• Tidak ada hasil yang ditemukan

Farihatul Isnainiyah T20186007 (1)

N/A
N/A
Miftha Nur Aisyahh

Academic year: 2024

Membagikan "Farihatul Isnainiyah T20186007 (1)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BERBICARA SISWA 5

KMI AL-ISHLAH BONDOWOSO

TH

NILAI

TESIS SARJANA

Diserahkan ke Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember untuk memenuhi persyaratan gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Pendidikan Bahasa Inggris

Oleh:

FARIHATUL ISNAINIYAH SRN: T20186007

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN PELATIHAN GURU

2022

Machine Translated by Google

(2)

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BERBICARA SISWA KELAS V

KMI AL-ISHLAH BONDOWOSO TESIS SARJANA

Diserahkan ke Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember untuk memenuhi persyaratan gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Pendidikan Bahasa Inggris

Oleh:

FARIHATUL ISNAINIYAH SRN: T20186007

Penasihat

Aminullah, M.Pd.

NIP:199770527 201411 1 001

ii

(3)

Telah diperiksa dan disetujui sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar guru gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Program Pendidikan Bahasa Inggris

Hari: Senin Tanggal: 26 September 2022

Dewan Penguji

Kursi Sekretaris

As'ari, M.Pd.I

NIP.19760915 200501 1 004

Sandi Ferdiansyah, M.Pd.

NIP.19850319 201903 1 004

Anggota :

1. Dra Khoiriyah, M.Pd. ( )

2. Aminullah, M.Pd. ( )

Disetujui oleh

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Prof.Dr.Hj,Mukni'ah.M.Pd.I 19640511 199903 2 001

LEMBAR PERSETUJUAN PEMERIKSA

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BERBICARA SISWA KELAS V

KMI AL-ISHLAH BONDOWOSO TESIS SARJANA

aku aku aku

(4)

MOTTO

ÿ ÿÿÿ ÿ ÿ ÿ

ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿÿÿÿ ÿÿ ÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿ

ÿ

Aÿrÿtinÿyÿaÿ : “Dan jika

ÿÿÿ ÿ ÿÿ ÿ dan

kamu berpaling dari mereka untuk mendapatkan rahmat dari Tuhanmu

yang kamu harapkan, maka ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang lembut” (QS Al-Isra’

Ayat 28)1

1 Al -Qur'an dan Terjemahannya, Kementerian Agama RI. (Surabaya: Penerbit Al-Hidayah, 2002).

P. 773

iv

ÿ

(5)

DEDIKASI

Skripsi ini saya persembahkan kepada beberapa orang berikut di sekitar saya,

1. Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang telah membesarkan dan mendidik saya bersama

cinta yang besar.

2. Skripsi ini saya persembahkan untuk saudara-saudara saya serta keluarga saya yang mempunyai

mendukung saya selama mengerjakan skripsi ini dengan penuh semangat dan cinta.

3. Pembimbing saya yang saya hormati, Bapak Aminullah, M.Pd. yang telah memberikan yang terbaik

bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Skripsi ini juga saya persembahkan kepada teman-teman yang menemani saya setiap hari dan

memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini secepatnya.

5. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih. Saya ingin berterima kasih kepada saya karena mempercayai saya.

Saya ingin berterima kasih kepada saya karena telah melakukan semua kerja keras ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada saya

tidak mempunyai hari libur. Saya ingin berterima kasih kepada saya karena tidak pernah berhenti. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada saya

karena selalu menjadi pemberi dan berusaha memberi lebih dari yang saya terima.

ay

(6)

PENGAKUAN

Alhamdulillah, saya bersyukur atas kehadiran Allah SWT. siapa yang telah memberi berkat dan rahmatnya sehingga saya dapat bekerja dari tahap perencanaan,

pelaksanaannya hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar sempurna. Selain itu shalawat dan salam semoga terus dilimpahkan

junjungan kami Nabi Muhammad SAW.

Peneliti juga menyadari bahwa tesis ini tidak akan terwujud dan

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, pada

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Babun Suharto, SE, MM selaku Direktur UIN. KH. Ahmad Shiddiq Jember yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan berupa akademik dan non-akademik bagi peneliti

2. Prof.Dr.Hj. Mu'niah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah sekaligus Guru Pelatihan yang telah memotivasi saya selama proses penulisan skripsi ini 3. Dr. Rif'an Humaidi, M.Pd.I selaku ketua Bidang Studi Islam dan Bahasa

Program Pendidikan yang telah memotivasi saya sepanjang proses penulisan tesis ini

4. Bapak As'ari, M.Pd.I selaku ketua Jurusan Bahasa Inggris yang telah memberikan motivasi minat belajar selama proses pembelajaran

5. Pak Aminullah. M.Pd.I selaku pembimbing dan juga Ibu Praptika Septi Familia, MPd. yang telah membantu, memotivasi dan juga memberikan arahan, nasehat dan masukan selama bimbingan.

vi

(7)

Peneliti berharap semoga Allah selalu merahmati kalian semua. Sarjana

Skripsi ini memang belum sempurna namun diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Jadi, untuk

alasan, pemikiran konstruktif, saran dan kritik diterima untuk mewujudkan hal ini

tesis menjadi lebih baik.

Jember, 21 September 2022

Penulis

vii

(8)

ABSTRAK

Farihatul Isnainiyah, 2022: Hubungan Percaya Diri Dengan Prestasi Berbicara Siswa Kelas 5 KMI Al-Ishlah Bondowoso.

Kata Kunci: kepercayaan diri, prestasi berbicara.

Prestasi berbicara siswa tidak hanya baik dalam berbicara, namun harus mampu memahami kosa kata, pengucapan, dan kefasihan serta topik dan isi yang dibicarakan, dan salah satu faktor psikologi yaitu kepercayaan diri membuat orang lebih mudah menyampaikan ide dan pendapatnya, oleh karena itu orang memerlukan rasa percaya diri untuk dapat bersuara dengan baik.

Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini apakah ada korelasi antara

kepercayaan diri dengan kemampuan berbicara siswa kelas 5 KMI Al-Ishlah Bondowoso?

Dan tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi atau tidak antara kepercayaan diri dan prestasi berbicara siswa di kelas 5.

kelas KMI Al-Ishlah Bondowoso.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain korelasional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner skala likert dan tes berbicara dengan ratter 1 dan ratter 2. Kuesioner ini diadopsi dari tesis Gabriella Tenereza berdasarkan 7 aspek kepercayaan diri dan tes berbicara

berdasarkan 5 aspek pencapaian berbicara oleh Brown 2004 Penelitian ini menggunakan perhitungan statistik Product Moment dari Pearson untuk mengetahui korelasi antara kepercayaan diri dan prestasi berbicara siswa.

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara kepercayaan diri dan prestasi berbicara siswa di kelas 5 KM

th

I Al-Ishlah Bondowoso.

Hal ini dibuktikan pada pengujian product moment Ha diterima dan Ho ditolak artinya nilai signifikansinya sebesar 0,01 < 0,05. dan data perhitungan statistik menunjukkan bahwa r = 0,521. dengan taraf kesalahan (ÿ) = 0,05 dan N = 33 diperoleh rtabel = 344.

Dari perhitungan data terlihat bahwa hitungnya lebih dari rtabel (0,521 > 0,344). artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat korelasi positif antara kepercayaan diri dengan prestasi berbicara siswa.

viii

(9)

DAFTAR ISI

MENUTUPI ... ... ...

Halaman

Saya

LEMBAR PERSETUJUAN PENASIHAT... ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMERIKSA... ...

aku aku aku

MOTTO...iv

DEDIKASI...v

PENGAKUAN...vi

ABSTRAK... ... viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR TABEL ... ... xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... ... 1

B.

Pertanyaan Penelitian. ... 7

C.

Tujuan Penelitian. ... 7

D.

Signifikansi Penelitian. ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... ... 8

F. Definisi Istilah-Istilah Utama. ... 8

G.Asumsi ... 9

H. Hipotesis...9

I. Penulisan Penelitian. ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TERKAIT. ... 11

A. Penelitian Sebelumnya ... ...

11

(10)

ix

(11)

B. Kerangka Teori...17

1. Percaya Diri...17

2. Prestasi Berbicara...23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...29

A. Desain Penelitian...29

B. Populasi dan Sampel...29

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...31

D. Teknik Analisis Data ... ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...46

A. Gambaran Umum Objek Penelitian...46

B.Deskripsi Data ... ... 46

C.Hasil... ... 48

D.Analisis Data ... ... 56

E. Uji Hipotesis...60

F. Pembahasan... 61

BAB V KESIMPULAN...66

Sebuah kesimpulan ... ...

66

B.Saran...67

REFERENSI...68

X

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Persamaan dan Perbedaan Penelitian Sebelumnya dan

penelitian ini ... ...

14

Tabel 3.1 : Jumlah Siswa Kelas V KMI Al-Ishlah Bondowoso 31

Tabel 3.2 : Blue Print Rasa Percaya Diri Siswa...34

Tabel 3.3 : Rubrik Berbicara Diadaptasi dari H. Douglas Brown (2001) 35 Tabel 3.4 : Kompetensi Dasar dan Petunjuk Tes Berbicara ... 42

Tabel 3.5 : Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen oleh Guilfrod... ... 43

Tabel 3.6 : Statistik Keandalan ... ... 44

Tabel 3.7 : Nilai Berbicara Siswa Berdasarkan Interrater...40

Tabel 3.8 : Uji Reliabilitas Kappa ... .... 41

Tabel 3.9 : Tingkat Skor Percaya Diri Siswa...44

Tabel 3.10 : Tingkat Skor Prestasi Berbicara Siswa...45

Tabel 3.11 : Indeks Interpretasi Koefisien Korelasi... 45

Tabel 4.1 : Skor Prestasi Berbicara Siswa ... 48

Tabel 4.2 : Statistik Deskriptif Prestasi Berbicara...49

Tabel 4.3 : Skor Statistik Prestasi Berbicara Siswa ... 50

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Prestasi Berbicara Siswa ... 51

Tabel 4.5 : Distribusi Kategori Prestasi Berbicara Siswa .. 52

Tabel 4.6 : Skor Kuesioner Percaya Diri Siswa...53

Tabel 4.7 : Statistik Deskriptif Kepercayaan Diri ... 53

xi

(13)

Tabel 4.8 : Statistik Nilai Percaya Diri Siswa... 55 Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Rasa Percaya Diri Siswa....55

Tabel 4.10 : Distribusi Kategori Rasa Percaya Diri Siswa... 56 Tabel 4.11 : Normalitas Data dengan One-Sample Kolmogrov-Smirnov SPSS

28.00... ... 57 Tabel 4.12 : Pengujian Pearson Product Moment SPSS 28.00...58

xii

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Matriks Penelitian

Lampiran 2 : Cetak Biru Kepercayaan Diri Lampiran 3 : Lembar Validasi Berbicara Lampiran 4 : Lembar Validasi Kepercayaan Diri Lampiran 5 : Lembar Tes Prestasi Berbicara Lampiran 6 : Lembar Tes Kuesioner

Lampiran 7 : Skor Berbicara Siswa berdasarkan Ratter 1 dan 2 Lampiran 8 : Nilai Percaya Diri Siswa

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 10: Surat Pencapaian Penelitian Lampiran 11 : Dokumentasi Kelas

Lampiran 12: Jurnal Penelitian Lampiran 13: Pernyataan Keaslian Lampiran 14 : Biodata Peneliti

xiii

(15)

BAB I

PERKENALAN

Bab ini menyajikan tentang pendahuluan penelitian ini, penelitian ini

terdiri dari sembilan poin, yaitu: latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian,

tujuan penelitian, signifikansi penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi

istilah kunci, asumsi penelitian, hipotesis dan struktur penelitian.

A. Latar Belakang Penelitian

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting sebagai media untuk berhubungan

orang dan suatu bentuk atau media bagi seseorang untuk bertukar informasi, pendapat,

gagasan, dan saran juga merupakan bentuk partisipasi seseorang dalam sesuatu,

dimana seseorang akan berkomunikasi sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Tidak hanya

bahwa komunikasi itu sangat penting, karena tanpa berkomunikasi disana

tidak akan bersifat sosial bagi orang lain, dan penting bagi kehidupan seseorang sehari-hari. Karena

setiap harinya akan ada yang berkomunikasi dengan masyarakat dan warga sekitar.

Para ahli mengatakan bahwa lebih dari 80% waktu dalam sehari dihabiskan dengan

komunikasi.1

Komunikasi juga memerlukan bahasa yang dapat dipahami satu sama lain,

sehingga akan lebih mudah bagi orang lain untuk memahami apa yang akan kita lakukan

say.2 Ada banyak bahasa asing yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi

media karena berkomunikasi bersifat universal artinya tidak hanya pada satu orang saja

suatu negara, oleh karena itu bahasa asing sangatlah penting dalam kehidupan, salah satunya bahasa asing

bahasa yang biasa kami gunakan adalah bahasa inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa yang sangat penting

1

Maulana & Gumelar. “Psikologi Komunikasi Persuasi”. (Jakarta: FIP PRESS, 2013), hal. 2

2

Soyomukti. “Pengantar Ilmu Komunikasi”. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hal. 2

1

(16)

karena merupakan media untuk berinteraksi dengan orang-orang di luar negeri, salah satunya adalah di

segi pendidikan. Ananda juga menjelaskan bahwa berbicara adalah hal yang paling penting

keterampilan antara lain keterampilan yang digunakan untuk menghubungkan manusia dalam kehidupan sehari-hari

Belajar bahasa Inggris adalah soal mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris

kontekstual, terutama sesuai dengan konteks dan keseharian

situasi siswa.3 Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Inggris dalam hal ini diarahkan pada

empat keterampilan, meliputi: keterampilan mendengarkan, membaca, menulis dan berbicara, dengan

siswa menguasai keempat hal tersebut, maka dapat dipastikan bahwa siswa

Kemampuan bahasa Inggris bisa dikatakan cukup baik.

4 Salah satu hal yang menjadi a

acuan bagi siswa dalam berbicara bahasa Inggris adalah kemampuan berbicaranya. Di sisi lain

berbicara dengan tangan merupakan hal yang paling penting berdasarkan Ananda mengatakan bahwa berbicara adalah

keterampilan paling penting di antara 4 keterampilan yang digunakan untuk menghubungkan orang dalam kehidupan sehari-hari.5

Kemampuan berbicara siswa tidak sekedar berbicara saja, tetapi juga harus mampu

memahami kosa kata, pengucapan dan juga kelancaran dalam berbicara. Lewat sana

orang lain akan dan memahami apa yang dikatakan. Oleh karena itu, jika pelajar

tidak belajar berbicara dalam pembelajaran bahasa Inggris, siswa akan mengalami kesulitan

dalam menguasai bahasa Inggris khususnya dalam bidang penguasaan kosakata dan juga

dalam

pengucapan.6 Oleh karena itu, berbicara sangat penting dalam belajar bahasa Inggris

karena dengan berbicara siswa dapat berinteraksi dengan orang lain.7

Berbicara juga disampaikan dalam QS Taha ayat 27 yang berbunyi:

3 Iriyani. “Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar” (Jakarta Timur: STKIP YPUP, 2008).

4 Kurikulum Bahasa Inggris 2013, Revisi 2017

5 Ananda. “Hubungan Antara Harga Diri Siswa dan Keterampilan Berbicara Siswa Siswa Kelas Dua SMA Negri 2 Bantaeng” (http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7940/)

6 Armasita dalam Skripsi. “Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Action Strategi Pembelajaran Kelas 8 MTs PAB 1 Helveita". (Medan: UIN SU Medan, 2017), hal. 3.

7 Peterson. “Saya Tahu Bahasa Inggris, Tapi Saya Tidak Bisa Berbicara!”. (Amerika Serikat, 2018), hal. 6

Machine Translated by Google

2

(17)

( ÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿ ()( ÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿ Artinya: “Menciptakan manusia. Dan mengajari mereka”. QS Rr-Rahman Ayat 3 dan

4 8

Berdasarkan kutipan di atas dikemukakan bahwa pentingnya berbicara

sebagai bentuk interaksi manusia sehingga manusia dapat berkomunikasi sesuai dengan

konteks yang mereka bicarakan. Namun tidak hanya berbicara, keakuratan ucapan

dan juga kelancaran perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.

Selain fasih dan mampu berbicara dengan baik, beberapa siswa menghadapinya

permasalahannya, tidak hanya berupa penguasaan kata tetapi juga kesulitan

dalam pengucapan. Artinya siswa tidak mudah dalam menguasai berbicara

hanya dengan tata bahasa dan kosa kata.9 Siswa juga kesulitan dalam berekspresi

diri mereka untuk berani berbicara bahasa Inggris. Salah satu hal yang

menghambat siswa dalam berbicara bahasa Inggris adalah aspek psikologis siswa,

ada

takut melakukan kesalahan, malu, cemas, kurang motivasi dan juga kurang

rasa percaya diri yang menjadi salah satu kendala bagi siswa.10 Oleh karena itu,

Kurangnya rasa percaya diri akan membuat siswa semakin ragu dalam segala hal

Mengerjakan.

Rasa percaya diri merupakan keyakinan bahwa seseorang mampu berperilaku

sesuai dengan apa yang diharapkan dan diinginkan.11 Percaya diri tidak asal-asalan

muncul, tetapi muncul karena seseorang dapat mengetahui dan memahami dirinya sendiri, orang lain

8 Al -Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung, 2005), hal. 314

9 Kazemi, Bahremi, dan Zei. “Pengaruh Percaya Diri terhadap Kemampuan Berbicara di EFL”.

(Global Jurnal dan Sains Terapan, 2014). hal, 80.

10 Juhanna. “Faktor Psikologis Yang Menghambat Siswa Berbicara di Kelas Bahasa Inggris: Sebuah Kasus Belajar di SMA di Tangerang Selatan”. (Banten: Jurnal Pendidikan dan Praktek,

2012). hal 100-110

11 Hidayat & Bashori. “Psikologi Sosial I, Kita, dan Kita”. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016), hal. 47

(18)

dan lingkungannya. Rasa percaya diri juga akan membuat seseorang menjadi lebih baik

yakin akan kemampuan dan bakatnya sehingga siswa akan lebih mudah menemukannya

mengutarakan gagasan dan pendapat yang ada dibenaknya dalam segala bidang termasuk

pendidikan khususnya dalam hal berbicara bahasa Inggris.

Selain itu, rasa percaya diri juga merupakan hal yang sangat penting dimiliki siswa

harus dimiliki dalam belajar bahasa asing, kebanyakan bahasa inggris.12Tanpa kuat

rasa percaya diri pada diri seseorang, hal tersebut akan semakin sulit untuk dilakukan

seseorang untuk berinteraksi bahkan dalam hal meningkatkan kemampuannya dalam bahasa asing

bahasa. Itu sebabnya setiap individu harus memahami rasa percaya diri

mereka sendiri. Dengan begitu seseorang bisa mengukur sejauh mana kemampuannya dalam berbahasa asing

bahasa, khususnya bahasa Inggris.

Dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri merupakan suatu hal yang berpengaruh pada setiap orang

individu, rasa percaya diri merupakan kunci utama dalam kehidupan bermasyarakat, dan juga merupakan salah satu

faktor keberhasilan seseorang. Beberapa aspek kepercayaan diri, yaitu: keyakinan terhadap

kemampuan diri, optimisme, objektivitas, tanggung jawab, serta rasional dan realistis.13

Selain itu pendapat lain mengatakan bahwa kemampuan bergaul dan kemampuan

menerima kritik adalah hal yang dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang14 . Karena itu,

Rasa percaya diri sangat berpengaruh dalam meningkatkan pembelajaran bahasa, terutama dalam

belajar bahasa Inggris.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu

guru di Kulliyatul Muballighaat Al-Islamiyah (KMI) Al-Ishlah

12 Rosyada dalam tesisnya “ Hubungan Antara Kepercayaan Diri, Harga Diri, dan Performa Berbicara Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi Bahasa Inggris”. (Palembang: Universitas Sriwijaya, 2014).p, 3.

13 Gufron & Risnawita. "Teori Psikologi". (Jogja : Ar-Ruzz Media, 2011). hal, 36.

14 Kumara. “Psikologi Sosial, Aku, Kita, dan Kita”. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016). hal, 48

(19)

Bondowoso.15 Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa Inggris di kelas

5/setara kelas XI SHS cukup berani dan juga tidak ragu-ragu

berbicara bahasa Inggris karena aktivitas sehari-hari siswa di dalam dan di luar kelas

menggunakan dua bahasa asing, salah satunya bahasa Inggris untuk berinteraksi dengan orang lain.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, peneliti juga melihat siswa tersebut

merasa nyaman berbicara dengan teman sekelas atau teman sebayanya ketika berinteraksi

Bahasa Inggris, bahkan siswa pun bisa bercanda satu sama lain menggunakan bahasa Inggris tetapi

Guru tidak mengetahui tentang rasa percaya diri mereka, namun peneliti dapat menemukannya

kemampuan berbicara siswa cukup seimbang dengan rasa percaya diri mereka. Dia

Dapat disimpulkan bahwa siswa tanpa ragu-ragu dan spontan berbicara

Bahasa Inggris dengan lawan bicaranya.

Hal ini juga didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti

hubungan antara kepercayaan diri siswa dengan kemampuan berbicara. Untuk

Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh (1) Humaira Azwir (2020) yang berjudul “An

Analisis Strategi Guru Mendorong Rasa Percaya Diri Siswa pada Mata Pelajaran

Berbicara”. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode

purposive teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menekankan pada strategi guru dalam

pembelajaran,

yang menggunakan empat strategi yaitu: motivasi, presentasi, kooperatif dan

pengeboran. Hasil penelitian ini dianggap positif karena guru

berhasil menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Siswa merasa senang dan menikmati

dalam pembelajaran.

15 Miftahul Jannah, WawancaraFarihatul Isnainiyah, 8 Januari 2022. Bondowoso

(20)

Penelitian lain dilakukan oleh (2) Al-Hebaish (2012), jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Taibah, Arab Saudi dengan judul “The Correlation Between Self-

Percaya Diri dan Prestasi Berbicara Akademik". Peneliti menggunakan 53 peserta mahasiswa S1 jurusan Bahasa Inggris. Hasil dari

Penelitian menyimpulkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dan prestasi berbicara akademik. Orang-orang yang

mendapat nilai tinggi dalam kepercayaan diri juga mendapat nilai tinggi dalam berbicara pencapaian. Dengan hasil penelitian ini, instruktur merekomendasikan

meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk mengembangkan prestasi berbicaranya.

Oleh karena itu, beberapa aspek yang digunakan dalam penelitian didasarkan pada

Teori Gufron dan Kumara, yaitu: percaya diri, optimisme,

obyektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis, kemampuan bergaul dan kemampuan menerima kritik.

Berdasarkan penelitian di atas, terdapat beberapa perbedaan antara penelitian sebelumnya dan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Itu Perbedaannya meliputi konteks penelitian yang diteliti, selain itu juga

Peneliti menggunakan kelas atau level yang lebih rendah dalam penelitian ini. Dengan ini peneliti

mengangkat judul “KORELASI ANTARA PERCAYA DIRI

DAN PRESTASI BERBICARA Juara 5 DI KMI AL-

ISHLAH BONDOWOSO” untuk menguji korelasi antara self-self-

kepercayaan diri dan prestasi berbicara mereka.

(21)

B.

Pertanyaan Penelitian

Apakah ada korelasi antara rasa percaya diri siswa dengan dirinya berbicara pencapaian 5

th

kelas di KMI Al-Ishlah Bondowoso?

C.

Tujuan Penelitian

Untuk menguji apakah ada korelasi antara kepercayaan diri dan

prestasi berbicara mereka di kelas 5 KMI Al-Ishlah Bondowoso.

D.

Signifikansi Penelitian

Oleh karena itu, peneliti berharap dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terlibat

dalam penelitian, yaitu signifikansi teoritis dan signifikansi praktis.

1. Signifikansi Teoritis

Peneliti diharapkan dapat mendukung teori yang ada

penelitian sebelumnya terkait dengan kepercayaan diri dan prestasi berbicara.

2. Signifikansi Praktis

A. Peneliti Selanjutnya

Peneliti diharapkan dapat berguna bagi peneliti berikutnya

sebagai referensi untuk mengetahui variabel lain dalam penelitiannya. Misalnya:

korelasi antara kepercayaan diri dan keterampilan mendengarkan dan lain-lain.

B. Peneliti

Peneliti diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam hal

pendidikan bagi para peneliti.

E.

Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menekankan pada dua variabel yaitu

adalah kepercayaan diri dan prestasi berbicara dan dalam penelitian ini yang mana

diperoleh dari siswa kelas 5 KMI Al-Ishlah Bondowoso.

(22)

2. Indikator Variabel

Indikator kepercayaan diri didasarkan pada dua teori, yaitu diadaptasi dari teori Gufron dan Kumara yaitu: percaya diri,

optimisme, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis, kemampuan mendapatkan

sepanjang dan kemampuan menerima kritik.

Sedangkan indikator prestasi berbicara ada lima komponen prestasi berbicara menurut Brown (2004), meliputi:

kosa kata, tata bahasa, pengucapan, kelancaran, dan pemahaman.

F.

Definisi Istilah-istilah Penting

1. Percaya Diri

Percaya Diri dalam penelitian ini adalah keyakinan terhadap kemampuan a seseorang dalam proses berbicara bahasa inggris, yaitu rasa percaya diri

dimiliki oleh siswa dalam proses belajar berbicara bahasa Inggris. Di dalam penelitian, kepercayaan diri akan diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 7 item komponen dari 52 item pertanyaan yang diadopsi dari aspek oleh Gufron dan Kumara.

2. Prestasi Berbicara

Prestasi berbicara dalam penelitian ini adalah, skor berbicara yang mana diperoleh melalui tes berbicara siswa. Siswa membuat

pendapat menurut pendapat mereka sendiri dalam waktu sekitar 1 menit terkait dengan

tema yang peneliti berikan, Peneliti memberikan waktu 5 menit untuk mencari tahu kepercayaan diri siswa dan prestasi berbicara berdasarkan 7

komponen penilaian kepercayaan diri dan 5 komponen berbicara

(23)

penilaian prestasi. Tema yang akan peneliti berikan adalah

“Pendapat Siswa Tentang Pembelajaran Online di Musim Bahasa Inggris”. Di dalam

Selain itu, peneliti juga akan menilai kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan a

tabel skor penelitian yang berisi komponen siswa dalam berbicara,

yaitu: kosa kata, tata bahasa, pengucapan, kefasihan, dan kemampuan siswa.

pemahaman.

G.

Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian juga dapat dikatakan sebagai asumsi dasar atau postulat. Oleh karena itu, asumsi dalam penelitian ini adalah ketika tingkat self- kepercayaan diri siswa tinggi maka prestasi berbicara siswa juga akan tinggi Menjadi tinggi. Dan untuk penilaian terhadap kelas, peneliti akan menilai berdasarkan 5 komponen prestasi berbicara, yaitu: pengucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan pemahaman

H.

Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yaitu Alternatif hipotesis dan hipotesis Null yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha) : Terdapat hubungan antara kepercayaan diri dan prestasi berbicara mereka di kelas 5 KMI Al-Ishlah Bondowoso 2. Hipotesis Null (Ho) : Tidak terdapat hubungan antara kepercayaan diri

dan prestasi berbicara mereka di kelas 5 KMI Al-Ishlah Bondowoso

I.

Penulisan Penelitian

Peneliti menulis penelitian ini untuk memenuhi tesis sarjana

yang memiliki 5 bab. Sistematikanya adalah:

(24)

Bab II disajikan mengenai Tinjauan Pustaka. Bab II adalah ditulis untuk menyajikan penelitian sebelumnya dan kerangka teori yang menjelaskan tentang pengertian percaya diri dan prestasi berbicara, faktor kepercayaan diri dan prestasi berbicara, dan penilaian diri kepercayaan diri dan prestasi berbicara.

Bab III disampaikan tentang Metode Penelitian. Dalam bab ini

peneliti menulis penelitian dengan menyajikan desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen dan analisis data serta teknik analisis datanya.

Bab IV disampaikan tentang Temuan dan Pembahasan riset. Peneliti menulis dengan menyajikan ikhtisar penelitian, deskripsi data, analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan

Bab V memaparkan tentang Kesimpulan dan Saran

Bab I disajikan tentang Pendahuluan, dan bab ini adalah

ditulis untuk memaparkan latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, penelitian tujuan, pentingnya penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi

istilah kunci dan juga hipotesis.

(25)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

Bab kedua memaparkan tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang penelitian sebelumnya, kerangka teori. Kerangka teori

didasarkan pada dua bagian yaitu kepercayaan diri siswa dan prestasi berbicara.

A. Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti untuk mengetahui hal tersebut

mengetahui hubungan antara rasa percaya diri dengan prestasi berbicara,

beberapa diantaranya adalah (1) Humaira Azwir (2020) yang berjudul “An Analysis of Strategi Guru Mendorong Rasa Percaya Diri Siswa dalam Berbicara”. Ke

mengetahui strategi mengajar guru kepada siswa. Hasil penelitian

yang telah dilakukan adalah strategi yang dikembangkan dapat membantu siswa berbicara Bahasa Inggris dengan percaya diri.16 Strategi yang digunakan peneliti dalam penelitiannya adalah

untuk menggunakan motivasi, peneliti memberikan motivasi berupa ceramah,

yang memotivasi siswa untuk lebih percaya diri khususnya dalam berbicara bahasa Inggris.

Penelitian ini menekankan pada strategi guru dalam pembelajaran yang menggunakan empat strategi yaitu: motivasi, presentasi, kooperatif dan pengeboran. Itu

Hasil penelitian ini dianggap positif karena guru berhasil

menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Siswa merasa senang dan menikmati dalam pembelajaran.

Penelitian lain dilakukan oleh (2) Al-Hebaish (2012), jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Taibah, Arab Saudi dengan judul “The Correlation Between Self-

Percaya Diri dan Prestasi Berbicara Akademik". Peneliti menggunakan 53

16

Humaira Azwir. “Analisis Strategi Guru untuk Mendorong Rasa Percaya Diri Siswa dalam Berbicara”. (Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2020).

11

(26)

peserta mahasiswa S1 jurusan Bahasa Inggris.17 Hasil penelitian

Penelitian menyimpulkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dan prestasi berbicara akademik. Orang-orang yang

mendapat nilai tinggi dalam kepercayaan diri juga mendapat nilai tinggi dalam berbicara pencapaian. Dengan hasil penelitian ini, instruktur merekomendasikan

meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk mengembangkan prestasi berbicaranya.

Kemudian (3) Alif Firdaus (2020) yang berjudul “Keterkaitan Antara Percaya Diri dan Prestasi Berbicara”. Peneliti menggunakan a

desain penelitian kuantitatif menggunakan korelasi dan uji sample t-test. Menggunakan 140 siswa sebagai populasi dan 33 siswa sebagai sampel. Peneliti menemukan

bahwa sebagian besar atau sebagian besar siswa (61%) mencapai tingkat self-self- kepercayaan diri dalam tes kuesioner, dan sekitar (76%) siswa mencapainya rata-rata skor prestasi berbicara.18 Berdasarkan data korelasi, data

menunjukkan tanda itu. (2-tailed) sebesar 0,610 yang berarti lebih tinggi dari signifikansi nilai (0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak ada yang

signifikan korelasi antara tingkat kepercayaan diri dan prestasi berbicara.

Hasil uji independen berdasarkan uji t menunjukkan signifikansi uji t sampel (p-value) adalah 0,000 yang berarti p-value lebih rendah atau lebih kecil dari nilai signifikan (0,05). Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan

antara siswa yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan siswa yang mempunyai rasa percaya diri yang rendah.

17

Al-Hebaish. “Hubungan Antara Percaya Diri Dengan Prestasi Berbicara Akademik”.

(Arab Saudi: Universitas Taibah, 2012).

18

Alif Firdaus. “Hubungan Antara Percaya Diri dan Prestasi Berbicara”.

(Malang: Universitas Islam Malang, 2020.).

(27)

kepercayaan diri dalam prestasi berbicara. Singkatnya, siswa yang memiliki self-self yang tinggi

Rasa percaya diri tidak menentukan prestasi berbicara yang tinggi pula.

Penelitian keempat diambil dari jurnal (4) Markus & Arnovan,

berjudul “Kepercayaan Diri Siswa dalam Keterampilan Berbicara”. Tujuan dari ini

penelitiannya adalah untuk mengetahui apakah metode mendeskripsikan orang dapat meningkat

kepercayaan diri terhadap kemampuan berbicara siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

desain penelitian. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil

menunjukkan adanya hasil positif yaitu mendeskripsikan orang yang mampu

meningkatkan tingkat kepercayaan diri siswa dalam keterampilan berbicara, hal ini diindikasikan

dengan rata-rata skor siswa pada angket pertama (Q1) yaitu

67,88 dan nilai rata-rata siswa pada angket kedua sebesar 79,76.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa menunjukkan peningkatan self-self-

kepercayaan diri setelah menggunakan metode mendeskripsikan orang.19

Penelitian terakhir oleh (5) Rahmani Azmah (2011) yang berjudul “Hubungan

Antara Kepercayaan Diri Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris (Studi Pada

Siswa/I SMAN 1 Tapung)”.Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana

hubungan antara kepercayaan diri siswa dengan prestasi berbicara,

dengan dengan asumsi tinggi rendahnya prestasi belajar disebabkan oleh

rasa percaya diri siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu menggunakan cara yang sederhana

metode random sampling dengan jumlah 139 siswa di SMAN 1 Tapung. Hasil

diperoleh dengan menggunakan teknik product moment Pearson, dan

reliabilitasnya

diuji menggunakan Alpha dibantu Window SPSS 11.5. Rasa percaya diri

19 Markus & Arnovan. “Kepercayaan Diri Siswa dalam Keterampilan Berbicara”. (Sulawesi Selatan:

Universitas Kristen Indonesia Tpraja, 2019).

(28)

variabel sebesar 0,258-0,783 dan reliabilitas sebesar 0,917. Berdasarkan hasil data

analisis koefisien korelasi sebesar 0,500 dan signifikansi sebesar 0,000. Itu bisa saja

menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu terdapat a

korelasi antara kepercayaan diri dan prestasi berbicara siswa di

SMAN 1 Tapung. Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dan ini

penelitian saat ini dapat dilihat pada tabel 2.1

Meja. 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Sebelumnya No.

Perbedaan Judul Penelitian 1. TPeseirssHamumaaanira1.1. Azwir sebelumnya (2020), dengan judul penelitian terapan “AnalisisPSentrealtietiagni Gsuerbueltuemrhnaydaap

Strategi Mendorong Siswa Meningkatkan Rasa Percaya Ddirai ndapleanmelKitieamn ampuan Berbicara Berbicara”

ini menggunakan variabel yang sama yaitu kepercayaan diri dan

prestasi berbicara. 2.

Penelitian sebelumnya, sedangkan penelitian ini menggunakan subjek yang sama, yaitu

Bahasa Inggris dengan percaya diri, strategi yang digunakan adalah dalam bentuk motivasi sedangkan penelitian ini bertujuan

menggunakan sekolah meneunngtuakh mateansgseetbaahguai i subjeknya.

hubungan antara kepercayaan

diri dan prestasi berbicara.

2. Penelitian sebelumnya menggunakan metode

deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian kali ini menggunakan penelitian

kuantitatif. 3.

Penelitian sebelumnya

menggunakan wawancara untuk mengumpulkan

(29)

Sedangkan penelitian ini

2. Tesis Al-Hebaish (2012), berjudul

“Hubungan Antara Percaya Diri dan Prestasi Berbicara

Akademik"

1. Penelitian terdahulu dan penelitian kali ini

gunakan sama

variabel yaitu

kepercayaan diri dan prestasi berbicara 2.

Penelitian sebelumnya dan penelitian ini menggunakan aspek prestasi

berbicara yang sama.

menggunakan

kuesioner untuk mengumpulkan data.

1. Peserta yang mendaftar

sebelumnya berasal dari tingkat yang lebih tinggi, yaitu menggunakan 53 universitas, sedangkan penelitian kali ini menggunakan subjek

sekolah menengah atas.

3 Skripsi Alif Firdaus (2020) yang berjudul “The Hubungan timbal balik Antara Diri- Keyakinan dan Berbicara Pencapaian"

4. Jurnal oleh Markus &

Arnovan yang berjudul

“Kepercayaan Diri

1. Penelitian sebelumnya dan penelitian ini menggunakan desain penelitian yang sama 2.

Penelitian sebelumnya dan penelitian ini menggunakan variabel yang sama

yaitu kepercayaan diri dan

prestasi berbicara 3.

Penelitian sebelumnya dan penelitian ini menggunakan subjek yang sama,

yaitu

menggunakan senior SMA sebagai subjek 1.

Penelitian sebelumnya

1. Penelitian sebelumnya menggunakan uji sample t-test, sedangkan penelitian kali ini

menggunakan simple random

sampling untuk mengumpulkan data

numerik. 2. Penelitian sebelumnya

menggunakan sampel mahasiswa, sedangkan penelitian ini

menggunakan subjek sekolah menengah atas.

1. Ini sebelumnya penelitian lebih lanjut menekan tingkat

Siswa pada dan penelitian kali ini menggunsaiskwana penelitian yang sama

(30)

Keterampilan Berbicara” desain.

2. Penelitian sebelumnya dan penelitian ini menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data. 3. Penelitian

sebelumnya dan penelitian ini menggunakan

beberapa teori yang sama.

kepercayaan diri dalam proses keterampilan berbicara,

sedangkan penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan

prestasi berbicara 2.

Penelitian sebelumnya menggunakan cluster sampling, sedangkan penelitian ini

menggunakan random sampling dalam pengump 5. Tesis Rahmani Azmah

(2011), berjudul

“Hubungan Antara Kepercayaan

Diri DenganPrestasiBelajar Bahasa Inggris (Studi Pada Siswa/ I SMAN 1 Tapung”

1. Penelitian terdahulu dan sekarang menggunakan variabel

yang sama 2. Penelitian terdahulu dan sekarang

menggunakan metode pengambilan

sampel yang sama 3. Penelitian terdahulu dan

1. Penelitian sebelumnya menggunakan kelas eksperimen dan penelitian ini hanya fokus pada korelasi 2. Penelitian

sebelumnya menggunakan korelasi dan penelitian ini

sekarang ini menggunakan rummeunsgygaunngaksanma korelasi

kuantitatif 3.

Penelitian sebelumnya

menggunakan skala likert tanpa

angket dan penelitian kali ini

menggunakan angket dengan skala likert.

(31)

Berdasarkan temuan-temuan sebelumnya pada penelitian di atas, dapat saja

menyimpulkan bahwa penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu persamaannya ada pada materi pelajaran, yaitu pada lingkup percaya diri dan

keterampilan berbicara serta beberapa aspek dan indikator, adapun perbedaannya secara teori dan konteks adalah lokasi penelitian, instrumen dan penggunaan

tingkat kelas yang lebih rendah dan lebih tinggi, penelitian sebelumnya menggunakan kualitatif dan ini

Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif. Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya karena peneliti melakukan

tes dengan tes berbicara yang dibuat sendiri oleh peneliti dan valid

oleh 3 orang validator berbahasa Inggris dan oleh karena itu peneliti memantau secara langsung kapan

pengumpulan data berupa instrumen dan juga tes yang akan diberikan oleh peneliti.

B. Kerangka Teoritis 1. Percaya Diri

A.Definisi Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan suatu kondisi dimana seseorang percaya pada dirinya sendiri

kemampuan dia memiliki keberanian tanpa keraguan dalam diri mereka. Dengan cara itu a

seseorang dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Ada yang mengutarakan pendapatnya, mulai dari

Anthony mengatakan, rasa percaya diri merupakan sikap dalam diri seseorang yang mampu

menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, mempunyai

kemandirian, mempunyai kemampuan dan mencapai segala sesuatu yang diinginkan20 .

20 Antonius. "Rahasia Membangun Kepercayaan Diri". Penerjemah Rita. W (Jakarta: Rajawali, 1992).

(32)

Dengan memiliki rasa percaya diri, maka dapat dipastikan bahwa seseorang mampu melakukan hal tersebut

kemampuan yang mereka miliki.

Selain itu Kumara juga menyampaikan bahwa rasa percaya diri merupakan tempat a

seseorang dapat mengatasi masalah dalam situasi yang terbaik dan juga mampu

memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain.21 Dengan rasa ragu, a

seseorang akan kesulitan dalam menghadapi setiap permasalahan yang diakibatkannya

keraguan ini, semakin banyak pula permasalahan yang muncul dalam kehidupan seseorang. Angelis

beranggapan bahwa orang yang percaya diri mempunyai ciri-ciri yang ada

percaya diri pada kemampuan mereka untuk melakukan segalanya, percaya diri dalam menindaklanjuti

semua inisiatif dan percaya diri pada kemampuan pribadi mereka untuk mengatasi semua

hambatan.22 Dan juga Burton dan Platts menjelaskan kepercayaan diri itu

sebagai keyakinan manusia yang membuat manusia yakin akan kemampuannya.23

Adanya rasa percaya diri dapat menjadikan seseorang memiliki rasa percaya diri

kepribadian mandiri, tidak bergantung pada orang lain, karena orangnya

percaya diri dengan kemampuannya dan mampu melakukan segala sesuatunya sendiri. Berbohong

juga mengatakan bahwa ciri kepribadian percaya diri adalah percaya pada diri sendiri, bukan

bergantung pada orang lain dan tidak ragu-ragu.24 Demikianlah bisa

menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan memiliki rasa percaya diri

pada kemampuannya sendiri yaitu mampu menghadapi segala permasalahan

21 Kumara. “Studi Pendahuluan Validitas dan Reliabilitas Tes Percaya Diri”.

(Jogjakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1988).

22 Angelis. “Keyakinan, Keyakinan Sumber Kesuksesan dan Kemandirian”. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005).

23 Burton, K., & Platts. “Membangun Rasa Percaya Diri atau Dummies”. (Chicester, Inggris: John Wiley

& Sons, 2006)

24 Berbohong. “101 Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak”. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2003).

(33)

optimis, melihat permasalahan dan mampu memberikan

penilaian obyektif.

B.Proses Membangun Rasa Percaya Diri

Itu sebabnya rasa percaya diri tidak akan muncul tanpa adanya proses dalam a

orang. Hakim menyimpulkan, proses tersebut terjadi sehingga

pembentukan rasa percaya diri terjadi. Secara garis besar, ada beberapa

hal-hal yang menjadi proses pembentukan rasa percaya diri adalah sebagai

berikut:25

1)Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan

proses pembangunan yang menimbulkan keuntungan tertentu

2)Orang memahami kemampuan seseorang dan melahirkannya

keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan segala sesuatu dengan menggunakan kemampuannya

3)Pemahaman tentang reaksi positif seseorang terhadap kelemahannya, jadi agar tidak menimbulkan rasa rendah diri.

4) Pengalaman menjalani berbagai aspek kehidupan dengan memanfaatkan kelebihannya

mereka punya.

C.Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri

Selain proses pembentukan rasa percaya diri, ada juga

beberapa hal yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang. Pengikut

merupakan faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri.

25 Hakim. “Mengatasi Keraguan Diri”. (Jakarta: Pustaka Suara, 2002).

(34)

1) Konsep Diri

Anthony mengatakan terbentuknya rasa percaya diri seseorang

diawali dengan pengembangan konsep diri yang diperoleh dalam dirinya

pergaulan dalam suatu kelompok.26 Dengan kata lain, seseorang mampu berinteraksi

dengan orang lain atas kemauannya sendiri.

2) Kebanggaan

Adanya konsep diri yang positif akan membentuk positif

juga harga diri. Harga diri adalah penilaian yang dibuat terhadap diri sendiri

self.27 Jadi bisa dikatakan juga tingkat harga diri seseorang bisa

mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang.

3) Pengalaman

Pengalaman merupakan salah satu munculnya rasa percaya diri.28 Aktif

di sisi lain, pengalaman juga menjadi salah satu faktor penurunan a

kepercayaan diri seseorang. Tergantung pengalaman yang terjadi

akankah pengalaman tersebut baik atau buruk yang dapat berdampak pada a

kepercayaan diri seseorang.

4)Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat seseorang

rasa percaya diri.29 Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan orang tersebut

bergantung dan berada di bawah kekuasaan orang lain yang lebih pintar. Pada

26Antonius. “Rahasia Membangun Rasa Percaya Diri”. Penerjemah Rita. W (Jakarta: Rajawali, 1992)

27Gufron & Rini. “Teori Psikologi”. (Jogja : Ar-Ruzz Media, 2011).

28 Ibid. 37

29 Ibid. 38

(35)

sebaliknya, masyarakat yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pendidikan yang lebih tinggi tingkat kepercayaan diri dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah.

Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi faktornya

dalam tingkat kepercayaan diri, dengan kepercayaan diri yang tinggi, maka masing-masing

individu akan selalu mempunyai pandangan positif dalam menghadapinya

segala permasalahan yang ada dalam hidupnya. Bukan hanya itu, seseorang yang

memiliki rasa percaya diri akan memiliki peluang sukses yang besar ketika

dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.

D. Indikator Percaya Diri

Indikator kepercayaan diri dikutip berdasarkan Lauster (1992)

dalam buku teori psikologi karya Gufron (2011), antara lain: percaya

kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis.

1) Kepercayaan terhadap kemampuan diri

Percaya pada kemampuan diri merupakan sikap positif seseorang terhadap diri sendiri

diri. Yaitu bisa bersikap serius terhadap apa yang Anda lakukan.

2) Optimis

Optimisme merupakan sikap positif seseorang yang

selalu berpikir baik dalam segala hal tentang dirinya dan

kemampuannya.

3) Tujuan

Sikap obyektif adalah seseorang yang memandang suatu masalah

atau sesuatu menurut kebenaran yang terjadi, bukan menurut

dirinya atau orangnya sendiri

(36)

4) Bertanggung jawab

Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatunya

itulah akibat yang dihadapi.

5) Rasional dan Realistis

Rasional dan realistis adalah analisis terhadap suatu masalah, suatu hal,

dan suatu peristiwa dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima akal dan

juga sesuai dengan kenyataan.

6) Kemampuan bergaul

suatu proses kemampuan dalam interaksi sosial yang terjadi antar

individu dalam lingkungan sosialnya.

7) Kemampuan menerima kritik

Kemampuan seseorang dalam menerima, mengolah, dan merespons

kritik dari orang lain dengan anggun.

Dengan aspek-aspek di atas, peneliti dapat mengetahui seberapa besarnya

kepercayaan diri siswa, peneliti juga dapat melihat seberapa

besarnya optimisme dan tanggung jawab yang dimiliki siswa dapat

meningkat

rasa percaya diri siswa. Aspek-aspek di atas akan dinilai

peneliti dalam mengukur tingkat kepercayaan diri siswa,

peneliti akan menilai tingkat kepercayaan diri siswa terhadap

proses berbicara dalam bahasa inggris dengan menggunakan aspek-aspek yang telah ada

dijelaskan. Peneliti akan membentuk kuesioner dalam bentuk

dari beberapa daftar pertanyaan yang sesuai dengan hal di atas

aspek guna mengukur tingkat kepercayaan diri siswa.

(37)

8) Penilaian Rasa Percaya Diri

Dalam penelitian ini, untuk mengukur dan mengetahui self-self- kepercayaan diri, peneliti menggunakan skala Liker. Sugiyono mengatakan itu skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan juga

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang sosial

fenomena. Dalam penelitian ini penelitian menggunakan kuesioner terdiri dari 52 soal untuk mengetahui self-self-

keyakinan yang terdiri dari beberapa aspek menurut Gufron (2011) & Kumara (1998), yaitu: percaya pada kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis, kemampuan bergaul dan juga kemampuan menerima kritik berdasarkan empat

kategori yaitu: “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”,

“Tidak Setuju (TS)”, dan “Sangat Tidak Setuju (STS)”.

2. Prestasi Berbicara

A. Pengertian Prestasi Berbicara

Prestasi berbicara merupakan suatu proses atau kemampuan seseorang dalam berbicara

baik dengan orang lain atau dengan sesamanya dengan lancar, lancar dan juga memahami konteks yang sedang dibicarakan. Berbicara prestasi dapat dinilai dari cara orang tersebut berkomunikasi, dalam berkomunikasi bahasa dapat menggunakan ekspresi wajah untuk mengungkapkannya. Prestasi pidato

juga merupakan bentuk tindakan seseorang yang berupa suara dan wajah ekspresi. Sara juga mengatakan bahwa berbicara tidak hanya menggunakan bahasa saja, tetapi

(38)

juga menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuh.30 Begitulah orang lain

akan mengerti dan memahami konteks yang sedang dibicarakan

Adam juga menjelaskan bahwa berbicara merupakan media atau tempat untuk

seseorang untuk berkomunikasi dan menyampaikan ide.31 Dengan begitu akan berhasil

mempermudah seseorang untuk saling berinteraksi dalam bertukar pikiran

informasi satu sama lain. Tidak hanya itu, Hybel, Richard dan Weaver

berpendapat bahwa prestasi berbicara juga merupakan proses berbagi

informasi, pendapat, dan perasaan.32 Tak hanya itu, Tarigan juga demikian

menjelaskan bahwa seseorang harus menyampaikan perasaan dan pembicara

harus mengerti untuk dikomunikasikan agar orang mau

memahami topik apa yang mereka bicarakan.33Dapat disimpulkan sebagai

dijelaskan oleh beberapa ahli bahwa pentingnya berbicara mempengaruhi a

kehidupan seseorang dalam hal komunikasi hingga proses pembelajaran,

terutama proses berbicara bahasa Inggris. Berbicara itu penting

bagian dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Thornbury mengatakan bahwa berbicara adalah salah satu dari

hal penting dalam kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti bahasa

berkomunikasi.34

Dalam proses pembelajaran bahasa Inggris terdapat beberapa komponen

yang menjadi acuan dalam proses pencapaian bahasa Inggris

30 Sara. “Menyelidiki Pengaruh Kepercayaan Diri Siswa EFL terhadap Kinerja Lisan Mereka”.

(Universitas Biskara: Republik Aljazair, 2015).

31 adam. “Kamus Universitas Dunia Webster”. (Washington DC: Perusahaan Penerbit Mc, 2005)

32 Hybel, Richard, & Menenun. “Komunikasi Efektif”. (New York: Mc Graw Hill Lebih Tinggi Pendidikan, 2001).

33 Tarigan. “Berbicara sebagai Keterampilan Berbahasa”. (Bandung: Angkasa, 1981)

34 Thornbury. “Cara Mengajar Berbicara”. (Essex: Inggris: Pearson Education Limited)

(39)

yaitu menulis, mendengarkan, dan berbicara. Berbicara adalah

sesuatu yang harus dimulai dalam proses berbicara bahasa asing

bahasa, khususnya bahasa Inggris. Kazemi juga berpendapat bahwa keterampilan berbicara

sangat penting dibandingkan dengan keterampilan lain bagi pembelajar bahasa Inggris.35

Itu sebabnya berbicara merupakan komponen penting dalam proses tersebut

belajar bahasa Inggris.

Bailey dan Nunan berpendapat bahwa berbicara merupakan aspek penting dalam

belajar bahasa Inggris.36 Salah satu hal terpenting yang dilakukan

berbicara merupakan aspek penting dalam belajar bahasa Inggris karena bahasa Inggris itu penting

bahasa kedua di beberapa negara besar, selain itu bahasa Inggris adalah a

bahasa yang sering digunakan dalam berinteraksi dengan orang luar negeri. Itu

mengapa penting bagi seseorang untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan berbicaranya

keterampilan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa prestasi berbicara merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang,

terutama dalam berinteraksi satu sama lain. Selain sebagai forum atau

Sebagai alat untuk berinteraksi dengan orang lain, berbicara juga merupakan hal yang penting

hal dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Namun tidak hanya bisa berbicara dengan lancar,

dalam bahasa inggris juga harus fasih dan juga bisa menguasai

kosa kata dengan baik. Itu sebabnya penting untuk memiliki kosakata yang baik

35 Kazemi, Bahremi, & Zarei. “Pengaruh Percaya Diri terhadap Kemampuan Berbicara di EFL”

. (Jurnal Global Ilmu Multidisiplin dan Terapan, 2014)

36Bailey dan Nunan. “Praktik Pengajaran Bahasa Inggris Berbicara”. (New York: Pendidikan Mec Graw Hill, 2005).

(40)

dan pengucapan sehingga Anda dapat mencapai prestasi berbicara prestasi berbicara.37

B. Indikator Prestasi Berbicara

Dalam mengukur tingkat prestasi berbicara siswa di

Bahasa Inggris, ada beberapa komponen yang menjadi faktor keberhasilan prestasi berbicara, menurut Brown (2004).38 Terdapat:

1) Pengucapan

Pengucapan merupakan komponen terpenting dalam berbicara Bahasa Inggris, karena tanpa pengucapan yang baik, pendengarnya akan kesulitan

memiliki sedikit kesulitan dalam memahami poin-poin yang disampaikan oleh pembicara.

2) Kosakata

Kosakata merupakan komponen terpenting dalam berbicara

Bahasa inggris. Craff mengungkapkan bahwa kosakata terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kata-kata yang digunakan siswa untuk mengetahui makna dan

digunakan secara konstruktif dalam berbicara.

3) Tata Bahasa

Tata bahasa adalah tata bahasa yang melengkapi suatu bahasa.39Dengan

tata bahasa, akan memudahkan dalam menyusun kalimat, yaitu lawan bicara akan lebih memahami konteks yang sedang terjadi

membahas.

37 Armasita di Tesis. “Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Strategi Tindakan Kelas di Kelas 8 Mts PAB 1 Halveita”. (Medan: UIN SU Medan, 2017), hal. 3.

38 Cokelat. “Penilaian Bahasa: Prinsip dan Praktek Kelas”. (Amerika: Universitas San Francisco, 2004).

39 Nunan. ”Praktik Pengajaran Bahasa Inggris”. (New York: McGraw-Hill, 2003)

(41)

4) Kefasihan

Kefasihan adalah kemampuan seseorang untuk berbicara dengan lancar, baik,

dan dengan benar. Lambardo juga mengatakan bahwa kelancaran adalah tempat seseorang

dapat berbicara dengan lancar seperti penutur asli.40 Oleh karena itu, kefasihan adalah sebuah

aspek yang menjadi faktor keberhasilan prestasi berbicara.

5) Pemahaman

Pemahaman adalah ketika seseorang dapat memahami

sesuatu yang sedang dikatakan. Manser berpendapat bahwa pemahaman adalah

kemampuan untuk memahami sesuatu.41 Tanpa pemahaman, tidak ada

tidak akan ada percakapan satu sama lain.

C.Penilaian Prestasi Berbicara

Tes berbicara merupakan tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara

kemampuan berbicara siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan berbicara

tes dalam bentuk rubrik penilaian, rubrik penilaian bertujuan untuk

menentukan dan menilai skor sesuai dengan rating yang telah

ditentukan tingkat. Dalam hal ini, ada lima jenis berbicara berdasarkan

(Brown:

2004) yaitu, imitatif, intensif, responsif, interaktif, dan

luas. Imitatif adalah kemampuan berbicara menirukan suatu kalimat atau

kata, intensif adalah berbicara untuk melatih fonologi dan tata bahasa

Dari segi bahasa, responsif adalah kalimat yang berupa sapaan ringan

dan permintaan sederhana dan sejenisnya, interaktif adalah berbicara dengan bertukar pikiran

kalimat, dan ekstensif adalah tuturan lisan yang meliputi tuturan,

40 Lambardo. “Tes lisan: mendapatkan contoh bahasa asli. Formulir Pengajaran Bahasa Inggris Manser, M.

H. (1991). Kamus Saku Pelajar Oxford”. (New York: Pers Universitas Oxford).

41 Manser. “Kamus saku pelajar Oxford”. (New York: Universitas Oxford. Pers, 1991).

(42)

bercerita, dan sebagainya. Penelitian ini menunjukkan tipe intensif speaking yaitu berbicara untuk melatih fonologi dan tata bahasa bahasa.

Tes berbicara dalam penelitian ini, Siswa akan mendeskripsikan yang telah peneliti berikan dengan tema “Pendapat Siswa

Tentang Pembelajaran Bahasa Inggris Online", siswa akan diberikan waktu satu menit untuk mengungkapkan pendapat mereka. Peneliti menilai tingkat kemampuan siswa prestasi berbicara dengan rubrik penilaian yang kriterianya

penilaiannya ada: sangat baik (85-100), baik (70-84), oke (55-69), dan skor buruk (25-54) berdasarkan 5 aspek, yaitu: pengucapan, tata bahasa, kosa kata, kelancaran dan pemahaman.42

42

Coklat & Bailey. “Penilaian Bahasa, Prinsip dan Praktek Kelas”. (Amerika: Universitas Negeri

San Fransisco). hal, 140.

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menyajikan tentang bagaimana penelitian dilakukan yang terdiri atas jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan desain korelasi untuk menentukan korelasi antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel yaitu tingkat kepercayaan diri dan

prestasi berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa inggris kelas 5 KMI Al-Ishlah Bondowoso.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah jumlah seluruh sampel, misalnya sekolah penduduk, pekerja dan karyawan.43 Dapat juga dikatakan penduduk adalah keseluruhan kelompok orang dan peristiwa yang dilakukan peneliti.

Itu Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 KMI Al-Ishlah

Bondowoso. Dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas 5 KMI Al-Ishlah Bondowoso Kelas

5A 5B Total

Jumlah Siswa 28 27 55

Siswa

43 Danandjaja. “Metode Penelitian Sosial dengan SPSS for Windows”. Yogyakarta: Grha Pengetahuan, 2012)

29

(44)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan ciri-ciri yang dimiliki

populasi.44 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan simple random sampling teknik. Dikatakan simple random sampling karena pengambilan

sampel dan anggota populasi dilakukan secara acak, yaitu tanpa memperhatikan

kepada strata yang terdapat dalam populasi.45 Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah 5th

kelas/XI KMI Al-Ishlah Bondowoso dan teknik penentuannya besarnya sampel, peneliti menggunakan teknik Slovin yaitu rumus:

: 1 + 2

n : sampel N : populasi

e : Perkiraan tingkat kesalahan (1% 5% 10%) dan dalam penelitian ini menggunakan 10% sebagai

tingkat signifikansi.

59 1 + 55(0,01)²

55 1 + 0, 55

55 1, 55

= 35,48

= 35

44 Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Litbang”. (Bandung: Abjad Penerbit, 2017) hal. 8.

45 Sugiyono. P. 82

(45)

Dari perhitungan rumus Slovin di atas diperoleh bilangan

Sampel yang digunakan adalah 35 siswa kelas II KMI Al-Ishlah

Bondowoso sebagai responden

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.

Peneliti menggunakan tes dan angket untuk mengumpulkan data.

Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa.

Sedangkan tes dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan berbicara siswa

pencapaian.

1.

Instrumen Pengumpul Data A. Daftar pertanyaan

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan daftar atau beberapa pertanyaan kepada responden. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan kuesioner berupa kuesioner yang disesuaikan

dari Gabrielle Tenerezza dengan menggunakan 52 pertanyaan dan 7 aspek self-

kepercayaan diri berdasarkan teori Gufron (2011) & Kumara (1998),

yaitu: percaya pada kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, rasional

dan realistis, kemampuan bergaul, dan kemampuan menerima kritik. Itu

berikut cetak birunya dapat dilihat pada tabel 3.2

Meja. 3.2 Cetak Biru Rasa Percaya Diri Siswa

TIDAK.

1

Aspek dari Gufron (2011) Siswa mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya

Indikator

Siswa yakin akan kemampuannya

Jumlah Barang Total positif negatif 1; 2 3; 4

4

(46)

Aspek Kumara (1998) Siswa mempunyai a sikap positif tentang diri

Siswa berani bertanya

5; 6: 7

10; 11

8; 9

12; 13 5

4

pertanyaan dan mengungkapkan pendapat mereka

2 Siswa punya Siswa memiliki 14; 15 16; 17 4

sebuah optimis sikap optimis sikap

Peserta didik mempunyai a 18; 19 20; 21 4

sikap positif tentang harapan

Siswa mempunyai a 22; 23 24; 25 4

sikap positif tentang

kemampuan mereka.

3 Siswa punya Siswa mempunyai a 26; 27 28 3

sebuah tujuan masalah atau apalah

sikap Menurut

kebenaran yang tepat

Siswa mampu 29; 30 31; 32 4

membedakan antara fakta dan opini

4 Siswa punya Siswa bersedia 33; 34 35; 36 4

seorang yang bertanggung jawab menanggung semua itu

sikap telah menjadi

konsekuensi

Bertindak mandiri di 37; 38 39; 40 4 membuat keputusan

5 Siswa punya Siswa menganalisis sebuah 41; 42 43; 44 4

sebuah rasional peristiwa dengan menggunakan pikiran

sikap itu bisa diterima oleh pikiran

Siswa menganalisis sebuah 45; 46 47; 48 4

peristiwa dengan menggunakan pikiran

itu bisa diterima oleh pikiran

(47)

Sumber: Gufron (2012) & Kumara (1998)

Setelah mengetahui cetak biru rasa percaya diri siswa

kuesioner, dibantu dengan penilaian skala likert untuk menentukan ukurannya dari kemampuan percaya diri siswa. di bawah ini adalah tabel skala liker peringkat:

Peringkat Skala Likert Alternatif Jawaban

FavourableScore Skor Tidak

Menguntungkan Sangat Setuju 1

Setuju 2 Tidak setuju 3 Sangat Tidak Setuju 4

4 3 2 1

B. Tes

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes berbicara untuk mengukur prestasi berbicara siswa, peneliti akan memberikan siswa

6 Siswa punya Peserta didik dapat berinteraksi 49 50 2 kemampuan untuk dengan sosial mereka

mensosialisasikan lingkungan

7 Peserta Siswa mampu 51 52 2

memiliki kemampuan menerima dan memproses menerima

kritik

dan merespons kritik dari orang lain

pesta dengan anggun

Total 52

sekitar 15 menit untuk mempersiapkan pendapat mereka tentang belajar bahasa Inggris online,

Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengemukakan pendapatnya di depan

kelas selama kurang lebih satu menit, berdasarkan apa yang dikatakan siswa,

peneliti akan menilai kemampuan berbicara siswa berdasarkan 5

komponen yang meliputi: kosa kata, pengucapan, kelancaran,

tata bahasa, dan pemahaman, Tabel rubrik berbicara ini dapat dilihat

pada tabel 3.3

(48)

Meja. 3.3

Rubrik Berbicara Diadopsi H. Douglas Brown (2001) Aspek Skor

1

Tata bahasa

Kesalahan dalam

tata bahasanya sering digunakan,

Pemahaman Kosakata Berbicara Dalam lingkup kosakata bahasanya yang tidak memadai hingga sangat terbatas mengungkapkan apa pun kecuali

kefasihan (tidak ada deskripsi kefasihan yang

Pengucapan Kesalahan dalam pengucapan sering terjadi

tetapi penuturnya dapatkah pengalaman, spesifik, lihat tetapi dapat

dapat dipahami oleh penutur asli yang terbiasa berurusan

dengan orang asing

sebagian besar memahami kebutuhan pertanyaan dan pernyataan sederhana jika disampaikan dengan pengulangan ucapan atau frasa yang diperlambat Dapat memperoleh inti dari sebagian besar percakapan subjek

empat bidang bahasa lainnya atau tingkat

kefasihan yang tersirat.)

dipahami oleh penutur asli yang terbiasa berurusan

dengan orang asing yang mencoba

berbicara dalam bahasanya.

2 Biasanya dapat menangani konstruksi dasar dengan cukup akurat tetapi tidak memiliki kendali tata bahasa yang baik dan percaya diri

3 Kontrol tata bahasanya bagus. Mampu berbicara bahasa dengan struktur yang cukup akurasi untuk berpartisipasi secara efektif dalam sebagian besar formal dan informal

Memiliki kosakata berbicara yang cukup untuk mengekspresikan dirinya secara sederhana

beberapa

kata-kata yang berbelit-belit.

Mampu berbicara bahasa dengan kosa kata yang cukup untuk berpartisipasi secara efektif dalam sebagian besar percakapan

formal dan informal mengenai topik praktis, sosial dan profesional.

Vocabnya cukup luas

non-teknis . (yaitu, topik yang tidak memerlukan pengetahuan khusus)

Pemahaman cukup lengkap

pada kecepatan bicara normal

Dapat menangani dengan percaya diri tetapi tidak dengan fasilitas sebagian besar situasi sosial, termasuk perkenalan dan percakapan santai tentang kejadian terkini, serta informasi

pekerjaan, keluarga, dan otobiografi.

Dapat mendiskusikan minat tertentu kompetensi dengan kemudahan yang wajar. Jarang harus mencari- cari kata-kata.

Aksennya dapat dimengerti meskipun sering kali salah.

Kesalahan tidak pernah mengganggu pemahaman dan jarang

mengganggu penutur asli.

Aksennya mungkin jelas asing.

(49)

percakapan tentang topik praktis, sosial, dan profesional.

bahwa dia jarang harus mencari-cari sepatah kata pun.

4 Mampu menggunakan bahasa secara akurat pada semua tingkatan yang

biasanya berkaitan dengan

Dapat memahami dan berpartisipasi dalam

percakapan apa pun dalam jangkauan

pengalamannya

Bisa mengerti percakapan apa pun sesuai dengan

pengalamannya

Mampu menggunakan bahasa

dengan lancar di semua tingkatan yang biasanya berkaitan dengan

Mampu melakukan

kesalahan dalam

pengucapan cukup jarang terjadi.

kebutuhan profesionadl.engan tingkat

kebutuhan

Kesalahan dalam

tata bahasa cukup jarang.

ketepatan kosa kata yang tinggi

profesional.

Dapat berpartisipasi dalam

percakapan apa pun dalam jangkauan

5 Setara dengan penutur asli terpelajar

Pidato di semua tingkatan

adalah penutur asli yang terdidik dalam semua fiturnya termasuk

Setara dengan penutur asli yang berpendidikan.

pengalaman ini dengan tingkat kefasihan yang tinggi. Memiliki kefasihan bahasa yang lengkap

Setara dan diterima sepenuhnya oleh penutur asli terpelajar.

luasnya kosa kata dan idiom, bahasa sehari-hari dan referensi budaya terkait.

sehingga pidatonya dapat diterima sepenuhnya oleh pe

Untuk menghasilkan skor pada tes, peneliti menggunakan dua orang penilai,

yaitu peneliti dan guru bahasa Inggris yang berkontribusi dalam hal ini

belajar dalam hal menilai prestasi berbicara siswa. Itu

Peneliti memberikan gambaran berupa skor prestasi

Referensi

Dokumen terkait

 Melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah pada LKS dan berdiskusi antar sesama teman kelompok untuk membuat kesimpulan dan meminta bantuan guru jika diperlukan. 

Jika teman meminta bantuan, kita harus ..... Tolong-menolong dilakukan dalam

Yang PRO: ini sesuai dengan amandemen pertama konstitusi, bahwa warga negara harus dilindungi dari rasa takut untuk menyampaikan pendapat atau mendukung pendapat, yang dalam hal

Saya tidak meminta bantuan teman dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru PAI2. Saya segera mengerjakan tugas yang diberikan oleh

1 KELOMPOK NAMA SISWA Kekompakan Kelompok dalam presentasi Menghargai pendapat teman dalam Kelompok lain Menyampaikan hasildiskusi di

Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas, penerima dana bantuan berkewajiban untuk menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan. Laporan tersebut disampaikan

Jadi dapat disimpulkan bahwa kecemasan menyampaikan pendapat ialah keadaan dimana siswa merasa tidak nyaman , gelisah dan takut yang ditandai dengan adanya gejala-gejala fisik atau

percaya pada diri sendiri, penuh semangat, berani mengambil resiko tidak takut melakukan kesalahan, berani dalam pendapat dan keyakinan tidak ragu-ragu dalam menyatakan pendapat