FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Kasus Universitas Nusa Putra )
ABSTRAK
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang didasarkan pada jumlah sks yang diambil merupakan ukuran kemampuan seorang mahasiswa untuk berhasil dalam jangka waktu tertentu.
Banyak faktor yang dituangkan dalam model penelitian yang dapat mempengaruhi IPK. Keadaan keluarga, hubungan asmara, dan pembimbing akademik merupakan beberapa variabel yang dapat mempengaruhi IPK. Studi ini mengeksplorasi kemungkinan bahwa ada faktor tambahan (eksternal) dalam situasi ini yang berkontribusi terhadap penurunan IPK mahasiswa di Universitas Nusa Putra.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel-variabel yang secara tidak langsung mempengaruhi IPK.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dunia pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang handal. Hal ini karena pendidikan memiliki fungsi strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia yang siap menghadapi persaingan terbuka. Saat mempekerjakan lulusan universitas, perusahaan sering menetapkan persyaratan seperti memiliki pengalaman kerja yang relevan dan memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) yang setidaknya merupakan tingkat tertentu.
Di era globalisasi saat ini, banyak bisnis dan organisasi mencari karyawan potensial yang sesuai dengan persyaratan berbeda yang ditentukan oleh bisnis untuk mempekerjakan mereka.
Perusahaan sering kali meminta kualifikasi khusus seperti pengalaman kerja yang relevan dan nilai rata-rata indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang setidaknya harus berada pada tingkat yang ditentukan. Di tempat kerja yang penuh tantangan saat ini, hal ini bukanlah hal yang aneh.
Tidak heran jika pemberi kerja mencantumkan IPK yang cukup tinggi sebagai salah satu syarat untuk melamar pekerjaan di perusahaan. Hal ini disebabkan karena sebagai ukuran kinerja mahasiswa di kelas. Meskipun bukan jaminan, dapat diantisipasi bahwa seorang siswa dengan IPK tinggi akan berprestasi di kelas dan ini akan bermanfaat bagi pengembangan karirnya.
Pada tingkat perkuliahan, hasil belajar semester disebut dengan Indeks Prestasi Semester (IPS), dan kinerja mahasiswa secara keseluruhan hasil selama berbagai semester yang diselesaikan disebut dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Keberhasilan pembelajaran perkuliahan diukur dengan menggunakan skala angka dengan skala maksimal 4,00. IPK adalah nilai ukur apakah seorang mahasiswa itu berprestasi atau tidak di perguruan tinggi.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dapat digunakan untuk menentukan kemajuan mahasiswa dalam belajar di Lembaga tingkat universitas. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang merupakan satuan nilai akhir yang digunakan untuk mencerminkan nilai proses pembelajaran setiap semester, juga dapat dipahami sebagai besaran atau angka yang menunjukkan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam satu semester tertentu (Nariza Wanti Wulan Sari, Suyitno, 2019).
Secara umum, nilai rata-rata yang tinggi menawarkan berbagai keuntungan kepada mahasiswa, mulai dari mempersingkat waktu belajar hingga meningkatkan peluang mereka untuk menerima beasiswa (DONI PUTRA, IZZATI RAHMI HG ,2020).
Dalam masa studinya mahasiswa seringkali mengalami beberapa faktor yang memengaruhi prestasi belajarnya. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan segala yang berhubungan
dengan diri itu sendiri berupa kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Sedangkan faktor eksternal bersumber dari luar individu yang bersangkutan. Pada penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada faktor eksternal yaitu keadaan keluarga, hubungan asmara, dan pembimbing akademik.
Menurut beberapa ahli, keluarga merupakan unit sosial ekonomi terkecil dalam masyarakat dan merupakan pondasi dasar dari semua lembaga. Ini adalah kelompok utama dari dua orang atau lebih yang terhubung melalui jaringan hubungan, termasuk darah, pernikahan, dan adopsi.
Menurut sebuah penelitian yang berbeda, cara orang tua membesarkan anak, hubungan antar anggota keluarga, suasana di rumah, dan situasi keuangan keluarga semuanya berdampak pada anak. Keadaan dan kondisi yang dapat memotivasi anak untuk lebih giat dan disiplin dalam belajar dapat terwujud apabila faktorfaktor tersebut digunakan dengan benar sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing. Sebisa mungkin, orang tua harus secara teratur menanyakan kemajuan akademik anak mereka, meskipun hanya pertanyaan singkat. Hal ini penting agar anak lebih terdorong untuk mengikuti perkuliahan. Dukungan dari keluarga terutama orang tua yang menjunjung tinggi pendidikan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.
Hubungan asmara atau kencan, mengacu pada hubungan atau kenalan. Dalam arti luas, berkencan berarti bertemu langsung untuk mengenal seseorang yang Anda sayangi (Rongan, 2018). Kencan adalah proses mengenalkan dua orang yang saling mencintai sebagai persiapan untuk memulai sebuah keluarga. Saat berkencan, menemukan pasangan yang serasi atau serasi dapat meningkatkan kenikmatan dalam kehidupan sehari-hari. Pacaran adalah aktivitas heteroseksual yang berpusat pada memberi dan melengkapi pasangan jangka panjang sekaligus mengungkapkan cinta dan kasih sayang (Haris, 2015). Pada umumnya berpacaran dengan remaja bukanlah ide yang baik karena remaja belum siap secara psikologis dan dari segi usia, namun jika hanya untuk saling mengenal dan dalam batas yang wajar, apapun boleh dilakukan, apalagi untuk meningkatkan pencapaian belajarannya. Selain itu, Dalam psikologi perfeksif, berkencan dapat meningkatkan dan merusak kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Selain itu, hal itu dapat berdampak pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan masalah lainnya. Tergantung bagaimana mereka bergaul di kehidupan nyata (Zulfikar, 2021).
Pembimbing akademik adalah dosen yang bertugas menasihati dan membantu individu atau kelompok mahasiswa menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan akademik (Rahman, 2021). Pembimbing Akademik (PA) sangat penting bagi mahasiswa karena memiliki satu kemungkinan fakultas untuk mengelola siswa mereka dan memberi mereka dukungan yang mereka butuhkan saat mereka maju melalui pendidikan mereka. Pembimbing akademik adalah komunikator dan pembuat yang penting dalam segala hal tentang urusan kemahasiswaan.
mengembangkan hubungan dengan siswa sebagai komunikator, dan menciptakan lingkungan yang mendukung proses bimbingan akademik sebagai pembuat (Latif et al., 2017).
Penelitian ini hanya menggunakan mahasiswa Universitas Nusa Putra dari jenjang dan semester yang berbeda dikarenakan beberapa keterbatasan. Nilai akreditasi perguruan tinggi menjadi salah satu faktor dalam pemilihan mahasiswa, selain karena jumlah mahasiswa yang meningkat dari tahun ke tahun dan juga karena perbedaan daerah asal dan kondisi ekonomi keluarga. Nilai mata pelajaran yang diterima mahasiswa kemungkinan besar dipengaruhi oleh berbagai faktor mengingat latar belakang mahasiswa yang berbedabeda dan banyak faktor lain dalam kesehariannya sebagai mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif (Studi Kasus Universitas Nusa Putra)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu
“Apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Universitas Nusa Putra?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Universitas Nusa Putra.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis
Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa kegunaan atau manfaat praktis bagi pihak-pihak terkait, seperti :
A. Bagi Universitas Nusa Putra, Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi Universitas Nusa Putra dalam upaya peningkatan kualitas lulusan. Dengan mengetahui faktor-faktor eksternal yang signifikan mempengaruhi IPK, pihak universitas dapat menyusun kebijakan, strategi, program, dan langkah konkret untuk meningkatkan kualitas lulusan. Misalnya dengan peningkatan kualitas pengajaran dosen, kualitas lingkungan belajar, serta layanan dan fasilitas akademik bagi mahasiswa secara berkala dan berkelanjutan.
B. Bagi mahasiswa Universitas Nusa Putra, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pendidikan tinggi, khususnya terkait faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Hasil penelitian dapat menjadi referensi untuk penelitian sejenis di masa mendatang terkait
faktor-faktor eksternal apa saja yang paling dominan dalam mempengaruhi pencapaian IPK mahasiswa. Temuan penelitian juga dapat digunakan sebagai landasan untuk pengembangan teori yang lebih kuat terkait determinan prestasi akademik mahasiswa.
C. Bagi penulis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah dan memperoleh ilmu pengetahuan tentang apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi indeks prestasi kumulatif Mahasiswa Universitas Nusa Putra Sukabumi, serta melatih keterampilan tektis penulisan dalam menganalisa suatu masalah.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian ini dapat memperkaya literature tentang faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi kumulatif mahasiswa.
1.5 Sistematika Penelitian
Dalam laporan ini, materi-materi yang disajikan dikelompokkan ke dalam beberapa subbab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,, dan sistematika penelitian itu sendiri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang Desain Penelitian, Metode Pengumpulan data, Sumber data, Intrumen Penelitian, dan Analisis data.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam pemelitian ini mengacu pada penelitian- penelitian terdahulu sebagai berikut :
No. Nama dan Tahun
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian 1. Putri
Damayanthi, 2019
Analisis Jalur Terhadap
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Indek Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasisw Tadris Matematika Iain Palopo
Pendeketan Kuantitatif Analisis Jalur
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1. Keaktifan
Berorganisasi berpengaruh positif secara langsung terhadap IPK namun tidak signifikan. 2.
Disiplin belajar berpengaruh positif secara langsung secara signifikan terhadap IPK. 3.
Keaktifan Berorganisasi berpengaruh positif secara langsung terhadap Disiplin belajarnamun tidak signifikan 4.
Tidak ada pengaruh tidak
langsung keaktifan
berorganisasiterhadap IPK mahasiswa tadris matematika IAIN Palopo melalui Disiplin belajar sebagai variabel
intervening 2. Dwi Utami
Setyawati, Baiq Dewi Korida, Baiq Rika Ayu Febrilia, 2020
Analisis Regresi Logistik Ordinal Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi IPK Mahasiswa
3. Widya
Novasari, 2016
Faktor Eksternal yang
Mempengaruhi Pencapaian IPK Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Indeks Prestasi Kumulatif
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah metrik yang digunakan untuk menilai kemajuan mahasiswa terhadap tujuan pendidikannya dalam periode ujian tertentu. Pencapaian seorang mahasiswa setelah mengambil beberapa mata kuliah diukur dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mereka. Oleh karena itu, IPK berfungsi sebagai metrik utama untuk menilai keberhasilan akademik mahasiswa. Mahasiswa dengan IPK rendah biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan studinya. Oleh karena itu, mahasiswa harus menginvestasikan waktu yang diperlukan untuk menaikkan nilai di bawah standar. Hal ini mempengaruhi berapa lama waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk menyelesaikan studinya (SITI RANI YELFERA, HAZMIRA YOZZA, 2022).
2.2.2 Keadaan Keluarga
Menurut beberapa ahli, keluarga merupakan unit sosial ekonomi terkecil dalam masyarakat dan merupakan pondasi dasar dari semua lembaga. Ini adalah kelompok utama
dari dua orang atau lebih yang terhubung melalui jaringan hubungan, termasuk darah, pernikahan, dan adopsi. Menurut sebuah penelitian yang berbeda, cara orang tua membesarkan anak, hubungan antar anggota keluarga, suasana di rumah, dan situasi keuangan keluarga semuanya berdampak pada anak. Keadaan dan kondisi yang dapat memotivasi anak untuk lebih giat dan disiplin dalam belajar dapat terwujud apabila faktorfaktor tersebut digunakan dengan benar sesuai peran dan tanggung jawab masing- masing. Sebisa mungkin, orang tua harus secara teratur menanyakan kemajuan akademik anak mereka, meskipun hanya pertanyaan singkat. Hal ini penting agar anak lebih terdorong untuk mengikuti perkuliahan. Dukungan dari keluarga terutama orang tua yang menjunjung tinggi pendidikan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.
Dukungan orang tua adalah jenis kontak yang diciptakan orang tua dan ditandai dengan kehangatan, perhatian, penerimaan, dan perasaan positif yang dimiliki orang tua terhadap anaknya (Lestari et al., 2020). Orang tua dapat menunjukkan kepada anak-anak mereka dukungan sosial dan emosional dengan menunjukkan kepada mereka rasa hormat, fokus, cinta, kepercayaan, dan kesiapan untuk mendengarkan. bantuan keuangan, kemungkinan, dan perubahan lingkungan yang berfungsi sebagai dukungan instrumental. dukungan informatif dan datang dalam bentuk saran, instruksi, dan data. Dukungan untuk penilaian datang dalam bentuk evaluasi yang baik dari orang muda. Anak membutuhkan bantuan orang tua berupa bimbingan, fasilitas dan motivasi diri, serta menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan kondusif bagi perkembangan diri anak selama masa tumbuh kembangnya. (Safitri &
Yuniwati, 2019).
2.2.3 Hubungan Asmara
Hubungan asmara atau kencan, mengacu pada hubungan atau kenalan. Dalam arti luas, berkencan berarti bertemu langsung untuk mengenal seseorang yang Anda sayangi (Rongan, 2018). Kencan adalah proses mengenalkan dua orang yang saling mencintai sebagai persiapan untuk memulai sebuah keluarga. Saat berkencan, menemukan pasangan yang serasi atau serasi dapat meningkatkan kenikmatan dalam kehidupan sehari-hari. Pacaran adalah aktivitas heteroseksual yang berpusat pada memberi dan melengkapi pasangan jangka panjang sekaligus mengungkapkan cinta dan kasih sayang (Haris, 2015). Pada umumnya berpacaran dengan remaja bukanlah ide yang baik karena remaja belum siap secara psikologis dan dari segi usia, namun jika hanya untuk saling mengenal dan dalam batas yang wajar, apapun boleh dilakukan, apalagi untuk meningkatkan pencapaian belajarannya. Selain itu, Dalam psikologi perfeksif, berkencan dapat meningkatkan dan merusak kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Selain itu, hal itu dapat
berdampak pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan masalah lainnya. Tergantung bagaimana mereka bergaul di kehidupan nyata (Zulfikar, 2021).
Berada di tahap dewasa berarti memiliki perasaan terhadap lawan jenis adalah hal yang sangat normal. Emosi ini bahkan dapat mengubah kepribadian seseorang dan menimbulkan berbagai emosi lain, yang dapat menyenangkan atau negatif. Contoh dari emosi ini termasuk posesif, keingintahuan tentang lawan jenis, dan kecemburuan. Selain itu, pacaran ini mencakup beberapa efek samping yang dapat memengaruhi bagian Kencan remaja dapat berupa prestasi akademik, kehamilan di luar nikah, dan bahkan mengakibatkan kematian jika tidak berhati-hati.
2.2.4 Pembimbing Akademik
Menurut Ilmuwan dan pendidik profesional, tanggung jawab utama dosen adalah mengubah, memajukan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pengajaran di kelas, penelitian mandiri, dan pengabdian masyarakat. Berdasarkan pengetahuan tersebut, dosen memegang peranan penting sebagai motor penggerak terselenggaranya seluruh proses pendidikan (Fifian Lie, Johan B. Bension, 2022). Karena dosen adalah penanggung jawab proses belajar mengajar, mereka memainkan peran penting dalam proses pendidikan secara keseluruhan dan sangat penting dalam upaya meningkatkan standar pendidikan tinggi. Tanggung jawab dosen sebagai pendidik meluas hingga membantu mahasiswa mengarahkan proses bimbingan akademik. Supervisi akademik atau bimbingan akademik, adalah kegiatan konsultasi yang membantu mahasiswa dan pembimbing akademik (dosen) merencanakan untuk belajar dan memecahkan tantangan pembelajaran sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Pristianto1 et al., 2022). Pembimbing akademik, kadang- kadang dikenal sebagai dosen wali atau dosen yang dipilih dan ditugaskan oleh rektor secara tertulis untuk menawarkan saran atau konsultasi akademik umum untuk mendukung kelancaran pendidikan mahasiswa di bawah arahan mereka.
Pembimbing akademik adalah dosen yang bertugas menasihati dan membantu individu atau kelompok mahasiswa menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan akademik (Rahman, 2021). Pembimbing Akademik (PA) sangat penting bagi mahasiswa karena memiliki satu kemungkinan fakultas untuk mengelola siswa mereka dan memberi mereka dukungan yang mereka butuhkan saat mereka maju melalui pendidikan mereka. Pembimbing akademik adalah komunikator dan pembuat yang penting dalam segala hal tentang urusan kemahasiswaan. mengembangkan hubungan dengan siswa sebagai komunikator, dan menciptakan lingkungan yang mendukung proses bimbingan akademik sebagai pembuat (Latif et al., 2017).
2.3 Kerangka Pikiran
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Keterangan:
Menunjukkan variabel X yang mempengaruhi variabel Y.
Menunjukkan variabel X yang tidak mempengaruhi variable
2.4 Hipotesis
Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan hal-hal berikut:
H0:Pencapaian IPK kumulatif mahasiswa Universitas Nusa Putra tidak dipengaruhi oleh variabel eksternal.
Ha:Pencapaian IPK kumulatif mahasiswa Universitas Nusa Putra dipengaruhi oleh variabel eksternal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.3 Sumber Data
3.4 Instrumen Penelitian 3.5 Analisis Data
Untuk menilai data penelitian yang terkumpul, diterapkan Partial Least Square and Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Prosedur analisis PLS-SEM dilakukan dengan menggunakan SMART PLS. Indikator SMART PLShe dari setiap variabel laten dalam penelitian ini dibangun di atas landasan teori yang kokoh dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan pendekatan Confirmatory Factor Analysis (CFA) sebagai model yang dikembangkan.
Pengujian outer model dan inner model merupakan dua tahapan proses analitik dengan menggunakan pendekatan PLS-SEM. Model luar adalah seperangkat analisis statistik yang digunakan untuk menilai reliabilitas dan validitas konstruk yang terdiri dari banyak indikator instrumen survei. Perhitungan validitas konvergen dan diskriminan dilakukan dalam dua langkah untuk menentukan validitas instrumen. Peringkat Cronbach's alpha (CA) dan Composite Reliability (CR) digunakan untuk menilai reliabilitas instrumen. Setiap variabel laten dengan nilai CR dan CA > 0,70 dianggap dependable dengan metode CFA. Nilai Average Variance Extracted (AVE) yang harus lebih dari 0,50 digunakan untuk mengukur validitas konvergensi (Ghozali, 2018).
Tabel 2. 2 Validitas Konvergensi dan Reliabilitas Instrumen
Variable Item Factor
Loading
CA CR AVE
Indeks Prestasi Komutatif
IPK 2 1 1 1 1
Keadaan Keluarga
KK 13 0.774
KK 15 0.752 0.776 0.854 0.593
KK 18 0.813
KK 2 0.74
Pembimbing Akademik
PA 1 0.761
PA 2 0.753
PA 3 0.866 0.881 0.908 0.623
PA 4 0.825
PA 6 0.777
PA 9 0.748
Hubungan Asmara
PC 1 0.816
PC 10 0.799
PC 2 0.772 0.896 0.92 0.657
PC 3 0.817
PC 4 0.849
PC 5 0.807
Temuan penelitian model penelitian akhir ditunjukkan pada Tabel 2.2. Setiap indikator memiliki nilai loading factor lebih besar dari 0,70 dan masing-masing variabel laten memiliki nilai AVE lebih besar dari 0,50, menunjukkan bahwa model penelitian memenuhi kriteria validitas konvergen yang baik. Ketergantungan model diperiksa sebagai pengukuran berikut. Uji reliabilitas didefinisikan sebagai penentuan reliabilitas komposit variabel laten dengan nilai lebih besar dari 0,70.
Karena semua variabel laten sesuai dengan kriteria dengan nilai composite reliability pada masing-masing variabel bernilai lebih dari 0,70, maka temuan penelitian berdasarkan Tabel 2.2 menunjukkan bahwa semua variabel laten memiliki reliabilitas yang baik, akurat, dan konsisten. Nilai CR dan CA untuk setiap variabel laten dalam penelitian ini semuanya > 0,70, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 Nilai AVE setiap variabel laten dalam penelitian ini juga lebih besar dari 0,50. Angka rasio di atas menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yang dibuat dari variabel dan indikator laten adalah valid dan dependable.
Validitas diskriminan ukuran dievaluasi menggunakan nilai Heterotrait-Monotrait (HTMT). Nilai rasio HTTP harus kurang dari 0,90 agar instrumen dianggap asli.
Henseler dan lainnya (2009). Berdasarkan Tabel 2.3 setiap nilai rasio HTMT untuk setiap variabel laten kurang dari 0,90, menunjukkan validitas instrumen penelitian ini untuk menilai model yang dibuat.
Tabel 2. 3 Validitas Diskriminan (Rasio HTTP)
PA IPK KK PC
PA 0,79
IPK 0,081 1
KK 0,027 - 0,247 0,77
PC 0,084 - 0,108 - 0,022 0,811
Analisis kapasitas model konseptual untuk meramalkan varian dari variabel independen dependen adalah tujuan mengukur inner model (model struktural). Oleh karena itu, empat analisis pengukuran dilakukan. Pertama, nilai R2 digunakan untuk menentukan koefisien determinasi. Tujuannya adalah untuk menilai tingkat kepentingan gabungan pengaruh variabel eksogen dan endogen. Kedua, dengan menggunakan subsampel 5000, uji pendekatan bootstrap untuk menentukan signifikansi koefisien jalur langsung dan tidak langsung. Agar jalur hubungan antara variabel laten dinilai memiliki hubungan yang signifikan, nilai statistik, atau nilai p, yang digunakan dalam pengujian harus kurang dari 0,05. studi kecocokan model (Goodness of Fit) dilakukan untuk memverifikasi model struktural secara keseluruhan dan menilai seberapa baik model struktural dan model pengukuran bekerja sama. Dengan menilai signifikansi rasio SRMR, NFI, dan Chi-Square, analisis ini selesai. Keempat, analisis relevansi prediktif berdasarkan redundansi yang divalidasi silang dilakukan dengan menggunakan teknik penutup mata (JF Hair et al., 2018).