• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI SAWAH DI KAMPUNG SUKA MAJU DISTRIK MALIND KABUPATEN MERAUKE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI SAWAH DI KAMPUNG SUKA MAJU DISTRIK MALIND KABUPATEN MERAUKE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

http://jtsl.ub.ac.id 283

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI SAWAH DI KAMPUNG SUKA MAJU, DISTRIK MALIND,

KABUPATEN MERAUKE

Land Suitability Evaluation for Rice in Suka Maju Village, Malind District, Merauke Regency

Yosefina Mangera*, Wahida, Muhamad Dimas Saputra

Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Musamus, Jl. Kamizaun Mopah Lama Merauke 99611

* Penulis korespondensi: mangera@unmus.ac.id

Abstrak

Tingkat kesesuaian lahan terhadap padi sawah dapat diketahui dengan melakukan evaluasi kesesuaian lahan.

Informasi terkait kelas kesesuaian lahan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengambil tindakan yang tepat dalam pengelolaan lahan sawah agar target produksi dapat dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan aktual tanaman padi sawah di Kampung Suka Maju, Distrik Malind Kabupaten Merauke. Penelitian ini menggunakan metode survei dan pengambilan contoh tanah dilakukan pada dua tipe lahan yaitu lahan sawah dan padang rumput. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, analisis laboratorium, dan analisis data. Teknik analisis data untuk mengetahui sub kelas kesesuaian lahan adalah dengan mencocokkan antara persyaratan tumbuh tanaman padi sawah dengan kualitas dan karakteristik lahan menurut Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian Edisi Revisi 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah pada kedua tipe lahan (lahan sawah dan lahan padang rumput) tergolong kelas kesesuaian marjinal (S3) dengan faktor pembatas adalah media perakaran (rc), retensi hara (nr) dan hara tersedia (na). Pada dasarnya faktor pembatas pada penelitian ini bisa diperbaiki dengan tindakan pengapuran, pemupukan dan penambahan bahan organik.

Kata kunci : evaluasi, lahan, Merauke, padi, sawah

Abstract

The level of land suitability for lowland rice can be determined by conducting a land suitability evaluation.

Information related to land suitability classes can be used as a reference in taking appropriate action in managing rice fields so that production targets can be achieved. The aim of this research was to determine the actual land suitability class for lowland rice crops in Suka Maju Village, Malind District, Merauke Regency. This research used a survey method, and soil sampling was carried out on two types of land, namely paddy fields and grasslands. Data collection was carried out by direct observation, laboratory analysis, and data analysis. The data analysis technique to determine the subclass of land suitability is to match the growing requirements for lowland rice plants with the quality and characteristics of the land according to the Technical Guidelines for Land Evaluation for Agricultural Commodities, 2011 Revised Edition. The results of the research showed that the land suitability class for lowland rice plants is on both types of land. (rice fields and grasslands) are classified as marginal suitability class (S3), with the limiting factors being rooting media (rc), nutrient retention (nr), and available nutrients (na). Basically, the limiting factors in this research can be improved by liming, fertilizing, and adding organic materials.

Keywords: evaluation, land, Merauke, rice, rice field

(2)

http://jtsl.ub.ac.id 284 Pendahuluan

Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu yang berguna untuk membantu perencanaan dan pengelolaan lahan melalui interpretasi sifat fisika kimia tanah, potensi penggunaan lahan sekarang dan sebelumnya.

Evaluasi lahan secara fisik dapat menjawab tingkat kesesuaian lahannya dan secara ekonomi akan menjawab kelayakan usaha taninya. Secara spesifik, kesesuaian lahan untuk suatu komoditas dinilai berdasarkan sifat-sifat fisik lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, iklim, topografi, hidrologi, dan drainase.

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.

Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan (Ritung et al., 2007).

Kabupaten Merauke memiliki potensi usaha pertanian terutama tanaman padi sawah.

Kabupaten Merauke adalah penghasil tanaman padi terbesar di Provinsi Papua Selatan. Pada tahun 2021 total produksi padi Kabupaten Merauke sebesar 349.588 ton. Distrik Malind dengan luas lahan sawah 9.465 ha, menyumbang sebanyak 53.950,50 ton. (BPS, 2022). Tanaman padi sawah di Kampung Suka Maju, Distrik Malind, Kabupaten Merauke pada umumnya ditanam dengan memanfaatkan lahan yang tersedia tanpa mengetahui kualitas lahan yang digunakan. Lahan yang dikembangkan dan digunakan oleh petani hanyalah berdasarkan pada keadaan fisik dari lahan setempat tanpa dilakukan evaluasi kesesuaian lahan terlebih dahulu. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dengan memanfaatkan sumber daya lahan secara berkelanjutan maka diperlukan ketersedian data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim, kandungan unsur hara dalam tanah serta persyaratan tumbuh tanaman dan pengambilan keputusan dalam pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman padi sawah, cabai rawit, dan ubi kayu secara tepat sehingga mendapatkan hasil produksi tanaman yang maksimal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan aktual tanaman padi sawah

di Kampung Suka Maju, Distrik Malind Kabupaten Merauke.

Bahan dan Metode

Deskripsi wilayah penelitian

Daerah penelitian adalah Kampung Suka Maju Distrik Malind Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan, yang terletak pada 120°12’01.36”E dan 8°14’41.73”S dengan luas 12,44 km² (Gambar 1).

Curah hujan tahunan rata-rata per 10 tahun (2012- 2022) adalah 1.736,1 mm per tahun. Suhu rata-rata per 10 tahun berkisar antara 26,6-27,9°C dan kelembaban berkisar antara 78,86-86,08%.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode survei dan pengambilan contoh tanah dilakukan pada dua tipe lahan yaitu ladang dan padang rumput. Luas area ladang yaitu 32,94 ha dan padang rumput 88,88 ha.

Peta penggunaan lahan di Kampung Suka Maju dapat di lihat pada Gambar 1. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lahan tanah sawah dan lahan padang rumput. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara acak. Sampel tanah diambil dari lapisan olah (lapisan perakaran) menggunakan hand bor pada kedalaman 10-30 cm. Pada lahan sawah sampel tanah diambil pada 20 titik sedangkan pada lahan padang rumput 9 titik. Setiap titik sampel tanah diambil sebanyak 250 g. Setiap sampel tanah diberi label pada plastik pembungkus sampel.

Sampel tersebut kemudian digabungkan sesuai tipe lahan. Selanjutnya, sampel tanah dibersihkan dari sisa-sisa akar tanaman dan dicampur dalam wadah secara merata untuk mendapatkan sampel tanah yang homogen. Analisis sifat fisik dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium ICBB (Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology) meliputi tekstur tanah, pH, C organik, N total, K₂O, P₂O₅, KTK, salinitas dan alkalinitas.

Evaluasi kesesuaian lahan

Kelas kesesuai lahan actual akan diketahui dengan cara melakukan pencocokan antara karakteristik lahan di daerah penelitian dengan kriteria kesesuaian lahan untuk padi sawah (Ritung et al., 2011). Data yang terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif hubungan antara berbagai faktor terutama faktor pembatas yang sangat menentukan kelas kesesuaian lahan. Struktur kesesuai lahan pada tingkat sub kelas meliputi kelas S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai secara marginal), N (tidak sesuai).

(3)

http://jtsl.ub.ac.id 285 Gambar 1. Peta penggunaan lahan.

Hasil dan Pembahasan

Penentuan kelas kesesuaian lahan tanaman padi sawah dilakukan dengan membandingan data dan hasil analisis laboratorium dengan karateristik kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah menurut Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komonditas Pertanian Edisi Revisi yang diterbitkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian 2011.

Hasil analisis kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat data kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah pada kedua tipe lahan.

Berdasarkan hasil evaluasi lahan aktual, maka di lokasi penelitian memiliki potensi yang cukup baik untuk budidaya tanaman padi sawah, hal ini karena faktor pembatas yang ada dapat diperbaiki menjadi sangat sesuai (S1).

Pada lahan sawah maupun padang rumput diperoleh kelas kesesuaian lahan sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas pada media perakaran (rc), retensi hara (nr), hara tersedia (na), sedangkan kelas kesesuaian lahan cukup sesuai (S2) dengan faktor pembatas pada retensi hara (nr).

Parameter media perakaran (rc) pada kedua tipe lahan menujukan kedalaman tanah dangkal

(S3). Kedalaman tanah umumnya tidak dapat diperbaiki. Lapisan olah tanah pada lokasi penelitian hanya 30 cm, jika pengolahan tanah lebih dari 30 cm ditemukan kandungan pirit dalam tanah.

Hal ini terjadi karena lokasi penelitian merupakan daerah rawa yang dikeringkan untuk lahan pertanian.

Parameter retensi hara (nr) pada kedua tipe lahan menujukkan kejenuhan basa tanah sangat rendah (S3), sedangkan pH tanah kisaran 4,9-5,1 tergolong masam (S2). Upaya menaikan kadar pH tanah dapat dilakukan dengan pemberian kapur dolomit. Nilai pH rendah merupakan salah satu kendala apabila tanah tersebut digunakan untuk budidaya tanaman, sehingga perlu ada upaya pengapuran untuk meningkatkan pH. Pada pH mendekati netral, transfer kation-kation akan lebih mudah, sehingga hara dalam keadaan tersedia untuk pertumbuhan tanaman (Soewandita, 2008).

Kejenuhan basa berhubungan erat dengan pH tanah, dimana tanah dengan pH rendah umumnya mempunyai kejenuhan basa rendah, sedangkan tanah pH tinggi mempunyai kejenuhan basa tinggi.

Pada pH rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium dan membentuk besi fosfat dan aluminium fosfat. Kedua senyawa ini tidak dapat

(4)

http://jtsl.ub.ac.id 286 diserap oleh tanaman karena sukar larut dalam air

(Banggo et al., 2021). Kemasaman tanah yang tinggi merupakan kendala yang harus diperbaiki antara lain meningkatkan pH tanah dan menurunkan kandungan Al yang tinggi dalam tanah. Kandungan Al yang tinggi dapat langsung berpengaruh meracuni akar tanaman dan tidak dapat menyerap

hara tanah, selain itu berpengaruh terhadap ketersediaan hara P dan K serta tidak tersedia bagi tanaman (Kasno, 2020). Pada pH rendah dan kejenuhan basa rendah kalium mudah hilang tercuci (Suarjana et al., 2016). Hasil penelitian pada kedua tipe lahan menunjukkan kandungan P tergolong rendah dan K tergolong sangat rendah.

Tabel 1. Hasil analisis kesesuaian lahan tanaman padi sawah.

Kualitas dan Karakteristik Lahan

Sawah Kelas Kesesuaian Lahan Aktual

Padang Rumput

Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Temperatur (tc)

Temperatur rata-rata (°C) 27,1 S1 27,1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) bulan ke-1 354,0 S1 354,0 S1

Curah hujan (mm) bulan ke-2 283,5 S1 283,5 S1

Curah hujan (mm) bulan ke-3 287,6 S1 287,6 S1

Curah hujan (mm) bulan ke-4 232,3 S1 232,3 S1

Kelembaban (%) 82,89 S1 82,89 S1

Media perakaran (rc)

Drainase agak terhambat S1 agak terhambat S1

Kedalaman tanah (cm) 30 S3 30 S3

Tekstur tanah agak halus S1 agak halus S1

Retensi hara (nr)

KTK (me 100 g-1) 14,78 S2 30,92 S1

pH H2O 5,1 S2 5,1 S2

C organik (%) 3,83 S1 5,34 S1

Kejenuhan basa (%) 18 S3 6 S3

Hara Tersedia (na)

P2O5 (ppm) 25,16 S1 5,00 S3

K2O (%) 9,78 S3 5,05 S3

N total (ppm) 0,30 S1 0,51 S1

Toksisitas (xc)

Salinitas (dS m-1) 0,04 S1 0,02 S1

Sodisitas (xn)

Alkalinitas/ESP (%) 0,000566 S1 0,000754 S1

Kelas kesesuaian lahan aktual S3 rc nr na S3 rc nr na

Nilai pH tanah yang netral sangat mendukung tingginya nilai kejenuhan basa, hal ini juga di dukung oleh tingginya kadar kation K total (Nganji dan Sudarma, 2023). Pemberian kapur dolomit dan kompos merupakan upaya untuk meningkatkan pH tanah. Kompos dan kapur akan berinteraksi dan menyebabkan meningkatnya senyawa organik oleh karena pelapukan lebih lanjut. Selain itu peranan kompos ikut mempertinggi Cadd tanah juga ikut mempengaruhi kenaikkan pH tanah dengan mengeliminir Aldd pada tanah asam.

Pemberian pupuk kompos berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH H2O, dan P tersedia, dan berpengaruh nyata terhadap kejenuhan basa, sedangkan pemberian kapur dolomit berpengaruh nyata terhadap kejenuhan basa. Interaksi pemberian pupuk kompos dan kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap

peningkatan pH H2O tanah (Syahputra et al., 2015).

Saat bahan organik pupuk kompos ditambahkan kedalam tanah, maka sebagian dari kalium akan terfiksasi sehingga menjadi bentuk yang tidak dapat dipertukarkan. Reaksi keseimbangan ini secara terus menerus akan menyebabkan sebagian dari kalium yang terikat akan dibebaskan menjadi bentuk dapat dipertukarkan dan selanjutnya kebentuk dalam larutan tanah (Nikiyuluw et al., 2018). Penambahan bahan organik selain memicu peningkatan jumlah mikroorganisme dalam tanah juga memacu miroorganisme yang ada di dalam tanah untuk berkembang (Roidah, 2013). Bahan organik berperan sangat penting menunjang produktivitas tanaman yang berkelanjutan (Kamunop et al., 2021).

Kapasitas tukar kation (KTK) pada lahan sawah tergolong rendah (S2), dapat diatasi dengan pemupukan ulang karena kemampuan tanah untuk

(5)

http://jtsl.ub.ac.id 287 mengikat unsur hara rendah. KTK berhubungan

erat dengan muatan negatif dalam tanah, semakin tinggi muatan negatif semakin tinggi kapasitas KTK dalam tanah begitu juga sebaliknya. Nilai KTK tanah mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman. Suatu tanah yang memiliki KTK tinggi, memerlukan pemupukan kation tertentu dalam jumlah banyak agar dapat tersedia untuk tanaman.

Bila diberikan dalam jumlah sedikit maka ia kurang tersedia bagi tanaman karena lebih banyak terserap oleh tanah (Susila, 2013). Hara tersedia (nr) pada lahan padang rumput menunjukkan kadar P₂O₅ yang rendah (S3). Upaya untuk menaikan kadar P₂O₅ dengan pemberian pupuk fosfor lebih banyak dibandikan dengan pupuk lainnya sehingga total fosfor di dalam tanah semakin meningkat. Jenis pupuk fosfat yang biasa dipakai adalah TSP, SP-36, SP-18 dan batuan fosfat (Hadi, 2014).

Kandungan K₂O pada ketiga tipe lahan sangat rendah (S3). Upaya untuk meningkatkan kalium (K) pada tanah dengan menggunakan pupuk KCl.

Pupuk KCl merupakan salah satu pupuk anorganik tunggal yang memiliki konsentrasi tinggi, mengandung 60% K₂O sebagai kalium klorida yang cocok digunakan di berbagai tanaman yang toleran terhadap unsur klorida dan digunakan pada tanah dengan kadar klorida yang rendah.

Kesimpulan

Kelas kesesuaian lahan tanaman padi sawah pada lahan sawah dan padang rumput di Kampung Suka Maju, Distrik Malind, Kabupaten Merauke adalah sesuai marginal (S3). Faktor pembatasnya media perakaran (rc), retensi hara (nr) dan hara tersedia (na). Pemupukan, pengapuran dan penambahan bahan organik (kompos) merupakan bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas tersebut.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih dan apresiasi ditujukan kepada LPPM Universitas Musamus yang telah mendukung penelitian ini melalui pembiayaan DIPA Internal Unmus Tahun Anggaran 2023 pada Skema Penelitian Terapan.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik 2022 Kabupaten Merauke dalam

Angka Tahun 2022

https://meraukekab.bps.go.id/publication/2022/02 /25/ec737085532d917a1210ae80/kabupaten- merauke-dalam-angka-2022.html

Banggo, A., Mutiara, C. dan Supardy, P.N. 2021.

Identifikasi tingkat kesuburan tanah dan sifat kimia tanah pada lahan pembudidayaan sayur-sayuran di Kelurahan Rewarangga Selatan. Agrica: Journal of Sustainable Dryland Agriculture 14:128-36, doi:10/37478/agr.v14i2.1531.

Hadi, A.M. 2014. Pemetaan status unsur hara fosfor dan kalium di perkebunan nanas (Ananas comosus L) rakyat Desa Panribuan, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun. Jurnal Online Agroekoteknologi 2(2):427-439.

Kamunop, M., Mangera, Y. and Parjono. 2021.

Evaluation of the land suitability of peanut and corn crop in Gurinda Jaya. Musamus AE Featuring Journal 4:33-47.

Kasno A. 2020. Perbaikan tanah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemupukan berimbang dan produktivitas lahan kering masam. Jurnal

Sumberdaya Lahan 13(1):27-40,

doi:10.21082/jsdl.v13n1.2019.27-40.

Nganji, M.U. dan Sudarma, I.M.A. 2023. Analisis status kesuburan tanah pada lahan budidaya rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Moot) dengan perlakuan pupuk bokashi sludge biogas berbeda. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 10(2):223-229, doi:10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.05.

Nikiyuluw. V., Soplanit. R. dan Siregar, A. 2018. Efisiensi pemberian air dan kompos terhadap mineralisasi NPK Pada tanah Regosol. Jurnal Budidaya Pertanian 14:105-122, doi:10.30598/jbdp.2018.14.2.105.

Ritung, S., Nugroho, K., Mulyani, A. dan Suryani, E.

2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. 168 hal.

Roidah, I.S. Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan tanah. Bonorowo: Jurnal Universitas Tulung Agung 2013;1:30-42.

Soewandita, H. 2008. Studi kesuburan tanah dan analisis kesesuaian lahan untuk komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Bengkalis. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 10(2):128-133.

Suarjana, I., Supadma, A. dan Arthagama, I. 2016. Kajian status kesuburan tanah sawah untuk menentukan anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi tanaman padi di Kecamatan Manggis. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika 4:314-323.

Susila, D.K. 2013. Studi keharaan tanaman dan evaluasi kesuburan tanah di lahan pertanian jeruk desa Cenggiling, Kecamatan Kuta Selatan. Jurnal Agrotrop 3(2):13-20.

Syahputra, D., Alibasyah, M.R. dan Arabia, T. 2015.

Pengaruh kompos dan dolomit terhadap beberapa sifat kimia Ultisol dan hasil kedelai (Glycine max l.

Merril) pada lahan berteras. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan 4:535-542.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali dengan judul : “Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”, bertujuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan actual tanaman padi sawah dan padi gogo pada SPL 1 dan SPL 3 adalah Sesuai Marginal/ S3nr dengan factor pembatas

Penelitian ini bertujuan: (1) mendapatkan informasi mengenai kelas-kelas keseuaian lahan yang ada di Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, untuk penanaman padi sawah

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kelas kesesuaian lahan tanaman padi sawah irigasi ( Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kelas kesesuaian lahan tanaman padi sawah ( Oryza sativa L.) di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan tanaman ekaliptus adalah cukup sesuai (S2) dan sesuai marjinal (S3) dan untuk durian adalah sesuai marjinal (S3)

Penelitian ini bertujuan menentukan kesesuaian lahan untuk tanaman padi di Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua dan menetapkan perlakuan-perlakuan

Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa lahan sawah Kecamatan Stabat memiliki kelas kesesuaian lahan cukup sesuai (S2) sampai kelas tidak sesuai saat ini (N1)