• Tidak ada hasil yang ditemukan

ffi otffi G I - Repository UMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ffi otffi G I - Repository UMA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Siswa ada yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, namun ada juga siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah, Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi mempunyai keinginan untuk sukses yang benar-benar datang dari dalam dirinya. Berdasarkan hasil observasi di lapangan terlihat masih banyak siswa yang kurang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, hal ini terlihat pada suasana. Rendahnya motivasi belajar mahasiswa sering kali disebabkan oleh rendahnya kualitas lulusan perguruan tinggi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rendahnya motivasi belajar individu terlihat dari kecerdasan emosionalnya. Orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar agar merasa nyaman dalam proses belajar.

MOTIVASI BELAJAR

Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2005), motivasi belajar adalah dorongan yang berupa kegiatan belajar yang bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan pernyataan di atas, Brophy (dalam Syahputra 2006) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah kecenderungan seseorang untuk mencapai kegiatan akademik yang bermakna dan bermanfaat serta berusaha memperoleh manfaat yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Motivasi belajar ini pada dasarnya merupakan respon kognitif yang melibatkan upaya memahami informasi dan menghubungkan informasi tersebut.

Motivasi belajar mengacu pada kesadaran seseorang dalam belajar, tujuan belajar, dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar tersebut. Sejalan dengan pernyataan Ssryosubroto (dalam Melia, 2010) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah tercapainya tujuan atau sasaran untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik dan terbaik, yang pada mulanya menimbulkan munculnya tenaga atau tenaga dan merupakan suatu tindakan nyata dalam bentuk dari suatu kegiatan atau sarana perubahan tingkah laku, apa yang terjadi pada dfui seseorang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan, penggerak dan sekaligus penggerak dari dalam diri.

Faktor-faktor yang memeng&ruhi Motivasi Belajar

Apabila hasil belajar mengalami kemajuan maka seseorang akan berusaha mempertahankan atau meningkatkan intensitas belajarnya untuk mencapai prestasi yang lebih baik di masa yang akan datang. Tujuan pemberian reward dalam belajar adalah setelah seseorang mendapat penghargaan karena melakukan kegiatan belajar yang baik, maka ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas, sehingga penghargaan yang diterimanya menjadi lebih memotivasi. Berdasarkan uraian di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah kematangan, kecerdasan emosional, perilaku berorientasi pada tujuan, pengetahuan tentang hasil dalam motivasi, hukum penghargaan dan partisipasi, serta faktor rangsangan belajar, faktor metode belajar dan faktor.

Motivasi naluriah adalah motivasi yang menjadi aktif dan bekerja tanpa adanya rangsangan dari luar. Motivasi belajar intrinsik artinya keinginan untuk mencapai tujuan terkandung dan utuh bersama dengan keinginan, proses dan tindakan kegiatan belajar itu sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan ada karena adanya dorongan dan rangsangan dari luar.

Dari keadaan ini motivasi muncul karena adanya keinginan untuk mencapai prestasi lebih dari teman-temannya, lebih termotivasi untuk mengekspresikan kemampuannya dalam belajar. Motivasi ini dapat berasal dari guru atau teman siswa, sehingga akan memicu keinginan siswa untuk belajar. Karena sangat mungkin kondisi siswa menjadi dinamis dan berubah-ubah dan tidak menutup kemungkinan juga komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar menjadi kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

Siswa hendaknya mempunyai tujuan dalam belajar, bukan sekedar belajar sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai tekad dan tujuan yang diinginkan.

Ciri- ciri orangyang momiliki motivasi belniar

KECERDASAN EMOSIONAL

Ciri-ciri orangynng memiliki kecerdasan emosional

Menurut Stein, Goleman (2002) mengemukakan tanda atau ciri khusus dari kecerdasan emosional yaitu. Mereka dapat mengungkapkan perasaannya dengan jelas, tidak takut untuk mengungkapkan perasaannya, tidak didominasi oleh perasaan negatif, memahami komunikasi nonverbal, membiarkan perasaannya membimbingnya berperilaku sesuai. Ia tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap perasaannya, namun menyalahkan orang lain, tidak mengetahui perasaannya sendiri, sehingga ia sering menyalahkan orang lain, sering memerintah, sering mengkritik, berbohong tentang apa yang ia rasakan, suka menyalahkan orang lain, tidak ' tidak ada emosi, tidak ada empati, tidak peka terhadap pandangan orang lain, kaku dan pesimis.

Manakala ciri-ciri kecerdasan emosi yang lemah termasuklah tidak mempunyai rasa tanggungjawab terhadap perasaan sendiri, suka salah nyata atau berbohong tentang apa yang anda rasa, kurang empati dan bersikap pesimis.

Faktor- faktoryang memengamhi Kecerdasan Emosional

Aspek fisik meliputi faktor fisik dan kesehatan seseorang, jika fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu. Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mengekspresikan kecerdasan emosional tanpa distorsi. Terutama lingkungan atau situasi yang melatar belakangi proses kecerdasan emosional, seperti lingkungan rumah, sekolah, atau lingkungan sosial.

Ketika seseorang dihadapkan pada peristiwa yang menyenangkan atau menyedihkan, ia mungkin tidak menyadari sama sekali apa yang sebenarnya ia harapkan atau hal ini dapat disebut dengan kurangnya pengenalan terhadap emosinya sendiri. Kemampuan memahami p€ftBam dari waktu ke waktu penting untuk pemahaman diri seseorang. Mengenal diri sendiri merupakan inti dari kecerdasan emosional, yaitu kesadaran akan perasaan diri sendiri ketika perasaan itu muncul. Seseorang yang memiliki pengendalian diri yang baik akan lebih terkontrol dalam melakukan tindakan sehingga lebih berhati-hati.

Ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu memotivasi dirinya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Dengan menggunakan keinginan terdalam Anda untuk bergerak dan membimbing diri Anda menuju tujuan, swadaya, inisiatif, dan tindakan sangat efektif untuk Anda. Kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain dengan merasakan apa yang akan dirasakan orang lain jika mereka berada di posisi mereka sendiri mendorong hubungan saling percaya dan membenamkan diri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kecerdasan emosional adalah pengetahuan diri, pengendalian diri dan motivasi diri.

MAHASISWA

Karakteristik Mahasiswa di Medan

Mahasiswa di Medan cenderung mempelajari ilmu psikologi dan konseling pada Ilmu Psikologi dengan pendekatan ilmu psikologi dan konseling yang berkaitan dengan perilaku manusia. Konseling melibatkan proses interpersonal, dimana seseorang dibantu oleh orang lain untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam upaya menemukan masalah dalam hidupnya4. Jones (1970) menyatakan bahwa konseling melibatkan hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan klien/konselor, biasanya secara individu, meskipun terkadang diperlukan bantuan dua orang.

Permasalahan yang ada justru dapat menimbulkan akibat negatif bagi individu, karena permasalahan yang ada cepat atau lambat harus diselesaikan oleh yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa di Kota Medan mengutamakan manfaat konseling dengan pendekatan dan cara penyelesaian masalah yang berbeda-beda.

HUBUNGAN AI\TARA KECERDASAN EMOSION MOTIVASI BELAJAR

Menurut Sardiman (2005), motivasi belajar adalah dorongan dalam bentuk kegiatan belajar yang bertujuan untuk mencapai kegiatan akademik yang bermakna dan bermanfaat serta berusaha mencapai manfaat yang diharapkan dari kegiatan belajar tersebut sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Mustaqim & Wahab (2003), motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kecerdasan emosional. Peran penting kecerdasan emosional dalam motivasi belajar pribadi adalah mampu mengendalikan dan memotivasi diri sendiri guna mengoptimalkan hal-hal yang mengganggu dan menghambat proses belajar.

Memotivasi diri sendiri untuk belajar agar sukses dan sukses dimasa depan dan jika anda mengalami kegagalan anda bisa bangkit karena motivasi tersebut. Respon emosional terhadap kegagalan sangat penting untuk kemampuan meningkatkan motivasi untuk terus maju. Sebagaimana didefinisikan oleh Goleman (2006), kecerdasan emosional adalah pengelolaan emosi, kemampuan memotivasi diri sendiri dan.

Penting sekali bagi setiap siswa untuk memotivasi dirinya sendiri, jika ia tidak mempunyai motivasi untuk maju maka siswa tersebut akan berada pada keadaan yang sama atau tidak akan mengalami kemajuan dalam hidupnya. Banyak sekali motivasi dalam diri, seperti motivasi untuk bangkit dari depresi dan frustasi, motivasi untuk belajar dan motivasi positif untuk diri sendiri. Kurangnya motivasi diri untuk mengolah seluruh emosi yang ada membuat siswa sulit untuk maju lebih jauh; jika tugas banyak maka mereka akan merasa stres sehingga sebagian besar menganggap perkuliahan membosankan.

Dengan kecerdasan emosional, selain mampu memotivasi diri, juga dapat mengelola emosi, berempati dengan baik terhadap kesehatan mental, mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu mengenali emosi orang lain dengan baik, maka akan tercipta hubungan yang harmonis di lingkungan kampus. lingkungan. sehingga menciptakan motivasi belajar pada siswa yang lebih baik lagi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain. Artinya faktor atau variabel lain yang berperan dalam meningkatkan motivasi belajar dan faktor atau variabel lain dalam penelitian ini belum diperhatikan, antara lain upaya meningkatkan motivasi belajarnya, pengetahuan tentang hasil motivasi, reward dan punishment, serta partisipasi. dalam pengembangan gagasan, gagasan tentang segala kegiatannya dan juga faktor rangsangannya dalam belajar, faktor metode pembelajaran dan juga faktor individunya sendiri. Hasil penelitian lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area nampaknya memiliki kecerdasan emosional yang relatif tinggi karena nilai mean empiris (97,354) berada pada level nilai mean hipotetis (77,5) yang melebihi angka tersebut. .

Jadi dari segi motivasi belajar siswa tergolong tinggi karena selisih nilai rata-rata empirik (135,658) dengan nilai rata-rata hipotetis (110) lebih besar dari angka SD atau SB.

YII. SIMPULAN

Kecerdasan emosional yang dimiliki individu memengaruhi tinggi rendahnya motivasi belajar sebesar 30,8oA. Berdasarkan hasil ini diketahui

Para Mahasiswa Fakultas Psikologi di Medan ternyata memiliki

VITI. SARAN

Diharapkan pihak kampus terus berupaya membantu mahasiswanya untuk terus meningkatkan motivasi belajarnya. Dengan membimbingnya, dalam hal ini pengawas harus mengetahui apa yang menyebabkan siswanya mempunyai motivasi belajar yang rendah. Meski siswa sudah tidak lagi dianggap sebagai anak-anak, namun tetap harus dalam pengawasan orang tua. Perlu ada pendekatan yang lebih maju agar mereka merasa lebih nyaman, sehingga dapat berkembang, meningkatkan motivasi belajar dan menggunakan emosinya. kecerdasan4 terutama dalam hal pembelajaran karena orang tua dan keluarga merupakan sekolah pertama bagi analq agar dapat berkembang dengan baik sesuai dengan proses tahapan selanjutnya.

Melalui penelitian ini ditemukan bahwa kecerdasan emosional mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Medan, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan hasil penelitiannya lebih lengkap dalam segala aspek. .

I}AFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

23 3.1.3 Compare charging time between single stage and double stage charging Figure 15.Charging time vs Cycle graph on high rate charging of 1.5g/cc anode Figure 15 shows the 5C