• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fahrur Rozi 170402003.pdf - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Fahrur Rozi 170402003.pdf - etheses UIN Mataram"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bagi pasangan yang hendak melangsungkan perkawinan pada usia muda dan belum cukup umur seperti yang ditentukan oleh undang-undang perkawinan, maka diperlukan surat nikah atau perkawinan dari pengadilan agama. Namun larangan tersebut dapat dilanggar dengan mengajukan dispensasi nikah atau dispensasi nikah ke Pengadilan Agama yang dibakukan dalam bentuk UU No. Dari total 139 perkara yang disidangkan oleh Pengadilan Agama di Pulau Lombok dalam tiga tahun terakhir tahun 2016 sampai dengan Tahun 2018, hal ini menunjukkan bahwa permohonan pelepasan nikah sangat marak sehingga sebagian besar kasus tersebut dikabulkan oleh pengadilan agama dibandingkan dengan penolakannya.

Ketentuan mengenai pemberian dispensasi perkawinan bagi pasangan di bawah umur (yang belum mencapai usia minimum) berlaku sejak ditetapkannya Undang-Undang Perkawinan dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) No.

Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah

Dari beberapa pernyataan di atas, nampaknya peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui lebih dalam tentang praktik pemberian dispensasi perkawinan, pertimbangan hakim dalam pemberian atau penolakan dispensasi perkawinan di bawah umur dan prinsip maslahah dalam perkara tersebut. tentang dispensasi nikah, maka penulis sajikan dalam satu judul: “Prinsip Maslahah dalam Praktek Pemberian dispensasi di Peradilan Agama Se-Pulau Lombok”. Dari total 165 kasus, mayoritas kasus atau kasus dispensasi nikah, yakni sebanyak 139 kasus, diputus oleh hakim dan sangat sedikit yang diputus olehnya, yang tentunya sarat dengan berbagai pertimbangan yang menarik untuk diteliti. . Apa alasan hakim mengizinkan atau menolak pemberian dispensasi nikah di Pengadilan Agama Pulau Lombok?

Bagaimana penerapan mas}lah}ah dalam pemberian surat nikah oleh Pengadilan Agama se-Pulau Lombok.

Tujuan Penelitian

Signifikansi dan Manfaat Penelitian

Memperluas cakrawala pemikiran teoretis dalam hukum keluarga Islam (Ahwal al-Syakshiyah) khususnya dalam prinsip kemaslahatan pemberian dispensasi perkawinan. Memberikan penguatan teoritis baik sebagai antitesis maupun sintesa dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan maupun penelitian-penelitian selanjutnya. Bagi aparatur pemerintah (ASN) baik di lingkungan peradilan agama maupun Kementerian Agama khususnya di Kantor Urusan Agama (KUA), diharapkan hasil kajian ini dapat memberikan masukan yang konstruktif dengan tujuan untuk memberikan pendidikan, informasi dan nasihat mengenai perkawinan pada umumnya dan kasus-kasus dispensasi khusus.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua dan remaja dalam meningkatkan pengetahuannya tentang masalah pernikahan pada anak usia dini.

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Hasil kajian kelima yang dilakukan oleh Dwi Siswanto berjudul “Dinamika Argumen Hukum Hakim dalam Putusan Permohonan Cerai di Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2015”. 71 Lihat: http://pa-girimenang.go.id/profil-instantan/History-berdirinya-pengdinding-agama-giri-win, diakses 9 Januari 2019. 72 Lihat: http://pa-girimenang.go. id/agency-profile/history-of-the-religious-court-giri-menin, diakses 9 Januari 2019.

Permohonan dispensasi nikah diajukan oleh kedua orang tua laki-laki dan perempuan kepada Pengadilan Agama yang mewakili tempat tinggal mereka.

Kerangka Teoretik

  • Konsep Dispensasi Perkawinan
  • Batas Usia Calon Pengantin
  • Faktor Pendorong Perkawinan di Bawah Umur
  • Teori Mas}lah}ah dalam Perspektif Ushul Fiqh (Teori Hukum

Metode Penelitian

  • Jenis, Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian
  • Latar Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Sumber Data Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan atau Uji Keabsahan Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode penelitian hukum yang memiliki metode yang cukup berbeda dengan penelitian sosial lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus berdasarkan data yang dikumpulkan dalam penelitian. Sumber primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian pada saat penelitian dilakukan, antara lain: Pertama, data lisan berupa pernyataan dari informan, responden terpercaya yang diperoleh dari teknik wawancara, diantaranya; (1) Keterangan Hakim Pengadilan Agama se-Pulau Lombok, (2) Keterangan orang tua calon mempelai, dan (3) Keterangan pasangan calon mempelai; dan Kedua, data dokumenter berupa informasi dari arsip atau catatan permohonan dispensasi perkawinan yang tercatat di Pengadilan Agama se-Pulau Lombok dan data putusan Hakim mengenai pemberian atau penolakan dispensasi yang dilakukan oleh orang tua calon mempelai. telah diserahkan.

Dari data atau bahan hukum sekunder tersebut dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu: 58. Dalam konteks penelitian ini, dokumen hukum primer mengenai batas usia perkawinan antara lain: UU No. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang membantu dan mendukung bahan hukum primer atau bahan hukum primer yang bersifat penjelas dan terperinci, seperti: rancangan undang-undang, hasil penelitian, karya dari kalangan hukum, dan lain-lain, yang mengkaji tentang putusnya perkawinan dan dapat dipergunakan daripada sebagai analisis dalam penelitian ini.

Yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk, perincian dan penjelasan bahan hukum primer dan sekunder; Studi dokumen merupakan alat untuk mengumpulkan bahan hukum melalui bahan hukum tertulis dengan menggunakan analisis isi. 60 Teknik ini berguna untuk mendapatkan landasan teori dengan mengkaji dan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan, dokumen, laporan, arsip dan hasil penelitian lainnya baik cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan dispensasi perkawinan. Proses analisis data dan bahan hukum dalam konteks penelitian ini menggunakan teknik analisis normatif yang bersumber dari teori-teori berupa undang-undang dan konsep mashlahah ulama ushul al-fiqh yang digunakan hakim untuk memutus suatu perkara secara pasti.

Akan tetapi, dalam argumentasi hukum, silogisme hukum tidak sesederhana silogisme tradisional.61 Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan logika deduktif, yaitu mengolah bahan hukum secara deduktif dengan menjelaskan suatu kasus umum kemudian menarik kesimpulan yang lebih spesifik darinya. Proses verifikasi keabsahan data atau pengujian keabsahan data dalam penelitian ini berlangsung melalui beberapa teknik dengan penjelasan sebagai berikut. A.

Sistematika Pembahasan

Bila hal ini dilakukan, diperoleh sejumlah hasil, antara lain: 1) mata kritis, 2) pengujian hipotesis kerja (temuan teori substantif), 3) membantu mengembangkan langkah selanjutnya, dan 4) berfungsi sebagai pembanding.65 Oleh karena itu , teknik ini sangat berguna untuk lebih menyempurnakan kajian dan analisis hasil penelitian. pernikahan; dan 3) Menerapkan prinsip mashlahah dalam dispensasi nikah. Pada bab ini, peneliti memaparkan pemaparan data yang ditemukan selama proses penelitian yang berujung pada temuan. Selanjutnya data temuan penelitian dideskripsikan secara dialogis, disertai analisis tajam, disertai analisis tajam sesuai teori yang telah ditetapkan untuk mendapatkan hasil interpretasi.

Dalam bab ini, peneliti menarik kesimpulan penting dengan implikasi teoretis dan kemudian menyajikan sejumlah saran atau rekomendasi untuk klien terkait dengan penelitian ini.

PEMBERIAN DISPENSASI PERKAWINAN DI PENGADILAN

Deskripsi Pengadilan Agama se-Pulau Lombok

  • Pengadilan Agama Mataram
  • Pengadilan Agama Giri Menang Gerung
  • Pengadilan Agama Praya
  • Pengadilan Agama Selong

Hasil dan Temuan Penelitian

  • Pemberian Dispensasi Perkawinan di Pengadilan Agama
  • Pertimbangan Hakim Menerima atau Menolak Pemberian
  • Penerapan Prinsip Mas}lah}ah dalam Pemberian Dispensasi

Untuk memenuhi syarat nikah, pemohon mengajukan surat nikah di kantor perkawinan kantor urusan agama setempat, namun ditolak karena belum cukup umur dan ternyata harus mengajukan dispensasi nikah dari warga setempat. pengadilan agama. Salah satu perkara pembatalan perkawinan yang diajukan oleh orang tua adalah pemohon adalah seorang laki-laki berusia 19 tahun, sedangkan calon mempelai berusia 15 tahun. Alasan lain permohonan dispensasi nikah yang terjadi di Pengadilan Agama Pria Giri Lombok Barat adalah rendahnya pendidikan.

Salah satu kasus dimana Pemohon I. mempunyai anak laki-laki berumur 17 tahun 9 bulan, Pemohon II. dan putrinya, yang berusia 16 tahun 6 bulan, dia meminta pembebasan dari pernikahan kepada Pengadilan Agama setempat. Hakim Pengadilan Agama Mataram mempertimbangkan beberapa pertimbangan dalam memutuskan apakah akan mengabulkan cerai pemohon, dan pertimbangan hakim didasarkan pada bukti dan saksi. Pengadilan Agama dapat memberikan dispensasi perkawinan setelah mendengar keterangan dari orang tua, kerabat dekat atau wali.

Permohonan pembatalan perkawinan yang diterima adalah permohonan yang didukung oleh alasan-alasan mendasar yang dapat memperkuat permohonan tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan penetapan atas permohonan cerai dari Pengadilan Agama Mataram, Majelis Hakim mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: Hakim Pengadilan Agama Mataram mempertimbangkan beberapa pertimbangan dalam memutuskan dapat atau tidaknya mengabulkan gugatan cerai bagi pemohon, dan pertimbangan hakim didasarkan pada bukti dan saksi.

Konsep mashlahah mursalah yang tertuang dalam kaidah fikih dan menjadi pertimbangan dalam memutuskan permohonan dispensasi nikah adalah lebih utama menghindari mudharat daripada mendatangkan manfaat. Dalam hal ini merujuk pada permohonan pisah nikah sebagaimana diuraikan panjang lebar dalam perkara dan dasar hukum putusan pengadilan tersebut di atas.

PENERAPAN MAS{LAHAH DALAM PEMBERIAN

Pemberian Dispensasi Perkawinan di PA se-Pulau Lombok

Pertimbangan Hakim Menerima atau Menolak Pemberian

  • Pertimbangan Hakim dalam Hukum
  • Pertimbangan Hakim di Luar Hukum
  • Permohonan Dispensasi Perkawinan yang Ditolak

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan rasa kemanfaatan hukum bagi masyarakat, maka dengan berbagai pertimbangan Hakim harus menerima permohonan dispensasi karena kondisinya sangat mendesak karena orang tua sudah tidak sanggup lagi menghadapi perbuatan tersebut. anak-anak mereka, maka hakim akan. Ditinjau dari segi kemaslahatan orang tua, ada pertimbangan untuk mengakhiri dispensasi nikah, antara lain tiga, kemampuan suami, kemauan istri menjadi ibu rumah tangga, dan pertimbangan hamil di luar nikah. Bagi calon mempelai yang pada awalnya tidak hamil, tetapi telah melakukan zina tetapi tidak hamil, menurut orang tua calon mempelai, hal inilah yang menjadi alasan hakim mengabulkan cerai.

Hakim melihat bahwa pendidikan yang rendah memungkinkan pernikahan dilangsungkan untuk meringankan beban orang tua calon mempelai wanita, sedangkan calon mempelai pria sedang bekerja dan kedua calon mempelai telah siap dan akan bertanggung jawab atas risiko apa pun dalam rumah tangga besok. Sebelum menelaah apakah syarat maslahah sudah terpenuhi dari sudut pandang Imam al-Ghazali dalam perumusan diskresi hakim dalam pertimbangan hukum dispensasi nikah, perlu ditegaskan kembali pertimbangan maslahah dari sudut pandang hakim di Pengadilan Agama. seluruh Pulau Lombok. Kedua, bila alasannya adalah kekhawatiran orang tua bahwa perzinaan telah terjadi atau bahkan berulang, maka yang menjadi pertimbangan utama adalah bagaimana cara memutus atau menutup jalan terhadap praktek perzinahan agar tidak terjadi atau terus menerus terulang, perkawinan dianggap solusi yang tepat untuk masalah ini, meskipun tidak memenuhi batas usia yang ditentukan.

Alasan permohonan dispensasi nikah adalah kehamilan di luar nikah dan kekhawatiran orang tua terhadap perzinahan, menurut hakim. Sebagian hakim Pengadilan Agama se-Pulau Lombok menganggap tidak adil jika pertimbangan maslahah 'ammah diterapkan dalam perkara perceraian yang sifatnya khusus dan tidak bisa digeneralisasikan. Melihat fakta di seluruh Kabupaten/Kota se-Pulau Lombok yaitu meningkatnya angka dispensasi nikah yang disebabkan oleh masalah kekhawatiran orang tua terhadap zina yang mencerminkan penurunan nilai moral masyarakat khususnya di kalangan remaja, dan hal ini sudah tidak bisa dihentikan lagi di era informasi dan arus globalisasi.komunikasi saat ini.

Hasil penelitian ini menguatkan alasan dan pertimbangan hakim Pengadilan Agama dalam melaksanakan amanat UU Perkawinan dan batang tubuh hukum Islam tentang perkawinan. Terkait dengan peningkatan permohonan cerai di Pengadilan Agama se-Pulau Lombok selama tiga tahun terakhir, dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, penulis memberikan saran sebagai berikut.

PENUTUP

Kesimpulan

Terdapat 165 kasus eksklusi nikah yang diajukan oleh pemohon di Pengadilan Agama di seluruh Pulau Lombok dari tahun 2016 hingga 2018, yang disebabkan oleh berbagai faktor latar belakang, antara lain: a) hubungan pacaran yang menghebohkan hingga hamil sebelum sah menikah, b) rendahnya tingkat pendidikan pada masa remaja membuat kegiatan remaja kurang produktif; Alasan hakim mengabulkan permohonan pembubaran perkawinan ditunjukkan dengan adanya beberapa faktor di atas dan didukung dengan kelengkapan bukti administrasi kependudukan yang diajukan oleh pemohon. Penerapan mas}lah}ah oleh hakim Pengadilan Agama dalam mengabulkan permohonan dikabulkannya perkawinan didasarkan pada prinsip fiqhijah untuk mencapai mas}lah}ah dan mengurangi atau menghindari mudharat, juga dalam rangka membawa amanat Undang-undang perkawinan sebagaimana tercantum dalam pasal 7 ayat 2 dan ringkasan hukum Islam pasal 53 ayat (1).

Implikasi Teoritis

Saran

Dampak Perkawinan Anak Terhadap Hubungan Keluarga (Studi Kasus di Desa Purwodadi Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkudul, Tahun Skripsi. Pemberian Dispensasi Perkawinan oleh Pengadilan Agama (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kota Ambogu), Artikel dalam “Jurnal Lex Privatum”, Vol. Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur (Kajian Pandangan Masyarakat Desa Buring Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)", Tesis.

Dispensasi Perkawinan Di Bawah Umur: Perspektif Hukum Adat, Hukum Negara & Hukum Islam”, Pagaruryuang Law Journal, Vol.

Referensi

Dokumen terkait

A A Shift from Strict Literal Meaning to Natural and Ordinary Meaning in Context Both Professor Burrows and Justice McGrath refer to the old style of interpretation where courts