• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN KEDAI KOPI DI MALANG SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN KEDAI KOPI DI MALANG SELAMA MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN KEDAI KOPI DI MALANG SELAMA MASA PANDEMI

COVID-19

Syifa Amatullah Isymah syifaamatullah@student.ub.ac.id Prof. Dr. Sutrisno T., SE., M.Si., Ak.

Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan kedai kopi di Malang selama masa Pandemi Covid-19, yaitu kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penggunaan media online, dan perubahan biaya produksi. Objek penelitian ini adalah kedai kopi yang berdomisi di Kota dan Kabupaten Malang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan alat uji aplikasi Smart-PLS 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa PSBB memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan, sedangkan media online dan biaya produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan.

Kata kunci: Pendapatan, PSBB, Media Online, Biaya Produksi, Pandemi Covid-19

ABSTRACT

The study aims to obtain the empirical evidence of the factors affecting the revenue coffee shops in Malang during the Covid-19 Pandemic, including the Large-Scale Social Restrictions Policy (PSBB), the use of online media, and changes in production costs.

The objects of this study are coffee shops in Malang city, and the primary data utilized in this study are acquired from questionnaires distributed to respondents. The samples of 50 respondents are analyzed through double linear regression method utilizing the Smart- PLS 3 software. The results reveal that PSBB has a negative effect on revenue while online media and production costs have no effect on revenue.

Keywords: Revenue, Large-Scale Social Restrictions, Online Media, Cost

Production, Pandemic Covid-19

(2)

PENDAHULUAN

Pendapatan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kelangsungan entitas bisnis. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 72 mendefinisikan pendapatan sebagai penghasilan yang berasal dari proses aktivitas normal entitas.

Perkembangan suatu entitas bisnis dapat diukur oleh pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Para pelaku bisnis akan menjadi selektif terhadap jenis bisnis yang akan ditekuninya. Kehadiran kedai kopi dinilai memiliki prospek keuntungan yang baik bagi para pelaku bisnis karena terjadi pergeseran gaya hidup yang cukup drastis terkait dengan konsumsi masyarakat. Hal ini buktikan dengan peningkatan konsumsi kopi di Indonesia setiap tahunnya.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PDSIP) Kementrian Pertanian tahun 2018 menyatakan bahwa tingkat konsumsi sejak 2016-2018 mengalami peningkatan secara berturut- turut, yaitu 249.824 ton, 276.167 ton, 314.365 ton. Dilansir oleh investor daily tahun 2019, Imam Pambagyo, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, menyatakan bahwa tingkat konsumsi Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara produsen di kawasan Asia dan Oseania yaitu sebesar 13,5%. Tren ini diprediksi akan terus meningkat hingga 2021 dengan persentase 8,22% pertahun. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab menjamurnya kedai kopi di Kota Malang sejak tiga hingga empat tahun lalu.

Pada tanggal 2 Maret 2020, kasus pertama Covid-19 yang terdekteksi di Indonesia merubah kondisi perekonomian Indonesia. Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif bagi perekonomian domestik, seperti penurunan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, serta eksistensi UMKM (Pakpahan, 2020). Cowling et al., (2020) mengatakan bahwa Pendemi Covid-19 berpotensi menempatkan sejumlah entitas bisnis pada risiko kehilangan arus kas masuk (Pendapatan) akibat dibatasinya aktivitas bisnis. Kedai kopi menjadi salah satu UMKM yang mengalami penurunan omzet sebanyak 50-90% (Kurniawan, 2020).

Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM berkaitan dengan masalah pembiayaan, distribusi barang, dan masalah perolehan bahan baku (Pakpahan, 2020). GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia) juga menyatakan bahwa terjadi penurunan produksi sekitar 30-40% dalam industri makanan (Ahmadi & Widhiastuti, 2020). Penurunan tingkat produksi akan berpengaruh terjadap penurunan pendapatan (Nayaka & Kartika, 2018).

Keadaan ini diperparah oleh kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di beberapa wilayah Indonesia termasuk di Malang. Kebijakan ini sangat membatasi kedai kopi dalam melakukan kegiatan operasional. Selama beroperasi, kedai kopi dituntut untuk mengurangi kapasitas menerima pelanggan hingga 50%. Hal ini dilakukan untuk menerapkan jaga jarak antara pelanggan. Selain itu, kedai kopi juga dituntut untuk mengurangi jam operasional hingga pukul 21.00 WIB padahal pada umumnya mayoritas kedai kopi bukan hampir 24 jam sehari. Penurunan alokasi waktu dapat menurunkan probabilitas omset yang akan diterima kedai kopi (Husaini, 2017).

Penurunan produksi dan keterbatasan aktivitas operasional yang dialami oleh kedai kopi mengharuskan kedai kopi mencoba berbagai macam stratgei untuk dapat bertahan di masa Pandemi Covid-19. Peran media online menjadi alah satu alat strategi bisnis yang cukup efektif (Muttaqin et al., 2020). Dalam aspek pemasaran, pemilihan media online sebagai sarana promosi dan distribusi merupakan cara yang tepat dimasa Pandemi ini (Pasaribu, 2020). Media online dapat menjangkau pasar secara luas, penghematan biaya pemasaran, dan kemudahan distribusi produk konsumen kepada pelanggan. Dengan demikian, peran media online dapat membantu kedai kopi dalam meningkatkan pendapatan di masa Pandemi Covid-19.

(3)

Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan kedai kopi di Kota dan Kabupaten Malang selama masa Pandemi Covid-19. Kedai kopi merupakan salah satu tempat kunjungan yang paling popular untuk melakukan berbagai aktivitas. Pandemi Covid- 19 menjadi penghalang bagi konsumen untuk mengakses tempat perkopian secara langsung.

Dengan demikian, pemilihan kedai kopi sebagai objek penelitian telah tepat. Khaeruddin et al., (2020) telah melakukan penelitian terkait determinan pendapatan UMKM di masa Pandemi.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini memilih tiga faktor yang relevan, yaitu faktor PSBB, faktor teknologi, faktor produksi.

Faktor PSBB merupakan kendala utama yang dialami oleh kedai kopi dalam proses memperoleh pendapatan khususnya pada masa Pandemi Covid-19. Faktor PSBB diukur dari seberapa ketat pembatasan aktivitas operasional diimplementasikan. Faktor PSBB membatasi kapasitas pelanggan dan alokasi waktu sehingga menyebabkan aktivitas penjualan, produksi, dan distribusi terhambat. Keterbatasan aktivitas operasional menentukan jumlah pendapatan yang diharapkan akan diperoleh. Hasil penelitian Amri (2020), Yuliana (2020), Lutfi et al (2020) menyatakan bahwa faktor PSBB berpengaruh negatif terhadap pendapatan.

Faktor teknologi merupakan alat bantu utama yang dapat digunakan dalam aktivitas pemasaran produk khususnya di masa Pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas di luar rumah.

Faktor teknologi dalam penelitian ini direfleksikan oleh penggunaan media online untuk aktivitas pemasaran. Pasaribu (2020) menyatakan terdapat dua aktivitas yang menggunakan media online sebagai alat pemasaran yaitu aktivitas distribusi dan aktivitas komunikasi. Penggunaan media online membantu meningkatkan omzet UMKM (Helmalia & Afrinawati, 2018). Hasil penelitian Wardani (2020) dan Ayu & Lahmi (2020) menyatakan bahwa penggunaan media online berpengaruh positif terhadap pendapatan.

Faktor produksi dianggap relevan karena terkena dampak dari penurunan jumlah konsumen kedai kopi yang datang secara langsung akibat Pandemi Covid-19. Faktor produksi direfleksikan oleh biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Biaya produksi mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi sebelum Pandemi Covid-19 (Ahmadi & Widhiastuti, 2020). Hasil penelitian Gonibala et al (2019) dan Nayaka & Kartika (2018) menyatakan biaya produksi berpengaruh positif terhadap pendapatan.

Dengan demikian, semakin besar biaya produksi akan menaikkan pendapatan yang diterima dan sebaliknya semakin kecil biaya produksi akan menurunkan pendapatan yang diterima.

Ketidakidealan penerimaan pendapatan selama masa Pandemi Covid-19 menjadikan salah satu motivasi penelitian ini dilakukan. Penurunan jumlah produksi dan ketatnya implementasi kebijakan PSBB merupakan salah satu penyebab penurunan pendapatan kedai kopi.

Media online menjadi salah satu alat strategi yang dapat digunakan pelaku bisnis kedai kopi untuk dapat bertahan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji, menganalisis, dan memperoleh bukti empiris terkait pengaruh kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penggunaan media online, dan perubahan biaya produksi terhadap pendapatan kedai kopi di Malang pada masa Pandemi Covid-19.

KAJIAN TEORI Pendapatan

Pendapatan merupakan sumber utama agar suatu entitas bisnis dapat membiayai pengeluarannya. Pendapatan merupakan penambah aset perusahaan yang bersumber dari aktivitas

(4)

penjualan, baik berupa barang ataupun jasa. Kondisi ekonomi suatu entitas dapat diukur berdasarkan pendapatan yang diperoleh dalam periode tertentu. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 72, pendapatan (revenue) didefinisikan sebagai penghasilan yang timbul selama proses aktivitas normal entitas. Penghasilan (income) adalah peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang menghasilkan peningkatan dalam ekuitas, selain hal yang berkaitan dengan kontribusi dari partisipan ekuitas.

Menurut Suwardjono (2005:354), karakterisik utama yang membentuk definisi pendapatan yaitu arus masuk atau kenaikan aset dan kegiatan yang merepresentasikan operasi utama yang dilakukan secara berkelanjutan. Pendapatan timbul hanya jika terdapat transaksi yang menimbulkan arus masuk aset. Draf Eksposur Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan mendefinisikan penghasilan sebagai peningkatan aset, atau penurunan liabilitas, yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemegang klaim ekuitas. Karakteristik mendasar dari penghasilan (pendapatan) dan beban adalah arus masuk dan arus keluar dari aset dan liabilitas yang terkait telah terjadi. Jika arus masuk atau arus keluar tersebut telah terjadi, maka pendapatan dan beban yang terkait diakui; jika tidak terjadi maka tidak diakui.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

Merujuk pada Peraturan Pemerintah Wali Kota Malang Nomor 17 Tahun 2020, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus tersebut. Peraturan terkait kegiatan penyediaan makan dan minuman, hanya dapat beroperasi antara pukul 07.00 WIB sampai 21.00 WIB. Pelayanan dibatasi dengan menerapkan pemesanan online dan pemesanan take away. Jarak antar pelanggan juga diharuskan paling sedikit berjarak satu meter. Para penanggung jawab penyedia makanan dan minuman harus menerapkan prinsip higien sanitasi pangan dalam proses penanganan serta melakukan pembersihan area, fasilitas, dan peralatan yang khususnya bersentuhan dengan makanan. Tempat cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer wajib disediakan dan wajib mengecek suhu pelanggan. Pelanggan maupun karyawan juga diwajibkan menggunakan masker setiap saat selama peraturan ini berlaku. Dengan demikian, indikator dalam penelitian ini adalah pembatasan jam operasional, penjagaan jarak, serta pembatasan kapasitas konsumen.

Media Online dalam Aktivitas Pemasaran

Perkembangan media online saat ini memungkinkan berbagai macam aktivitas pemasaran dapat dilakukan. Dua aktivitas utama dalam pemasaran yang menggunakan tekhnologi internet adalah distribusi dan komunikasi (Pasaribu, 2020). Dari aspek distribusi, internet dapat menyalurkan produk bisnis langsung kepada pelanggan tanpa harus dilakukan dengan cara datang ke tempat. Sarana distribusi produk makanan dan minuman dengan menggunakan internet saat ini adalah layanan food delivery seperti gofood dan grabfood. Hal ini dapat memangkas service cost (Prapti & Rahoyo, 2018).

Ditinjau dari aspek komunikasi, internet menyediakan jalan baru untuk memberikan informasi kepada pelanggan secara langsung dan menjangkau pasar dalam jumlah besar. Media sosial berbasis online, seperti facebook, instagram, dan twitter, menyediakan saluran komunikasi

(5)

yang efisien dan tepat waktu (Pasaribu, 2020). Dilansir oleh kontan.co.id (2020), dalam laporan

"Tinjauan Big Data Terhadap Dampak Covid-19 2020" yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), penjualan online yang terjadi di masa pandemi ini melonjak tajam jika dibandingkan masa sebelumnya khususnya pada sektor makanan dan minuman sebesar 1070% pada Bulan April 2020.

Biaya produksi

Biaya produksi merupakakan seluruh pengeluaran yang digunakan selama proses produksi berlangsung untuk menghasilkan barang atau jasa (Soeharno, 2009:97). Biaya produksi merupakan biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik (Riwayadi, 2014:10). Biaya Bahan Baku merupakan biaya yang timbul karena pemakaian bahan dalam proses pembuatan barang produksi.

Biaya ini merupakan bagian dari harga pokok barang jadi. Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang timbul akibat penggunaan tenaga kerja untuk melakukan pengolakan bahan baku menjadi barang siap dijual. Biaya tenaga kerja dapat berupa gaji dan upah. Biaya Overhead Pabrik merupakan biaya yang timbul akibat pemakaian fasilitas dalam mengolah barang. Fasilitas ini dapat berupa mesil, alat, tempat produksi, dsb.

Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Kebijakan PSBB terhadap Pendapatan Kedai Kopi selama Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 merupakan pemicu krisis ekonomi. Hal ini disebabkan terjadi penguncian dan pembatasan yang diberlakukan pada aktivitas bisnis (Cowling et al., 2020). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lutfi et al., (2020), kondisi usaha bisnis sudah berada pada titik terputuk akibat kebijakan pemerintah yang menyebabkan aktivitas operasional tidak berjalan. Amri (2020) mengatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam mengendalikan penyebaran covid-19 menyebabkan penurunan kapasitas mulai dari penjualan, produksi, distribusi hingga penurunan penghasilan.

Yuliana (2020) juga mengatakan bahwa kebijakan PSBB yang muncul akibat Pandemi Covid-19 menjadi permasalahan utama turunnya penjualan perusahaan.

H1: Kebijakan PSBB berpengaruh negatif terhadap pendapatan

2. Pengaruh Media Online terhadap Pendapatan Kedai Kopi selama Masa Pandemi Covid-19 di Malang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Helmalia & Afrinawati (2018), e- commerce sangat membantu UMKM dalam meningkatkan omzet. Harto et al., (2019) menyatakan bahwa website sebagai salah satu media online memberikan kemudahan pelaku usaha melakukan kegiatan perdagangan. Media online saat ini berperan penting dalam aktivitas pemasaran di sektor bisnis. Pemasaran online merupakan cara yang sangat efektif dan efisien dalam memasarkan dan mendistribusikan produk dalam area cakupan yang luas (Maulidasari & Damrus, 2020). Di masa Pandemi Covid-19, pemasaran melalui media online merupakan solusi agar usaha kedai kopi dapat bertahan.

Ketidakterbatasan cakupan area dan waktu dari media online membuat aktivitas pemasaran masih dapat dilakukan di masa Pandemi Covid-19. Wardani (2020) mengatakan bahwa penjualan secara online mengalami peningkatan yang signifikan selama Pandemi Covid-19. Hal ini didukun oleh Ayu & Lahmi (2020) yang menyatakan bahwa penjualan online melonjak tajam selama masa Pandemi Covid-19.

(6)

H2: Media online berpengaruh positif terhadap pendapatan

3. Pengaruh perubahan Biaya Produksi terhadap Pendapatan Kedai Kopi selama Masa Pandemi Covid-19 di Malang

Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan jumlah tenaga kerja (Pakpahan, 2020). Bahan baku dan tenaga kerja termasuk dalam unsur biaya produksi. Amri (2020) mendukung pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa terjadi penurunan kapasitas produksi selama masa Pandemi Covid-19. Gonibala et al., (2019) mengatakan bahwa terdapat hubungan positif antara biaya produksi dengan pendapatan. Semakin besar biaya yang dikeluarkan maka semakin besar pendapatan yang akan diperoleh. Hal ini dukung oleh Nayaka dan Kartika (2018) dengan menyatakan bahwa tenaga kerja dan bahan baku secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.

H3: Biaya produksi berpengaruh positif terhadap pendapatan

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada kedai kopi di Kota dan Kabupaten Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kedai kopi yang berada di Kota dan Kabupaten Malang. Peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 50 kedai kopi. Roscoe (1975) dalam Sekaran & Bougie (2017) mengatakan untuk analisis regresi berganda, ukuran sampel 10 kali lebih besar dari jumlah variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah 4. Ukuran sampel minimum yang dapat digunakan peneliti adalah 40. Kemudian, peneliti menambah 10 sampel dari jumlah sampel minimum. Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer ini diperoleh dari instrumen kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan secara offline dan online. Penyebaran kuesioner online dilakukan melalui media sosial seperti line dan whatsapp dengan mengirimkan link google form.

Indikator Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengacu pada Peraturan Wali Kota Malang Nomor 17 Tahun 2020, yaitu jumlah pelanggan, jam operasional, dan jaga jarak dengan merujuk. Indikator media online yaitu komunikasi dan distribusi (Pakpahan, 2020). Indikator biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead (Ahmadi

& Widhiastuti, 2020). Indikator pendapatan yaitu kuantitas terjual, harga jual, dan diskon.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan software SmartPLS versi 3.0. Dalam model PLS, tahapan pertama dilakukan evaluasi model dilakukan dengan mengevaluasi outer model (model pengukuran) untuk menguji validitas (validitas konvergen dan validitas diskriminan) dan menguji reliabilitas dengan parameter cronbach’s alpha dan composite reliability. Tahapan kedua dilakukan pengujian inner model (model struktural) untuk menilai hubungan antara variabel yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan penelitian utama, peneliti melakukan pilot-test terlebih dahulu kepada 30 kedai kopi di Kota dan Kabupaten Malang untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Kemudian, peneliti melanjutkan menyebarkan kuesioner hingga terkumpul 50 responden.

(7)

Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

Pengujian Outer model digunakan untuk mengukur validitas dan reliabilitas model penelitian. Uji validitas untuk menentukan kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang harus diukur dengan melakukan uji validitas konvergen dan uji validitas diskriminan. Hasil uji konvergen dan uji validitas diskriminan menyatakan bahwa secara keseluruhan nilai AVE, Outer Loading, Hasil Akar AVE dan Korelasi Variabel Laten, serta cross loading diatas 0,5. Uji reliabilitas dilakukan untuk menentukan keandalan instrumen penelitian. Hasil uji reliabilitas pada seluruh konstruk telah lebih dari 0,6. Dengan demikian, instrumen dalam penelitian ini telah memenuhi syarat uji validitas konvergen, uji validitas diskriminan, dan uji reliabilitas.

Evaluasi Model Structural (Inner Model)

Inner model merupakan pengujian yang dilakukan untuk menilai hubungan antara variabel yang digunakan. Parameter dalam pengujian ini adalah nilai R-Squared yang menggambarkan seberapa banyak variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.

Hasil pengujian menunjukkan nilai R Square konstruk pendapatan kedai kopi adalah 46,0% yang artinya bahwa dalam penelitian ini konstruk pendapatan kedai kopi sebesar 46,0% dapat dijelaskan oleh PSBB, Media Online, dan Biaya Produksi. 54,0% sisanya dijelaskan oleh konstruk atau indikator lain diluar penelitian.

Pengujian Hipotesis

Tabel 1

Pengujian Model Struktural T-Stastistik pada SmartPls

Original Sample T statistics P Values Keputusan

X

1

→ Y

-0,499 3,033 0,003 H1 Didukung

X2 → Y 0,212 1,250 0,212 H2 Tidak didukung

X3 → Y 0,193 1,044 0,297 H3 Tidak didukung

Berdasarkan tabel 4.16, nilai T-statistik yang melebihi 1,64 hanya hipotesis pertama.

Hipotesis kedua dan ketiga memiliki nilai T-statistik dibawah 1,64. Dengan demikian, hipotesis pertama dinyatakan signifikan sedangkan hipotesis kedua dan ketiga dinyatakan tidak signifikan.

Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut.

Pengaruh PSBB terhadap Pendapatan

Hipotesis H1 menyatakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berpengaruh negatif terhadap pendapatan kedai kopi di Malang. Berdasarkan tabel 1 ditunjukkan bahwa t- statistik lebih besar daripada 1,64 yaitu sebesar 3,033. Artinya, hipotesis H1 dapat diterima. Nilai original sampel sebesar -0,499 menunjukkan pengaruh PSBB terhadap pendapatan berarah negatif.

(8)

Hasil penelitian membuktikan bahwa PSBB berpengaruh negatif terhadap pendapatan kedai kopi di Malang. Semakin ketat kebijakan PSBB diterapkan akan menurunkan pendapatan kedai kopi di Malang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khaeruddin et al., (2020) bahwa PSBB berpengaruh terhadap pendapatan. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyawan et al (2019) yang menyatakan bahwa penerapan PSBB yang diperpanjangan terus menerus sangat memberatkan pelaku bisnis karena dapat menurunkan pendapatan dengan cukup drastis. Penelitian yang dilakukan oleh Lutfi et al., (2020) juga memperkuat hasil penelitian ini. Ia mengatakan bahwa kebijakan PSBB dapat mengganggu kegiatan bisnis, mengurangi tingkat daya beli dan pendapatan masyarakat, serta meningkatkan biaya bahan baku akibat bermasalahnya rantai pasokan.

Pengaruh Media Online terhadap Pendapatan

Hipotesis H2 menyatakan bahwa media online berpengaruh positif terhadap pendapatan.

Berdasarkan tabel 1 ditunjukkan bahwa t-statistik lebih kecil daripada 1,64 yaitu sebesar 1,250.

Artinya, hipotesis H2 tidak dapat diterima. Dengan demikian, media online tidak berpengaruh terhadap pendapatan. Nilai original sampel sebesar 0,212 menunjukkan arah positif. Hasil penelitian ini masih belum dapat membuktikkan bahwa media online memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan kedai kopi di masa Pandemi Covid-19.

Hasil ini diduga disebabkan oleh nilai jual kedai kopi yang tidak hanya menjual produk kopi tetapi menjual tempat perkopian. Hal ini diperkuat oleh Solikatun dan Argyo (2015) yang mengatakan bahwa kedai kopi saat ini menjadi tempat untuk mengisi waktu luang, tempat proses pergaulan sosial, dan menjadi kebutuhan modernisasi. Dengan demikian, nilai jual kedai kopi tidak hanya produk kopi namun tempat perkopian itu sendiri yang hanya dapat dilakukan melalui penjualan offline.

Dugaan lainnya adalah penurunan daya beli masyarakat yang cukup drastis di masa Pandemi Covid-19. Hal ini diperkuat oleh Winarti (2021) bahwa Pandemi Covid-19 berdampak pada jatuhnya komsumsi atau daya beli masyarakat. Meskipun proses pemasaran dilakukan secara terus menerus melalui media online tidak akan efektif jika daya beli konsumen rendah. Dengan demikian, dugaan media online tidak berpengaruh positif adalah penurunan daya beli masyarakat yang terjadi akibat fenomena Pandemi Covid-19. Winarti (2021) menghasilkan penelitian yang sama bahwa belum terlihat peningkatan penjualan yang signifikan akibat penggunaan media online. Dengan demikian, peran media online tidak akan selalu meningkatkan pendapatan tergantung objek penelitian dan fenomena apa yang sedang terjadi.

Pengaruh Perubahan Biaya Produksi terhadap Pendapatan

Hipotesis H3 menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh positif terhadap pendapatan. Berdasarkan tabel 1 ditunjukkan bahwa t-statistik lebih kecil daripada 1,64 yaitu sebesar 1,044. Artinya, hipotesis H3 tidak dapat diterima. Dengan demikian, biaya produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan. Nilai original sampel sebesar 0,193 menunjukkan arah positif.

Hasil penelitian ini masih belum dapat membuktikkan bahwa biaya produksi berpengaruh positif terhadap pendapatan. Biaya produksi merupakan besar kecilnya biaya yang harus dikeluarkan tergantung kebutuhan kedai kopi. Semakin besar biaya produksi maka semakin besar pula kuantitas penjualan dan pendapatan yang akan diterima. Ketika pendapatan menurun, para

(9)

pelaku usaha akan menurunkan biaya produksi sebagai bentuk optimalisasi efisiensi. Namun demikian, hasil penelitian ini tidak dapat mendukung teori tersebut.

Penurunan pendapatan pada masa Pandemi Covid-19 tidak mengotomatisasi terjadinya penurunan biaya produksi. Ditinjau dari biaya bahan baku, tenaga kerja, dan BOP, penurunan yang mayoritas tidak dilakukan oleh pelaku usaha kedai kopi ada pengurangan jumlah tenaga kerja. Hal ini dibuktikan oleh 42% kedai kopi dalam sampel penelitian tidak melakukan pengurangan tenaga kerja. Mayoritas kedai kopi yang mempertahankan tenaga kerjanya akan mengalami biaya tenaga kerja yang tetap walaupun pendapatan menurun. Hal ini didukung oleh oleh Lutfi et al., (2020) yang menytakan bahwa terjadi peningkatan biaya produksi selama masa Pandemi Covid-19. Dengan demikian, peneliti menduga penyebab total biaya produksi tidak menurun adalah tidak menurunnya biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.

KESIMPULAN

Penelitian ini menguji pengaruh Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Media Online, dan Biaya Produksi terhadap pendapatan. Objek dalam penelitian ini adalah kedai kopi yang berada di Kota dan Kabupaten Malang. Variabel dependen yang diteliti adalah pendapatan yang diukur oleh kuantitas penjualan, harga yang ditetapkan, dan diskon yang diberikan.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, variabel PSBB berpengaruh negatif terhadap pendapatan kedai kopi di masa Pandemi Covid-19. Pemasaran melalui Media online tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan kedai kopi di masa Pandemi Covid-19. Hal tersebut diduga karena nilai jual kedai kopi tidak hanya pada produk kedai kopi melainkan tempat perkopian itu sendiri. Selain itu, daya beli masyarakat yang menurun drastis di masa Pandemi Covid-19 menyebabkan kurang berpengaruhnya proses pemasaran melalui media online. Biaya produksi tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan kedai kopi di masa Pandemi Covid-19.

Hal ini diduga karena penurunan pendapatan kedai kopi tidak selalu mengharuskan kedai kopi menurunkan biaya produksi khususnya biaya tenaga kerja.

Keterbatasan penelitian ini terletak pada variabel independen dalam penelitian ini yang hanya dapat menjelaskan 44,1% perubahan variabel dependen. Artinya, variabel dalam penelitian ini masih kurang dapat menjelaskan perubahan variabel pendapatan. Dengan demikian, saran untuk penelitian selanjutnya adalah dengan menambahkan variabel lain yang dapat merefleksikan variabel pendapatan.

REFERENSI

Ahmadi, S., & Widhiastuti, S. (2020). Analisis Biaya Produksi, Tingkat Penjualan dan Laba pada Perusahaan Makanan Minuman di Bursa Efek Indonesia Saat dan Sebelum Covid-19.

Prosiding Manajerial dan Kewirausahaan. Vol. 4. Hal 31–40.

Amri, A. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia. Jurnal Brand, Vol. 2. No. 1.

Hal 147–153.

Ayu, S., & Lahmi, A. (2020). Peran e-commerce terhadap perekonomian Indonesia selama pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, Vol. 9. No. 2. Hal 114-123.

Cowling, M., Brown, R., & Rocha, A. (2020). Did you save some cash for a rainy COVID-19 day? The crisis and SMEs. International Small Business Journal: Researching

(10)

Entrepreneurship. Vol. 38. No. 7. Hal. 593–604.

Gonibala, N., Masinambow, V. . A. J., & Maramis, M. T. B. (2019). Analisis Pengaruh Modal Dan Biaya Produksi Terhadap Pendapatan Umkm Di Kota Kotamobagu. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 19 No. 01 Hal. 56–67.

Gusrizaldi, R., & Komalasari, E. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penjualan di Indrako Swalayan Teluk Kuantan. Jurnal Valuta. Vol. 2. No. 2. Hal. 286–303.

Harto, D., Pratiwi, S. R., Utomo, M. N., & Rahmawati, M. (2019). Penerapan Internet Marketing Dalam Meningkatkan Pendapatan pada UMKM. Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat (JPPM). Vol. 3. No. 1. Hal 39-45.

Helmalia, & Afrinawati. (2018). Pengaruh E-Commerce terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Padang. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam (JEBI).Vol.

3. No. 2. Hal. 237-246.

Husaini, A. F. (2017). Pengaruh Modal Kerja, Lama Usaha, Jam Kerja dan Lokasi Usaha terhadap Pendapatan Monza di Pasar Simalingkar Medan. Jurnal Visioner & Strategis. Vol. 6 No. 2.

Hal. 111-126.

Khaeruddin, G. N., Nawawi, K., & Devi, A. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan UMKM di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Di Desa Bantar Jaya Bogor). Jurnal Akrab Juara. Vol. 5. No. 4. Hal. 86–101.

Lutfi, M., Buntuang, P. C. D., Kornelius, Y., Erdiyansyah, & Hasanuddin, B. (2020). The impact of social distancing policy on small and medium-sized enterprises (SMEs) in Indonesia.

Problems and Perspectives in Management. Vol. 18. No. 3. Hal. 492–503.

Maulidasari, C. D., & Damrus. (2020). Dampak Pemasaran Online di Era Covid-19. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi Manajemen. Vol. 4. No. 2. Hal. 233–245.

Muttaqin, M. Z., Idris, U., Selly, M., & Suryanti, D. (2020). Kondisi Pengusaha Muda Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 (Work From Home dan Strategi Survive). Jurnal Ilmu Pendidikan PKN dan Sosial Budaya. Vol. 4. Nol. 1. Hal. 59–69.

Nayaka, K. W., & Kartika, I. N. (2018). Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Bahan Baku terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Sanggah di Kecamatan Mengwi. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol. 7. No. 8. Hal. 1927-1956.

Pakpahan, A. K. (2020). Menyelamatkan Penjualan Ritel di Tengah Pandemi Covid-19. Covid- 19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus. Hal. 59-64

Pasaribu, R. (2020). Optimalisasi Media Online sebagai Solusi Promosi Pemasaran UMKM di Semarang pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Komunikasi Dan Media. Vol. 1. No. 1.

Hal. 33-44.

Prapti, L., & Rahoyo, R. (2018). Dampak Bisnis Kuliner Melalui Go Food Bagi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Semarang. Jurnal Dinamika Sosial Budaya. Vol 20 No.2. Hal. 120 Riwayadi. (2014). Akuntansi Biaya. Salemba Empat.

Setyawan, S. A., Almaida, A., Aenun, E. J., Billah, N. R., J.S, G. C., & Harjito, H. (2019). Analisis Pengaruh Pembatasan Sosial Berskala Besar terhadap Penurunan Pendapatan Pedagang

(11)

Kaki Lima Menggunakan Decision Tree. Universitas Negeri Semarang Soeharno. (2009). Teori Mikroekonomi. Penerbit ANDI.

Solikatun, D. T. K., & Argyo, D. (2015). Perilaku Konsumsi Kopi sebagai Budaya Masyarakat Konsumsi: Studi Fenomenologi pada Peminum Kopi di Kedai Kopi Kota Semarang. Jurnal Analisa Sosiologi UNS. Vol. 4 No. 1 Hal. 60–74.

Wardani, D. A. K. (2020). Strategi Penjualan Online bagi Pelaku Usaha Pasca Pandemi Covid- 19 berdasarkan Pemetaan Perubahan Perilaku Konsumen. Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Faktor Manajemen Self-care, Spiritual dan Kecemasan Mahasiswa Co-Ners Terhadap Kompetensi Keperawatan Selama Praktik Klinik Pada Masa Pandemi

Abstrak: Insan industri makanan, termasuk kedai kopi, tidak memiliki kesempatan untuk bekerja dari rumah dan diharuskan untuk tetap bekerja di tempat kerja seperti

Puji syukur yang teramat dalam penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Segala, atas percikan kasih, hidayat, dan taufiq-Nya sehingga Skripsi dengan judul

Menurut Sugiyono (2017) metode penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa membuat

perencanaan selama pandemi covid-19 di LKP Lubuk Akal yakni menyesuaikan kurikulum sebelum masa pandemi dengan menyesuaikan selama masa pandemi yang berupa pertemuan

Hasil uji regresi model penelitian sebelum pandemi menunjukkan bahwa profitability, leverage, and capital expenditure berpengaruh signifikan terhadap cash

Kesehatan dan pikiran yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Modal, Jumlah penjualan, Pemasaran, Dan Harga terhadap Pendapatan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)