Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor yang mempengaruhi permintaan pisang terhadap barangan, dan untuk mengetahui nilai keanjalan permintaan pisang bagi barangan di pasaran Kampung Lalang. Hasil kajian ini merumuskan bahawa harga berubah-ubah barangan pisang, pendapatan, jumlah tanggungan, selera makan dan harga betik secara serentak memberi kesan yang signifikan terhadap permintaan barangan pisang di pasar Kampung Lalang.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan pisang barangan di Pasar Tradisional Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
Permintaan terhadap pisang Barangan terus meningkat, namun tidak diiringi dengan peningkatan kualiti dan keluasan tanah. Menurut Steenis (2003) dalam Wardana (2012), kedudukan pisang dalam taksonomi ialah Kingdom Plantae, Divisio Spermatophyta, Sub Divisio.
Nilai Ekonomis Pisang Barangan
Manfaat Pisang Barangan
Salah satu manfaat asam folat untuk janin adalah membantu pertumbuhan sel otak pada janin. Jangan berlebihan karena tinggi kalori pada pisang berkisar antara 85 hingga 100 kalori per porsi. pisang. Asam folat yang penting untuk otak, banyak terdapat pada manfaat pisang, manfaat jeruk, dan manfaat apel.
Teori Permintaan
Permintaan mutlak adalah banyaknya barang yang dibutuhkan, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa masyarakat mempunyai kebutuhan dalam hidupnya. Daya beli seseorang bergantung pada dua unsur utama yaitu pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang yang diinginkan.Jika jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan seseorang berubah maka jumlah barang yang diminta juga akan berubah. Misalnya harga suatu barang naik tetapi pendapatannya juga meningkat, maka tidak dapat diketahui bagaimana perubahannya juga meningkat, tidak dapat diketahui berapa jumlah barang yang diminta akan berubah.
Permintaan suatu barang dapat dilihat dari dua sudut, yaitu permintaan yang diajukan oleh orang/individu tertentu, dan permintaan yang diajukan oleh setiap orang di pasar.Oleh karena itu, dalam analisisnya perlu dibedakan antara kurva permintaan individu dan kurva permintaan individu. Untuk memperoleh kurva permintaan pasar, kurva permintaan berbagai individu di pasar harus dijumlahkan. Hukum permintaan merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang, maka semakin besar pula permintaan terhadap barang tersebut. Kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu vertikal P dan kuantitas diukur pada sumbu horizontal Q.
Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan berbagai jumlah barang yang bersedia dibeli oleh banyak konsumen dalam masyarakat pada harga tertentu (Sukirno, 20013).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Tinggi rendahnya pendapatan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas permintaan, dimana pendapatan konsumen menyebabkan perubahan permintaan terhadap berbagai jenis barang, misalnya barang normal, yang permintaannya akan meningkat jika pendapatan konsumen meningkat. Keluarga menjadi daya tarik bagi konsumen karena keluarga mempengaruhi keputusan pembelian produk dan jasa. Keluarga merupakan lingkungan mikro yang menarik untuk dikaji dalam kaitannya dengan pembelian produk dan jasa.
Jika selera konsumen terhadap suatu barang tertentu meningkat, maka permintaan terhadap barang tersebut juga akan meningkat. Menurut Daniel (2002) dalam Devi (2016), perubahan harga suatu komoditas akan mempengaruhi permintaan komoditas lainnya.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif jumlah yang diminta konsumen akibat perubahan harga suatu barang. Dengan kata lain elastisitas harga adalah proporsional perubahan jumlah barang yang diminta dibagi dengan proporsional perubahan harga (Budi S, 2010). Elastisitas harga adalah elastisitas yang menunjukkan derajat kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga.
Dalam elastisitas harga permintaan, variabel yang menyebabkan perubahan jumlah yang diminta adalah harga pisang itu sendiri. Jika Ep = 1 disebut kesatuan, artinya jika harga berubah sebesar 1% maka jumlah yang diminta akan berubah sebesar 1%. Jika Ep = <1 maka disebut inelastis, artinya jika harga berubah sebesar 1% maka pengaruh perubahan kuantitas yang diminta akan kurang dari 1%.
Jika Ep = >1 maka disebut elastis, artinya jika harga berubah sebesar 1% maka pengaruh perubahan jumlah yang diminta akan lebih besar dari 1%.
Penelitian Terdahulu
Menurut Syarifah Aini (2017), dalam penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jamur Tiram Di Kabupaten Deli Serdang”. Faktor-faktor yang secara simultan mempengaruhi permintaan jamur tiram di Kabupaten Deli Serdang yaitu harga jamur tiram, harga sayuran lainnya, jumlah anggota keluarga, pendapatan dan rasa. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tempe Di Kelurahan Jurang Mangu Timur Pondok Aren Tangsel, menunjukkan bahwa hasil analisis uji t menunjukkan bahwa variabel Harga Tempe, Harga Tahu dan Pendapatan Keluarga berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Tempe. untuk tempe di kecamatan Jurang Mangu Timur, Sedangkan harga telur dan jumlah anggota keluarga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan tempe di kecamatan Jurang Mangu Timur.
Dapat dikatakan kelima faktor tersebut secara bersama-sama mempengaruhi permintaan tempe di Kecamatan Jurang Mangu Timur. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena pasar tersebut merupakan pasar tradisional yang masih banyak terdapat pedagang bersila dan berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di PD Pasar Kota Medan pada tanggal 14 Maret 2019, Pasar Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal adalah pasar dengan jumlah pedagang pisang terbanyak. Jumlah pedagang pisang terbesar di kecamatan Medan Sunggal adalah 14 pedagang pisang. Dari data PD Pasar Kota Medan (2018), terdapat 2 pasar di Kecamatan Medan Sunggal yaitu Pasar Kampung Lalang dan Pasar Sunggal.
Salah satu pasar yang ada di Kecamatan Medan Sunggal yaitu pasar Kampung Lalang merupakan pasar dengan populasi pedagang pisang terbesar, dengan luas tanah 5.475,00 m², luas bangunan 2.475,00 m² dan jumlah pedagang sebanyak 732 orang. .
Metode Penentuan Sampel
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Uji Statistik
- Uji F (Simultan)
- Uji t (Uji Parsial)
- Koefisien Determinasi R² (R Square)
Uji t digunakan untuk menguji apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap permintaan pisang barangan sebagai variabel terikat adalah nyata. Hipotesis yang diajukan adalah: H0 : βi = 0. Model dianggap baik atau cocok jika harga R² mendekati 1, R² juga menunjukkan besarnya pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R² akan bertambah seiring bertambahnya jumlah variabel bebas maka derajat kebebasannya semakin kecil, maka dari itu digunakanlah Adjusted R² yang memperhitungkan derajat kebebasan, selain itu juga dapat diketahui koefisien determinasi parsial (r²) yang mana menunjukkan seberapa besar kemampuan masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel tersebut.
Perhitungan Elastisitas Permintaan
Jika Ep = tak terhingga maka disebut elastis sempurna, artinya konsumen mempunyai peluang untuk membeli sejumlah barang yang ditawarkan produsen pada tingkat harga tertentu.
Definisi Operasional Variabel
Harga pepaya terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan konsumen pada saat pembelian buah pepaya pengganti buah pisang yaitu buah pepaya (Rp/kg).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pisang Barangan Di Pasar Tradisional Kampung Lalang
- Permintaan Pisang Barangan
Berdasarkan hasil penelitian, tanggungan terbanyak terdapat pada kelompok <2 orang yaitu sebanyak 29 orang (69,1%), dan paling sedikit pada kelompok >5 orang yaitu sebanyak 13 orang (30,90). %). Berdasarkan hasil survei, rata-rata selera konsumen terhadap produk pisang berada pada kelompok 40-44 dengan persentase sebesar 52,4%. Harga pepaya berdasarkan konsumen di pasar tradisional Kampung Lalang. Harga pepaya (Rp/kg) Jumlah konsumen dalam persentase.
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 19 yang dilakukan terhadap 42 responden dengan total 13 pernyataan pada variabel rasa (X4), diketahui seluruh poin pernyataan mempunyai nilai dibawah 5% atau 0,05. Terlihat pernyataan-pernyataan dalam kuesioner mempunyai alpha lebih besar dari 0,6 yang berarti semuanya mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan kredibel dan reliabel. Hasil uji normalitas data yang diperoleh menunjukkan bahwa setiap variabel dalam penelitian ini mempunyai distribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 21 diketahui nilai Asymp sig sebesar 0,158. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa seluruh variabel berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi.
Analisis Regresi Linier Berganda
- Koefisien Determinasi (𝐑 𝟐 )
- Uji F (Uji Simultan)
- Uji t (Parsial)
Koefisien variabel harga pisang barangan (X1) sebesar -0,001 artinya jika harga pisang barangan mengalami kenaikan maka harganya sebesar Rp. Koefisien regresi variabel jumlah tanggungan (X3) sebesar 1,024 yang berarti dengan bertambahnya 1 tanggungan keluarga maka permintaan pisang barangan akan bertambah sebesar 1,024 sisir. Koefisien regresi variabel selera konsumen (X4) sebesar -0,048 yang berarti jika tingkat rasa meningkat maka permintaan produk pisang akan menurun sebesar 0,048.
Berdasarkan tabel 22 hasil uji signifikansi parsial dapat disimpulkan bahwa perbandingan t hitung dengan t tabel adalah nilai t hitung < t tabel (-2,912 < -2,02) berarti H0 ditolak; H1 diterima dan tingkat signifikansi (0,006 < 0,05) berarti harga pisang barangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang barangan. Dari Tabel 22 hasil uji signifikansi parsial dapat disimpulkan bahwa perbandingan t hitung dengan t tabel adalah nilai t hitung > t tabel (2,458 > 2,02) artinya H0 ditolak; H1 diterima dan tingkat signifikansi (0,019 < 0,05) artinya pendapatan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang barangan. Berdasarkan tabel 22 hasil uji signifikansi parsial dapat disimpulkan bahwa perbandingan t hitung dengan t tabel adalah nilai t hitung > t tabel (3,485 > 2,02) berarti H0 ditolak; H1 diterima dan tingkat signifikansi (0,001 < 0,05) artinya jumlah anggota keluarga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang barangan.
Berdasarkan Tabel 22, hasil uji signifikansi parsial dapat disimpulkan bahwa perbandingan thitung dengan t tabel adalah nilai thitung > t tabel (2,564 > 2,02) berarti H0 ditolak; H1 diterima dan tingkat signifikansi (0,015 < 0,05) berarti harga pepaya secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang barangan.
Elastisitas Permintaan Pisang Barangan
Berdasarkan Tabel 22, hasil uji signifikansi parsial dapat disimpulkan bahwa perbandingan t hitung dengan t tabel adalah nilai t hitung > t tabel (-0,508 > -2,02) berarti H0 diterima; H1 ditolak dan taraf signifikansi (0,615 > 0,05) berarti secara parsial rasa tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan produk pisang. Berdasarkan data survei elastisitas permintaan pisang barangan (sisir) di pasar tradisional Kampung Lalang diperoleh hasil rata-rata perubahan harga (Rp/sisir) sebesar Rp1159,23. Nilai elastisitas menunjukkan jika harga pisang barangan naik sebesar 1% maka permintaan pisang barangan akan meningkat sebesar 0,001 persen dan sebaliknya.
Permintaan pisang barang bersifat inelastis karena nilai koefisien elastisitasnya 0 Berdasarkan hasil uji statistik pada taraf kepercayaan 95% dan taraf signifikansi (0,006 < 0,05), dapat disimpulkan bahwa harga pisang barangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang barangan. Pisang barangan merupakan salah satu jenis pisang yang banyak digemari masyarakat karena harga pisang barangan yang sangat terjangkau. Berdasarkan hasil uji statistik pada tingkat kepercayaan 95%, dapat disimpulkan pada taraf signifikansi (0,019 < 0,05) bahwa pendapatan berpengaruh semi signifikan terhadap permintaan pisang barangan. Berdasarkan hasil uji statistik pada tingkat kepercayaan 95%, tingkat signifikansi (0,001 < 0,05), dapat disimpulkan bahwa secara parsial jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang barangan. Berdasarkan hasil uji statistik pada tingkat kepercayaan 95%, tingkat signifikansi (0,015 < 0,05) dapat disimpulkan bahwa harga pepaya berpengaruh secara parsial terhadap permintaan pisang barangan. Artinya setiap kenaikan harga pisang barangan sebesar 1% maka permintaan pisang barangan akan meningkat sebesar 0,001 persen. Sehingga apabila harga pisang meningkat, masyarakat masih memerlukan penggunaan sebagai makanan harian. Identitas Responden Harga Pisang Barangan Selera Konsumen Harga Buah PepayaPembahasan