Judul : “Evaluasi Ranah Afektif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto”. Subyek penelitian adalah guru PAI dan siswa kelas V dan VI SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto. Sedangkan obyek penelitian ini adalah evaluasi bidang afektif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas V dan VI SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto.
Sehingga dengan anugerah tersebut penulis dapat menyelesaikan disertasinya yang berjudul “Evaluasi Ranah Afektif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto”. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Ranah Afektif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C-C1YAKUT Purwokerto”. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mempertegas judul penelitian yang peneliti maksud yaitu “Evaluasi Ranah Afektif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita Di SDLB C-C1YAKUT Purwokerto”.
Bagaimana proses penilaian ranah afektif mata pelajaran pendidikan agama Islam bagi anak tunagrahita di SDLB C-C1YAKUT Purwokerto?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan evaluasi ranah afektif mata pelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SDLB C-C1YAKUT Purwokerto. Memberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang Penilaian Diskriminatif Ranah Afektif Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita di SDLB C-C1YAKUT Purwokerto.
Skripsi yang berjudul “Evaluasi Ranah Afektif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita di SDLB C-C1YAKUT Purwokerto” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah ada.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Definisi Operasional
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
Sistematika Penulisan
Evaluasi Ranah Afektif
- Pengertian Evaluasi
- Tujuan Evaluasi dalam pembelajaran
- Fungsi Evaluasi
- Pengertian Ranah Afektif
- Tujuan Penilaian Ranah Afektif
- Domain Ranah Afektif
- Ciri-Ciri dari Jenjang Ranah Afektif
- Lima Karakteristik Ranah Afektif
Anak Tunagrahita
- Pengertian Anak Tunagrahita
- Klasifikasi Anaka Tunagrahita
- Faktor-faktor Penyebab Tunagrahita
- Ciri-ciri Anaka Tunagrahita
- Model Pelayanan SDLB
- Karakteristik Anak Tunagrahita
Matapelajaran Pendidikan Agama Islam
- Pengertian matapelajaran Pendidikan Agama Islam
- Tujuan matapelajaran Pendidikan Agama Islam
- Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SD
- Ranah Afektif yang dinilai meliputi
- Prosedur Kegiatan Evaluasi Belajar
- Teknik Evaluasi Ranah Afektif
- Prinsip Pengembangan Ranah Afektif
METODE PENELITIAN
JenisPenelitian
Lokasi Penelitian
Sumber Data
Teknik pengumpulan data
Teknik analisis data
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Penyajian Data
Sekolah Dasar Luar Biasa bagian C YAKUT Purwokerto adalah sekolah di bawah naungan Yayasan Kesejahteraan Tama (YAKUT) Purwokerto. Lokasinya mudah dijangkau dengan kendaraan karena terletak di dalam kota dan sudah banyak angkutan kota yang tersebar di berbagai penjuru, salah satunya menuju ke SDN YAKUT C Purwokerto. SLB C YAKUT Purwokerto didirikan pada tanggal 2 Juni 1961 dan disahkan dengan akta notaris no.
SLB C YAKUT Purwokerto merupakan satu-satunya SLB di Karesidenan Banyumas dan SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto dapat berjalan dengan baik jika mendapatkan pinjaman tanah dari Dra. Estiningrum. Penyelenggaraan SLB C-C1 jurusan YAKUT Purwokerto mendidik anak-anak yang terampil, berakhlak mulia, terampil, mandiri dan selanjutnya juga bertakwa kepada Allah SWT. Di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto, ruang pegawai atau guru dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang guru dan ruang TU (tata usaha), sedangkan ruang kepala sekolah ada di ruang tata usaha.
Secara keseluruhan, SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto berjumlah 122 siswa, terdiri dari 74 anak laki-laki dan 48 anak perempuan. Evaluasi Ranah Afektif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto.
Evaluasi Ranah Afektif Mata Pelajaran Pendidikan
- Tahap Perencanaan Evaluasi Ranah Afektif
- Tahap Pelaksanaan Evaluasi Ranah Afektif
- Pengolahan Data Evaluasi Ranah Afektif
- Pengolahan Hasil Evaluasi Ranah Afektif
Berdasarkan perbincangan dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam diperoleh informasi bahwa beberapa tahapan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu: 14. 13 Hasil wawancara dengan Ibu Ismi Soimah, S.Pd.I., guru mata pelajaran agama Islam pendidikan anak tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto, 5 September 2016. 14 Hasil wawancara dengan Ibu Ismi Soimah, S.Pd.I., guru pendidikan agama Islam untuk anak tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto, 5 September 2016.
Sedangkan alat evaluasi berupa checklist, dilakukan oleh guru PAI bekerjasama dengan wali kelas. e. Sedangkan penilaian ranah afektif dilakukan di luar kelas selama masih di lingkungan sekolah, melalui kerjasama antara guru PAI dan wali kelas. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran afektif pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk anak tunagrahita di SDLB C-C1.
Pada tahap implementasi ini biasanya guru menggunakan teknik observasi dan checklist untuk menilai evaluasi ranah afektif pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Berikut adalah formulir observasi yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam untuk Anak Tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto dalam menilai sikap siswa. Di lingkungan sekolah, guru PAI selalu memperhatikan sikapnya, namun kegiatan belajar mengajar berlangsung, begitu pula di dalam kelas.
Kebiasaan perilaku yang dilakukan siswa yaitu, (1) mencium tangan masing-masing guru di awal pertemuan setiap hari, (2) membaca surat pendek sebelum memulai kegiatan pembelajaran PAI yang dipimpin guru, (3) tengah hari berjamaah doa yang dipimpin oleh guru Pendidikan Agama Islam. 24 Hasil wawancara dengan Sdri. Ismi Soimah, S.Pd.I., guru Pendidikan Agama Islam untuk anak tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto, pada tanggal 5 September 2016. atas perintah guru, saat siswa membuat kegaduhan di dalam kelas sehingga mengganggu siswa lainnya, dapat dikondisikan oleh guru PAI di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto. Kegiatan pembiasaan agama ini harus selalu diikuti oleh setiap siswa dan diperhatikan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kegiatan sosialisasi keagamaan meliputi: membacakan surat-surat pendek sebelum kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam dimulai, dibimbing oleh guru. Shalat Dzuhur berjamaah dipandu oleh guru pendidikan agama Islam dan diawasi oleh guru kelas masing-masing. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh guru diperoleh data mengenai proses penilaian yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk anak tunagrahita di SDLB C-C1.
ANALISIS DATA
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan kemudian menganalisisnya dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti akan menyimpulkan bahwa implementasi ranah afektif pendidikan agama Islam bagi anak tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto, pembelajaran berbagai evaluasi prosedural berjalan dengan baik, dan dapat mencapai tujuan evaluasinya. Pada tahap membuat rencana evaluasi ranah afektif, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak Tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto telah menyiapkan rencana evaluasi maksimal terlebih dahulu. Hal ini terlihat guru melakukan beberapa tahapan sebelum membuat perencanaan, antara lain: merumuskan tujuan kegiatan evaluasi, menentukan aspek yang akan dievaluasi, menentukan dan memilih teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi, merancang alat evaluasi yang dapat digunakan dalam evaluasi ranah afektif, menentukan tolak ukur norma atau kriteria yang akan disajikan sebagai acuan dalam evaluasi ranah afektif, menentukan frekuensi kegiatan evaluasi ranah afektif.
Pada tahap evaluasi ranah afektif, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak Tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Yang muncul dari penilaian ranah afektif yaitu penilaian terhadap sikap dan perilaku keagamaan. Adapun perilaku keagamaan, yaitu melaksanakan sholat dhur yang dipimpin oleh wali kelas.
Pada tahap pengolahan data penilaian ranah afektif, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak Tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto sudah baik. Pada tahap pelaporan hasil evaluasi ranah afektif guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak Tunagrahita di SDLB C-C1 YAKUT Purwokerto sudah baik. Selalu bekerja sama dengan guru pekerjaan rumah saat melaksanakan atau memproses akhir atau membuat keputusan.
Sehingga hasil evaluasi kegiatan ranah afektif benar-benar dapat menggambarkan sikap siswa, tanpa teknik apapun. Sehingga hasil evaluasi tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi kepala sekolah saat membuat suatu kebijakan yang akan ditempuh, serta orang tua dan wali dapat melacak perkembangan anaknya.
Saran-saran
Kata Penutup
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Arab di MA El-Bayan Majenang Kabupaten Cilacap Tahun Skripsi Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto, tidak diterbitkan. Pertama, visinya adalah mendidik anak-anak yang mampu, berakhlak mulia, terampil, mandiri dan selanjutnya juga bertakwa kepada Allah SWT, kemudian misinya adalah memberikan pendidikan keterampilan sesuai kebutuhan anak dan hal-hal yang berkaitan dengan bakat dan minatnya. memiliki, melaksanakan pembelajaran yang ditujukan untuk kemandirian siswa, meningkatkan budaya ibadah sebagai upaya mewujudkan keselamatan siswa, dan meningkatkan sumber daya manusia yang profesional sehingga berkomitmen terhadap tugasnya. Sejarah SDLB C YAKUT PURWOKERTO, dimulai pada tahun 1961, dimulai dari Cikebrok, campuran C dan B kemudian dari tahun 1967 C1 dibangun di Tanjung hingga sekarang dan B untuk penyandang tuna rungu, sedangkan C dan C1 diperuntukkan bagi tunagrahita yaitu Grahita ringan. dan Retardasi mental sedang, retardasi mental ringan yaitu anak yang dapat mendidik, sedangkan anak retardasi mental dapat berolahraga.
Keadaan guru dan pegawai disini ada 9 guru negeri, kemudian ada 11 WB guru dan 1 pegawai, jadi total ada 21 orang. Kondisi dan situasi sangat mendukung, anak-anak belajar dengan baik selama ini, mereka belajar dengan nyaman, alhamdulillah kami dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai, dan telah disediakan tempat terapi. Misalnya ada anak yang membutuhkan terapi wicara dan terapi motorik, setelah itu kita bisa fasilitasi atau.
Penilaian ranah afektif adalah pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari atau penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak ini bisa mengerti atau tidak, lalu lihat apakah dia bisa mempraktekkannya atau tidak, apakah dia bisa menerapkannya atau tidak. Kemudian kendala perencanaan evaluasi yang jelas disini adalah kondisi anak yang berbeda, karakter anak yang berbeda, anak yang sulit dikondisikan.
Sikap siswa bervariasi, ada yang perhatian, ada yang antusias, ada yang kurang ceria, dan ada yang cuek atau tidak paham dengan ajaran pendidikan agama Islam. Mereka juga mengikuti kelas tergantung mood bawaannya, semangat itu ada jika disuruh masuk kelas langsung menurut mereka dan ada juga yang tidak mood. Dan ada juga siswa yang cuek dalam mempelajari pendidikan agama Islam, baik belajarnya baik atau tidak, karena tidak semangat dalam belajar.
Seperti halnya dalam kesehariannya, ada yang antusias dan ada yang tidak, karena dipengaruhi oleh lingkungan dan juga karena sifat anak yang memiliki sifat riang. Sikap siswa ada yang antusias mengikuti pembelajaran, semangat dapat mempengaruhi perkembangannya, misalnya ada yang tidak tahu, menjadi berpengetahuan, ada yang antusias, ada yang tidak mood mengikuti pelajaran saja. , sedikit saja mereka paham, kalau sudah cukup, hasilnya dia tidak dapat apa-apa, dia tidak peduli sama sekali.