Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN BAHASA DAN PENDIDIKAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI TENTANG PENINGKATAN EJAAN BAHASA INDONESIA. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama seseorang, melainkan digunakan sebagai nama suatu jenis atau satuan ukuran. Huruf kapital tidak digunakan untuk menulis huruf pertama pada kata yang mempunyai arti 'anak', seperti bin, binti, boru dan van, kecuali ditulis sebagai awal nama atau huruf pertama kata untuk.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk gelar dan kata ganti Tuhan, serta singkatan nama Tuhan. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada nama unsur gelar kehormatan, kebangsawanan, keturunan, agama atau gelar akademik yang diikuti nama orang dan gelar akademik setelah nama orang tersebut. Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal unsur kehormatan, keturunan, agama, gelar profesi, serta nama jabatan dan pangkat digunakan sebagai salam.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada semua kata (termasuk unsur yang ditulis ulang seluruhnya) seperti pada nama tempat, lembaga, instansi, organisasi atau dokumen, kecuali kata tugas. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama suatu kata (termasuk seluruh unsur yang ditulis ulang) pada judul buku, esai, artikel dan makalah, serta nama media massa, kecuali kata tugas yang tidak ditempatkan pada posisi awal. . .
Huruf Miring
Nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek dalam bahasa asing atau daerah, tidak dicetak miring.
Huruf Tebal
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Masalah
- Latar Belakang
- Masalah
Tujuan
Kata Dasar
Kata Turunan
Bentuk terikat kata maha dan akar atau akhiran yang merujuk kepada nama atau sifat Tuhan ditulis dengan huruf besar berasingan sebagai pengkhususan. Gabungan perkataan yang boleh menyebabkan salah faham ditulis dengan menambahkan tanda sempang (-) di antara unsur.
Pemenggalan Kata
Jika terdapat dua huruf konsonan yang berurutan di tengah kata dasar, maka dilakukan pembagian antara kedua huruf konsonan tersebut. Apabila di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing mewakili satu bunyi, maka dilakukan pembagian antara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua. Apabila suatu kata terdiri dari dua unsur atau lebih dan salah satu unsur itu dapat digabungkan dengan unsur yang lain, maka dilakukan pembagian antar unsur tersebut.
Nama orang yang terdiri dari dua kata atau lebih pada akhir barisnya terpotong di antara kata-kata tersebut.
Partikel
Singkatan
Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri dari huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa titik. KUHP, KUHP Republik Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia, PBB, Persatuan Bangsa-Bangsa. Singkatan yang terdiri lebih dari dua huruf yang biasa digunakan dalam dokumen atau surat menyurat diikuti dengan titik.
Singkatan yang terdiri daripada dua huruf yang biasa digunakan dalam dokumen atau surat-menyurat, diikuti dengan titik pada setiap huruf. Singkatan yang biasa digunakan dalam penulisan alamat boleh ditulis dengan dua atau lebih huruf dan diakhiri dengan noktah. Akronim nama peribadi iaitu gabungan huruf dan suku kata atau gabungan suku kata daripada rangkaian perkataan ditulis dengan huruf awal huruf besar.
Akronim bukanlah nama pribadi yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan suku kata dari rangkaian kata yang ditulis dengan huruf bukan kapital.
Angka dan Bilangan
- Kata Sandang si dan sang
- Latar Belakang
- Masalah
- Tujuan
- A.1 Fonologi A.2 Morfologi
- B Sastra B.1 Puisi
Penulisan angka dengan huruf sebagaimana dalam peraturan hukum, akta dan kwitansi dilakukan sebagai berikut. Penulisan tingkatan angka dapat menggunakan angka romawi, gabungan awalan to dan angka atau huruf arab. Angka-angka seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, akta atau kwitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti dengan huruf.
Kata ganti ku- dan anda- ditulis bersama dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu dan -nya ditulis bersama dengan kata yang ada di depannya. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri suatu pernyataan secara lengkap, diikuti dengan rincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul baru. Situasi kebahasaan di Indonesia yang ditandai dengan bahasa baku dan bahasa non baku, ratusan bahasa daerah, dan beberapa bahasa asing memerlukan pertimbangan yang tepat dalam perencanaan bahasa.
Sifat masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya beragam sikap terhadap penggunaan bahasa di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga dengan bahasa asing, (2) sangat bangga dengan bahasa daerah, dan (3) sangat bangga dengan bahasa daerah. Bahasa Indonesia. Penelitian ini hanya membatasi permasalahan pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap bahasa yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap berbahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota-kota besar, terhadap bahasa-bahasa di Indonesia.
Titik tidak digunakan setelah angka terakhir, baik satu digit atau lebih, pada judul tabel, bagan, grafik, atau gambar. Titik digunakan untuk memisahkan jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Tanda Koma (,)
Koma digunakan sebelum menghubungkan kata-kata seperti tetapi, meskipun dan sementara dalam kalimat majemuk yang kontras. Tanda koma digunakan setelah menghubungkan kata atau ungkapan antar kalimat, seperti oleh karena itu, demikian, dengan demikian, dalam hal ini, dan meskipun demikian. Koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru seperti oh, ya, wah, paman atau hai, dan kata-kata yang digunakan sebagai sapaan seperti bu, adik atau anak.
Koma tidak digunakan untuk memisahkan kutipan langsung yang diakhiri dengan tanda tanya atau tanda seru dari bagian kalimat berikutnya. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan daerah ditulis secara berurutan. Tanda koma digunakan setelah salam pembuka (seperti salam hormat atau salam hormat), salam penutup (seperti salam hormat atau hormat kami), dan nama jabatan orang yang menandatangani surat.
Tanda koma digunakan di antara nama seseorang dan singkatan gelar akademik berikutnya untuk membedakannya dengan singkatan nama pribadi, nama keluarga, atau nama keluarga. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau antara rupee dan sen yang dinyatakan dalam angka. Koma dapat digunakan setelah informasi di awal kalimat untuk menghindari kesalahpahaman.
Tanda Titik Koma (;)
Persyaratan untuk mengikuti tes penerimaan pegawai di lembaga ini adalah (1) kewarganegaraan Indonesia; 4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian detail pada kalimat yang sudah menggunakan koma. Mengenai plagiarisme, penulis (Keraf, 1997; Putra, 2011; Wibowo, 2013) sama-sama mengingatkan kita akan pentingnya kutipan dan referensi yang cermat agar tidak dicap sebagai plagiator.
Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, dan (c) judul dan subjudul suatu karangan. Titik dua dapat digunakan untuk memisahkan jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Titik dua digunakan untuk menulis perbandingan dan hal-hal lain yang menyatakan persamaan dalam bentuk numerik.
Tanda Hubung (-)
Tanda sempang digunakan untuk (a) menggabungkan tarikh, bulan dan tahun yang dinyatakan dengan nombor, (b) menggabungkan huruf dalam perkataan yang dieja satu persatu, dan (c) menyatakan markah sesuatu pertandingan. Tanda sempang digunakan untuk menghubungkan elemen yang berbeza, iaitu antara huruf besar dan bukan huruf besar serta antara huruf dan nombor. Tanda sempang tidak digunakan antara huruf dan nombor jika nombor itu mewakili bilangan huruf.
Tanda hubung digunakan untuk menggabungkan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing, atau bahasa gaul.
Tanda Pisah (—)
Tanda Tanya (?)
Tanda Seru (!)
Elipsis di akhir kalimat diikuti tanda baca akhir kalimat berupa titik, tanda tanya, atau tanda seru. Tanda kutip digunakan untuk mencantumkan kutipan langsung yang berasal dari pidato, naskah, atau bahan tertulis lainnya. “Sesuai pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”
Tanda kutip digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau topik/subtopik yang terkandung dalam kalimat. Saya sedang membaca “Meningkatkan Kualitas Ekspresi Bahasa Indonesia” di buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani. Tanda kutip digunakan untuk mengapit istilah-istilah ilmiah yang kurang diketahui atau kata-kata yang mempunyai arti khusus.
Tanda Petik Tunggal ('…')
Tanda Kurung ((…))
Tanda kurung digunakan untuk mengapit kata-kata yang keberadaannya dalam teks dapat ditampilkan atau dihilangkan. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka untuk menunjukkan rincian yang ditulis menyamping atau ke bawah dalam sebuah kalimat.
Tanda Kurung Siku ([…])
Tanda Garis Miring (/)
Tanda Apostrof (’)
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia telah menyerap unsur-unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Golongan pertama adalah unsur-unsur bahasa sumber yang belum dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeure, de facto, de jure dan l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur tersebut digunakan dalam konteks Indonesia, namun penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara yang aneh.
Kelompok kedua adalah unsur bahasa sumber yang penulisan dan pengucapannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam aturan ini asal usul bahasa dicantumkan dalam tanda kurung, misalnya (Wolio) yang artinya berasal dari bahasa Wolio.
Penulisan Unsur Serapan Umum
Penulisan Unsur Serapan Khusus
Unsur penyerap yang biasa digunakan dan tidak sesuai dengan aturan umum penulisan unsur penyerap tidak diubah.
AMINUDIN AZIZ