• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fikih biomassa hukum limbah kotoran hewan dan pemanfaatannya

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Fikih biomassa hukum limbah kotoran hewan dan pemanfaatannya"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Salah satunya adalah energi biomassa yang diperoleh dari kotoran hewan yang dapat diolah menjadi sumber energi listrik dan gas yang dapat berguna bagi kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi yang berkembang dapat memudahkan manusia dalam mengolah kotoran hewan. Waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat, terutama saat memproduksi energi dari biomassa yang dihasilkan dari kotoran hewan.

Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap pengolahan limbah termasuk kotoran hewan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Untuk itu, buku ini mencoba menyajikan dan memberikan analisis terhadap pandangan berbagai ahli agama mengenai pemanfaatan dan pengolahan kotoran hewan sebagai sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Energi dari kotoran hewan berupa gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan menggerakkan turbin.

Oleh karena itu, kehadiran buku ini bermaksud untuk memaparkan pandangan tentang pengolahan kotoran ternak sebagai energi baru dan terbarukan dalam perspektif fikih ekologi Islam. Terima kasih kepada Universitas Negeri Malang yang telah menyediakan dana untuk penyusunan dan penerbitan buku ini.

نوُرَّكَّذَي

Pada dasarnya, segala yang Allah SWT ciptakan di atas muka bumi ini sama ada dalam bentuk haiwan, tumbuh-tumbuhan, bahan galian atau apa-apa sahaja semuanya ada untuk menyokong kelangsungan hidup manusia. Apabila dia melepasi fasa kehidupan dunianya, dia memikul beban perhambaan yang agak berat dan kerana ini dia akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT di akhirat kelak. Kewajipan perhambaan adalah untuk maju di muka bumi mengikut apa yang diperintahkan oleh Allah swt kepada para rasul-Nya.

Sejumlah nama hewan yang tercatat dalam Al-Qur'an sendiri sebagai nama-nama hurufnya, seperti al-Baqarah (sapi), al-Nahl (lebah), al-Naml (semut), al-Ankabut (laba-laba), dan al-Fil (gajah). Dalam perjalanan ayat tersebut, selain nama-nama binatang di atas, banyak nama binatang yang disebutkan dalam Al-Qur'an, antara lain Ba'udlah/nyamuk (QS: 2; 26); Salwa/sejenis puyuh (QS: 2; 57); Selain menyebutkan sejumlah nama, Al-Qur'an juga menyinggung berbagai cara hewan bergerak.

Dan Allah menciptakan segala jenis binatang dari air, sehingga sebagian berjalan dengan perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedangkan sebagian (lainnya) berjalan dengan empat kaki. Jika Alquran hanya menyebutkan empat kaki, bagaimana dengan binatang yang memiliki lebih dari empat kaki.

نوُرَشُْيُ

  • Pangan
  • Obat-obatan
  • Sandang
  • Sarana Transportasi
  • Sarana Komunikasi
  • Membajak Ladang
  • Alat Berburu

Beberapa berjalan di bumi, sementara yang lain terbang di langit dengan dua sayap. Menurut al-Razi, yang dimaksud dengan 'tempat tinggal' dalam ayat di atas adalah tempat tinggal mereka di bumi. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian yang Kami ciptakan dengan kekuatan Kami, kemudian mereka menguasainya.

Meskipun teks 'عفانم' pada tiga ayat di atas hanya berkaitan dengan hewan ternak, bukan berarti dapat dipahami selain hewan. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya sia-sia. Dan Dialah yang menundukkan laut (kepadamu) agar kamu boleh makan daging (ikan) segar darinya (QS. Al-Nahl: 14).

Kami memberi kamu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan oleh orang yang meminumnya (QS. al-Nahl: 66). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir (QS. al-Nahl: 69). Menurut Sayyid al-Thantawi, teks ayat tersebut, Allah telah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui, adalah ciptaan Allah yang ditemui oleh manusia pada zaman selepas turunnya al-Quran.

Apakah masih mengacu pada kendaraan sesuai konteks ayatnya, seperti mobil, kapal laut, pesawat terbang atau penemuan lain yang tidak diturunkan pada saat Al-Qur'an diturunkan. tahu tidak, orang lain adalah para Sahabat Nabi Dan dari pernyataan al-Tahantawi dapat disimpulkan bahwa apa yang Al-Qur'an sebutkan tentang hewan, baik kelompoknya maupun manfaatnya, hanyalah contoh atau gambar yang menginspirasi pikiran manusia dalam pembuatan temuan lebih lanjut. Pergilah (Hud-hud) dengan surat dariku ini, lalu jatuhkan pada mereka, lalu berpalinglah dari mereka dan perhatikan apa yang mereka bicarakan (QS. Al-Naml: 28).

Dia (Musa) menjawab: "Dia (Allah) berfirman: (Lembu itu) adalah seekor lembu betina yang tidak pernah digunakan untuk membajak tanah dan tidak pula menyirami tanaman, sehat tanpa belangnya." (Al-Baqarah: 71). ).. Katakanlah: “Apa yang dihalalkan bagi kamu (ialah) makanan yang baik dan (buruk yang ditangkap) dengan berburu binatang yang telah kamu latih untuk berburu, yang telah kamu latih menurut apa yang Allah (QS. Bukankah kamu? Muhammad) ketahuilah bahawa bagi Allah segala puji yang ada di langit dan di bumi, dan burung-burung yang mengembangkan sayapnya.

ضْرَلْا ِشاَشَخ

Sesungguhnya Rasulullah melaknat orang-orang yang menyasarkan (mengamalkan) semua orang yang berjiwa. Dalam hadis lain, yang juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. malah mengutuk mereka yang menyeksa binatang dengan ancaman neraka. Dari Abdullah bin Umar r.a. bahawa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Ada seorang wanita yang menderita kerana seekor kucing.

Rasulullah juga melarang lelaki lain melaknat ayam jantan yang berkokok kuat di sebelah Rasulullah. Malah, terdapat sebilangan haiwan yang tidak boleh dipelihara tetapi masih tertinggal di habitatnya dan tidak boleh dibunuh tanpa sebab atau alasan yang jelas seperti yang dijelaskan sebelum ini. Diriwayatkan dalam sebuah hadis di mana pada suatu hari Rasulullah s.a.w. memasuki halaman rumah salah seorang sahabat Ansar.

Yang paling penting adalah sistem perawatan tidak membiarkan hewan yang dipelihara terbengkalai dan terabaikan sehingga menderita. Hewan yang telah diambil susunya tidak boleh diperas karena dapat mengganggu kesehatannya. Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, suatu hari Ibnu Mas'ud ra dan beberapa sahabat lainnya menemani Nabi dalam suatu perjalanan.

Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditinggalkan untuk membuang air besar, Ibnu Mas'ud ra bersama para sahabatnya melihat seekor burung betina berwarna merah dengan dua ekor anak ayam. Dan mereka berkata (menurut pendapat mereka): “Ini adalah binatang yang diharamkan dan hasil bumi, mereka tidak dapat dimakan melainkan oleh sesiapa yang Kami kehendaki. Dan ada binatang yang haram (tidak boleh) dihalau, dan ada binatang ternak yang (apabila disembelih) tidak dapat menyebut nama Allah, ini adalah dusta terhadap Allah.

Dan mereka berkata (juga): "Apa yang ada di dalam perut sapi ini adalah khusus untuk laki-laki. Pernyataan bahwa "tidak ada yang bisa makan kecuali mereka yang mau" pada ayat 138 menunjukkan dengan sangat jelas bahwa keputusan itu berangkat dari kehendak mereka, hubungannya dengan sesuatu yang mereka kehendaki Maka larangan ternak dan hasil pertanian 'tertentu' hanya berlaku untuk wanita, seperti halnya buah-buahan ternak yang lahir hidup dalam ayat 139.23.

نوُلِقْعَ ي

Berkenaan dengan posisi bagaimana hewan dapat dinyatakan najis (dikonsumsi), Al-Qur'an dalam surat al-An'am 145 memberikan gambaran. Katakanlah (Muhammad): “Aku tidak menemukan sesuatu pun pada apa yang telah diturunkan kepadaku yang diharamkan untuk dimakan bagi orang yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, babi, karena semua ini adalah Dilihat dari kategori ayatnya, surah al-An'am ayat 145 tergolong 'Makiyah' (diturunkan sebelum Nabi hijrah), dan materinya ditegaskan kembali pada surah al-Nahl ayat 115 yang juga termasuk Makiyah adalah.

Sedangkan larangan menyembelih binatang dengan menyebut nama selain Allah adalah kerana statusnya sebagai mayat seperti yang ditunjukkan oleh ayat 121 Surah An'am. Justeru jelaslah bahawa penambahan jenis kematian haiwan tertentu yang disahkan dalam surah al-Maideh ayat 3,. Sesungguhnya di dalam al-Quran dan hadis terdapat beberapa haiwan yang disebut secara khusus namanya dan dinyatakan status halalnya.

Dari sini kemudian sebagian ahli tafsir menyimpulkan bahwa dibolehkan dari golongan hewan berkaki empat "Bahimah" yang memiliki kemiripan dengan "An'am". Sedangkan dalam hadits, selain unta, sapi dan kambing yang biasa dikonsumsi, hewan yang diberi nama dan dinyatakan halal antara lain kuda, kelinci, trenggiling, belalang, burung humara dan hewan air. Pengelompokan hewan haram untuk dikonsumsi Seperti yang telah terungkap dari catatan Al-Qur'an yang terdapat dalam surat al-An'am ayat 145, surat al-Nahl ayat 115, surat al-Baqarah ayat 173 dan surat al-Baqarah ayat 3. Maidah, keharaman hewan selain (daging) babi lebih banyak ditandai dengan penyebab kematiannya yaitu berupa bangkai.

Tak satu pun dari ayat-ayat Al-Qur'an yang menetapkan status halal atau larangan hewan ketika masih hidup. Al-Qur'an hanya menggarisbawahi bahwa yang halal adalah "Thayyibat" sedangkan yang najis adalah "Khaba'its". Perbedaan pendapat antara kedua imam mazhab ini kemudian membuat kategori hewan yang diharamkan berbeda, bahkan sangat signifikan.

Termasuk dalam kategori ini adalah harimau, singa, beruang, serigala dan sejenisnya dari kelompok hewan yang tidak pernah ada. Dengan pemikiran pemikiran seperti yang ditunjukkan oleh Imam Syafii, jumlah hewan yang najis untuk konsumsi manusia cukup banyak, tidak hanya yang disebutkan dalam Al-Qur'an pada surat-surat di atas. Berbeda dengan Imam Malik yang mendasarkan pengertian “Thayyibat” pada jenis hewan apapun yang tidak ada dalil larangannya, ditambah keengganannya untuk menerima hadits Ahad sebagai pedoman.

Selain haiwan yang didapati diharamkan dalam empat huruf di atas, boleh dikatakan kesemuanya adalah halal. Beliau bersekolah di Universiti Al-Azhar di Fakulti Usuluddin dalam jurusan Tafsir dan Sains Al-Qur'an dan menamatkan pengajian pada tahun 2005 sebagai lulusan terbaik Indonesia dan mendapat gelaran cumalude.

Referensi

Dokumen terkait

Syarat dan Rukun Penyembelihan Menurut Madzhab Syafi’i No Rukun Syarat Hukum Menurut Madzhab Syafii 1 Hewan yang disembelih Hewan Halal Wajib 2 Hewan harus hidup Wajib 3