan yang direncanakan dengan menggunakan data curah hujan yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi. Untuk mendapatkan intensitas curah hujan yang direncanakan di wilayah studi dengan menganalisis data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan di wilayah tersebut.
Sistem drainase dapat didefinisikan sebagai rangkaian pekerjaan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu area atau tanah, sehingga tanah dapat berfungsi secara optimal. Menurut Thegorbalsla (2018), proses siklus hidrologi adalah yang pertama, semua air di bagian bumi manapun akan menguap. Penguapan merupakan tahap pertama dalam siklus hidrologi dalam tahap ini air menguap di sungai dan lain-lain.
Air yang ada di semua badan air menguap karena panas matahari dan penguapannya disebut evapotranspirasi. Tahap pertama dari siklus hidrologi adalah penguapan atau penguapan berbagai perairan di badan air. Pada saat itu, seluruh air yang telah melewati beberapa tahapan siklus hidrologi akan kembali ke laut.
Limpasan permukaan merupakan bagian dari curah hujan berlebih yang mengalir selama atau setelah musim hujan.
Tipe-tipe Hujan 23
Intensitas Hujan 23
25 Rumus mononobe biasa digunakan di Jepang dan digunakan untuk menghitung intensitas curah hujan berdasarkan data curah hujan harian.
Analisa Curah Hujan 25
Koefisien Pengaliran 25
Jika karakteristik tata guna lahan dan konstruksi yang ada di permukaan tanah seperti jalan aspal, atap bangunan, dan lain-lain, yang mencegah air hujan mencapai permukaan tanah secara langsung, sehingga tidak dapat meresap, akan mengakibatkan limpasan permukaan hampir 100%.
Analisa Hidrolika 26
Dimensi Saluran 28
39 Curah hujan rancangan ini digunakan untuk menentukan intensitas curah hujan yang dibutuhkan saat memperkirakan debit puncak (flood flow) seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3. 45 Nilai X2 hasil perhitungan dapat dilihat dari tabel 4.8 dan 4.9 Syarat yang harus dipenuhi adalah X2 hitung < X2cr. 46 Perhitungan uji kecocokan distribusi dengan Smirnov Kolmogorof untuk metode Pearson Log Type III pada daerah yang ditinjau dapat dilihat dari tabel 4.10.
Perhitungan curah hujan dengan metode distribusi Pearson Log Type III seperti terlihat pada tabel 4.12. Intensitas jumlah curah hujan pada satu waktu, berikut hasil perhitungan intensitas curah hujan pada Tabel 4.14. Dari hasil Q debit banjir rencana dan analisis Q waduk di atas dibuat perbandingan hasil perhitungan untuk mengetahui kondisi saluran drainase seperti pada Tabel 4.17.
55 Tabel 4.19: Hasil survei drainase Saluran Sekunder (SS) sebelah kiri di wilayah Kelurahan Tanah Enam Ratu. Dari hasil survei juga diketahui bentuk saluran drainase sekunder di sebelah kanan dapat dilihat pada Gambar 4.8. Berdasarkan hasil Q banjir rencana dan analisis Q majalah di atas, dibuat perbandingan hasil perhitungan untuk mengetahui kondisi saluran drainase seperti pada Tabel 4.20.
Dari hasil survey juga diketahui bahwa bentuk saluran sekunder sebelah kiri dapat dilihat pada Gambar 4.10. Dari hasil survey juga diketahui bentuk saluran sekunder sebelah kiri dapat dilihat pada Gambar 4.11. Dari hasil survey juga diketahui bahwa bentuk saluran sekunder sebelah kiri dapat dilihat pada Gambar 4.12.
Dari hasil debit banjir rencana Q dan analisis Q waduk di atas dibuat perbandingan hasil perhitungan untuk mengetahui kondisi saluran drainase seperti pada tabel 4.21. 67 Tabel 4.21: Perhitungan Analisis Q Reservoir dan Analisis Q Debit Banjir Di Kawasan Kelurahan Tanah Enam Ratu. 69 Dari hasil debit banjir rencana Q dan analisis Q waduk di atas, dilakukan perbandingan hasil perhitungan untuk mengetahui kondisi saluran drainase seperti pada tabel 4.23.
METODE PENELITIAN 32
Bagan Alir Penelitian 32
Lokasi Penelitian 33
- Kondisi Umum Lokasi Studi 34
Batas-batas Daerah 34
Letak Geografis dan Tata Guna Lahan 35
- Data Sekunder 36
Pengolahan Data 36
- Analisa Debit Rencana 37
ANALISA DATA 38
Distribusi Ej Gumbel 41
- Uji Kecocokan Smirnov Kolmogorof 45
Berdasarkan parameter data curah hujan normal, distribusi yang sesuai dengan curah hujan tertentu dapat diperkirakan. Uji kecocokan distribusi adalah untuk menentukan kesesuaian (The Goodness Of Fist Test) distribusi frekuensi data sampel dengan fungsi distribusi probabilitas yang diharapkan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi, pengujian parameter Dibutuhkan. Untuk menguji kecocokan metode Log Pearson Tipe III dan metode Gumbel, digunakan uji kecocokan Chi-Square untuk menguji distribusi pengamatan.
Uji kecocokan Smirnov Kolmogorof sering juga disebut uji kecocokan nonparametrik karena uji tersebut tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Karena nilai Dmax lebih kecil dari nilai Do kritis (0,0827 < 0,41), maka persamaan distribusi yang diperoleh dapat diterima.
Pengukuran Curah Hujan Rencana 47
Analisa Debit Rencana 49
Intensitas Curah Hujan 50
Saluran Drainase dan Daerah Tangkapan Air (Google Earth, 2018) Luas saluran drainase di Desa Tanah Enam Ratu Kecamatan Medan Marelan adalah 7,43 Ha. Analisis hidrolik penampang saluran drainase di kawasan Desa Tanah Enam Ratus dilakukan dengan membandingkan besar debit banjir rencana dengan kapasitas saluran dalam menampung debit banjir. Dari hasil survei juga diketahui bahwa bentuk saluran drainase sekunder dapat dilihat di sebelah kanan pada Gambar 4.4.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa bentuk saluran drainase sekunder dapat dilihat di sebelah kanan pada Gambar 4.5. Hasil survei juga menunjukkan bahwa bentuk saluran drainase sekunder dapat dilihat di sebelah kanan pada Gambar 4.6. Hasil survei juga menunjukkan bahwa bentuk saluran drainase sekunder dapat dilihat di sebelah kanan pada Gambar 4.7.
Dari hasil survey juga diketahui bentuk saluran sekunder sebelah kiri dapat dilihat pada Gambar 4.9. Direncanakan dimensi saluran drainase primer yang aman terhadap debit banjir adalah dimensi saluran yang memiliki lebar 1,5 meter, tinggi 1,5 meter dan mampu menampung debit banjir sebesar 1.793 m³/detik. Dari analisis dan observasi di lapangan, diketahui ada beberapa titik di saluran drainase primer yang tidak berfungsi normal.
Harus ada kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan dan perawatan saluran air agar tetap berfungsi normal. Hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak terkait untuk merencanakan sistem saluran drainase di daerah penelitian ini di masa yang akan datang. Estimasi dimensi saluran drainase di wilayah desa Sei Kera Hulu, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, 139.
Evaluasi fungsi saluran drainase terhadap kondisi jalan di Gunung Rinjani di Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Evaluasi fungsi saluran drainase terhadap kondisi jalan di Gunung Rinjani di Wilayah Kecamatan Denpasar Barat.