23 BAB IV
ANALISIS PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dari hasil penelitian perawatan winch yang dilaksanakan pada kapal tempat taruna praktek memang sudah memenuhi standar SOP karena telah dilengkapi dengan jadwal perawatan dan penggantian suku cadang, tapi sayangnya ternyata bersifat tertulis namun kenyataanya tidak dilaksanakan dengan baik di kapal, dan perawatannya memang terdapat komponen yang tidak berfungsi sebagaimana fungsinya sebagai komponen yang sudah aus dan memerlukan penggantian dan perawatan.
Di kapal MV. Meratus Sibolga kerusakan terjadi dikarenakan dalam hal maintenance (perawatan) tidak berjalan sebagaimana mestinya secara berkala. Dengan adanya kerusakan berlebih serta dibutuhkan penunjang untuk memperlancar proses perawatan tersebut sebelum komponen pada winch mengalami kerusakan yang lebih luas yang dapat menambah biaya tambahan untuk perwatan ataupun biaya untuk penggantian komponen yang mengalami kerusakan tahap perawatan pada winch.
Adapun data yang diperlukan untuk mengoptimalkan maintenance di kapal MV.
Meratus Sibolga.
Dari hasil penelitian perawatan winch yang dilaksanakan pada kapal tempat taruna praktek memang sudah memenuhistandar SOP karena telah dilengkapi dengan jadwal perawatan dan penggantian suku cadang, tapi sayangnya ternyata bersifat tertulis namun kenyataanya tidak dilaksankan dengan baik di kapal, dan perawatannya memang terdapat komponen yang tidak berfungsi sebagaimana fungsinya sebagai komponen yang sudah aus dan memerlukan penggantian dan perawatan.
Di kapal MV. Meratus Sibolga kerusakan terjadi dikarenakan dalam hal maintenance (perawatan) tidak berjalan sebagaimana mestinya secara berkala. Dengan adanya kerusakan berlebih serta dibutuhkan penunjang untuk memperlancar proses perawatan tersebut sebelum komponen pada winch mengalami kerusakan yang lebih luas yang dapat menambah biaya tambahan untuk perwatan ataupun biaya untuk penggantian komponen yang mengalami kerusakan tahap perawatan pada winch.
Adapun data yang diperlukan untuk mengoptimalkan maintenance di kapal MV.
Meratus Sibolga.
Ship Particulars
1. Name of vessel : MV. MERATUS SIBOLGA
2. Call sign : Y EWB
3. Port Reg : Jakarta
4. Flag : Indonesia
5. Imo Number 9018244
6. Where Built : PT. PAL INDONESIA
7. LOA (Lenght Over All) : 98,0 m
8. Breadth : 16,5 m
9. Max draft : 5.413 m
10. Dead weight : 10,492 T
11. Gross tonnage : 3,256 T
12. Net tonnage : 1,604 T
13. Kind of ship : General Cargo
14. Classification : BKI
15.
25 Crew List (sijil anak buah kapal), yang terdiri dari 20 (dua puluh)orang termasuk Nakhoda.
Gambar 4.1 MV. Meratus Sibolga Sumber : Dokumentasi Penulis
Tabel 4.1 Permintaan Barang Deck
No Deskripsi Item Kuantiti Diminta Keterangan
1
Parking - Ring
- Oli Shimano
E. Box 2 Drum
2 Pipa Besi TE dan TBE 14 Buah
3 Pipa Hose Karet 20 Buah
4 Baut Ukuran 22
24
30 Buah 30 Buah
Permintaan untuk persiapan perawatan winch
26 30 Buah
5 Grease 5 Kaleng
6 Agatha Marine Coating
Hitam 10 Kaleng
Kuning 1 Lusin
Abu-abu 2 Lusin
7 Thiner No. 7 dan No. 10
Stick Roll 5Buah
Sarung Tangan 5Buah
8 Kuas 2Inch 5 Inch
Di dalam melakukan permintaan barang ke kantor untuk memenuhi perlengkapan penunjang dari pengoptimalan kinerja winch, terdapat kendala yaitu sering terjadi keterlambatan datangnya barang karena kurangnya respon orang kantor dan ketersediaan barang yang terkadang tidak ada dan harus pre-order terlebih dahulu ke bagian pengadaan yang membutuhkan waktu terkadang yang lumayan cukup lama, sedangkan di kapal harus cepat untuk mengganti komponen mengalami kerusakan. Disamping itu, dari segi kualitas
27 maupun kuantitas barang itu sendiri terkadang ada yg tidaka sesuai dengan komponen yang dibutuhkan. Hal tersebut merupakan factor kurang optimalnya kinerja komponen-komponen winch di atas kapal karena kurangnya alat penunjang. Berikut adalah bukti terima dari kantor terhadap permintaan barang untuk perlengkapan optimalisasi perawatan winch.
Tabel 4.2 Tanda Terima Barang deck
No Item Quantity Remark
1 Paking ring 3 Box Diterima
2 Oi Shimano 1 Drum Kurang
3 Pipa besi TE dan TBE 8 Buah Kurang
4 Pipa hosw karet 15 Buah Kurang
5 Baut 22 30 Buah Diterima
6 Baut 24 30 Buah Kurang
7 Baut 26 30 Buah Diterima
8 Grease 20 kg Diterima
9 Agatha Kuning 5 Kaleng Diterima
10 Agatha Merah 5 Kaleng Diterima
11 Agatha Abu-abu 5 Kaleng Diterima
12 Thinner no.7 dan No. 10 10 Kaleng Diterima
13 Stick Roll 1 Lusin Diterima
14 Sarung Tangan 2 Lusin Diterima
15 Kuas 2 inch 5 Buah Diterima
16 Kuas 5 Inch 5 Buah Diterima
Sumber: MV. Meratus Sibolga
B. HASIL PENELITIAN 1. Penyajian Data
Dalam analisa saat melakukan praktek layar Penulis berpendatan bahwa untuk perawatan winch pada kapal MV. Meratus Sibolga tidak melakukan perawatan secara berkala serta pengetahua kru kapal juga dirasa kurang dalam hal ini. Dan untuk persedian spare part suku cadang winch di kapal ada yang belum terpenuhi.
Data 1
Kejadian pada tanggal 15 Desember 2019 ketika kapal akan melakukan kegiatan pada saat sandar di Surabaya. Winch kapal mengalami kerusakan tidak dapat dioperasikan. Maka Nakhoda memutuskan untuk menggulung mooring menggunakan tenaga kru kapal dan menunggu sparepart datang pada saat sandar di dermaga.
Data 2
Kejadian pada tanggal 17 Februari 2020 ketika akan berlabug di pelabuhan Ende tiba-tiba terdapat spare part dari winch yang mengalami kerusakan dan pada saat itu persediaan juga tidak ada. Akhirnya dengan cara manual dalam pengoerasian winch kapal dapat sandar dengan bantuan kru kapal.
29 2. Analisa Data
Berikut merupakan Analisa data dari kejadian yang ada pada saat praktek layar di kapal MV. Meratus Sibolga.
Pada tanggal 15 Desember 2019 ketika kapal akan melakukan kegiatan pada saat sandar di Surabaya. Winch kapal mengalami kerusakan tidak dapat dioperasikan. Maka Nakhoda memutuskan untuk menggulung mooring menggunakan tenaga kru kapal dan menunggu spearepart datang pada saat sandar di dermaga.
Kejadian pada tanggal 17 Februari 2020 ketika akan berlabug di pelabuhan Ende tiba-tiba terdapat spare part dari winch yang mengalami kerusakan dan pada saat itu persediaan juga tidak ada. Akhirnya dengan cara manual dalam pengoerasian winch kapal dapat sandar dengan bantuan kru kapal.
Di dalam perawatan peralatan winch sangat berguna bagi kapal MV. Meratus Sibolga terkadang para crew kapal sering tidak melaksanakan Base Condition Maintenance System (BCMS) yang sesungguhnya. Ini biasanya disiapkan oleh perusahaan dan dengan menggunakan software khusus kemudian di instal di komputer yang ada di atas kapal, sehingga bagi perwira di kapal dapat dengan mudah melakukan perawatan secara teratur atau secara berkala berikut dengan laporannya dan selanjutnya dikirim melaui e-mail ke kanto rpusat, sesampainya di kantor pusat akan diperiksa oleh Kepala Logistik.
Dengan melihat system kerja demikian terdapat saling koordinasi antara pihak kapal dan kantor perusahaan yang berujung adanya suatu kerjasama yang baik dalam menjalankan perusahaan sehingga apa yang menjadi target dari tujuan perawatan akan mencapai tujuan.
Gambar 4.2 Penggantian Kanvas Stopper Winch Kapal Sumber : Dokumentasi Penulis
31 C. PEMBAHASAN
1. Pengaruh Perawatan Winch
Untuk pengecekan bulanan, beberapa komponen secara menyeluruhdiperiksa dan dipimpin langsung oleh mualim I (chief officer) bersama dengan bosun. Sebagai kepala kerja harian membawa juru mudi bersama cadet untuk melakukan perawatan pada beberapa bagian, yaitu :
a) Pengecekan keelastisitasan selang hydraulic apakah masih mampu Menahan tekanan oli di dalams elang agar tidak mengalami kebocoran, mengganti selang yang bocor.
b) Pengetokan pada bagian-bagian yang mulai berkarat seperti bagian luar Roop drum dan bagianbody winch.
c) Pengecetan pada bagian yang sudah diketok dan di brush.
d) Memberi lapisan sejenis karet dan dililit pada bagian pipa besi agar tidak mengalami kontak langsung dengan hal-hal yang dapat menimbulkan karat.
e) Melakukan pengecekan pada baut dan pemberian grease
f) Pengecekan kepala pipa hose karet apakah masih berfungsi dan tidak mengalami rembesan ataupun bocor
Perawatan tahunan di kapal tempat taruna praktek biasanya tidak hanya sekedar dirawat namun juga mendapat penggantian untuk beberapa bagian yang memang sudah dijadwalkan untuk diganti setiap tahunnya.
Mengecek ketebalan pipa dan mengganti pipa-pipa baik yang besi maupun hose karet, karena jika diketokterus-terusan pipa akan menjadi tipis maka dari itu pipa setiap tahunnya harus diganti agar bias bekerja dengan maksimal dan tidak mengalami kebocoran. Control valve mendapat penggantian yang dikarenakan
memang waktu pakainya sudah habis dan mulai mengalami kebocoran.
Gambar 4.3 Proses Hibob Jangkar menggunakan Mesin Winch Kapal Sumber : Dokumentasi Penulis
2. Pengaruh Kurangnya Perawatan Winch
a) Persediaan Suku Cadang Kurang Lengkap
Persediaan suku cadang yang lengkap adalah salah satu suksesnya pelaksanaan perawatan di atas kapal, karena dengan kelengkapan suku cadang di atas kapal sangat membantu awak kapal dalam melaksanakan tugas rutin yaitu perawatan winch dalam hal ini.
b) Penempatan jenis-jenis suku cadang
Penempatan-penempatan suku cadang di atas kapal sangat perlu diperhatikan dengan mengorganisir jenis-jenis suku cadang yang akan di simpan di store sehingga akan sangat mudah untuk mengetahui suku cadang apa saja yang belum lengkap dan apa saja yang dibutuhkan. Untuk kelengkapan suku cadang,
33 perusahaan harus sangat memperhatikan hal ini, karena bagaimanapun kelengkapan suku cadang adalah salah satu faktor suksesnya suatu pengoperasian kapal. Di atas kapal MV. Meratus Sibolga suku cadang yang tersedia dikatagorikan menjadi 3 bagian dan waktu permintaan ditentukan oleh perusahaan yaitu :
1) Suku cadang utama (critical spare part)
Yaitu suku cadang yang harus ada di atas kapal yang sangat vital dan penting sekali dalam operasional kapal atau minimal standar suku cadang yang harus ada sesuai persyaratan yang berada di deck store maupun yang berada engine store. Contohnya rotary actuactor, solenoid valve, minyak hidrolik, grease, hose dan lain sebagainya. Permintaan ke kantor diperbolehkan apabila barang yang di atas kapal sudah dipergunakan dengan disertakan rincian laporan penggunakan suku cadang tersebut.
2) Suku cadang konsumsi (consumable spare part)
Yaitu suku cadang yang digunakan diatas kapal sebagai konsumsi untuk digunakan baik dalam perawatan winch maupun penggantian suku cadang berdasarkan jam kerja, suku cadang tersebut harus dilakukan penggantian dan tidak bias digunakan lagi. Contohnya: Grease, filter hydraulic, minyak hydraulic dan lain sebagainya.
3) Suku cadang jangka pendek (moving sparepart)
Yaitu suku cadang yang diberikan digunakan segera dalam jangka waktu pendek sesuai dengan Planned Maintenance System (PMS)
untuk setiap semester atau mengikuti dari jumlah running hours peralatan.
Contohnya, suku cadang selang hidrolik tidak tersedia di atas kapal dan permintaan terhadap suku cadang tersebut terlambat dating ke kapal padahal selang hidrolik pada Winch kondisinya sudah tidak baik dan kondisi tersebut harus segera dilakukan penggantian sehingga pada saat kapal melakukan operasional dan menggunakan mesin Winch tidak terjadi kebocoran pada selang hidrolik dan berakibat terhentinya operasional kapal.
4) Kurangnya Pengetahuan dan Kurangnya Pengawasan Terhadap Winch
Penyebabnya adalah kurangnya Pengetahuan ABK tentang Perawatan Winch. Pada dasarnya perawatan Winch sama saja dengan perawatan system hydraulic lainnya, namun karena kurangnya pengetahuan perwira dan ABK tentang perawatan winch menyebabkan terjadinya masalah.
Pada saat di operasikan, berikut ini daftar perawatan yang kurang diketahui ABK pada saat melakukan perawatan. Yang meliputi, periksa actuator hydraulic, bersihkan bagian dalam dari suatu reservoir hydraulic, bersihkan bagian luar dari suatu reservoir hydraulic, periksa dan merekam tekanan hydraulic, periksa dan merekam aliran pompa, periksa selang hydraulic, tubing dan fitting, periksa dan catat pembacaan tegangan ke katup proporsional atau servis, periksa dan merekam vakum pada sisi hisap pompa serta periksa dan catat ampere
35 pada motor pompa dengan pengetahuan dan kecakapan dalam merawat system winch diharapkan kapal dapat berlayar dengan lancar.
Bekerja di atas kapal ABK harus membutuhkan koordinasi dengan baik dan membutuhkan kedisiplinan yang tinggi, dengan kedisiplinan yang tinggi dan koordinasi yang baik maka semua jenis pekerjaan akan dapat dikerjakan dengan baik dan benar. Dalam merawat winch diperlukan koordinasi atau kerjasama antara crew mesin dan deck crew. Crew mesin merawat system mekanik yang berkaitan dengan winch, sedangkan deck crew merawat sebagian peralatan atau instalasi dari winch misalnya wire, rooler, fairlead, hydraulic hose pipe, oil gearbox, dan lain-lain. Agar Winch dapat bekerja dengan maksimal, crew mesin harus disiplin dalam melakukan perawatan, yaitu dengan melaksanakan planned maintenance system. Sesuai dengan point-point yang ada didalamnya. Kepedulian crew mesin sangat dibutuhkan,terutama untuk menjaga kinerja. Winch agar dalam pelaksanaan pengoperasiannya bisa berjalan dengan lancar. Pada saat Praktek Laut di atas kapal MV. Meratus Sibolga.
Penulis masih menemukan crew mesin dan deck crew kurang peduli terhadap perawatan Winch. Pada gear mestinya selalu dilumuri grease.
Penulis juga melihat gear terkadang greasenya sudah kering, terlambat pengecatan yang mengakibatkan terjadi karat pada bagian permukaan winch.
BAB V KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil analisa perawatan winch pada bab terdahulu penulis menyimpulkan sebagai berikut :
Perawatan winch di kapal sudah sesuai untuk menunjang peningkatan efisiensi kinerja winch dalam proses sandar kapal karena sudah sesuai dengan planed maintenance system (PMS) dan tidak pernah terjadi kendala pada saat sandar. Sebagai contoh perawatan winch yang tidak terawat sehingga terjadi kerusakan.
Kendala yang menjadi pnyebab perawatan winch yang kurang maksimal adalah suku cadang yang tersedia di atas kapal jumlahnya sangat minim sehingga pelaksanaan perawatan tidak dapat dilaksanakan dengan optimal serta suku cadang yang dikirim ke kapal berkualitas rendah sehingga sering terjadi kerusakan dan mengakibatkan pengoprasian kapal menjadi terganggu. Sehingga sering terjadi suku cadang yang dikirim ke kapal tidak sesuaidengan type dan merk. Koordinasi antara pihak pencharter dan perusahaan sebagai pemilik kapal kurang berjalan dengan baik sehingga sering terjadi kesalahan komunikasi yang dapat mengakibatkan perencanaan jadwal perawatan winch kapal tidak berjalan dengan maksimal.
B. SARAN
Untuk itu penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Mualim I hendaknya melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan perawatan dan perbaikan sesuai dengan planned maintenance system (PMS).
2. Perlunya diadakan sosialisai di atas kapal guna awak kapal memahami tentang pentingnya perawatan winch di atas kapal 3. Mualim I apabila saat perawatan seharusnya melihat dan
mengawasi ABK nya saat bekerja
4. Owner sebagai pemilik kapal seharusnya meyediakan suku cadang dengan permintaan yang diajukam oleh Mulaim I.