• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Kredit"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA PT. SEKAWAN MUJUR SEJAHTERA MAKASSAR

Astuty Hasti1, Claudia La Mareta Cosari Artiska2

1,2STIE YPUP

1astuti.hasti@gmail.com

ABSTRACT

Credit sales are defined as sales that give credit to customers. The customer takes the product now and agrees to pay later. Credit sales facilitate customers to continue to conduct business transactions by providing agreed payment terms. Payment terms are usually one month from the date of purchase, most likely the longer the payment period. This will cause problems in billing. So that the seller must supervise by collecting bills as soon as possible. PT. Sekawan Mujur Sejahtera is an economic activity actor, namely as an official distributor of Schneider Electric brand electrical products. The target customers are electricity shops along the Mount Merapi road, electricity stores throughout the South Sulawesi region, industrial plants, even direct buyers. PT. Sekawan Mujur Sejahtera often experiences problems with bad loans for credit sales outside the city of Makassar. The obstacle is the late billing, in the billing process, it must be directly with the shop owner, so that if the owner is not in the collection shop, it is postponed.

This causes obstacles in the process of running the business. Moreover, it leads to unhealthy accounts receivable. Based on that, researchers are interested in taking the title "Accounting System Evaluation Credit Sales at PT. Sekawan Mujur Sejahtera Makassar ". Based on the evaluation of the credit sales accounting system that has been done, it can be concluded that the credit sales accounting system at PT.

Sekawan Mujur Sejahtera is not yet fully effective and still simple.

Keywords: credit sales, accounting system.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Penjualan kredit diartikan sebagai penjualan yang memberikan kredit kepada pelanggan. Pelanggan mengambil produk sekarang dan setuju untuk membayar di kemudian hari. Penjualan kredit memfasilitasi pelanggan untuk tetap melakukan transaksi bisnis dengan memberikan jangka waktu pembayaran yang telah disepakati. Dengan adanya penjualan kredit ini bisa disebut sebagai pinjaman bebas bunga ke pelanggan.

Setiap transaksi penjualan kredit menimbulkan piutang usaha. Syarat pembayaran biasanya satu bulan terhitung sejak tanggal pembelian, kemungkinan besar semakin lama waktu pembayarannya. Hal ini akan menimbulkan masalah dalam penagihannya, sehingga bagi pihak penjual harus melakukan pengawasan dengan mengumpulkan tagihan sesegera mungkin.

PT. Sekawan Mujur Sejahtera adalah pelaku kegiatan ekonomi yakni sebagai distributor resmi produk elektrikal brand Schneider Electric. Sasaran pelanggannya adalah toko-toko listrik di sepanjang jalan

Gunung Merapi, toko listrik di seluruh wilayah Sulawesi Selatan, pabrik industri, bahkan pembeli langsung.

Pelanggan dalam hal ini toko meminta pembelian secara kredit. Variasi termin penjualan kredit bermacam-macam, seperti toko baru (yang belum pernah melakukan kerjasama) ditetapkan pembayaransecara tunai dan belum dapat mengajukan kredit, toko yang beberapa kali transaksi tunai (sudah terjalin kerjasama) diberikan kebebasan pembayaran kredit 14 hari, sedangkan toko langganan yang sudah bertahun-tahun menjadi langganan jangka waktu pembayarannya 30 hari.

PT. Sekawan Mujur Sejahtera kerap kali mengalami masalah kredit macet untuk penjualan kredit di luar Kota Makassar.

Pembayaran piutang yang timbul dari penjualan kredit untuk daerah di luar Kota Makassar sering dilunasi melebihi batas waktu kreditnya. Beberapa toko di dalam kota-pun mengalami kendala pada saat penagihan piutang. Kendalanya adalah keterlambatan penagihan, dalam proses penagihan harus langsung dengan pemilik toko, sehingga jika pemilik tidak ada di toko penagihan ditunda.

Alasan yang paling sering dikatakan oleh toko ketika ditagih adalah belum dibayar oleh

(2)

ISSN: 2549-6182 (Online) customer sehingga toko menahan pembayaran

ke distributor. Hal tersebut menyebabkan kendala dalam proses berjalannya bisnis.

Terlebih mengarah ke perputaran piutang yang tidak sehat.

Suatu perusahaan, apakah besar, perusahaan kecil yang masuk kategori UKM, atau bahkan perusahaan skala mikro seperti toko kelontong memerlukan suatu sistem yang memungkinkan pengumpulan dan pengorganisasian data-data, pengolahan data untuk menjadi informasi dan penyajian laporan. Dalam bidang akuntansi, sistem tersebut disebut sebagai sistem akuntansi.

Dalam bentuk yang sederhana hingga canggih, secara umum membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-data keuangan, mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna, dan menghasilkan laporan keuangan. Maka dari itu, diperlukan pemahaman dasar-dasar sistem akuntansi perusahaan, agar tidak menghambat proses berjalannya bisnis.

Dengan adanya suatu sistem akuntansi penjualan kredit yang baik, diharapkan aktivitas penjualan kredit diharapkan berjalan dengan baik. Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti tertarik untuk mengambil judul Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera Makassar.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya yaitu: apakah sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera sudah efektif?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini untuk mengetahui keefektifan sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera.

Sedangkan, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Untuk peneliti, menambah wawasan, pengalaman, serta memantapkan keterampilan, mendapatkan bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi perusahaan, sehingga dapat memberi masukan untuk perusahaan

kemungkinan adanya perbaikan sistem akuntansi penjualan kredit.

2. Untuk pihak perusahaan, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, terutama melakukan perbaikan sistem akuntansi penjualan kredit.

3. Untuk pihak lain, bagi pihak-pihak lain yang turut membaca penelitian ini agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan topik penulisan dan sebagai sumbangan pemikiran tentang pengetahuan dibidang sistem akuntansi penjualan kredit di dalam perusahaan.

TINJAUAN LITERATUR Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan[1]. Salah satu sistem yang berkaitan dengan perusahaan adalah sistem akuntansi[2]. Pembahasan mengenai sistem akuntansi tidak kalah pentingnya dengan pembahasan bidang akuntansi yang lain. Tanpa sistem akuntansi yang memadai tidak mustahil kegiatan operasional perusahaan akan terganggu.

Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

Penjualan kredit merupakan penjualan dimana pembayarannya dilakukan setelah barang diterima pembeli. Jumlah dan jatuh tempo pembayarannya disepakati oleh kedua belah pihak[3]. Aktivitas penjualan kredit biasanya dilakukan dengan cara pelanggan/customer melakukan order pemesanan penjualan terlebih dahulu.

Unsur untuk merancang pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem penjualan kredit terdiri dari:

A. Organisasi

Perancangan organisasi yang berkaitan dengan sistem akuntansi penjualan kredit, unsur pokok pengendalian internal dijabarkan sebagai berikut:

(3)

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit

Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern terhadap transaksi penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan, fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang seringkali mengabaikan apakah piutang yang timbul dari transaksi penjualan tersebut dapat tertagih atau tidak. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.

Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya manipulasi catatan piutang yang dikenal dengan istilah lapping. Lapping merupakan bentuk kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi jika fungsi pencatatan piutang dan fungsi penerimaan kas dari piutang berada di tangan satu karyawan. Karyawan tersebut mempunyai kesempatan melakukan kecurangan dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas dari seorang debitur dan menggunakan kas yang diterima dari debitur utuk keperluan pribadinya.

2. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu fungsi

Merancang sistem untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan harus diperhatikan unsur pokok sistem pengendalian internal bahwa setiap transaksi harus melibatkan lebih dari satu karyawan atau satu fungsi. Dengan penggunaan unsur penggunaan internal tersebut, setiap pelaksanaan transaksi akan tercipta internal check yang mengakibatkan pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan yang lain. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.

B. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan Tidak ada satu pun transaksi yang terjadi yang tidak diotorisasi oleh petugas yang memiliki wewenang untuk memberikan otorisasi.

1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.

2. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy.

3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim”

pada copy order surat pengiriman.

4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan.

5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.

6. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.

7. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberikan wewenang.

C. Praktik yang sehat

Praktik yang sehat dalam sistem akuntansi penjualan kredit:

1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak

Untuk menciptakan praktik yang sehat formulir yang penting yang digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut.

2. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut

Praktik yang sehat dapat diciptakan dengan cara pengecekan secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang diselenggaran oleh pihak luar yang bebas. Untuk mengecek ketelitian

(4)

ISSN: 2549-6182 (Online) catatan piutang perusahaan, secara

periodik fungsi akuntansi diharuskan membuat pernyataan piutang dan mengirimkannya kepada debitur yang bersangkutan.

3. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku besar

Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Data dari dokumen sumber (faktur penjualan) dicatat melalui dua jalur: (1) dicatat ke dalam jurnal dan kemudian diringkas ke dalam akun kontrol piutang dalam buku besar, (2) dicatat dalam kartu piutang sebagai rincian akun kontrol piutang dalam buku besar.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di perusahaan PT. Sekawan Mujur Sejahtera yang berlokasi di Jalan Gunung Merapi No.

117 D Makassar sebagai objek penelitian.

Sedangkan, waktu penelitian yang digunakan yaitu bulan September hingga bulan Oktober 2018.

Data Penelitian

Adapun jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif.

a. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka.

Contoh: laporan laba rugi, kartu piutang, dan faktur penjualan kredit.

b. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi. Contoh: hasil wawancara dengan karyawan PT.

Sekawan Mujur Sejahtera.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari:

1. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer yang ada dalam

penelitian ini merupakan data dari dokumen penjualan kredit PT. Sekawan Mujur Sejahtera.

2. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.

Penelusuran data sekunder dilakukan dengan dua cara: (1) penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan (2) penelusuran dengan komputer untuk data dalam format elektronik. Tipe data sekunder: data internal dan data eksternal. Data internal misalnya: faktur penjualan, jurnal penjualan, laporan penjualan periodik, surat-surat. Data eksternal adalah buku- buku, jurnal-jurnal, artikel, serta situs di internet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi.

b. Wawancara.

c. Dokumentasi.

d. Trianggulasi/gabungan.

Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif menurut Model Miles and Huberman.

Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data, berarti merangkum, memilih, hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Display data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Melalui display data, data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami.

3. Kesimpulan/verifikasi

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber peneliti mengambil kesimpulan dan menyusun rekomendasi untuk perbaikan sistem.

(5)

Gambar 1. Flow Model of Analysis

Sumber: Sugiyono[4].

HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi sistem akuntansi penjualan kredit

PT. Sekawan Mujur Sejahtera dalam menjalankan kegiatan usahanya memberikan penjualan kredit kepada toko besar yang menjadi toko resmi brand Schneider Electric.

Pembelian toko resmi cukup besar karena masing-masing toko resmi memiliki target yang harus dicapai setiap kuartal. Adapun target ditetapkan oleh distributor sehingga bila tercapai akan diberikan bonus penjualan.

Setelah menerima order dari pelanggan dan disetujui, perusahaan mengirimkan barang atau pelanggan mengambil sendiri sesuai sesuai permintaan pelanggan.

Sistem akuntansi penjualan kredit yang sudah ada dalam perusahaan sebagai berikut:

A. Prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan kredit

Prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera adalah:

1. Prosedur order penjualan

Bagian penjualan menerima order (pesanan) dari pelanggan sebanyak 2 rangkap. Rangkap pertama dicek harganya apakah sudah sesuai dengan harga yang berlaku saat ini, kemudian meminta otorisasi kredit apakah pesanan tersebut bisa diproses atau ditunda karena piutang yang dimiliki cukup besar nilainya dan kurang disiplin pembayarannya. Apabila disetujui, maka bagian penjualan mengkonfirmasi ketersediaan barang pada bagian gudang. Barang yang ready stock diaturkan dan barang yang tidak ready stock dicatat dalam back order untuk disupply di waktu yang akan datang.

Setelah itu, membuat surat jalan rangkap 3. Lembar 3 diarsipkan, lembar

1 dan 2 diserahkan ke bagian gudang untuk diaturkan barangnya.

2. Prosedur pengiriman barang

Bagian gudang menyiapkan barang yang tertera pada surat jalan dan menyerahkan barang yang diaturnya ke bagian pengiriman. Semua barang yang keluar dari gudang diotorisasi oleh General Manager dengan cara mengecek apakah barang yang keluar sudah sesuai dengan surat jalan yang tertulis. Bagian gudang melakukan pencatatan ke dalam kartu gudang atau biasa disebut di PT. Sekawan Mujur Sejahtera dengan istilah “potong stock

mengacu dari surat jalan lembar 1.

Lembar 1 dan 2 surat jalan dimintakan tanda tangan oleh penerima barang dengan membubuhkan stempel “sudah diterima” atau tanda tangan penerima serta stempel toko/instansi yang menerima. Lembar 2 diserahkan kepada penerima, lembar 1 dibawa pulang kembali diarsip bersama dokumen penagihan.

3. Prosedur penagihan

Bagian akuntansi menerima surat jalan dari bagian pengiriman, kemudian menerbitkan faktur penjualan kredit dengan urutan kwitansi rangkap 3, faktur rangkap 4, surat jalan lembar 1, surat pesanan pembeli, dan yang terakhir faktur pajak. Dokumen penagihan ini diotorisasi langsung oleh Direktur Utama. Tembusan faktur diarsipkan menurut nomor urut, dan pada akhir bulan bagian penagihan mengelompokkan piutang berdasarkan nama customer, sehingga mempermudah penagihan.

4. Prosedur pencatatan piutang

Bagian akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.

5. Prosedur pencatatan penjualan

Bagian akuntansi mencatat semua transaksi penjualan kredit ke dalam jurnal penjualan. Semua barang yang terkirim dicatat dalam kartu persediaan yang biasa disebut dengan istilah “kartu stock” oleh bagian gudang.

B. Fungsi yang terkait

Adapun fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit pada PT.

Sekawan Mujur Sejahtera adalah:

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

(6)

ISSN: 2549-6182 (Online) 1. Fungsi penjualan

Fungsi penjualan bertugas menerima order penjualan dari pelanggan, baik melalui telepon maupun secara langsung. Apabila dari toko, maka dibuatkan nota, jika dari entitas (pabrik, hotel, dan supplier) maka dibuatkan surat jalan rangkap 3 (lembar 1 untuk bagian akuntansi, lembar 2 untuk penerima barang, lembar 3 untuk arsip bagian pengiriman).

2. Fungsi gudang

Fungsi gudang akan menyiapkan barang yang akan dikirim oleh bagian pengiriman. Setelah barang diterima oleh toko/entitas untuk ditandatangani

dan stempel, lembar 1 dan 3 surat jalan kembali ke perusahaan.

3. Fungsi penagihan/faktur

Surat jalan lembar ke-1 dari order penjualan diterima oleh bagian akuntansi. Kemudian membuatkan faktur penjualan rangkap 4. Lembar ke- 1 diberikan kepada pembeli jika sudah melakukan pelunasan.

4. Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi mencatat semua penjualan kredit berdasarkan faktur/nota yang dibuat. Fungsi akuntansi juga membuat kartu piutang, laporan penjualan dan jurnal penjualan.

Gambar 2. Alur Penjualan Kredit

Sumber : PT. Sekawan Mujur Sejahtera (2018).

C. Formulir yang digunakan

Formulir yang digunakan PT. Sekawan Mujur Sejahtera dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah:

1. Nota penjualan kredit

Formulir ini dikhususkan untuk toko yang memesan barang lewat telepon, via whatsapp, nota bon dan diberikan langsung pada saat barang diantar. Nota penjualan kredit bernomorkan 6 digit angka yang dimulai dari angka 2. Nota dibuat 4 rangkap terdiri dari: lembar 1 dan lembar 2 dikirim ke toko pada saat pengiriman dan harus distempel oleh toko penerima dengan membawa pulang kembali lembar 1 untuk lampiran invoice beserta faktur pajak dan dikembalikan setelah toko melakukan pelunasan piutang. Lembar 3 dan 4 untuk arsip kantor bagian penjualan, bagian akuntansi, dan bagian gudang.

2. Kwitansi

Formulir ini berisikan nomor kwitansi, nama customer, terbilang, nominal pembelian, tempat materai dan tanda tangan Direktur. Materai 3000 untuk pembelian mulai dari Rp. 500.000,- sampai dengan kurang dari Rp.

1.000.000,-. Pembelian lebih dari atau sama dengan Rp. 1.000.000,- dibubuhkan materai Rp. 6.000,-.

Kwitansi diterbitkan 3 rangkap dengan urutan warna putih, merah, dan kuning.

Lembar 1 dan 3 untuk customer, sedangkan lembar 2 untuk arsip bagian penjualan dan bagian akuntansi.

3. Faktur

Formulir ini berisikan nomor faktur, nama customer, NPWP, alamat NPWP, nomor pesanan customer, nomor surat jalan, syarat pembayaran, kuantitas produk, identifikasi produk, harga satuan, harga total, nominal pembelian, terbilang pembelian, tanggal pembelian, dan tanda tangan Direktur. Nomor faktur dibuat sama dengan nomor kwitansi. Faktur diterbitkan 4 rangkap dengan urutan warna putih, merah, kuning, dan hijau. Lembar 1, 3, dan 4 untuk customer sedangkan lembar kedua diarsip bersamaan kwitansi untuk diserahkan ke bagian penjualan dan bagian akuntansi.

4. Surat jalan

Formulir ini berisikan tanggal penyerahan barang, nama penerima, alamat penerima, nomor surat jalan, nomor pesanan customer, kuantitas barang, referensi tipe barang yang dikirim, tanda tangan bagian penjualan, dan tanda tangan penerima. Surat jalan diterbitkan 3 rangkap dengan urutan

(7)

warna: putih, merah, dan kuning.

Lembar 1 dan 2 untuk customer pada saat penyerahan barang harus distempel dan tanda tangan penerima, kemudian lembar 1 dibawa pulang kembali ke kantor untuk lampiran dokumen penagihan dan bagian gudang untuk

“potong stock”. Lembar 3 yang sudah ditandatangan dan stempel penerima untuk arsip kantor.

5. E-Faktur

Formulir ini memuat nomor faktur pajak, identitas penerbit efaktur, identitas penerima efaktur, identifikasi barang yang telah dikirim, harga satuan, harga total, dasar pengenaan pajak, tanggal faktur pajak, dan nama penanggung jawab faktur pajak. E- faktur diterbitkan 2 rangkap: lembar 1 untuk lampiran dokumen tagihan, lembar 2 untuk arsip bagian pajak.

D. Catatan akuntansi yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan perusahaan dalam sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera adalah:

1. Kartu piutang

Kartu piutang digunakan untuk mengetahui daftar piutang yang harus ditagihkan dalam bulan berjalan.

2. Kartu persediaan

Kartu persediaan digunakan untuk stock opname setiap satu bulan sekali untuk mengecek kondisi fisik barang apakah sudah sesuai dengan yang telah diinput oleh bagian gudang. Kartu persediaan bisa disebut dengan nama “kartu stock”.

3. Jurnal penjualan

Jurnal penjualan mencatat semua transaksi penjualan kredit yang terjadi pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera.

E. Kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan

Adapun kombinasi prosedur yang terbentuk pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera adalah prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan terpisah yakni surat jalan diterbitkan terlebih dahulu oleh fungsi penjualan. Setelah barang selesai dikirim, fungsi akuntansi menerima tembusan surat jalan dan surat pesanan customer untuk kemudian menerbitkan faktur penjualan kredit beserta dokumen penagihan lainnya seperti kwitansi dan e-faktur.

Evaluasi unsur pengendalian internal terhadap sistem akuntansi penjualan kredit

Berikut ini hasil evaluasi peneliti yang merupakan unsur pengendalian internal terhadap sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera:

A. Evaluasi pemisahan fungsi organisasi

Tabel 1. Perbandingan Pembagian Fungsi Menurut Teori Dengan Yang Diterapkan PT. Sekawan Mujur Sejahtera

YA TIDAK

1 Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit 2 Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan

dan fungsi kredit

3 Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas 4 Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh

fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi.

PRAKTIK DI PT. SMS PEMBAGIAN FUNGSI MENURUT MULYADI

NO.

Sumber: data diolah (2018).

(8)

ISSN: 2549-6182 (Online) B. Evaluasi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

Tabel 2. Perbandingan Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan Menurut Teori Dengan Yang Diterapkan PT. Sekawan Mujur Sejahtera

YA TIDAK 1 Penerima order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan

menggunakan formulir surat order pengiriman

2 Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tandatangan pada credit copy (yang merupakan tembusan

surat order pengiriman )

3 Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap "sudah dikirim"

pada copy surat order pengiriman

4 Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan

surat keputusan mengenai hal tersebut

5 Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan

6 Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan

cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber ( faktur penjualan bukti kas masuk, dan memo kredit)

7 Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat

PRAKTIK DI PT. SMS SISTEM OTORISASI DAN PROSEDUR PENCATATAN MENURUT MULYADI

NO

Sumber: data diolah (2018).

C. Evaluasi praktik yang sehat

Tabel 3. Perbandingan Praktik Yang Sehat Menurut Teori Dengan Yang Diterapkan PT. Sekawan Mujur Sejahtera

YA TIDAK 1 Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan 2 Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan

3 Secara periodik, fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian

catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut

4 Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku besar

PRAKTIK DI PT. SMS PRAKTIK YANG SEHAT MENURUT MULYADI

NO

Sumber: data diolah (2018).

Rancangan bagan alir (flowchart) sistem akuntansi penjualan kredit

Rancangan flowchart di bawah ini belum pernah diterapkan di PT. Sekawan Mujur Sejahtera. Flowchart ini dirancang sesuai kebutuhan tanpa mengurangi sistem yang telah berlangsung selama ini dengan memperhatikan pengendalian internal untuk mempermudah bagian yang terkait melakukan review atas kelemahan yang dirasakan dan menuju ke arah perbaikan sistem.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan evaluasi sistem akuntansi penjualan kredit yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Sekawan Mujur Sejahtera belum sepenuhnya efektif dan masih sederhana.

a. Pembagian fungsi struktur organisasi sudah dilaksanakan, tidak ada penggabungan fungsi antara satu dengan yang lain,

(9)

sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan.

b. Praktik yang sehat di dalam menjalankan sistem akuntansi belum dilaksanakan, perusahaan belum menerapkan pengiriman pernyataan piutang secara periodik ke customer.

Saran

Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan antara lain sebagai berikut:

a. Secara periodik fungsi penagihan diharuskan membuat pernyataan piutang dan mengirimkannya kepada debitur yang bersangkutan. Dengan cara ini data yang dicatat dalam kartu piutang dicek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secara periodik pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan.

b. Memberikan discount (potongan harga) jika pelanggan membayar tepat waktu atau sebelum waktu jatuh tempo, sehingga memotivasi pelanggan untuk membayar tagihan sesegera mungkin dan mendapat harga yang lebih murah untuk meningkatkan margin penjualan pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta:

Salemba Empat.

[2] Mahatmyo, A. 2014. Sistem Informasi Akuntansi Suatu Pengantar. Yogyakarta:

Deepublish.

[3] Sujarweni, V.W. 2015. Sistem Akuntansi.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

[4] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.

CV. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Dystocia of cows in the working area of the Besuki Health Center in Situbondo Regency was dominated by pluriparous parturition with exercise factor as the primary

Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Terhadap Efektifitas Pengendalian Internal Penjualan Kredit Pada Pt.. Astra International Daihatsu Kota