• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berikut data-data MV.Lagoa Mas : (2)23 Ship Name : MV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Berikut data-data MV.Lagoa Mas : (2)23 Ship Name : MV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. MV.Lagoa Mas

Dalam Karya Ilmiah Terapan ini penulis akan mendeskripsikan tetang gambaran umum obyek penelitian sesuai dengan judul penelitian ini yaitu ”UPAYA PENERAPAN PROSEDUR PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN SEKOCI UNTUK MENUNJANG KESELAMATAN DI MV.LAGOA MAS”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum obyek penelitian ini pembaca dapat memahami tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di atas MV.Lagoa Mas.

MV.Lagoa Mas adalah sebuah kapal kontainer yang di kelola oleh PT.TEMAS LINE atau juga dikenal dengan PT.Pelayaran Tempuran Emas, yang merupakan salah satu perusahaan pelayaran yang berkantor di Jalan Yos Sudarso Kavling 33, Jakarta Utara. Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada tanggal 17 September 1987 dan merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang merintis pelayanan pengiriman barang dalam peti kemas melalui jalur laut. Sampai saat ini perusahaan telah memiliki 22 unit armada kapal kontainer, salah satunya adalah MV.Lagoa Mas. MV.Lagoa Mas yang dulunya bernama MV.Hong Jia 6 merupakan kapal milik PT.Cipta Samudera Shipping Line yang beralamat di Jalan Tanjung Sadarino No.7, Surabaya. Kapal ini dioperasikan oleh perusahaan pelayaran PT.TEMAS LINE sampai saat ini. Berikut data-data MV.Lagoa Mas :

(2)

23

Ship Name : MV. LAGOA MAS (Ex. Hong Jia 6)

Call Sign : PMSC

IMO No : 9548249

Flag : Indonesia

Port of Registry : Tg. Priok (JAKARTA)

Owner : PT. Cipta Samudera Shipping line

Address : Jl. Tanjung Sadarino. 7 Surabaya, Indonesia Shipping Management : PT. Pelayaran TIRTAMAS EXPRESS, Jakarta Type of Ship : Containers

Class : BKI

Builder : Yangzhou Yizeng Sengli Shipyard Keel Laid : 02-01-2008

DWT : 8,753 MT

Displacement : 11,529 MT Light Ship : 2,867 MT

GRT : 6,006 GT

NRT : 3,992

LOA : 127.73 Mtr

LBP : 119.80 Mtr

(3)

24

Depth : 8.20 Mtr

Breadth : 18.0 Mtr Draft (Summer) : 6.20 Mtr

M/E : 2941 KW / 625 RPM

Pitch Propeller : 3189 Mtr

Fuel Consumption : 204 gr/KW/Hour

A/E : 2 x 250 kw/1500 RPM – 1 x 120 kw / 1500 RPM Speed service : 12 knots

Capacity MFO : 181.93 m3 Capacity MDO : 61.12 m3 Capacity FW : 116.9 m3

Gambar 4.1. MV.Lagoa Mas

Sumber : Dokumentasi MV.Lagoa Mas

(4)

25

2. Struktur Organisasi Kapal di MV.Lagoa Mas

Adapun struktur organisasi pada kapal MV.Lagoa Mas terdapat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Struktur Organisasi Kapal MV.Lagoa Mas

MASTER

CHIEF OFFICER CHIEF ENGINEER

2nd OFFICER

COOK 3rd OFFICER

BOATSWAIN

AB 1

AB 2

AB 3

CADET DECK

MESSBOY

2nd ENGINEER 3rd ENGINEER

OILER 2 ENG.FOREMAN

OILER 1

OILER 3 OILER 3

CADET ENGINE

Sumber : Dokumentasi MV.Lagoa Mas

(5)

26 3. Pelabuhan Bongkar Muat

Pelabuhan singgah untuk bongkar dan muat kapal MV.Lagoa Mas dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Daftar Pelabuhan Bongkar Muat MV.Lagoa Mas

No Nama Pelabuhan Kota Negara Keterangan 1 ICT Lokal Surabaya Indonesia Bongkar Muat 2 Tanjung Priok Jakarta Indonesia Bongkar Muat 3 Tri Sakti Banjarmasin Indonesia Bongkar Muat 4 Manokwari Manokwari Indonesia Bongkar Muat 5 Jayapura Jayapura Indonesia Bongkar Muat

4. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kru di atas kapal MV.Lagoa Mas yang telah ditentukan sebelumnya.

B. HASIL PENELITIAN 1. Penyajian Data

a. Hasil Observasi

Selama taruna melaksanakan praktek berlayar di atas kapal MV.Lagoa Mas dan melakukan observasi secara langsung, perawatan dan pengoperasian sekoci tidak dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Sekoci yang terdapat di atas kapal MV.Lagoa Mas adalah jenis sekoci tertutup. Banyak sekali kesalahan – kesalahan

Sumber : Dokumentasi MV.Lagoa Mas

(6)

27

yang terjadi baik itu pada waktu perawatan maupun saat drill / pengoperasian sekoci itu sendiri. Berikut adalah kesalahan dan ketidaksesuaian perawatan dan pengoperasian sekoci yang terjadi di atas kapal MV.Lagoa Mas.

1) Perawatan sekoci dan perlengkapannya belum diterapkan sesuai prosedur

Pada tanggal 31 Juli 2019 dilakukan perawatan sekoci 1 dan dewi - dewi sebelah kanan. Perawatan dengan cara mengetok, brushing, dan painting dilakukan oleh Mualim III, Bosun, Juru mudi, dan cadet deck. Namun, menurut pengamatan penulis hal tersebut kurang maksimal sebab dalam pengerjaannya masih banyak karat yang tidak diketok dan langsung dicat. Ini merupakan salah satu kesalahan dalam prosedur perawatan sekoci, karena karat tidak akan hilang dan akan semakin bertambah yang mengakibatkan besi tersebut keropos. Selain itu, cat juga tidak tersedia. Bagian yang telah dilapisi cat primer dibiarkan dan lama – kelamaan berkarat lagi, seperti yang terlihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Sekoci No.1 MV.Lagoa Mas

Sumber : Dokumentasi MV.Lagoa Mas

(7)

28

Berikut ini adalah rencana dan realisasi kegiatan perawatan sekoci dan perlengkapannya yang terdapat di atas kapal MV.Lagoa Mas.

Tabel 4.3.Rencana dan Realisasi Perawatan Sekoci di MV.Lagoa Mas

Jadwal Rencana

Realisasi

Ya Tidak Jarang 1x dalam

satu minggu

Perawatan dan pembersihan sekoci no.1 dan

sekoci no.2

1x dalam

satu minggu Tes mesin sekoci no.1 dan sekoci no.2 1x dalam

satu bulan

Pemeriksaan perlengkapan sekoci no.1 dan

sekoci no.2

1x dalam satu bulan

Perawatan dewi – dewi sekoci (chipping,

brushing, painting)

1x dalam satu minggu

Pelumasan / grease wire dewi – dewi sekoci

no.1 dan sekoci no.2

Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa realisasi perawatan sekoci tidak berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

2) Jacob Ladder tidak layak pakai

Jacob Ladder atau tangga embarkasi MV.Lagoa Mas tidak layak pakai. Dalam pengamatan yang dilakukan penulis selama praktek berlayar di atas kapal MV.Lagoa Mas, tangga embarkasi tidak pernah dicek sama sekali dan dibiarkan begitu saja. Hal ini mengakibatkan talinya rapuh dan hampir putus, seperti yang terlihat pada gambar 4.3.

(8)

29

Gambar 4.3. Tangga Embarkasi Sekoci No.2 MV.Lagoa Mas

3) Wire sekoci jarang diberi pelumas

Selama taruna melaksanakan praktek berlayar dan melakukan pengamatan, wire sekoci no.1 dan no.2 hanya dua kali diberi pelumas/grease dan tidak dilakukan secara rutin. Hal ini menyebabkan wire berkarat dan tidak lancar saat akan digunakan, seperti yang terlihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4. Wire Sekoci No.2 MV.Lagoa Mas

4) Latihan pengoperasian / drill sekoci belum dilakukan sesuai prosedur yang berakibat ABK kurang memahami tugas – tugasnya saat drill

Sumber : Dokumentasi MV.Lagoa Mas Sumber : Dokumentasi MV.Lagoa Mas

(9)

30

Pada kenyataan yang penulis alami selama praktek di MV.Lagoa Mas latihan sekoci hanya dilakukan satu kali saja pada tanggal 28 Oktober 2019 dan sekoci tersebut tidak sampai diturunkan ke air. Pada saat melaksanakan drill / latihan sekoci, masih ada beberapa awak kapal yang terlambat padahal sudah diinfokan sebelumnya jika akan dilaksanakan latihan. Selain itu, ada beberapa awak kapal yang kurang serius dan bergurau saat pelaksanaan latihan.

Beberapa awak kapal masih bingung dengan tugasnya saat drill meninggalkan kapal. Akhirnya, latihan sekoci harus ditunda dan Mualim I menjelaskan kembali tugas – tugas awak kapal sesuai dengan muster list.

Gambar 4.5. Drill / Latihan Sekoci MV.Lagoa Mas

b. Hasil Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan perwira yang ada di MV.Lagoa Mas, yaitu Mualim I sebagai kepala deck departement dan Mualim III yang tugasnya sebagai pemelihara seluruh peralatan keselamatan di atas kapal.

Sumber : Dokumentasi MV.Lagoa Mas

(10)

31

Berdasarkan hasil wawancara penulis mendapati bahwa perawatan sekoci di MV.Lagoa Mas belum berjalan dengan benar.

Perawatan sekoci dan perlengkapannya kurang maksimal. Selain itu, latihan pengoperasian / drill sekoci juga belum dijalankan sesuai dengan aturan SOLAS chapter III regulation 19 tentang pelatihan sekoci. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya pengetahuan dan pemahaman awak kapal tentang peralatan yang digunakan saat drill dan juga tugas – tugas awak kapal sesuai yang ada di muster list. Hasil wawancara dalam bentuk kuisioner dilampirkan di bagian akhir oleh penulis.

1. Analisis Data

Dari data yang didapatkan penulis selama praktek berlayar di MV.Lagoa Mas dapat dianalisa bahwa :

a. Perawatan dan pengoperasian sekoci di belum sesuai dengan prosedur.

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan selama praktek berlayar di MV.Lagoa Mas, maka penulis menganalisa bahwa perawatan sekoci dan pengoperasian / drill di atas kapal MV.Lagoa Mas masih kurang maksimal dan belum sesuai dengan prosedur. Hal itu dapat dilihat dari perbandingan pada tabel berikut.

(11)

32

Tabel 4.4.Analisis Data

No.

Yang Terjadi di MV.Lagoa Mas

Menurut Aturan SOLAS

1. Perawatan sekoci dan perlengkapannya tidak dilakukan dengan maksimal, baik itu pemeriksaan mingguan maupun bulanan jarang dilakukan.

SOLAS chapter III regulation 20 tentang perawatan dan pemeriksaan sekoci : Pemeriksaan alat – alat keselamatan termasuk sekoci

penolong dan

perlengkapannya seharusnya dilaksanakan setiap bulan, dengan menggunakan checklist untuk memastikan bahwa alat – alat lengkap dan siap digunakan. Laporan pemeriksaan seharusnya dituliskan di buku harian kapal.

2. Latihan pengoperasian / drill sekoci selama penulis melaksanakan praktek berlayar hanya dilakukan satu kali.

SOLAS chapter III regulation 19 tentang latihan sekoci : Di atas kapal – kapal barang, latihan sekoci dan kebakaran harus dilaksanakan dalam waktu 1 kali dalam sebulan

(12)

33

atau 24 jam setelah kapal meninggalkan suatu pelabuhan bila terjadi pergantian ABK (Anak Buah Kapal ) lebih dari 25%.

3. Sekoci di atas kapal MV.Lagoa Mas tidak pernah diturunkan sampai ke permukaan air.

SOLAS chapter III regulation 19 tentang latihan sekoci : Sekoci penolong seharusnya diluncurkan di atas air setiap bulan dengan ABK yang ditugaskan di atasnya, dan melaksanakan olah gerak di atas air. Jika tidak memungkinkan seharusnya dilaksanakan setiap tiga bulan sekali.

Sumber : Observasi Penulis

b. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber, penulis menganalisis bahwa ada beberapa faktor penyebab perawatan dan pengoperasian sekoci di MV.Lagoa Mas tidak berjalan sesuai prosedur. Faktor – faktor tersebut antara lain :

1) Faktor kesadaran dan kurangnya pemahaman awak kapal tentang pentingnya latihan pengoperasian sekoci yang benar. Terkadang awak kapal menganggap drill keadaan darurat tidak terlalu

(13)

34

penting, dan memilih mengerjakan hal lain. Akibatnya saat dilaksanakan drill banyak awak kapal yang kebingungan dan tidak mengetahui tugasnya padahal muster list sudah terpasang di semua deck akomodasi. (Muster list latihan sekoci terlampir).

2) Kurangnya supply alat dan bahan dari pihak perusahaan untuk perawatan, seperti cat, grease / pelumas, dan lain sebagainya.

Padahal, perwira di atas kapal sudah secara rutin setiap bulan mengirimkan permintaan alat dan bahan untuk perawatan alat keselamatan di atas kapal tetapi permintaan tersebut jarang di supply. Akibatnya, awak kapal hanya melakukan perawatan dengan bahan seadanya dan hasilnya tidak maksimal. (Data permintaan peralatan perawatan kapal terlampir).

3) Jadwal untuk pelaksanaan latihan / drill keadaan darurat tidak terlaksana dikarenakan route pelayaran yang pendek, yaitu Surabaya – Banjarmasin, serta kapal jarang berlabuh jangkar dalam waktu yang lama. (Jadwal latihan keadaan darurat terlampir).

C. PEMBAHASAN

Salah satu alat keselamatan di ataas kapal untuk menolong awak kapal saat terjadi kecelakaan yang dapat mengancam jiwa di laut adalah sekoci penolong. Sekoci harus memenuhi syarat agar dapat digunakan setiap saat baik dalam keadaan darurat maupun saat latihan. Oleh karena itu, perawatan sekoci merupakan salah satu hal yang sangat penting. Selain itu, prosedur pengoperasian juga harus dijalankan dengan benar. Berdasarkan

(14)

35

hasil observasi dan wawancara penulis selama melaksanakan praktek berlayar di MV.Lagoa Mas, maka pemecahan masalah menurut penulis adalah sebagai berikut :

1. Nakhoda / Perwira Kapal Menjalin Komunikasi Yang Baik Dengan Pihak Perusahaan Pelayaran

Salah satu penyebab perawatan sekoci belum maksimal adalah kurangnya supply alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan perawatan. Oleh sebab itu, komunikasi yang baik antara nakhoda / perwira di atas kapal dengan pihak perusahaan sangat diperlukan, karena supply semua kebutuhan di atas kapal bergantung dari pihak perusahaan. Hal ini untuk mewujudkan perawatan sekoci agar bisa dilakukan secara maksimal dan sesuai dengan prosedur. Begitu pun dengan alat dan bahan untuk perawatan sekoci dan perlengkapannya.

Sebagai nakhoda / perwira di atas kapal harus secara rutin setiap bulan mengirimkan laporan termasuk alat dan bahan untuk maintenance.

Selanjutnya, pihak perusahaan juga harus memberikan supply sesuai kebutuhan kapal. Selain itu, pihak perusahaan seharusnya sering melakukan audit ke kapal agar dapat mengetahui kekurangan apa saja yang diperlukan di atas kapal.

2. Nakhoda / Perwira Kapal Mengadakan Sosialisasi dan Evaluasi Latihan Keadaan Darurat

Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman awak kapal dalam hal pengoperasian / drill sekoci, nakhoda harus mengadakan sosialisasi dan evaluasi tentang pelaksanaan latihan / drill keadaan

(15)

36

darurat termasuk latihan sekoci. Dalam setiap bulan Nakhoda dapat menentukan jadwal pada hari tertentu untuk mengadakan safety meeting untuk membahas dan sosialisasi program latihan keadaan darurat. Hal – hal yang menjadi kendala dalam latihan keselamatan dapat dibahas sekaligus dicarikan solusinya. Latihan sekoci penolong untuk kapal barang dilakukan satu kali dalam setiap bulannya dan ditentukan pada minggu keberapa latihan tersebut harus diadakan. Seluruh awak kapal harus mengikuti latihan sesuai waktu yang telah ditentukan. Jika sudah terdapat jadwal di atas kapal, maka harus dijalankan sebagaimana mestinya. Setelah selesai pelaksanaan latihan, nakhoda harus melakukan evaluasi hasil latihan. Kesalahan – kesalahan yang terjadi saat latihan harus dicatat dan dijadikan intropeksi seluruh awak kapal.

Latihan yang sudah dilakukan oleh awak kapal dapat diberikan evaluasi dan penilaian oleh nakhoda. Jika hasil dari evaluasi tersebut kurang memenuhi atau terjadi kesalahan maka nakhoda dapat mencari dimana letak kesalahan itu, apakah kesalahan dari prosedur, kesalahan peralatan, atau kesalahan pada manusianya. Latihan keadaan darurat yang dilaksanakan sesuai prosedur dapat meningkatkan pemahaman awak kapal tentang tugas - tugasnya

(16)

37 BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis dapatkan selama melaksanakan praktek berlayar di atas kapal MV.Lagoa Mas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan prosedur perawatan sekoci di MV.Lagoa Mas masih belum berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan belum sesuai prosedur. Hal tersebut dikarenakan kurangnya supply alat dan bahan untuk perawatan peralatan keselamatan dari pihak perusahaan pelayaran.

2. Peahaman awak kapal dalam hal pengoperasian / drill sekoci di MV.Lagoa Mas masih sangat kurang. Hal tersebut disebabkan karena jadwal latihan keadaan darurat tidak berjalan sesuai prosedur di dalam SOLAS, yang mengakibatkan awak kapal kurang memahami tugas dan tanggung jawab saat latihan sekoci sesuai yang terdapat di muster list.

B. SARAN

Setelah melakukan penelitian, penulis menemukan beberapa kekurangan – kekurangan yang perlu untuk ditingkatkan lagi, sehingga penulis berusaha untuk memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun pihak - pihak yang bersangkutan. Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Kepada pihak perusahaan pelayaran diharapkan secara rutin melakukan kegiatan audit ke kapal agar mengetahui kekurangan

(17)

38

dan kerusakan yang ada di atas kapal untuk segera di supply, baik itu peralatan untuk maintenance / perawatan, serta kelengkapan inventaris alat keselamatan di atas kapal untuk segera diperbaiki dan bila perlu diganti. Hal ini untuk menunjang penerapan posedur perawatan sekoci penolong di atas kapal.

2. Jadwal latihan keadaan darurat / drill yang sudah ada harus dijalankan secara rutin sesuai aturan di dalam SOLAS, bila perlu diadakan sosialisasi / briefing tentang penggunaan peralatan keselamatan di atas kapal khususnya pengoperasian / drill sekoci.

Selain itu, harus diadakan evaluasi hasil latihan saat safety meeting.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman awak kapal tentang pengoperasian / drill sekoci.

Semoga saran di atas dapat diterapkan di kapal dan mampu meningkatkan kesiapan awak kapal dalam menghadapi keadaan darurat dan menunjang keselamatan, serta meminimalisir terjadinya kecelakaan saat latihan sekoci.

Referensi

Dokumen terkait

Email: [email protected] Funding information University of Malaya Research Grant, Grant/Award Number: UMRG: RP012- 13HTM Abstract Objective: This study aimed to determine the