• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI IKAN AIR TAWAR DI KENAGARIAN TARUANG-TARUANG

KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

Oleh : ADE NOFRIZAL

NPM. 11030149

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

( Slamet Rianto, M.Pd ) ( Yuherman, S.P, M.Pd )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)

FACTORS AFFECTING THE PRODUCTION OF FRESHWATER FISH IN KENAGARIAN TARUANG-TARUANG KECAMATAN RAO

KABUPATEN PASAMAN

By :

Ade Nofrizal *Slamet Rianto**Yuherman**

*.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat.

** the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aims to reveal the data to analyze and examine how much influence the maintenance of the production of freshwater fish,,how much influence the amount of labor to the production of freshwater fish, and how much influence the maintenance and labor together towards the production of freshwater fish in Kenagarian Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman.

This research is a descriptive correlational research. The population in this study is the family (KK) in Kanagarian Taruang-taruang totaling 344 people. Sampling technique that is proportional random sampling, so the sample is obtained as many as 70 people. The technique of collecting data using questionnaires and data analysis techniques is multiple linear regression.

The results of this study indicate that 1) there is the influence of maintenance on the production of freshwater fish in Kenagarian Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman (t = 5599> table = 1.668) 2) there are significant number of workers on the production of freshwater fish in Kenagarian Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman (t = 11 207>

table = 1.668), and 3) there are significant maintenance and labor together towards the production of freshwater fish in Kenagarian Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman (of F = 62.109> Ftabel = 3.314).

Key Words: Maintenance, Number of workers, Production of freshwater fish

PENDAHULUAN

Pembangunan adalah suatu usaha yang terencana dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Pembangunan nasional merupakan pekerjaan besar yang menuntut penerapan berbagai ilmu, keahlian, pendekatan dan teknologi yang memadai untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dan tujuan pembangunan pertanian seperti yang telah digariskan dalam rancangan Repelita V, pertanian sektor perikanan adalah meningkatkan produktifitas usaha perikanan dalam menuju swasembada pangan protein hewani dalam rangka perbaikan gizi masarakat, memperbaiki taraf hidup nelayan dan petani ikan serta memperluas kesempatan kerja, produktifitas kerja dalam sub sektor perikanan.

Pembangunan sektor perikanan mempunyai ciri-ciri penting bagi upaya

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), melalui perbaikan pangan dan gizi yang di konsumsi masyarakat. Kecukupan kualitas pangan dan gizi merupakan prakondisi untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga prioritas pembangunan pertanian subsektor perikanan adalah menghasilkan kecukupan kualitas dan kuantitas protein ikan bagi bangsa indonesia.

Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km. Total luas laut Indonesia sekitar 3,544 juta km2 (Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2010) atau sekitar 70% dari wilayah Indonesia. Keadaan tersebut seharusnya meletakan sektor perikanan menjadi salah satu sektor riil yang potensial di Indonesia.

Berdasarkan laporan FAO Year Book 2009, Produksi perikanan tangkap Indonesia sampai dengan tahun 2007 berada pada

(3)

peringkat ke-3 dunia dengan tingkat produksi perikanan tangkap pada periode 2003-2007 mengalami kenaikan rata-rata produksi sebesar 1,54%. Disamping itu, Indonesia juga merupakan produsen perikanan budidaya dunia. Sampai dengan tahun 2007 posisi produksi perikanan budidaya Indonesia di dunia berada pada urutan ke-4 dengan kenaikan rata-rata produksi pertahun sejak 2003 mencapai 8,79%. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi penghasil produk perikanan terbesar dunia, karena terus meningkatnya kontribusi produk perikanan Indonesia di dunia pada periode 2004-2009.

Lebih jauh lagi hal ini berarti perikanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang pemenuhan gizi rakyat, karna produksi ikan itu sendiri mengandung protein yang sangat di butuhkan untuk tubuh manusia. Sumatera Barat merupakan provinsi yang mempunyai potensi perikanan yang cukup besar, karena deaerah ini dapat mengekspor ikan keluar Sumatera Barat yaitu Riau dan Sumatera Utara. Ikan yang diekspor terutama ikan mas, selain untuk diekspor kebutuhan ikan untuk lokal juga ada untuk rumah makan maupun rumah tangga.

Permintaan ikan di pasaran semakin meningkat karena ikan merupakan bahan makanan yang bermutu tinggi. ikan merupakan sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia.

Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat utama berupa protein 8,7-20%, lemak 0,1- 22%, mineral 1,0-1,5% dan mengandung vitamin yang tinggi. Protein adalah bagian yang sangat penting didalam makanan manusia, karena tubuh manusia memerlukan 1 kg protein perhari untuk mempertahankan kesehatannya.

Salah satu daerah di Sumatera Barat yang memiliki potensi untuk pengembangan perikanan darat yaitu air tawar khususnya kolam ikan adalah Kanagarian Taruang- Taruang. Hal ini dikarnakan daerah subur, terletak pada luas kemiringan lahan 10° - 35° dengan ketinggian rata-rata 300 meter di atas permukaan laut adanya Daerah Aliran Sungai Batang Sumpur, saluran irigasi Panti- Rao dan curah hujan yang tinggi.

Apabila dikelola dengan intensif akan menunjang proses intensifikasi dan diversifikasi perikanan darat yang dapat meningkatkan produksi (Wali Nagari Taruang-Taruang, 2014).

Semenjak tiga tahun terakhir produksi ikan mengalami penurunan.

Meskipun kenyataannya petani kita dalam keadaan yang mengkhawatirkan, produksi harus tetap ditingkatkan, karena sama- sama kita ketahui produksi ikan sangat dibutuhkan oleh masarakat khususnya untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia, oleh sebab itu kita harus bisa menetralisir atau meningkatkan produksi ikan itu kembali.

Perikanan adalah seluruh kegiatan yang ada hubungannya dengan manfaat sumber daya hayati perairan baik hewan maupun tumbuhan dengan tujuan hasilnya untuk dijual atau dipergunakan sendiri.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, kata budidaya adalah suatu bentuk usaha yang bermanfaat dan memberikan hasil. Di sisi lain, kata ikan air tawar diartikan ikan yang tumbuh, berkembang, dan hidup di air tawar. Dan budidaya ikan air tawar merupakan usaha dengan berbagai cara pemeliharaan ikan air tawar dengan tujuan memperbanyak jumlah dan biomasnya serta memperoleh keuntungan secara ekonomi (Salim & Yeni, 1991:120).

Produksi ikan di Indonesia yang berasal dari pemeliharaan dan penangkapan.

Dengan adanya dorongan dan bantuan pemerintah sehingga membuat petani semakin terdorong untuk mengembangkan usaha budidaya perikanan salah satunya yaitu dengan menggunakan kolam ikan.

Kecamatan Rao Kenagarian Taruang- Taruang merupakan salah satu daerah yang banyak jumlah petani ikannya terutama petani ikan kolam. Adapun jumlah petani ikan adalah 765 orang. Dari 765 orang, petani ikan tersebut tersebar pada 9 jorong, yaitu jorong Pacuan Tampang, Pasar Rao, Kampung Kering, Kampung Tongah, Pulau Kubu Cotu, Petani Sorik, Simpang Kampung Baru, Tingkarang dan Pancahan (Wali Nagari Taruang-Taruang, 2014).

Jenis ikan yang di produksi adalah ikan mas, lele, nila, dan lain-lain, namun yang paling diminati dan yang memiliki tingkat produksi yang banyak bagi petani adalah ikan mas (Ciprinus Carpio). Teknik pemeliharaan ikan air tawar termasuk kedalam pemeliharaan yang intensif, karna harus didukung oleh kondisi lingkungan yang baik, dan perlu tenaga kerja yang handal, kolam ikan ini dipelihara dan dibudidayakan serta disebarkan sesuai ukuran bibit ikan yang dilepaskan kedalam kolam yang luasnya cukup untuk ikan,

(4)

dengan modal yang cukup besar yaitu seperti pembelian pakan ikan (pelet) yang mencapai Rp 400.000/karung pelet, pupuk, dedak, obat, tapi menjanjikan keuntungan yang besar pula, belakangan ini dengan harga ikan yang sering turun ditambah dengan produksi serta permintaan yang kurang lancar membuat masyarakat terpuruk akan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, budidaya ikan di kenagarian Taruang-Taruang sudah menjadi mata pencarian utama bagi masyarakat.

Hampir 50% masyarakat Nagari Taruang-Taruang mempunyai kolam ikan sebagai mata pencaharian dengan luas 28.833 Ha (94,36 Km²), dan harga ikan rata- rata dalam 1 Kg nya adalah Rp 18.000, namun untuk jumlah tenaga kerja yang ada disesuiakan dengan luas kolam dan banyaknya ikan yang dibudidayakan.

Produksi petani kolam ikan belakangan ini tidak menentu, jika produksi tidak baik atau berkurang maka akan mempengaruhi kebutuhan petani dan tenaga kerja, dimana jika produksi tidak baik maka penjualan ikan akan menurun dan akan mempengaruhi pendapatan petani dan upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja. Begitupula sebaliknya, semakin banyak tenaga kerja akan semakin memudahkan dalam mengelola kolam dan dapat meningkatkan angka produksi ikan.

Sebagian kecil petani kolam yang mengalami masalah dalam memproduksi ikan hanya mengharapkan kerja sampingan yaitu bersawah dan berkebun, sedangkan para kuli atau tenaga kerja budi daya ikan mereka mencari pekerjaan lain seperti menjadi kuli bangunan, tukang angkat di pasar, dan bahkan ada yang melakukan kejahatan seperti, pencurian terhadap ikan- ikan yang ada di kolam masarakat setempat demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri (Wali Nagari Taruang-taruang, 2014).

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional (corelasional deskriptive), yang bertujuan mendeskripsikan variabel-variabel penelitian dan juga mencari hubungan dengan konstribusi antara variabel.

Populasi dalam penelitian ini adalah petani kolam ikan air tawar yang relatif lebih banyak di daerah tersebut. Semakin banyak jumlah petani ikan air tawar maka semakin

banyak lahan kolam yang di gunakan sebagai mata pencarian masyarakat untuk biaya hidup rumah tangga. Dengan demikian dari 9 jorong (765 orang) yang ada di Kenagarian Taruang-taruang, maka yang diambil sebagai populasi dalam penelitian ini hanya 3 Jorong yaitu Simpang Kampung Baru, Tingkarang, Pancahan dan petani ikan sebanyak 344 orang.

Teknik pengambilan sampel adalah secara proporsional random sampling dengan proporsi sebesar 20% dari jumlah kepala keluarga. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang.

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah angket. Model analisis data penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan :

X1 = Tingkat Pendapatan Orang tua X2 = Motivasi Belajar

Y = Hasil Belajar a = Konstanta b1,b2 = Koefisien regresi e = Error sampling HASIL PENELITIAN

Pertama, terdapat pengaruh pemeliharaan terhadap produksi ikan air tawar di kenagarian Taruang-Taruang kecamatan Rao kabupaten Pasaman dengan nilai thitung = 5.599 > ttabel = 1,668.

Pemeliharaan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan yang bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan yang terus menerus (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004).

(5)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka produksi ikan dapat ditingkatkan dan hal ini juga berlaku sebaliknya. Jika pemeliharaan ikan kurang baik, maka produksi juga akan berkurang.

Kedua, terdapat pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap produksi ikan air tawar di kenagarian Taruang-Taruang kecamatan Rao kabupaten Pasaman dengan nilai thitung = 11.207 > ttabel = 1,668.

Menurut Martoyo (1998) tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja (petani)

di Desa tersebut yang

membudidayakan/mengusahakan tanaman dan hewan ternak dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Atau sebagian hasilnya untuk dijual untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan atas resiko sendiri.

Kemudian Manululang (1998:3) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja hanya dibedakan oleh batas umur.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dengan adanya jumlah tenaga kerja yang banyak, maka produksi ikan dapat ditingkatkan dan hal ini juga berlaku sebaliknya. Jika jumlah tenaga kerja sedikit, maka produksi juga akan berkurang.

Ketiga, terdapat pengaruh pemeliharaan dan jumlah tenaga kerja secara bersama-sama terhadap produksi ikan air tawar di kenagarian Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman dengan nilai Fhitung = 62,109 > Ftabel = 3,314.

Produksi budidaya perikanan dapat diartikan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk perikanan. Sebelum melakukan proses produksi, maka perlu membuat perencanaan produksi. Perencanaan produksi merupakan suatu upaya penyusunan program kegiatan baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

Faktor yang sangat penting yang harus diputuskan sebelum proses produksi adalah pemilihan komoditas, pemilihan/kesesuian lokasi produksi, pertimbangan kapasitas produksi kawasan, pertimbangan fasilitas dan skala usaha. Hal tersebut sangat terkait dengan kebutuhan input-input dan perlengkapan dalam proses produksi. Hal-

hal yang penting diperhatikan dalam perencanaan proses produksi adalah biaya proses produksi, penjadwalan pelaksanaan proses produksi, pola produksi dan teknologi, dan sumber-sumber input serta system pengadaannya yang harus dipersiapkan secara tepat dan menyeluruh (Kadir 2009).

Pemeliharaan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan yang bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan yang terus menerus (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004).

Tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja (petani) di Desa tersebut yang membudidayakan/mengusahakan tanaman dan hewan ternak dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup, atau sebagian hasilnya untuk dijual untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan atas resiko sendiri (Martoyo, 1998). Kemudian Manululang (1998:3) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja hanya dibedakan oleh batas umur.

Dengan demikian melihat hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dengan adanya pemeliharaan yang baik dan tenaga kerja yang memadai, maka produksi ikan dapat ditingkatkan dan hal ini juga berlaku sebaliknya. Jika pemeliharaan ikan kurang baik serta jumlah tenaga kerja kurang, maka produksi juga akan berkurang.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diuraikan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

(6)

1. Terdapat pengaruh pemeliharaan terhadap produksi ikan air tawar di kenagarian Taruang-Taruang kecamatan Rao kabupaten Pasaman (thitung = 5.599 >

ttabel = 1,668).

2. Terdapat pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap produksi ikan air tawar di kenagarian Taruang-Taruang kecamatan Rao kabupaten Pasaman (thitung = 11.207

> ttabel = 1,668).

3. Terdapat pengaruh pemeliharaan dan jumlah tenaga kerja secara bersama-sama terhadap produksi ikan air tawar di kenagarian Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman (Fhitung = 62,109

> Ftabel = 3,314).

Saran

Pemeliharaan dan jumlah tenaga kerja ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi, untuk itu disarankan kepada:

1. Petani ikan diharapkan untuk memahami pentingnya pemeliharaan, dengan meningkatkan pemeliharaan demi mendapatkan jumlah produksi ikan yang banyak.

2. Petani juga menambah tenaga kerja agar mendapatkan hasil produksi ikan yang maksimal.

PENUTUP

Jurnal ini diolah dari skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi produksi Ikan Air Tawar di Kenagarian Taruang-taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Kadir, A. A. 2009. Penentuan Tingkat Teknologi dan Manajemen Usaha Budidaya Air Payau. Dinas kelautan dan perikan Sulawesi Tenggara- Kendari.

Manululang, Sendjun H. 1998. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Citra.

Martoyo, Susilo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Salim, Peter dan Yenny Salim. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mengembangkan kombinasi faktor-faktor sumberdaya yang dapat mempengaruhi produksi tebu, seperti luas lahan, masa tanam, varietas

There are five items that get highest mean score for problem in using the mobile phone, first is item seven which stated “I think I might be spending too much time using my cell phone”