PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apakah Direksi Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Apakah Dewan Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Apakah komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Manajemen Laba
- Corporate Governance
- Indikator Corporate Governance
- Tujuan Corporate Governance
- Dewan Direksi
- DewanKomisaris Independen
- Komite Audit
- Ukuran Perusahaan
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Penelitian
- Hipotesis
- Pengaruh Dewan Direksi terhadap Manajemen Laba
- Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba
- Pengaruh Komite Audit terhadap Manajemen Laba
- Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Manajemen laba adalah tindakan seorang manajer untuk meningkatkan (menurunkan) laba yang dilaporkan saat ini dari suatu unit bisnis yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut, tanpa menyebabkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang dari unit tersebut. 9 Permasalahan manajemen laba sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru dalam praktik pelaporan keuangan (financial Reporting) pada suatu entitas ekonomi. Tekanan untuk melakukan manajemen laba Melakukan manajemen laba dengan cara mempengaruhi angka laba sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Widarto, 2004).
Kepemilikan institusional dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Manajemen laba tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Komposisi dewan direksi, ukuran dewan direksi, keberadaan komite audit independen dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. 17 2 Pengaruh dewan independen terhadap manajemen laba Dewan direksi sebagai puncak sistem manajemen internal perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan, khususnya dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Vafeas (2000) dalam Siallagan (2006) menyatakan bahwa peran dewan komisaris diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba melalui fungsi pemantauan pelaporan keuangan. Dengan banyaknya jumlah komisaris yang ada diharapkan tata kelola perusahaan akan semakin membaik sehingga manajemen laba juga diperkirakan akan semakin menurun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan komite audit bidang keuangan terbukti efektif dalam mengurangi manajemen laba.
Veronica dan Utama (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap besarnya manajemen laba.
METODE PENELITIAN
- Populasi dan Sampel
- Jenis dan Sumber Data
- Definisi Operasional Variabel
- Variabel Independen
- Variabel Dependen
- Metode Analisis
- Metode Statistik Deskriptif
- Uji Asumsi Klasik
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji Statistik
Penggunaan DA sebagai proksi manajemen laba dihitung menggunakan Modified Jones Model (Dechow et al, 1995). Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan terdiri dari dewan direksi, komisaris independen, komite audit dan ukuran perusahaan, sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Serta memiliki nilai mean sebesar -0,0022 dan standar deviasi sebesar 0,02479. Hal ini menunjukkan masih adanya sifat oportunistik untuk memaksimalkan kepentingan pribadi agar perusahaan perbankan dapat melakukan manajemen laba.
43 Tabel di atas menunjukkan besarnya pengaruh variabel dewan direksi, komisaris independen, komite audit dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.9 dengan nilai thitung Dewan Komisaris Independen sebesar 3,918, sedangkan nilai ttabel pada nilai signifikansi 0,050 sebesar 1,994. Dengan demikian t hitung < t tabel maka diterima: “Dewan berpengaruh positif terhadap manajemen laba” Sebagai puncak dari sistem manajemen internal perusahaan, dewan komisaris mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan terutama dalam hal penerapan good korporasi. pemerintahan.
Jadi t hitung < t tabel maka : “Direksi berpengaruh positif terhadap manajemen laba” diterima. Komite audit adalah komite yang. Diharapkan adanya komite audit di dalam perusahaan sehingga pengawasan terhadap perusahaan dapat ditingkatkan dan dapat tercipta praktik bisnis yang transparan sehingga meminimalisir pengelolaan laba di perusahaan. 48 Jadi t hitung < t tabel, maka : “Direksi berpengaruh positif terhadap manajemen laba” diterima. Ukuran perusahaan merupakan suatu nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ada beberapa proksi yang biasa digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, total pendapatan, dan kapitalisasi pasar.
Bagi perusahaan perbankan sebaiknya lebih memperhatikan struktur tata kelola perusahaan, sehingga penentuan jumlah dewan direksi, komisaris independen, komite audit dan ukuran perusahaan dapat lebih akurat dan dapat meminimalkan terjadinya manajemen laba. Daljono, Afifa Nabila, 2013, “Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Komite Audit, dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Laba”, Jurnal Akuntansi Diponegoro Vol. Karuniasih, Dwi Metta, 2013, “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan”, Jurnal Analisis Akuntansi Universitas Negeri Semarang.
Pengaruh asimetri informasi, regulasi, perbankan dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba menggunakan model pembangunan bank khusus. Ujiyantho dan Pramuka, 2007. Mekanisme tata kelola perusahaan, manajemen laba dan kinerja keuangan (Studi pada perusahaan go public sektor manufaktur), Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X. Analisis pengaruh tata kelola perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba ( Survei perusahaan non-keuangan yang terdaftar berdasarkan tahun BEI.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas
Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan histogram dan P-plot, dengan melihat sebaran data dalam pola garis lurus sehingga data tersebut normal. Dari gambar histogram diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola sebaran normal, dikatakan normal karena simetris atau tidak miring. Data dianggap normal jika plot menunjukkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, dan plot probabilitas normal di atas menunjukkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Untuk memastikan sebaran data residu telah mengikuti asumsi normalitas, maka data residu diuji kembali menggunakan uji Kolmogrov – Smirnov.
Uji Heterokedasitas
Suatu data dikatakan tidak heteroskedastisitas apabila tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titiknya tersebar secara acak dan berada di bawah angka 0 pada sumbu Y dan pada gambar diatas terlihat tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titiknya tersebar secara acak. dan di bawah. angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada data penelitian ini.
Uji Multikolinearitas
Tabel diatas menunjukkan nilai VIF variabel Dewan Eksekutif sebesar 24,196, nilai VIF Dewan Pengawas independen sebesar 1,146, variabel Komite Audit sebesar 11,634 dan ukuran perusahaan sebesar 26,569. Semua nilai VIF diatas kurang dari 10 atau VIF < 10 sehingga tidak terjadi gejala multikolinearitas. Walaupun nilai toleransi setiap variabel diatas 0,10, namun dapat dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen.
Uji Auto Korelasi
38 Berdasarkan uji Durbin Watson dengan program SPSS, nilai Durbin Watson sebesar 1,278 akan dibandingkan dengan nilai tabel menggunakan tingkat kepercayaan 5% atau (0,05) dengan jumlah sampel 75 dan jumlah variabel independen4, maka di tabel Durbin Watson akan diperoleh nilai dl 1,5151. dan du 1,7390 karena nilai dw berada pada du < dw < 4-du maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Analisis Deskriptif
39 Berdasarkan Tabel 4.4, hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan terdapat 75 observasi penelitian pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Profit Management menunjukkan nilai terendah sebesar -0.18 terdapat pada BGTG dan nilai tertinggi sebesar 0.07 dimiliki oleh MAYA. Hal ini menunjukkan bahwa bank BGTG melakukan manajemen laba paling rendah dibandingkan bank lain, sedangkan bank MAYA melakukan manajemen laba paling tinggi dibandingkan bank lain. Variabel independen Board menunjukkan nilai terendah sebesar 3 dimiliki oleh beberapa perusahaan dan nilai tertinggi sebesar 12 dimiliki oleh BNGA dan BBCA.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah dewan direksi, semakin terarah kebijakan dalam suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa bank BNGA dan BBCA lebih memperhatikan efisiensi untuk mengambil keputusan secara cepat dan akurat (Sam'ani, 2008). Variabel independen Dewan Komisaris Independen menunjukkan nilai terendah sebesar 40 dimiliki oleh BRIS dan nilai tertinggi sebesar 75 dimiliki oleh BGTG.
Artinya, semakin banyak proxy independen dalam perusahaan, maka semakin besar pula jumlahnya. Ini juga memiliki rata-rata 56,6876 dan deviasi standar 8,59008. Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris mempunyai peranan penting dalam mengarahkan strategi dan mengawasi pengelolaan perusahaan serta memastikan bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja perusahaan sebagai bagian dari pencapaian perusahaan. . Variabel independen dewan komite audit menunjukkan nilai minimum sebesar 3 yang dimiliki oleh hampir seluruh perusahaan, dan nilai maksimum sebesar 6 yang dimiliki oleh BBTN.
Hal ini menunjukkan bahwa komite audit mempunyai pengaruh terhadap pengawasan akuntansi perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tanpa komite audit akan mengalami kecurangan akuntansi (Dechow et al, 1996) dan komite audit yang berkualitas mampu membatasi manajemen laba pada perusahaan (Deni, 2003). Variabel independen Ukuran Perusahaan menunjukkan nilai terendah sebesar 25,19 dimiliki oleh BNLI dan nilai tertinggi sebesar 34,72 dimiliki oleh BMRI.
Artinya, ukuran perusahaan digunakan untuk menentukan besar kecilnya perusahaan, yang dapat dijadikan acuan dalam mengukur perusahaan, meliputi jumlah karyawan, total aset, total penjualan dan kapitalisasi pasar. 41 Nilai tersebut juga mempunyai mean sebesar 31,2398 dan deviasi standar sebesar 1,88714. Artinya semakin besar perusahaan maka semakin kecil manajemen labanya.
Analisis Regresi Linier Berganda
Nilai konstanta sebesar 2,156 yang artinya jika variabel Dewan Direksi (X1), Dewan Komisaris Independen (X2), Komite Audit (X3) dan Ukuran Perusahaan (X4) dianggap konstan, maka nilai Manajemen Laba (X4) dianggap konstan. Y) adalah 2,156. Koefisien regresi Direksi mempunyai nilai sebesar 0,543 yang artinya apabila Dewan Direksi (X1) mengalami peningkatan maka Manajemen Laba (Y) mengalami peningkatan sebesar 0,543 atau sebesar 54,3. Koefisien regresi Dewan Komisaris Independen sebesar 0,134 artinya jika Dewan Komisaris Independen (X2) mengalami peningkatan maka tingkat Manajemen Laba (Y) mengalami peningkatan sebesar 0,134 atau 13,4.
Koefisien regresi komite audit sebesar 0,313 yang berarti jika komite audit (X3) meningkat maka tingkat manajemen laba (Y) meningkat sebesar 0,313 atau 31,3. Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar -0,642 artinya jika ukuran perusahaan (X4) meningkat maka tingkat manajemen laba (Y) menurun sebesar 0,64 atau 64,2.
Koefisien Determinasi
Uji Hipotesis Secara Parsial
Pembahasan
Dengan banyaknya jumlah dewan komisaris yang ada diharapkan tata kelola perusahaan akan semakin membaik sehingga manajemen laba diperkirakan juga akan semakin menurun.Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai dampak independensi dewan terhadap kinerja perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran-saran
Bagi calon investor, dengan seringnya terjadi manajemen laba pada perusahaan perbankan, maka apabila ingin melakukan kegiatan investasi maka investor diharapkan lebih berhati-hati dan teliti dalam memilih dan sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan perusahaan tersebut serta mempelajari laporan keuangan. muka.perusahaan perbankan. Penelitian ini menggunakan proksi Good Corporate Governance (Direksi, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan) sebagai variabel independen. Dewayanto, Totok 2010. “Dampak Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Bank Nasional Pada Studi Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008.”