• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG "

Copied!
125
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Masalah

Rumusan Masalah

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Definisi Operasional

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Sastra Lisan

Sastra pada periode pra-modern umumnya ditransmisikan secara lisan, dan juga ditransmisikan secara lisan. Sastra lisan yang terdapat pada masyarakat etnis di Indonesia sudah ada sejak lama, bahkan setelah tradisi tulis berkembang, kita masih menjumpai sastra lisan. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sastra lisan di Indonesia luar biasa kaya dan luar biasa ragamnya.

Bahkan sampai sekarang kita masih menjumpai kehidupan sastra lisan, terutama yang dipentaskan pada upacara adat. Sastra lisan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sastra yang disampaikan secara lisan, atau sastra yang disampaikan secara lisan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Atmazaki bahwa sastra lisan adalah sastra yang disampaikan secara lisan dari mulut seorang pendongeng atau penyair kepada seseorang atau sekelompok pendengar.

Begitu pula dengan awal kehidupan sastra Minangkabau, berupa sastra lisan, mewariskan sastra dari mulut ke mulut.

Pantun sebagai Sastra Lisan

Pantun adalah sejenis puisi kuno yang setiap baitnya terdiri dari empat baris berirama berpotongan ab ab, setiap baris biasanya terdiri dari empat kata, dua baris pertama adalah sampiran, dua baris berikutnya adalah isi (Hasanuddin, 2004: 580). Pada umumnya pantun memiliki bait yang terdiri dari empat baris, dengan delapan hingga dua belas suku kata pada setiap barisnya. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pantun adalah bentuk puisi kuno dengan bait yang terdiri dari sampiran dan isi.

Gambar adalah kata atau rangkaian kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti melihat, mendengar, dan merasakan (Waluyo, 1991:78). Gambaran menurut Siswanto (2008:18) adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti melihat, mendengar dan merasakan. c) Kata-kata konkrit (concrete words). Kata konkret adalah kata yang secara khusus ditempatkan dalam puisi (pantun) agar mudah mewujudkan imaji, melalui kata konkret pembaca (pendengar) dapat merasakan atau membayangkan segala sesuatu yang dialami penyair (Tarigan, 1984:32).

Kata konkrit, menurut Siswanto, adalah kata yang dapat ditangkap oleh indra. d) Bahasa visual (visual language). Struktur batin terdiri dari tema (theme), perasaan (feel), nada (tone) dan suasana, serta amanat (intention).

Nilai-Nilai Pendidikan di dalam Pantun

Peran ini sangat menonjol dalam pendidikan agama, moral dan adat (Nilai Gani Pendidikan Agama). Agama yang dianut oleh masyarakat Minangkabau adalah Islam, agama yang berasal dari Allah SWT dan diturunkan melalui Rasulullah Muhammad SAW. Menurut adat dan masyarakat Minangkabau, Islam adalah satu-satunya agama yang sah dan harus ditaati.

Penerapan pendidikan agama ditekankan pada kebiasaan seseorang untuk melakukan atau mengamalkan ajaran agama, seperti shalat, puasa dan kegiatan keagamaan lainnya. Ajaran dan norma agama Islam sangat mewarnai dinamika kehidupan masyarakat Minangkabau, termasuk pandangan dan pelaksanaan pendidikan. Menurut masyarakat Minangkabau, mutiara nilai yang mengandung ajaran moral adalah budi pekerti yang baik, yaitu budi pekerti yang baik dan bahasa yang diutamakan.

Untuk mengetahui adat Minangkabau dengan baik dan benar, sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang perbedaan makna yang terkandung dalam pantun Minangkabau sangat diperlukan. Di dalam pantun terdapat banyak aturan, norma, peraturan dan hukum yang berkaitan dengan nilai-nilai adat.

Acara Mananti Tando

Pada perjumpaan batimbang tando, dipersetujui hari yang baik untuk melangsungkan perkahwinan dan bentuk majlis yang akan diadakan, serta syarat atau kehendak masing-masing. Acara tradisi yang menjadi salah satu elemen acara mananti tando ini melibatkan dua pihak iaitu pihak yang mananti tando dan pihak yang mananti tando atau tuan rumah. Jurucakap ini harus mengingati apa yang biasa disampaikan dan rima dalam acara mananti tando, mengingat kata-kata, bercakap dengan lancar dan jelas agar mereka yang hadir di majlis itu dapat mendengarnya, sebagaimana pihak yang mananti tando juga mempunyai jurucakap.

Adapun tata cara dan urutan pembicaraan pantun Bajawek dalam acara Mananti Tando adalah sebagai berikut. Pantun Bajawek dimulai ketika pihak laki-laki hendak naik ke rumah pihak perempuan sampai dengan selesainya susunan mananti tando atau ketika pihak laki-laki hendak pulang. Pantun Bajawek adalah pantun yang dibawakan secara langsung dan bersifat dua arah (timbal balik) antara alek dan pangka.

Penelitian yang Relevan

Kerangka Konseptual

Secara umumnya pantun bajawek dalam acara mananti tando berirama ab ab.Baris pertama (1) mempunyai persamaan bunyi dengan baris ketiga (3), manakala baris kedua (2) mempunyai persamaan bunyi dengan baris keempat (4). . ). Secara umumnya, susunan pantun bajawek dalam acara mananti tando ialah (1) pantun bajawek ketika lelaki hendak ke rumah perempuan, (2) pantun bajawek dalam Pantun bajawek di atas pada baris pertama dan kedua halaman disebut jo. ampu khai.

Dalam pantun bajawek di atas, terdapat imej visual pada baris pertama dan ketiga halaman. Dalam pantun bajawek di atas dalam pantun (9) baris pertama dan pantun (10) pada baris pertama juga babuah lantimun dang. Pantun bajawek di atas pada baris pertama dan kedua tarolek batu tarolek, tarolek katangah jalan.

Dalam pantun bajawek di atas pada baris pertama perkataan badrun batu tarolek terdapat gambaran pendengaran. Pantun di atas merupakan pantun terpanjang yang terdapat dalam pantun bajawek dalam acara tando Binjai mananti.

METODOLOGI PENELITIAN

Latar, Entri dan Kehadiran Peneliti

Masuknya penelitian ini adalah sastra lisan pantun Bajawek dalam acara Mananti Tando yang meliputi struktur pantun Bajawek dan nilai-nilai pendidikan. Data penelitian ini adalah struktur pantun Bajawek dalam acara Mananti Tando di Binjai kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman dan nilai-nilai pendidikan dalam pantun Bajawek dalam acara Mananti Tando di Binjai kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman .

Informan Penelitian

Instrumen Penelitian

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengabsahan Data

Pada pantun Bajawek di atas, pada baris pertama dan kedua halaman cubadak tangahi, terdapat gambaran penampakan putri Fatimah. Pada pantun Bajawek di atas terdapat gambaran visual pada baris pertama yaitu fir-bajelo jariang lawah. Pantun Bajawek di atas berada pada baris pertama dan kedua anak-anak alai tabang ka alai duduk di puluik-puluik ateh.

Puisi Bajawek di atas pada baris pertama dan kedua anak alai tabang ka alai, mamukek kami di Tiagan. Pantun Bajawek di atas pada baris ketiga dan keempat dua nan indak tatiduan, dalam kalumun kelihatan juo. Puisi Bajawek di atas pada baris ketiga dan keempat sebabnya anda bijak, apo asa nasi puluik.

Puisi Bajawek di atas pada baris ketiga dan keempat dipanggil kato nan gadang, atau niniak dengan mamak. Puisi Bajawek di atas pada baris ketiga dan keempat bahasa Syria abih pinanglah kameh cara kembali ka nan punyo.

Metode dan Teknik Pengalisisan Data

HASIL PENELITIAN

Pembahasan

Sajak Bajawek di atas visual ada pada baris pertama dan kedua kambang sabatang bungo pandan, camiah suliah mangguruik i. Pada pantun Bajawek di atas, terdapat gambaran visual dari baris pertama dan kedua anak itik dalam jilatang, mamuleh pucuak dalu-dalu. Pada pantun Bajawek di atas, pantun (14 dan 16) baris pertama dan kedua sampiran gadang aia Tingkok batang, anyuik kulari duo delapan.

Dari pantun Bajawek di atas, pada baris pertama dan kedua gadang aia terdapat batang timah, bal hanyuik dan batang padi. Sajak baris ketiga dan keempat di atas yang merupakan isi dari pantun pertama adalah alek, maka kita akan mendasarkannya. Sajak Bajawek di atas baris ketiga dan keempat ring aciak salang sabanta kok pengganti supiak ka nya hilang.

Sajak Bajawek di atas baris ketiga dan keempat Siria Abih Pinang adalah Kameh, Cando adalah saudara kita di Siko.

SIMPULAN

Implikasi dalam Pembelajaran

Penelitian tentang struktur dan nilai pendidikan pantun bajawek dalam acara Mananti Tando di Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman dapat diimplikasikan untuk mengajarkan muatan lokal BAM. Kurikulum muatan lokal BAM dapat dilihat pada standar kompetensi yaitu mengetahui, memahami dan menghayati bahasa dan sastra Minangkabau serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, kompetensi dasar mengetahui, memahami dan mengapresiasi tuturan adat Minangkabau. Standar kompetensi ini berkaitan erat dengan penelitian berjudul Pantun Bajawek dalam acara Mananti Tando.

Saran

Bolehkah ibu berperanan sebagai pihak mananti tando atau sebagai pihak mananti tando dalam acara pantun bajawek. Pihak mana yang selalunya yang mula-mula memulakan acara pantun bajawek dalam acara mananti tando, Buk. Sicaraik pupua no bungonyo Nan aun minta tuan singkok Nan lamak minta tuan makan Tabuang atau kagunonyo.

Anyuik kulari duo lapan Urang panta mangaleh lado Nan aun minta tuan singkok Nan lamak minta tuan makan Urang pangka baa kabanyo. Minyak dalam kelalang Si sikok semba baa balam Balam dijinakkan di negara kita. Badan penat sebab hati ada dalam hati.

Sebelah petang matahari pantai Jika jauh kampung Ku lihat Jika dilepaskan kumbang berantai, bunga yang baru mekar akan layu 58 Kundua nan indak takunduan. Dek alang indak salayangan Dek balam indak talayok an Dek jauah wilayah Palembang I baliak wilayah Indopuro Manyasa badan basuo Siang nan indak tatasan Malam indak talalok an. 14 Gadang aia batang Tingkok Anyuik kulari duo lapan Nan aun minta tuan singkok Nan lamak minta tuan makan.

16 Gadang aia batang Tingkok Anyuik kulari duo lapan Urang panta mangaleh lado Nan aun smeekt meneer singkok Nan lamak smeekt je om Urang pangka baa kabanyo te eten. 25 Si Upiak gadih Sicikam Onze zoon Padang Palak Carano we carano zwart Anthah paguno anthah indak. 26 Si Upiak gadih Sicikam Onze zoon Padang Kubu Mana tahu Iko bana hitam dek kami nan naanko.

47 Marokok sekeping sadam Minyak dalam kelalang Si sikok semba baa balam Balam jinak di tempat kita. 59 Manyasa pandan babungo Dek alang indak salayangan Dek balam indak talayok an wilayah Dek jauah di Palembang Di belakang wilayah Indopuro Badan manyasa basuo Siang nan indak tatasan Malam indak talalok a Semangat patah hati memberi Niaik baraso kepada juo. 69 Si Upiak gadih sari ameh Anak Simpang Tigo Siriah kita abih betelnut lah kameh Macam mana nak balik kan nan punyo.

58 Daun ketimun terlihat muda Tidua nan tidak naik Daun ketimun terlihat juo. Badan Manyasa basuo Sore dan tidak senang Malam hari hati remuk, pikiran galau.

Referensi

Dokumen terkait

English language teaching research shows great interest in integrative and instrumental motivation; however, no research has been carried out on these two