• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 fadiyah - E-Jurnal Universitas Narotama

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "1 fadiyah - E-Jurnal Universitas Narotama"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PELAKU USAHA ASING GAME ONLINE

OLEH:

FADIYAH RAMADHANI PUTRI

Universitas Airlangga fadiyahrama@gmail.com

Abstract

This writing is awarded the title of "Government Policy In Income Tax Online Game Foreign business communities". The background of this paper is more and more the appearance of a variety of online games that demand various circles in Indonesia. The problem raised is that of online gaming businesses of foreign investors potentially have a considerable income. One of the sources of income of foreign investors is the online game of transactions such as the sale of goods or items in the online game that can only be purchased with real money. The money is flowing into foreign businesses. But in this case, foreign business players covered are of foreign investors who do not have or set up a permanent establishment in Indonesia.

Keywords: Income Tax, Corporate Income Tax Foreign, Online Game.

Abstrak

Penulisan ini diberikan judul “Kebijakan Pemerintah Dalam Pengenaan Pajak Penghasilan Pelaku Usaha Asing Game Online”. Latar belakang dari penulisan ini adalah semakin banyak munculnya berbagai game online yang diminati berbagai kalangan di Indonesia. Masalah yang diangkat adalah, dari usaha game online ini pelaku usaha asing berpotensi memiliki penghasilan yang cukup besar. Salah satu sumber penghasilan pelaku usaha asing game online adalah dari transaksi-transaksi seperti penjualan barang atau item di dalam game online tersebut yang hanya bisa dibeli dengan uang nyata. Uang tersebut mengalir masuk ke pelaku usaha asing tersebut. Namun pada kasus ini, pelaku usaha asing yang dibahas adalah pelaku usaha asing yang tidak memiliki atau mendirikan bentuk usaha tetap di Indonesia. Hingga saat ini belum ada tindakan pemerintah terkait pemungutan pajak penghasilan pelaku usaha asing game online tersebut.

Kata Kunci: Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan Badan Asing, Game Online.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23A menentukan bahwa, “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan undang-undang”. Kalimat ini mempunyai arti bahwa pajak diatur dengan suatu undang-undang atau peraturan perundangan lainnya di bawah undang-undang yang pembuatannya berdasarkan undang-undang. Pajak merupakan sumber belanja negara. Ada dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgeter dan fungsi regulerend. Fungsi budgeter adalah, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai anggaran-anggaran atau biaya pengeluaran negara. Fungsi budgeter merupakan fungsi yang ditempatkan di sektor publik dan menjadikan pajak itu sebagai suatu alat untuk memasukkan uang semaksimal mungkin ke dalam kas negara dan pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara khususnya pengeluaran rutin. Apabila kas negara tersebut masih ada sisa (surplus), maka surplus tersebut dapat digunakan oleh pemerintah sebagai investasi. Sedangkan fungsi regulerend adalah fungsi pajak untuk mengatur. Artinya, pajak tersebut sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Pajak itu dapat digunakan sebagai alat mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam bidang ekonomi dan social untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang keuangan dan fungsi mengatur tersebut banyak ditujukan terhadap sektor swasta.1

M. Farouq berpendapat bahwa pajak merupakan salah satu bentuk pendapatan Negara yang menyumbang persentase terbesar dibandingkan sektor-sektor pendapatan lain seperti minyak dan gas (migas) serta non migas. Keberhasilan suatu Negara dalam mengumpulkan pajak dari warga negaranya dapat dipastikan membawa manfaat bagi stabilitas ekonomi di Negara tersebut.2 Menurut P.J.A Adriani yang dikutip dari buku Bustamar memberikan batasan-batasan mengenai pajak, yaitu:

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan perundang-undangan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai

1 Dwi Sulastyawati, “Hukum Pajak Dan Implementasinya Bagi Kesejahteraan Rakyat”, Salam Jurnal Filsafat Dan Budaya Hukum, Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, hlm. 122

2 M. Farouq S., Hukum Pajak di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2018, hlm. 1

(3)

pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.3

Kemudian menurut Rochmat Soemitro, yang dikutip dari buku Safri Nurmantu, memberikan pernyataan: “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.”4

Secara yuridis, definisi “pajak” terdapat dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (selanjutnya disebut UU KUP), yang menyatakan “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Salah satu jenis pajak di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam penerimaan Negara adalah Pajak Penghasilan (PPh) yang diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (selanjutnya disebut UU Pajak Penghasilan). “Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa Pajak Penghasilan adalah pajak subjektif yang dapat dikenakan apabila orang atau badan memenuhi syarat subjektif dan objektif. Semua orang atau badan yang memenuhi syarat subjektif, jika memperoleh penghasilan maka berarti syarat objektifnya terpenuhi.”5

Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin berkembang pesat.

Berbagai kemajuan teknologi dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya kemajudan dalam berkomunikasi. Seiring kemajuan teknologi tersebut, berkembang pula berbagai alat komunikasi dari berbagai sarana salah satunya dengan sarana untuk kesenangan yaitu game online. Akhir-akhir ini permainan digital (game online) sangat diminati dari berbagai kalangan di Indonesia mulai dari tampilan grafisnya, resolusi gambarnya, gaya bermain, dan lain-lain. Keberadaan game online sangat berpengaruh bagi yang ingin

3 Bustamar Ayza, Hukum Pajak Indonesia, Kencana, Jakarta, 2016, hlm. 2

4 Safri Nurmantu, Pengantar Perpajakan, Granit, Jakarta, 2015, hlm.12

5 Atep Adya Barata, Panduan Lengkap Pajak Penghasilan, Visimedia, Jakarta, 2011, hlm. 457

(4)

menyalurkan hobinya. Fenomena game mewabah di Indonesia nyatanya sudah belasan tahun yang lalu dan tak kalah juga tipe permainannya ada berbagai variasi seperti peperangan, petualangan, strategi dan sebagainya. Namun dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi, beraneka ragam game muncul bahkan bisa dimainkan melalui internet seperti game online. Semakin menariknya berbagai game online tersebut memberikan pengaruh yang luar biasa besarnya bagi berbagai kalangan terlebih bagi kalangan muda. Pemain muda tersebut tidak segan untuk meluangkan banyak waktu bahkan materi untuk unjuk gigi meningkatkan kualitas permainannya.6

Permainan–permainan besar khususnya game online mendapatkan penghasilan salah satunya dari hasil transaksi suatu item yang ada di dalam permainan tersebut. Selain itu, permainan–permainan besar tersebut menjual produk-produk atau item di dalam permainan dan menghasilkan pendapatan yang bisa dibilang tidak sedikit. Contoh game online yang sedang popular saat ini adalah Player Unknown’s Battlegrounds Mobile (PUBG Mobile).

Menurut firma riset Sensor Tower, “pendapatan PUBG Mobile mencapai angka 32,5 (tiga puluh dua koma lima) juta dollar AS dalam kurun waktu satu bulan selama November 2018 lalu. Belum lagi permainan–permainan besar online lainnya seperti Mobile Legends, League of Legends, Dota dan masih banyak lagi.”7

Salah satu penyelenggara atau pengembang game digital serta koordinator Internasional Game Development Association (IGDA) Indonesia, Samuel Henry, mengatakan sedikitnya terdapat 60 (enam puluh) studio hingga 70 (tujuh puluh) studio pembuatan game yang aktif pada tahun ini. Jumlah tersebut meningkat hingga 100% (seratus persen) jika dibandingkan tahun sebelumnya. Di luar studio skala menengah dan besar, jumlah pengembang game skala kecil bisa mencapai ratusan. Nilai penjualan sebuah konten game relatif tinggi. Rata-rata, game jenis ini dihargai 2.000 (dua ribu) dollar AS hingga 5.000 (lima ribu) dollar AS per game. Lantaran jenis game digital beragam, harganya juga bervariasi, tergantung tingkat kerumitan pembuatannya. Game dengan aplikasi Flash yang biasa dimainkan di media sosial, misalnya, dihargai sekitar 500 (lima ratus) dollar AS - 1.500 (seribu lima ratus) dollar AS. Adapun game untuk personal computer (PC) bisa dibanderol

6Sahri Ramadhan, “Pengaruh Game Online Terhadap Prestasi Belajar Siswa”,

https://www.kompasiana.com/sahriramadan/56e805ebd59273b212e2bd9e/pengaruh-game-online-terhadap- prestasi-belajar-siswa?page=all, dikunjungi pada tanggal 10 Februari 2020.

7Fakhri Muhammad, “Menggali Potensi Pajak Dunia E-Sport”,

https://www.pajak.go.id/id/artikel/menggali-potensi-pajak-dunia-e-sport, dikunjungi pada tanggal 25 September 2019.

(5)

seharga 7.000 (tujuh ribu) dollar AS. Bahkan, harga game berbasis sistem operasi (Apple) iOS tertentu yang proses pembuatannya bisa mencapai 12 (dua belas) bulan bisa dipatok lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) dollar AS. Margin keuntungan pengembang konten game digital sekitar 30% (tiga puluh persen) hingga 50% (lima puluh).8

Berdasarkan uraian tersebut, ada potensi pengenaan pajak penghasilan pada usaha game online khususnya terhadap pelaku usaha asing atau perusahaan yang menerbitkan game online tersebut. Namun, tidak semua pelaku usaha asing game online memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis ratio legis pajak penghasilan terhadap pelaku usaha asing game online yang berbentuk badan asing, yang berkedudukan di Negara asalnya, sehingga dapat dikenakan Pajak Penghasilan terhadap penghasilan yang didapatkan dari usaha game online di Indonesia dan untuk mengetahui dan menganalisis penegakkan hukum dari pemungutan pajak penghasilan pelaku usaha asing game online.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yakni menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif yang menekankan pada dokumen-dokumen tertulis sebagai sumber hukum utamanya, seperti: peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, teori hukum, dan pendapat para sarjana.9

PEMBAHASAN

1. Ratio Legis Pemungutan Pajak Penghasilan Pelaku Usaha Asing Game Online a. Pengaturan Game Online di Indonesia

Game merupakan istilah bahasa inggris yang berarti permainan, adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan cara dan aturan tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, dan biasanya dalam konteks yang tidak serius dengan tujuan mencari hiburan semata.

8Kompas.com, “Manisnya Bisnis Game Digital di

Indonesia”, https://tekno.kompas.com/read/2012/10/02/16084725/Manisnya.Bisnis.Game.Digital.di.Indonesia, dikunjungi pada tanggal 25 September 2019

9 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005, hlm.35.

(6)

Sedangkan game online adalah game atau permainan yang berbasis elektronik dan visual.

Game online juga dimainkan dengan memanfaatkan media visual elektronik.10

Istilah game terdapat pula di Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik (selanjutnya disebut Permenkominfo No. 11 Tahun 2016), dan Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3 Tahun 2016 tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet (selanjutnya disebut SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016).

Pada Permenkominfo No. 11 Tahun 2016, game dikenal sebagai istilah Permainan Interaktif Elektronik. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Permenkominfo No. 11 Tahun 2016, “Permainan Interaktif Elektronik adalah aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objectives) dan aturan (rules) berbasis elektronik berupa aplikasi perangkat lunak.” Jika game tersebut melalui internet, maka merujuk juga pada SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016. Dalam SE Menkominfo 3/2016, pembuat game dikenal dengan istilah Penyedia Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet (Layanan Over The Top).

Layanan Aplikasi Melalui Internet adalah pemanfaatan jasa telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet yang memungkinkan terjadinya layanan komunikasi dalam bentuk pesan singkat, panggilan suara, panggilan video, dan daring percakapan (chatting), transaksi finansial dan komersial, penyimpanan dan pengambilan data, permainan (game), jejaring dan media sosial, serta turunannya.

Sedangkan Layanan Konten Melalui Internet adalah penyediaan semua bentuk informasi digital yang terdiri dari tulisan, suara, gambar, animasi, musik, video, film, permainan (game) atau kombinasi dari sebagian dan/atau semuanya, termasuk dalam bentuk yang dialirkan (streaming) atau diunduh (download) dengan memanfaatkan jasa telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet11

Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Permenkominfo No. 11 Tahun 2016, pelaku usaha game dikenal sebagai istilah Penyelenggara Permainan Interaktif Elektronik. “Penyelenggara Permainan Interaktif Elektronik yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah setiap orang

10 Drajat Edy Kurniawan, “Pengaruh Intensitas Bermain Game Online Terhadap Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling Universitas PGRI Yogyakarta”, Jurnal Konseling Gusjigang, Universitas PGRI Yogyakarta, hlm. 99

11 Sovia Hasanah, “Jerat Hukum Bagi Pembuat Game Berkonten Negatif”, HukumOnline.com, https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5a4af1f0c8ad2/jerat-hukum-bagi-pembuat-igame-i- berkonten-negatif/, dikunjungi pada tanggal 08 Januari 2020.

(7)

perseorangan dan/atau badan hukum yang menciptakan, memproduksi, mendistribusikan, dan/atau menyebarkan permainan interaktif elektronik.”

b. Subjek Pajak Penghasilan Pelaku Usaha Asing Game Online

Pelaku usaha asing Game Online dikategorikan sebagai subjek pajak luar negeri.

Adapun subjek pajak luar negeri terdiri atas:

1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia; orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan; dan badan hukum yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

2) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia; orang yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga)hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan; dan badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dan Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.12

Bagi wajib pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia, pemenuhan kewajiban perpajakannya dipersamakan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak badan dalam negeri sebagaimana diatur dalam UU No. 36 Tahun 2008 dan UU No. 28 Tahun 2007.

Berdasarkan Pasal 2 ayat 5 UU Pajak Penghasilan, bentuk usaha tetap adalah usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, serta badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia yang dapat berupa:

1. tempat kedudukan manajemen;

2. cabang perusahaan;

3. kantor perwakilan;

4. gedung kantor;

12Neneng Hartati, Pengantar Perpajakkan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2015, hlm. 79

(8)

5. pabrik;

6. bengkel 7. gudang;

8. ruang untuk promosi dan penjualan;

9. pertambangan dan penggalian sumber alam;

10. wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;

11. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan;

12. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

13. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan;

14. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas;

15. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; serta

16. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

Penyelenggara permainan online yang saat ini sedang popular di Indonesia, namun tidak berkedudukan di Indonesia diantaranya ada:

1) Bluehole Inc., merupakan perusahaan berkeduduikan di Korea Selatan dan mengembangkan PUBG Corporation dalam penerbitan permainan PUBG;

2) Tencent Games, yang merupakan perusahaan video game berkedudukan di China dan memegang lisensi atas permainan PUBG Mobile;

3) Valve Corporation, merupakan perusahaan pengembang atau penerbit permainan komputer yang berkedudukan di Amerika Serikat; dan lain lain.

c. Objek Pajak Penghasilan Pelaku Usaha Asing Game Online

Objek pajak merupakan sasaran dari pengenaan pajak dan dasar untuk menghitung besaran pajak yang terutang. Objek pajak pada pajak penghasilan berupa penghasilan. Pajak penghasilan merupakan segala tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh atau diterima wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat

(9)

digunakan untuk menambah kekayaan wajib pajak tersebut. Berdasarkan aliran tambahan kemampuan ekonomis kepada subjek pajak, penghasilan dapat dikelompokkan menjadi :

1) Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honoranium, penghasulan dari praktek dokter, akuntan, notaris, pengacara dan sebagainya.

2) Penghasilan dari usaha dan kegiatan.

3) Penghasilan dari modal atau investasi yang berupa harta yang bergerak maupun yang tidak bergerak seperti dividen, royalty, bunga, sewa, keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha dan sebagainya.

4) Penghasilan lain-lain seperti pembebasan utang, hadiah dan lain sebagainya.13

Pada usaha game online, salah satu potensi penghasilan yang diperoleh penerbit game yang cukup besar adalah penghasilan yang diperoleh dari transaksi penjualan barang digital di dalam game tersebut khususnya permainan dalam bentuk platform mobile. Barang-barang digital yang dijual di dalam game tersebut merupakan suatu barang yang dapat menunjang kualitas dan karakter pemain dalam memainkan permainan itu. Namun barang tersebut dibeli dengan uang nyata. Apabila diambil contoh dari satu negara saja misal Indonesia, tidak terhitung berapa banyak masyarakat yang memainkan game online dan melakukan transaksi pembelian barang-barang di dalam game tersebut. Perolehan transaksi tersebut tentunya langsung diterima oleh pihak publisher. Maka, objek pajak penghasilan dari pelaku usaha asing game online dalam kasus ini adalah berupa penghasilan dari usaha game online.

2. Penegakan Hukum Terhadap Pemungutan Pajak Penghasilan Pelaku Usaha Asing Game Online

a. Penerbitan regulasi baru terkait bentuk usaha tetap di Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menerbitkan regulasi baru berupa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.03/2019 tentang Penentuan Badan Usaha Tetap (selanjutnya disebut PMK No. 3 Tahun 2019) yang ditandatangani pada 1 April dan langsung berlaku sejak disahkan. Secara umum, aturan baru ini menjadi panduan sekaligus memberi kepastian hukum dalam menentukan BUT yang sebelumnya diatur dalam UU No.

36 Tahun 2008. Regulasi ini khususnya berkaitan dengan pajak perusahaan digital raksasa atau over the top (OTT). Badan hukum jenis perusahaan-perusahaan tersebut tercatat sebagai

13 Ibid., hlm. 109

(10)

BUT asing. Dengan kata lain, regulasi pajak baru ini juga berdampak terhadap perusahaan- perusahaan digital saat ini salah satunya perusahaan game online.14

Berdasarkan PMK No. 3 Tahun 2019, yang dimaksud bentuk usaha tetap merupakan bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi asing atau badan asing untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Adanya suatu tempat usaha di Indonesia. Tempat usaha mencakup segala jenis tempat, ruang, fasilitas, atau instalasi, termasuk mesin atau peralatan, yang digunakan orang pribadi asing atau badan asing untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan, seperti:

a. Tempat kedudukan manajemen;

b. Cabang perusahaan;

c. Kantor perwakilan;

d. Gedung kantor;

e. Pabrik;

f. Bengkel;

g. Gudang;

h. Ruang untuk promosi dan penjualan;

i. Pertambangan dan penggalian sumber alam;

j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;

k. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan; dan

l. Komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan orang pribadi asing atau badan asing untuk menjalankan usaha melalui internet.

Ketentuan tersebut tidak tepenuhi dalam hal (i): tempat usaha hanya digunakan untuk penyimpanan data dan/atau pengelolaan data secara elektronik oleh orang pribadi asing atau badan asing, dan (ii): orang pribadi asing atau badan asing memiliki akses yang terbatas untuk mengoperasikan tempat usaha tersebut.

14 Mohammad Januar Rizki, “Bagaimana Hubungan Pajak Google Cs Dengan Regulasi Baru Penentuan BUT”, https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5cab2efcd3d95/bagaimana-hubungan-pajak- google-cs-dengan-regulasi-baru-penentuan-but/, dikunjungi pada tanggal 05 April 2020.

(11)

2) Tempat usaha bersifat permanen. Tempat usaha bersifat permanen sepanjang tempat usaha tersebut digunakan secara kontinu dan berada di lokasi geografis tertentu.\

3) Tempat usaha digunakan orang pribadi asing atau badan hukum untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan. Tempat usaha digunakan untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan sepanjang (i) tempat usaha tersebut tersedia untuk digunakan sehingga orang pribadi asing atau badan asing memiliki akses yang tidak terbatas untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan, dan (ii) orang pribadi asing atau badan asing menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui tempat usaha tersebut.

b. Kendala Dalam Pemungutan Pajak Penghasilan Pelaku Usaha Asing Game Online

Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:

01/PER/M.KOMINFO/01/2010, tanggal 25 Januari 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi (selanjutnya disebut Permenkominfo No. 1 Tahun 2010) serta SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 menyatakan bahwa, “perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan internet yang disediakan oleh perorangan dan/atau badan usaha asing wajib mendirikan perusahaannya dengan status bentuk usaha tetap sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia, namun tidak disebutkan adanya sanksi bagi pelanggar.”15

Lebih lanjut berdasarkan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016, penyedia layanan over the top berbentuk perorangan Warga Negara Indonesia, atau badan usaha Indonesia yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Selain itu, layanan over the top dapat disediakan juga oleh perorangan atau badan usaha asing dengan ketentuan wajib mendirikan Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia. Bentuk usaha tetap didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakkan.

Berdasarkan uraian diatas, perusahaan-perusahaan asing yang mengadakan kegiatan usaha game online sebagai Penyedia Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet (Layanan Over The Top) seharusnya memiliki atau mendirikan bentuk usaha tetap di Indonesia. Usaha game online memiliki potensi pemungutan pajak penghasilan yang cukup besar namun hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah terkait hal tersebut.

Sehingga usaha game online disebut dapat merugikan Indonesia. Game online juga disebut-

15 Putu Suryani, A.A. Suryani, dan I Gede Putra Aryana, “Penyelesaian Permasalahan Penggelapan Pajak Oleh Google Indonesia”, Jurnal Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2018, hlm.

9

(12)

sebut dapat menyebabkan kerugian negara. Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, “aliran dana ke luar negeri melalui transaksi game secara tidak langsung dapat membebani Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)”16. Sama halnya pada kasus game online, di dalam game online tersebut ada model transaksi. Transaksi tersebut merupakan jual barang-barang di dalam game online yang hanya bisa dibeli menggunakan uang nyata. Uang tersebut mengalir masuk ke pihak publisher. Namun sayangnya, tidak semua publisher asing game online tersebut tidak memiliki kantor yang berbasis di Indonesia.17

Selain itu, di Indonesia menerapkan salah satu asas perpajakan yaitu asas sumber.

Asas ini memberikan kewenangan kepada negara asal sumber pendapatan yang diperoleh oleh wajib pajak. Dengan kata lain pemungutan pajak didasarkan atas letak sumber pendapatan yang diperoleh tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.18 Namun terdapat beberapa kendala yang mengakibatkan tidak memadainya penerapan regulasi perpajakan Indonesia terhadap pelaku usaha asing game online. Secara regulasi, pelaku usaha asing atau Penyedia Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet (Layanan Over The Top) wajib mendirikan atau memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia. Namun tidak ada sanksi yang diatur apabila tidak mendirikan atau memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia.

Kendala selanjutnya selain pelaku usaha asing game online yang tidak memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia adalah sistem pemungutan pajak di Indonesia yang saat ini menggunakan sistem self assessment system. Self assessment system adalah sistem pemungutan yang memberikan kepercayaan untuk menghitung, menetapkan besarnya pajak terutang, membayar sendiri pajak terutang kepada Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, serta melaporkan sendiri kepada administrasi perpajakan.19 Namun sistem pemungutan tersebut akan efektif apabila adanya kedisiplinan dan kepatuhan dari wajib pajak itu sendiri. Hal tersebut cukup sulit diterapkan mengingat kedudukan dari pelaku usaha asing itu sendiri tidak berada di Indonesia.

16 Taufan Adharsyah, “Apa Benar Gara-Gara PUBG Cs, Indonesia Rugi Besar?”

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190328141617-37-63443/apa-benar-gara-gara-pubg-cs-indonesia-rugi- besar, dikunjungi pada tanggal 25 September 2019

17 Ibid.

18 Suparnyo, Hukum Pajak Suatu Sketsa Asas, Penerbit Pustaka Magister, Semarang, 2012, hlm. 26

19 Suryohadi Djulianto, Hukum dan Sistem Pemungutan Pajak”, modul, Universitas Terbuka, 2010, hlm. 26.

(13)

PENUTUP Kesimpulan

a. Pemungutan pajak salah satunya pajak penghasilan ditujukan untuk keperluan negara.

Pelaku usaha asing game online memiliki potensi dalam pemungutan pajak penghasilan.

Penyebaran kegiatan usaha game online ada di berbagai negara salah satunya di Indonesia. Contoh permainan yang cukup popular saat ini adalah Player Unknown’s Battlegrounds Mobile (PUBG Mobile) Publisher game online mendapatkan penghasilan yang cukup besar, salah satunya dari hasil transaksi suatu item yang ada di dalam permainan tersebut. Selain itu, permainan–permainan tersebut menjual produk-produk atau item di dalam permainan dan menghasilkan pendapatan yang bisa dibilang tidak sedikit. Namun, tidak semua pelaku usaha asing game online (publisher) tersebut mendirikan atau memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia. Seperti publisher dari game online PUBG yang berkedudukan di luar Indonesia. Berdasarkan asas sumber yang berlaku di Indonesia, Asas ini memberikan kewenangan kepada negara asal sumber pendapatan yang diperoleh oleh wajib pajak. Dengan kata lain pemungutan pajak didasarkan atas letak sumber pendapatan yang diperoleh tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. Oleh karena itu, seharusnya para pelaku usaha asing game online yang tidak memiliki atau mendirikan bentuk usaha tetap di Indonesia, dan memperoleh penghasilan bersumber dari Indonesia dapat dipungut Pajak Penghasilan.

b. Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:

01/PER/M.KOMINFO/01/2010, tanggal 25 Januari 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi (selanjutnya disebut Permenkominfo No. 1 Tahun 2010) serta SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 menyatakan bahwa, “perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan internet yang disediakan oleh perorangan dan/atau badan usaha asing wajib mendirikan perusahaannya dengan status bentuk usaha tetap sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia. Lebih lanjut berdasarkan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016, penyedia layanan over the top berbentuk perorangan Warga Negara Indonesia, atau badan usaha Indonesia yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.

Selain itu, layanan over the top dapat disediakan juga oleh perorangan atau badan usaha

(14)

asing dengan ketentuan wajib mendirikan Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.

Bentuk usaha tetap didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakkan. Maka dari itu pelaku usaha asing game online (publisher) yang merupakan penyedia layanan over the top sudah sewajibnya memiliki atau mendirikan bentuk usaha tetap di Indonesia. Namun ada beberapa kendala yang terkait dalam pemungutan pajak penghasilan publisher tersebut. Secara regulasi, tidak ada sanksi yang mengatur apabila publisher tidak memiliki atau mendirikan bentuk usaha tetap di Indonesia. Selain itu, di Indonesia menerapkan sistem pemungutan pajak berdasarkan

self assessment system. sistem pemungutan yang memberikan kepercayaan untuk menghitung, menetapkan besarnya pajak terutang, membayar sendiri pajak terutang kepada Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, serta melaporkan sendiri kepada administrasi perpajakan. Namun sistem pemungutan tersebut akan efektif apabila adanya kedisiplinan dan kepatuhan dari wajib pajak itu sendiri. Hal tersebut cukup sulit diterapkan mengingat kedudukan dari pelaku usaha asing itu sendiri tidak berada di Indonesia.

Saran

a. Pemerintah harus lebih ketat mengawasi perizinan-perizinan kegiatan usaha dari para pelaku usaha asing, salah satunya usaha game online ketika memasuki wilayah Indonesia. Pemerintah harus mempertegas dan memberikan kepastian hukum regulasi pemungutan pajak penghasilan terkait kegiatan usaha game online yang dilakukan oleh pelaku usaha asing.

b. Pemerintah harus mempertegas sanksi yang diterapkan kepada pelaku usaha asing game online yang berkedudukan di luar Indonesia, apabila menjalankan kegiatan usaha game online tidak mendirikan atau memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia.

Pemerintah juga sebaiknya membuat peraturan baru yang mengharuskan para pelaku usaha asing game online (publisher) untuk bekerja sama dengan publisher local di Indonesia. Hal tersebut akan memudahkan proses administrasi perpajakkan salah satunya pemungutan pajak penghasilan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

M. Farouq S., Hukum Pajak di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2018.

Bustamar Ayza, Hukum Pajak Indonesia, Kencana, Jakarta, 2016.

Safri Nurmantu, Pengantar Perpajakan, Granit, Jakarta, 2015.

Atep Adya Barata, Panduan Lengkap Pajak Penghasilan, Visimedia, Jakarta, 2011.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005.

Neneng Hartati, Pengantar Perpajakkan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2015.

Suparnyo, Hukum Pajak Suatu Sketsa Asas, Penerbit Pustaka Magister, Semarang, 2012.

Suryohadi Djulianto, Hukum dan Sistem Pemungutan Pajak”, modul, Universitas Terbuka, 2010.

Jurnal

Dwi Sulastyawati, “Hukum Pajak Dan Implementasinya Bagi Kesejahteraan Rakyat”, Salam Jurnal Filsafat Dan Budaya Hukum, Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Drajat Edy Kurniawan, “Pengaruh Intensitas Bermain Game Online Terhadap Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling Universitas PGRI Yogyakarta”, Jurnal Konseling Gusjigang, Universitas PGRI Yogyakarta.

Putu Suryani, A.A. Suryani, dan I Gede Putra Aryana, “Penyelesaian Permasalahan Penggelapan Pajak Oleh Google Indonesia”, Jurnal Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Internet

Sahri Ramadhan, “Pengaruh Game Online Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, https://www.kompasiana.com/sahriramadan/56e805ebd59273b212e2bd9e/pengaruh- game-online-terhadap-prestasi-belajar-siswa?page=all, dikunjungi pada tanggal 10 Februari 2020.

(16)

Fakhri Muhammad, “Menggali Potensi Pajak Dunia E-Sport”, https://www.pajak.go.id/id/artikel/menggali-potensi-pajak-dunia-e-sport, dikunjungi pada tanggal 25 September 2019.

Kompas.com, “Manisnya Bisnis Game Digital di

Indonesia”, https://tekno.kompas.com/read/2012/10/02/16084725/Manisnya.Bisnis.G ame.Digital.di.Indonesia, dikunjungi pada tanggal 25 September 2019

Sovia Hasanah, “Jerat Hukum Bagi Pembuat Game Berkonten Negatif”, HukumOnline.com, https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5a4af1f0c8ad2/jerat-hukum- bagi-pembuat-igame-i-berkonten-negatif/, dikunjungi pada tanggal 08 Januari 2020.

Mohammad Januar Rizki, “Bagaimana Hubungan Pajak Google Cs Dengan Regulasi Baru

Penentuan BUT”,

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5cab2efcd3d95/bagaimana-hubungan- pajak-google-cs-dengan-regulasi-baru-penentuan-but/, dikunjungi pada tanggal 05 April 2020.

Taufan Adharsyah, “Apa Benar Gara-Gara PUBG Cs, Indonesia Rugi Besar?”

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190328141617-37-63443/apa-benar-gara- gara-pubg-cs-indonesia-rugi-besar, dikunjungi pada tanggal 25 September 2019

DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740).

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893).

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 01/PER/M.KOMINFO/01/2010, tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi.

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik.

(17)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.03/2019 tentang Penentuan Bentuk Usaha Tetap.

Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 tentang Penyedia Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet.

Referensi

Dokumen terkait

919 | Publisher: Humanistic Network for Science and Technology time and effort .8,9, 10,12 High attrition rates are also a poor indicator of the quality of education.13 Program

The three primary reasons that people become entrepreneurs and start their own firms Desire to be their own boss Financial rewards Desire to pursue their own ideas 1-9 Copyright