• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Masyarakat terhadap Protokol Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Masyarakat terhadap Protokol Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

p-ISSN: 2621-119X

DOI: https://doi.org/10.31539/kaganga.v5i1.3567

27

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT TIDAK MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN

DI MASA PANDEMI COVID-19

Asep Koswara1, Adisel 2

Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno Bengkulu1,2 [email protected]1

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yakni teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini, membuktikan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul karena adanya pengaruh atau rangsangan dari individu itu sendiri. Faktor internal meliputi faktor usia dan faktor kebiasaan. Kemudian faktor eksternal, faktor eksternal adalah segala faktor yang berasal dari luar atau segala pengaruh yang berasal dari luar.

Faktor eksternal meliputi faktor pendidikan dan faktor ekonomi atau pekerjaan.

Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat karena tidak mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kata Kunci: Kepatuhan Masyarakat, Pandemi Covid-19, Protokol Kesehatan

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the factors that influence people not to comply with health protocols during the Covid-19 pandemic. This study uses a descriptive qualitative approach, namely the data collection techniques used in this study are the methods of observation, interviews and documentation. The results of this study prove that there are two factors that influence people not to comply with health protocols during the Covid-19 pandemic, including internal factors and external factors. Internal factors are factors that arise due to the influence or stimulation of the individual himself. Internal factors include age and habit factors. Then external factors, external factors are all factors that come from outside or all influences that come from outside. External factors include educational factors and economic or employment factors. The conclusions of this study indicate that there are two factors that can affect the community for not complying with the health protocol during the Covid-19 pandemic, namely internal factors and external factors.

Keywords: Community Compliance, Covid-19 Pandemi, Health Protokol.

(2)

28 PENDAHULUAN

Dunia sedang terjadi pandemi yang berdampak cukup besar disemua sektor kehidupan manusia.

World Health Organization (WHO) menetapkan Corona Virus Disease 2019 atau (Covid-19) sebagai sebuah ancaman pandemi. Pengertian pandemi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan wabah yang berjangkit serempak di mana-mana atau meliputi geografi yang luas. Kasus ini muncul bermula terjadi di Wuhan, Tiongkok dan mulai menyebar ke hampir seluruh Dunia. Penyebaran Covid-19 ini sangat cepat dan tidak ada yang mampu memprediksi kapan berakhirnya pandemi Covid-19 ini.

Kasus Covid-19 yang merupakan pandemi global jelas menimbulkan kekhawatiran dari beragam kalangan khususnya masyarakat. Kekhawatiran masyarakat semakin terasa dengan melihat lonjakan kasus yang cukup cepat, dan melihat kurangnya kesiapan beberapa elemen yang cukup vital guna memerangi virus corona. Tingginya tingkat persebarannya, mengharuskan pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis. Dengan menetapkan kebijakan guna mengatasi dampak dari Covid-19.

(Ristyawati, 2020)

Pada tanggal 31 Maret 2020, Presiden Jokowi mengadakan Konferensi Pers, dengan tujuan untuk mengumumkan kepada publik mengenai kebijakan yang dipilihnya guna menyikapi Covid-19 sebagai pandemi global yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Pada konferensi pers tersebut, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa kebijakan Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) merupakan kebijakan yang dipilih dalam merespon adanya Kedaruratan Kesehatan. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan menjadi dasar hukum dari adanya kebijakan antisipatif tersebut.

Pengertian Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-I9).

Pemerintah Indonesia saat ini berupaya maksimal untuk mencegah penularan Covid-19 dengan membuat berbagai macam aturan dari mulai social distancing, lock down, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga new normal.

Upaya ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dari virus menular yakni Covid-19 yang sangat membahayakan di berbagai penjuru dunia. Pemerintah dituntut untuk sesegera mungkin menangani ancaman nyata Covid-19. Terkait dengan persoalan tersebut ternyata telah ada dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan (selanjutnya dalam tulisan ini disebut UU Kekarantinaan Kesehatan). Dimana dalam Undang-Undang tersebut telah memuat banyak hal terkait dengan kekarantinaan kesehatan, pihak yang berwenang menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat, dan lain sebagainya. Dalam Undang-Undang tersebut juga menentukan apa saja peraturan pelaksanaan sebagai tindak lanjut ketentuan dalam kekarantinaan kesehatan. (Ristyawati, 2020)

(3)

29

Tabel 1. Penyebaran Virus Corona Di Malang Jawa Timur

Tanggal/ bulan Terkonfirmasi Meninggal Pasien sembuh

31/Maret 4 - 3

30/Apr 17 - 8

31/Mei 50 1 17

28/Juni 197 12 53

31/Juli 654 54 354

28/Agustus 1.194 103 761

30/Sep 1.665 170 1.494

25/Oktober 1.987 199 176

Sumber: Jurnal

Tabel. 1 menunjukan bahwa setiap bulannya penyebaran Covid-19 di Kota Malang terus meningkat, baik kasus yang terkonfirmasi positif, hingga pasien yang meninggal. Bisa dilihat dari tabel tersebut, awal mula angka konfirmasi kasus positif hanyalah 4 orang saja yang merupakan lingkungan awal dari kasus infeksi virus corona yang pertama. Belum ada pasien meninggal ketika kasus pertama ditemukan di Kota Malang, tepatnya pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2020, pertumbuhan penderita positif Covid-19 masih tergolong sedikit dan tidak terlalu signifikan. Hingga mulai bulan Juni, pertumbuhan kasus semakin meningkat berkali-kali lipat.

Hal ini juga didukung oleh kemunculan kluster baru yang sebelumnya sudah disebutkan yakni dari pabrik HM Sampoerna. Dari waktu ke waktu, peningkatan kasus pun semakin tinggi bersamaan dengan pasien meninggal maupun sembuh.

(Yanuarita, 2020)

Adanya kebijakan dari pemerintah tentang kepatuhan terhadap protokol kesehatan, masyarakat di Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung nampaknya tidak peduli dengan bahayanya virus corona tersebut.

Memang dengan adanya virus corona, masyarakat masih mematuhi peraturan yang dibuat pemerintah.

Akan tetapi kenyataannya saat ini masyarakat tidak lagi mematuhi anjuran dari pemerintah, seperti tidak menggunakan masker, sering mengundang kerumunan, tidak menggunakan hand sanitizer, dan tidak melakukan social distancing. Di Desa Sumber Makmur, masih banyak masyarakat yang tidak mempercayai adanya wabah pandemi Covid-19 atau virus corona. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari di Desa tersebut, ternyata himbauan dari pemerintah kepada masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan masih sering diabaikan, hal ini dibuktikan masih banyak masyarakat di sana tidak menggunakan masker saat bepergian dari rumah, tidak melakukan social distancing atau menjaga jarak, dan sering terlihat masih banyak masyarakat yang mengundang kerumunan seperti pesta atau acara lain di Desa tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode penelitian

(4)

30 kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).

(Siyoto, 2015)

Metode penelitian kualitatif juga dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositive, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2008)

Penelitian kualitatif adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi secara mendalam, mendetail, intensif, holistik, dan sistematis tentang orang kejadian, social setting (latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang, kejadian, latar alami (social setting) itu beroperasi atau berfungsi sesuai dengan konteksnya. Tujuan dari penelitian ini mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus yang sedang diteliti. pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang berupa informasi mengenai Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Mematuhi Protokol Kesehatan Dimasa Pandemi Covid-19 Studi Kasus Di Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur. Keseluruhan

informan yang dipilih adalah mereka yang mengetahui tentang kegiatan di Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung. Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan anggota Kapolsek Muara Sahung yang sedang bertugas mengontrol posko relawan aman Covid-19 di Desa Sumber Makmur.

Berikut peneliti mewawancarai informan bapak Teguh Prasetyo:

Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap beraktivitas dengan aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan orang lain. Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan yang tertera di dalam protokol kesehatan, maka penularan Covid-19 dapat dicegah. Kita sebagai masyarakat Kecamatan Muara Sahung khususnya masyarakat Desa Sumber Makmur wajib memutus rantai penurunan wabah Covid-19, maka dari itu kita buat posko relawan Desa aman Covid-19. Kegunaan posko tersebut untuk mengontrol masyarakat dari luar daerah apabila ada yang masuk ke wilayah Desa ketika melewati posko akan dicek suhu tubuh, apabila mereka tidak menggunakan masker, pihak posko menyediakan masker gratis. Kemudian pihak yang bertugas di posko tersebut adalah sebagian beras pemerintahan desa, namun ada juga dari masyarakat lain yang siap bertugas atau yang siap menjadi relawan.

Sumber data yang digali dengan mewawancarai anggota Kapolsek Muara Sahung, Kepala Desa, masyarakat menengah ke atas, masyarakat menengah ke bawah, dan sebagian masyarakat yang ada di Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur.

Peneliti juga menggali dengan

(5)

31 mengunakan observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Guman selaku Kepala Desa, Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur mengakui selama ini dia sudah menjalankan perannya dengan maksimal. Sebagai Kepala Desa, beliau telah mengajarkan nilai-nilai yang mendorong prilaku masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, melaksanakan sosialisasi, mengimbau masyarakat agar ikut vaksin dan tes swab yang diadakan di Desa.

Peneliti mewancarai tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, beliau menjekaskan bahwa: Syukur Alhamdulillah, saya selaku kepala Desa, Desa Sumber Makmur mensosialisasikan kepada masyarakat agar terhindar dari wabah Covid-19, ada bebarapa hal yang saya sampaikan kepada masyarakat, seperti menerapkan 3M yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Selain itu juga, saya menyampaikan kepada seluruh masyarakat agar segera ikut vaksin dan tes swab yang diadakan di Desa.

Bukan hanya itu saja, saya juga mengimbau kepada masyarakat ketika melaksanakan sholat jumat wajib menggunakan masker.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Covid- 19 telah mewabah dikalangan masyarakat, maka dari itu Kapolsek setempat mengimbau kepada seluruh kalangan masyarakat Desa Sumber Makmur agar tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah di buat oleh pemerintah seperti: Mencuci tangan mengunakan sabun, mengunakan masker, dan menjaga jarak (3M).

Bukan hanya itu saja, pemerintah setempat khususnya kepala Desa Haya Sumber Makmur telah mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya penularan wabah Covid-19. Hal ini dibenarkan oleh salah satu masyarakat Desa Sumber Makmur yaitu Budi Yaman, menerangkan bahwa Kepala Desa setempat selalu mensosialisasikan tentang wabah Covid-19. Yang Biasanya dilakukan di saat pelaksanaan ibadah sholat jumat.

Peranan Kepala Desa sebagai motivator dan pendamping masyarakat, beliau menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan dimasa pandemi Covid-19. Diantaranya yaitu: faktor usia, faktor kebiasaan, faktor pendidikan, dan faktor ekonomi/ pekerjaan.

Usia atau umur ternyata berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan. semakin tinggi usia seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Dengan kata lain, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan lebih banyak ditemukan pada seseorang yang lebih tua atau yang telah lanjut usia dibantingkan dengan kalangan muda.

Hal ini disebabkan pada kalangan tua mempunyai tingkat kerentanan yang tinggi terpapar wabah Covid-19.

Sehingga seseorang yang telah masuk kategori usia rentan cenderung akan selalu taat dan patuh terhadap protokol kesehatan agar tidak terpapar Covid-19.

Berdasarkan hasil temuan yang peneliti temukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 studi kasus di

(6)

32 Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur.

Masyarakat di Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur umumnya tidak mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Umumnya di Indonesia masyarakat dapat di bagi menjadi dua jenis, yaitu masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Masyarakat tradisional ialah masyarakat yang menjaga dan memelihara serta mempertahankan adat istiadat, tradisi yang diwariskan oleh generasi sebelumnya, umumnya masyarakat tradisional berada di daerah pedesaan.

Berbeda dengan masyarakat modern, masyarakat modern merupakan masyarakat yang telah mengalami perubahan, baik itu perubahan dibidang ilmu ataupun teknologi.

Masyarakat modern merupakan hasil evolusi dari masyarakat tradisional yang mengalami perubahan dalam segala bidang, baik itu budaya, politik, ekonomi, dan sosial.

Dari kedua jenis masyarakat di atas, masyarakat modern lebih mematuhi protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah, dibandingkan dengan masyarakat tradisional.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat tradisional tidak pernah mematuhi protokol kesehatan.

Semuanya tergantung dari individu masing-masing.

Di Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, umumnya masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan dikarenakan ada dua faktor diantaranya yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

Pertama, faktor usia, perlu kita ketahui bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan. Terbukti berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa usia yang sudah tua atau lanjut usia akan mematuhi peraturan dari pemerintah.

Kedua, faktor kebiasaan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ternyata faktor kebiasaan juga dapat mempengaruhi masyarakat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Terbukti bahwa orang yang mempunyai kebiasaan baik atau kebiasaan yang selalu patuh aturan yang dibuat pemerintah, maka masyarakat tersebut juga akan mematuhi protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah.

Faktor Eksternal

Pertama, faktor pendidikan, berdasarkan hasil penelitian di atas pendidikan juga mempengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Terbukti bahwa orang yang berpendidikan, biasanya mereka akan mematuhi protokol kesehatan, akan tetapi bukan berarti masyarakat yang tidak berpendidikan tidak pernah mematuhi protokol kesehatan.

Kedua, faktor ekonomi dan pekerjaan, berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas akan mematuhi protokol kesehatan, dikarenakan pekerjaan mereka tidak kasar dan tidak menguras tenaga. Berbeda dengan masyarakat menengah ke bawah, biasanya masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah kurang mematuhi protokol kesehatan kalau dilihat dari segi pekerjaan mereka yaitu sebagai petani, buruh, kuli bangunan dan lain berpenghasilan, akan sangat mustahil mereka bisa menggunakan masker atau paruh protokol kesehatan

(7)

33 lainnya, namun bukan berarti masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah tidak pernah mematuhi protokol kesehatan.

Terbukti ketika mereka akan bepergian keluar rumah, mereka akan patuh protokol kesehatan.

Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah mengumumkan keadaan darurat terhadap Covid-19 di Indonesia sesuai pernyataan WHO yang menetapkan bahwa Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai sebuah pandemi.

Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020

tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di tempat kerja, perkantoran, dan industri dalam mendukung keberlangsungan usaha pada situasi pandemi. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan kepada warga negaranya berupa penerapan protokol kesehatan sebagai tindakan preventif jika mereka akan menjalankan kembali aktivitasnya tentunya sesuai dengan anjuran pemerintah yakni usia tertentu yang diperkirakan masih aman. Dimana sebelumnya semua warga negara tanpa memandang usia tidak diperkenankan melakukan aktivitasnya dan tetap di rumah demi membatasi penyebaran Covid-19.

Aturan tentang new normal diatur dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/328/2020

tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di tempat kerja perkantoran dan industri dalam mendukung keberlangsungan usaha pada situasi pandemi. Ditegaskan pula

pedoman penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 yang jika tidak dilakukan akan ada sanksi yang akan diterima, bagi yang melanggar ketentuan kewajiban yang tertera, akan diproses dengan sanksi berupa pembekuan izin usaha bagi para pelaku usaha dan denda sebagai sanksi administratif sebesar Rp.

1.000.000, - (satu juta rupiah) dan kepada individu yang melanggar dikenakan sanksi penundaan pelayanan administrasi sesuai kewenangan pemerintah provinsi atau denda Rp. 100.000, - (seratus ribu rupiah). (Ariesta, 2020)

SIMPULAN

Faktor-faktor yang

mempengaruhi masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan, diantaranya yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul karena adanya pengaruh atau rangsangan dari individu itu sendiri. Faktor internal meliputi faktor usia dan faktor kebiasaan

Faktor eksternal adalah segala faktor yang berasal dari luar atau segala pengaruh yang berasal dari luar. Faktor eksternal meliputi faktor pendidikan dan faktor ekonomi atau pekerjaan.

Strategi pemerintah setempat dalam menangani masalah Covid-19 yaitu, Membuat Posko Relawan Desa Aman Covid-19 yang bertujuan untuk mengontrol masyarakat yang akan masuk ke Desa Sumber Makmur.

Bukan hanya itu, kepala Desa beserta jajarannya selalu mensosialisasikan

(8)

34 kepada masyarakat tentang bahaya wabah Covid-19, maka dari itu pemerintah Desa berupaya membagikan masker gratis kepada masyarakat, membuat tempat untuk mencuci tangan di tempat fasilitas umum, bergotong royong menyemprotkan cairan disinfektan di tempat umun seperti Balai Desa, Masjid, Puskesmas, dan juga menyediakan tempat untuk tes swab dan vaksin gratis.

DAFTAR PUSTAKA

Ariesta, I. P. A. S., & Widiantara, I.

B. (2021). Identifikasi Aspek Hukum dalam Penerapan Protokol Kesehatan pada Era New Normal di Dunia Pariwisata. Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya, 10(2), 1850-192. Retrieved from http://triatmajaya.ejurnal.info/in dex.php/triatmajaya/article/view /139

Ristyawati, A. (2020). Efektifitas Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Masa Pandemi Corona Virus 2019 oleh Pemerintah Sesuai Amanat UUD NRI Tahun 1945.

Administrative Law &

Governance Journal, 3(2), 240- 249.

https://doi.org/10.14710/alj.v3i2 .240-249

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015).

Dasar Metodologi Penelitian.

Literasi Media Publishing.

Yogyakarta

Sugiyono, S. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. CV. Alfabeta.

Bandung

Wawancara dengan anggota Kapolsek Bapak Teguh Prasetyo, 6 September 2021

Wawancara dengan Bapak Gusman Kepala Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, 07 September 2021

Yanuarita, H., & Haryati, S. (2021).

Pengaruh Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Budaya di Kota Malang dan Konsep Strategis dalam Penanganannya. Jurnal Ilmiah Widya Sosiopolitika.

2(2), 58-71.

DOI: https://doi.org/10.24843/J IWSP.2020.v02.i02.p01

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan kedai kopi di Malang selama masa Pandemi

Untuk menerapakan aturan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 dilaksanakan dengan kegiatan menggunakan hand sanitizer. Sementara itu, untuk penerapan protokol

Oleh karena itu, dalam rangka melihat peran Polri dalam menegakkan hukum terhadap pelanggar Protokol Kesehatan di masa pandemi Covid-19 apakah sudah sesuai dengan prinsip

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja UMKM di Masa Pandemi covid- 19 di Kecamatan Klego Tingkat pendidikan menjadi faktor utama dalam menjalankan sebuah usaha, yang mana pelaku

Dari hasil kebijakan protokol kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Bersama SKB dimasa pandemi Covid-19 pada sekolah di Kota Pekanbaru ternyata tidak semuanya mematuhi kebijakan yang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Work Life Balance Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Pada Masa Pandemi Covid-19 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 4 yang telah dilakukan sebelumnya,

1218 Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Terhadap Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan Covid-19 Di Puskesmas Tanjung Beringin Kabupaten Dairi Factors That Influence Patient

Ibrahim, 2022 Kepatuhan Mahasiswa dalam Menjalankan Protokol Kesehatan di Masa COVID- 19 Tempat penelitian: Ambon, Maluku dengan responden penelitian adalah mahasiswa STIKes Maluku