• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Faktor Faktor Yang Mempengaruhi"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Berat Badan Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Kabupaten Senen Periode Januari s/d November 2019” yang diajukan untuk penyelesaian semester V di Gatot Rumah Sakit Akademi Kebidanan Soebroto. Senin Januari s/d November 2019.20 Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi BBLR menurut Pendidikan di Puskesmas Kabupaten. Senin Januari s/d November 2019.21 Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Usia Kehamilan di Puskesmas.

Kecamatan Senen, Januari s/d November 2019.22 Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi BBLR Menurut Status Gizi di Puskesmas Kabupaten. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Kecamatan Senen Jakarta Pusat periode Januari 2019 – November 2019. Selain itu, lebih dari dua pertiganya lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Senen periode Januari sampai dengan November 2019. Kesimpulan: Dari penelitian ini diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Senen periode Januari 2019 s.d. Saran : Dari hasil penelitian ini ibu hamil dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir.

PENDAHULUAN

  • Rumusan masalah
  • Tujuan penelitian .1 Tujuan umum.1 Tujuan umum
    • Tujuan khusus
  • Manfaat Penelitian .1 Bagi Institusi.1Bagi Institusi
  • Ruang lingkup

Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian sederhana dengan judul “Faktor yang mempengaruhi rendahnya penurunan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari 2019 – November 2019. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: “faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari 2019 – November 2019” Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir menurut umur, pekerjaan dan jenis kelamin di Puskesmas Senen Jakarta Pusat periode Januari hingga November 2019.

Menambah referensi perpustakaan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan bahan bacaan siswa untuk menambah keluasan pengetahuan siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir. Sebagai gambaran untuk diberikan kepada masyarakat sekaligus sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat, baik dengan mengadakan penyuluhan maupun promosi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan pada bayi baru lahir. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir dan berpikir ke depan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, serta referensi dan motivasi dalam melakukan penelitian.

Pada penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah di Puskesmas Kecamatan Senen Jakarta Pusat pada bulan Januari sampai dengan November 2019.

TINJAUAN TEORITINJAUAN TEORI

  • Bayi Berat Lahir Rendah .1 Definisi
  • Karakteristik BBLR
  • Tanda – Tanda BBLR
  • Faktor - faktor yang mempengaruhi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah
  • Pencegahan BBLR
  • Kerangka Konsep

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa BBLR adalah berat lahir kurang dari 2500 gram dan ditimbang segera setelah bayi lahir. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm. Sedangkan usia > 35 tahun organ reproduksi sudah terlalu tua untuk menerima kehamilan dan fungsi organ reproduksi serta fisik ibu semakin menurun.

Jenis paritas pada ibu yang melahirkan dalam waktu lama antara lain : Nulipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup, Primipara adalah wanita yang pernah melahirkan satu anak. Status gizi ibu hamil pada masa pertumbuhan dan masa kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Hal ini karena kenaikan berat badan yang normal juga akan menghasilkan bayi yang normal.

Nutrisi ibu hamil dapat kita hitung dari indeks massa tubuh yang merupakan bilangan majemuk. Bayi yang lahir dengan kelainan bawaan biasanya akan lahir sebagai bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) selama masa kehamilannya. Berat lahir rendah Kelainan bawaan dengan berat sekitar 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupan.

Tingkatkan pemeriksaan kehamilan secara teratur sebanyak 4 kali selama kehamilan dan sejak usia kehamilan awal, jika berat badan Anda kurang dari satu kilogram dalam satu bulan, konsultasikan ke dokter spesialis. Ibu hamil yang berisiko terutama faktor risiko kelahiran bayi BBLR agar segera dilaporkan, dipantau dan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Layanan konseling mengenai pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, bahaya saat hamil dan perawatan diri saat hamil agar dapat menjaga kesehatan diri dan janin dalam kandungan dengan baik.

Memberikan pengarahan kepada ibu hamil dan kekurangannya untuk mengenali tanda bahaya selama kehamilan dan mendapatkan penanganan atas masalah selama kehamilan. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian adalah usia ibu, tingkat paritas, usia kehamilan, pendidikan dan status gizi, sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian adalah berat badan lahir rendah.

Definisi Operasional

YA 2. TIDAK

  • Desain Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel .1 Populasi
    • Sampel
  • Cara pengumpulan data
  • Pengolahan Data
  • Analisa Univariat

Dalam penelitian ini dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Senen Januari 2019 – November 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang datang untuk melahirkan bayi BBLR di Puskesmas Senen mulai bulan Januari. sampai November 2019. Penelitian ini menggunakan metode total sampling yaitu semua bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (Notoatmodjo, 2010).

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari akte kelahiran di Puskesmas Senen periode Januari 2019 – November 2019. Pada saat pengumpulan data, penulis terlebih dahulu mengajukan surat izin yang disampaikan kepada pengelola Senen Health Pusat, Jakarta Pusat dan Kepala Ruang Bersalin Senen, Jakarta Pusat, setelah mendapat izin dari peneliti untuk mengumpulkan data, mengacu pada pedoman pengumpulan data yang dibuat. Proses penyandian data yang akan dianalisis dan direkam sesuai dengan kondisi tertentu.

Pada hasil pengolahan data yang telah diperoleh, data sekunder akan dianalisis dengan menyajikan tabel univariat sesuai variabel yang diteliti, yang akan menghasilkan distribusi dan persentase masing-masing variabel (Notoatmojo, 2010). Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan pada periode Januari 2019 – November terkait dengan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Kabupaten Senen periode Januari 2019 – November 2019. Berdasarkan Tabel 47 di atas Jumlah kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah menunjukkan sebagian besar pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu 80,9%.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 47 persalinan dengan berat badan lahir rendah, mayoritas terjadi pada multipara yaitu 46,8%. Berdasarkan tabel di atas, dari 47 angka kelahiran dengan bayi berat lahir rendah, mayoritas terjadi pada lulusan SMA, yaitu sebesar 59,6%. Berdasarkan tabel di atas, jumlah 47 persalinan dengan bayi dengan berat badan lahir rendah menunjukkan bahwa sebagian besar terjadi cukup bulan yaitu 63,8%.

Distribusi frekuensi BBLR menurut status gizi di ruang bersalin Puskesmas Kabupaten Sawah Besar periode Januari 2019 – November 2019. Berdasarkan tabel di atas, dari 47 jumlah persalinan dengan bayi berat lahir rendah, sebagian besar terjadi di status gizi rendah yaitu 53,1%.

PEMBAHASAN

Demikian pula penelitian Adamson (2007) di Rumah Sakit Muhimbili menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian BBLR dengan usia ibu di bawah 20 tahun. Namun pada penelitian ini angka dari hasil penelitian tersebut tidak bersifat mutlak karena jumlah ibu yang melahirkan BBLR 20–35 tahun, <20 tahun dan >35 tahun tidak dapat dibandingkan sehingga tidak menjadi nilai tetap. Dari hasil penelitian dilihat dari faktor paritas diketahui kasus terbanyak pada ibu multipara yaitu 22 orang (46,8%), dan paling sedikit pada ibu anak sulung yaitu 10 orang (21,3%).

Hal ini sejalan dengan penelitian Nurwanti sebelumnya (2011) yang menyatakan bahwa BBLR lebih banyak terjadi pada ibu yang Multi Para yaitu risiko BBLR lebih tinggi pada paritas nol, kemudian menurun pada paritas satu, dua, tiga dan sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Senen terutama pada ibu berpendidikan SMA yaitu 28 orang (59,6%), SMP yaitu 7 orang (10,6%), dan sedikit. . Menurut (Atika dan Cahyo, 2010), pendidikan orang tua (khususnya ibu) merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi munculnya bayi berat lahir rendah, karena semakin tinggi pendidikan ibu maka ibu mendapatkan semua informasi dari ibu. pihak luar dapat menerima, terutama informasi tentang kesehatan ibu hamil yang sedang menyusui untuk menghindari lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian BBLR di Puskesmas Kabupaten Senen ditemukan 17 ibu dengan usia kehamilan penuh (36,2%) dan 30 ibu (63,8%) yang prematur. Artinya, hal ini menyatakan bahwa terdapat kesenjangan antara kenyataan dengan teori Manuaba (2012) yaitu faktor usia kehamilan mempengaruhi kejadian BBLR, semakin kurang lengkap pertumbuhan organnya maka akan berpengaruh pula pada berat badan bayi. bayi, sehingga dapat dikatakan bahwa usia kehamilan berpengaruh terhadap kejadian BBLR. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Senen pada ibu dengan berat badan normal didapatkan sebanyak 16 (34%) dan berat badan kurang 31 (66%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Siti Indrawati (2015) bahwa status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin. Jika status gizi ibu buruk, baik sebelum hamil maupun selama hamil akan menyebabkan BBLR. Selain itu, akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, bayi baru lahir mudah tertular, aborsi, dll.

PENUTUP

Saran

  • Untuk Institusi Akademi Kebidanan RSPAD Gatot Soebroto
  • Untuk Puskesmas Kecamatan Senen
  • Untuk Penelitian Selanjutnya

Dari penelitian ini diharapkan Akademi Bidan RSU Gatot Soebroto dapat menambah informasi dan bahan bacaan terkait gambaran pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan berat badan pada bayi baru lahir. Diharapkan dapat menjadi data dasar kemudian meningkatkan penyuluhan, penyuluhan, home visit bersama kader, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan mengadakan kelas ibu hamil yang melibatkan keluarga. Diharapkan penelitian lebih lanjut mengenai faktor penyebab penurunan berat badan pada bayi baru lahir akan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Ai Yeyeh dan Lia Yulianti, ''Perawatan Neonatus untuk Bayi dan Balita'', Trans Info Media, Jakarta 2010. Faktor ibu dan kualitas perawatan prenatal berisiko berat badan lahir rendah (BBLR) studi ibu yang pergi ke tenaga kesehatan untuk pemeriksaan saat hamil dan melahirkan pada tahun 2008 di RSUD Banyumas''. Perbandingan pertambahan berat badan BBLR yang diberikan ASI dan susu formula pada dua minggu pertama.

DAFTAR PERIKSA BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KECAMATAN PUSKESMAS KECAMATAN SENEN JAKARTA TENGAH.

TABEL KODING Nama BBLR      USIA  PARITA
TABEL KODING Nama BBLR USIA PARITA

Gambar

TABEL KODING Nama BBLR      USIA  PARITA

Referensi

Dokumen terkait

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) lebih sering terjadi pada ibu yang mempunyai paritas tinggi dibandingkan dengan ibu yang mempunyai paritas rendah, hal ini