Dalam upaya mengantisipasi kerugian tersebut, perlu dilakukan evaluasi sistem pengendalian internal yang baik dan efektif untuk menjaga pasokan bahan baku cangkir teh. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENYEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT TOBASARI”. Oleh karena itu, untuk memudahkan pembahasan permasalahan yang ingin diteliti, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah sistem pengendalian internal persediaan bahan baku pada unit PT Perkebunan Nusantara IV Tobasari efektif?
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang penulis keluarkan serta untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan, maka penulis membatasi pembahasan pada penelitian ini yaitu evaluasi sistem pengendalian intern persediaan bahan baku pada unit PT Perkebunan Nusantara IV Tobasari yang merupakan unit bahan bakunya yaitu teh pucuk. Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern persediaan bahan baku pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Tobasari sudah efektif atau belum. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan mengenai pengendalian internal dalam pengelolaan persediaan bahan baku hingga barang jadi.
Sistem pengendalian internal merupakan suatu istilah yang umum dan tersebar luas dalam berbagai tujuan dan makna. Pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan tindakan yang dikoordinasikan untuk memelihara aset organisasi, pengendalian.
Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu cara yang digunakan oleh perusahaan untuk melindungi aset-aset tersebut, dan pengendalian ini juga berperan dalam melindungi aset, keandalan laporan keuangan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. . operasi dan kepatuhan terhadap hukum. Dengan adanya pengendalian intern diharapkan dapat mengendalikan kemungkinan terjadinya penipuan, penggelapan atau kerugian atau pengeluaran-pengeluaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, yang dapat merugikan atau bahkan menghancurkan perusahaan. Peningkatan keakuratan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dijalankan oleh perusahaan informasi menjadi dasar penciptaannya.
Meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dijalankan oleh perusahaan informasi menjadi dasar pembuatan
Meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan, sehingga dalam berbagai kegiatan dapat dilakukan penghematan. Efisiensi merupakan suatu
Meningkkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. Secara berkala, manajemen telah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh
Keandalan laporan keuangan
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi 10
Unsur-unsur Pengendalian Intern
Di antara keempat unsur pengendalian internal, unsur kualitas pegawai sesuai dengan tanggung jawabnya merupakan unsur pengendalian yang paling penting. Oleh karena itu, unsur manusia atau pegawai hendaknya ditempatkan secara realistis sesuai dengan bidang dan keahliannya serta tugas yang diberikan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Komponen Pengendalian Intern
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) 2. Penafsiran Resiko
Kegiatan Pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi
Prinsip-prinsip pengendalian intern
Prinsip pengendalian internal yang didasarkan pada pembagian kerja dan pemisahan kekuasaan antar karyawan seringkali membuat masyarakat beranggapan bahwa prinsip ini tidak dapat diterapkan pada perusahaan kecil yang jumlah karyawannya terbatas. Prinsip pengendalian internal yang diterapkan pada suatu perusahaan dan perusahaan lainnya berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor seperti aktivitas dan ukuran perusahaan.
Pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas 2. Dokumentasi dan pencatatan yang baik
Penjagaan terhadap aktiva
Persediaan
- Pengertian Persediaan
 - Jenis-jenis Persediaan
 
Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur pasti mempunyai persediaan. Persediaan merupakan hak milik setiap usaha, karena persediaan merupakan bagian persediaan yang sangat penting bagi kelangsungan usaha. Istilah persediaan adalah istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan untuk mengantisipasi pemenuhan permintaan.
Dengan adanya persediaan maka perusahaan akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen baik berupa jasa maupun barang berdasarkan jenis perusahaannya. Persediaan merupakan elemen penting dari aset lancar, sehingga sering kali merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruhan aset lancar. Unsur persediaan akan mempengaruhi penentuan keuntungan perusahaan, penentuan tingkat likuiditas perusahaan dan kebenaran penyajian neraca.
Menurut Mei Munta dan Melissa Simarmat, “Persediaan adalah suatu barang dagangan yang diperoleh suatu perusahaan untuk dijual kembali atau diolah lebih lanjut dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normalnya.”19. Oleh karena itu, dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah sejumlah bahan atau barang tertentu yang disediakan dalam proses di dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dan komponen. atau pesanan kapan saja. Dengan adanya persediaan akan mempermudah atau mempercepat operasional perusahaan serta mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang membutuhkan barang atau jasa yang diminta.
Dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi yang dapat menjalankan kegiatan usahanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pernyataannya juga akan berbeda-beda sesuai dengan kegiatan usaha perusahaan tersebut. 18Dwi Martani, dkk., Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Edisi Kedua, Buku 1, Edisi Ketiga: Salemba Empat, Jakarta, 2017, hlm. Bagi perusahaan dagang, barang yang dimilikinya diperlihatkan untuk dijual kembali dan disebut persediaan.
Berbeda dengan perusahaan industri yang membeli bahan baku dan bahan penolong yang akan diolah dalam proses produksi.
Persediaan Bahan Baku ( Raw Material Stock)
Persediaan Barang Setengah Jadi (Work in process) atau barang dalam proses
Persediaan Pasokan Pemeliharaan/Perbaikan/Operasi (maintenance, repair, operating)
Persediaan Barang Jadi (Finished Good Inventory) 20 Berikut penjelasan dari empat jenis persediaan antara lain
Metode Pencatatan Persediaan
Metode Persediaan Fisik (Phisical Inventory Method) 2. Meode Mutasi Persediaan (Perpectual Inventory Method) 21
Metode Penilaian Persediaan
Dalam akuntansi kita mengenal tiga metode penghitungan nilai persediaan akhir, yaitu: metode FIFO (first-in-first-out), metode LIFO (last-in-first-out). Dengan menggunakan metode FIFO, harga pokok pembelian pertamalah yang akan diakui terlebih dahulu sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini bukan berarti unit atau barang pertama yang dibeli adalah unit atau barang pertama yang terjual.
Jadi yang ditekankan di sini bukan pada unit atau fisik barangnya, melainkan pada harga dasar. Jika menggunakan metode FIFO, nilai persediaan akhir adalah harga pokok unit atau barang terakhir yang dibeli. Harga pokok pembelian barang terakhir diakui terlebih dahulu sebagai harga pokok penjualan.
Dalam hal ini, ini tidak berarti bahwa salinan atau barang terakhir yang dibeli adalah salinan atau barang pertama yang terjual. Dengan menggunakan metode LIFO, nilai persediaan akhir adalah harga pokok unit atau barang yang dibeli pertama kali. Dengan menggunakan metode rata-rata, harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan harga rata-rata per unit barang tersedia untuk dijual.
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang dijual mempunyai harga (rata-rata) yang sama per satuan.
Pengendalian Intern atas Persediaan Bahan Baku
Pengendalian fisik persediaan juga dilakukan dengan melakukan penghitungan fisik barang di gudang secara berkala minimal setahun sekali dengan melakukan pengecekan terhadap data persediaan. Panitia ini melakukan perhitungan fisik persediaan dan meneruskan hasil perhitungan tersebut ke bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar penyesuaian pencatatan persediaan pada kartu persediaan. Membuat bukti peringatan untuk mencatat penyesuaian data persediaan pada jurnal berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.
Pada sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk menyesuaikan data jumlah persediaan yang tercatat pada bagan gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan. Sebelum dilakukan penjualan, bagian pengawasan melakukan percobaan terhadap barang yang akan dijual, agar barang yang dijual memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pengendalian akuntansi atas persediaan mencakup pencatatan setiap jenis dan jumlah persediaan pada kartu persediaan.
Departemen penerimaan barang merupakan departemen yang bekerja menerima bahan atau barang yang dibeli oleh perusahaan. Setelah barang diterima, harus dilakukan pemeriksaan fisik terhadap barang yang diterima dan dibandingkan dengan pesanan pembelian untuk melihat apakah sesuai dengan pesanan. Secara umum siklus penerimaan barang adalah sebagai berikut: bagian penerimaan barang menerima salinan pesanan pembelian dari bagian pembelian, setelah barang pesanan sampai, bagian penerima menghitung dan memeriksa barang.
Jika terjadi kerusakan pada barang pesanan, hal ini akan dilaporkan ke bagian pembelian dan bagian pembelian akan memberitahukan kepada pemasok nota debit yang menandakan bahwa barang tersebut akan dikembalikan. Apabila pengendalian intern tidak baik sehingga jumlah bahan baku yang dibutuhkan tidak sesuai dengan jumlah yang ada atau sebaliknya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Jika persediaan bahan baku rusak hingga tidak dapat digunakan lagi, maka kerugian perusahaan akan semakin besar.
Jika suatu perusahaan mempunyai persediaan bahan baku yang sangat besar, maka turunnya harga pasar akan menjadi kerugian yang besar bagi perusahaan.
Persediaan yang terlalu kecil sangat sering tidak dapat mencukupi kebutuhan untuk proses produksi
Dengan sering terjadinya kekurangan persediaan bahan baku, maka proses produksi tidak dapat berjalan dengan lancar
Persediaan bahan baku rata-rata yang kecil/sedikit akan mengakibatkan frekuensi pembelian bahan baku menjadi sangat
METODE PENELITIAN
- Objek Penelitian
 - Jenis Penelitian
 - Jenis Data Penelitian
 - Metode Penelitian Data
 - Metode Analisis Data
 - Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau
 - Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan
 
Data sekunder dapat berupa bukti, dokumen, catatan atau sejarah, baik yang disusun dalam arsip terbitan maupun tidak terbitan, buku-buku yang berkaitan dengan pengendalian persediaan internal. Metode ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji literatur yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Metode ini untuk mencari landasan teori yang sesuai dengan bahasa ilmiah dengan cara mengumpulkan data dari sumber-sumber buku bacaan dan bahan perkuliahan yang erat kaitannya dengan topik penelitian ini.
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengamati langsung perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan penelitian langsung terhadap perusahaan yang menjadi objek penelitian melalui wawancara dengan pihak-pihak yang berwenang di dalam perusahaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Wawancara adalah suatu proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh minimal dua orang, atau berdasarkan ketersediaan dan dalam lingkungan alam, dimana arah pembicaraan mengacu pada tujuan yang ditetapkan dengan rasa percaya sebagai landasan utama dalam mengutamakan proses pemahaman.27 .
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara tidak terstruktur secara langsung kepada salah satu karyawan yaitu penanggung jawab bagian logistik di PT Perkebunan Nusantara IV unit Tobasari. Yaitu metode pengumpulan data yaitu pengumpulan data dari catatan dan dokumentasi yang dimiliki perusahaan, seperti dokumen cetak stok bahan baku, sejarah perusahaan, struktur organisasi, daftar persediaan, diagram alir yang berkaitan dengan sistem pengendalian persediaan internal. Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dan pendekatan komparatif, yaitu metode yang membandingkan data yang diperoleh dari perusahaan atau subjek penelitian dengan sistem pengendalian internal yang ada, sehingga memungkinkan untuk diketahui polanya. penyimpangan dan kemudian menarik kesimpulan yang sebenarnya. masalah yang sedang kita pelajari..
27 Haris, Herdiansyah, Wawancara, Observasi dan Focus Group, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Rajawali Press, Jakarta, 2015, hal.31. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel bebas, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa melakukan perbandingan, atau berdiri sendiri, atau satu atau lebih variabel (independen) tanpa melakukan perbandingan, atau untuk menghubungkan dengan variabel lain. Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk menganalisis penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data dan menganalisisnya secara deskriptif dan komparatif apakah sistem pengendalian internal dapat efektif atau tidak seperti yang diterapkan oleh unit PT Perkebunan Nusantara IV Tobasari.
Pengendalian internal persediaan bahan baku dikatakan efektif apabila unit PT Perkebunan Nusantara IV Tobasari telah menerapkan empat unsur sistem pengendalian internal persediaan bahan baku.