PENDAHULUAN 1 Umum
- Latar Belakang
 - Tujuan
 - Ruang Lingkup Kriteria Perencanaan Ini
 - Penerapan dan Batasan
 - Peristilahan dan Tata Nama (Nomenklatur)
 
Untuk mengatur aliran air dan sumbernya ke sawah, perlu dikembangkan sistem irigasi pada lahan tersier. Pendistribusian air dan pengoperasian bangunan pada petak tersier menjadi tanggung jawab P3A Ulu-ulu.
PENDEKATAN MASALAH
Kegiatan dan Prosedur Perencanaan
Dengan mengajak mereka berjalan di sepanjang terusan, para petani diberi peluang untuk menunjukkan di mana masalah mungkin timbul. Sekiranya kedua-dua pihak bersetuju, hasilnya boleh dibincangkan dalam pertemuan dengan petani oleh kakitangan pembinaan.
Kaitan dengan Tahap Pengembangan Jaringan Utama
Hasil optimal dan efisiensi tertinggi dapat dicapai jika petak tersier dan jaringan utama direncanakan secara bersamaan. Jika adaptasi jaringan utama tidak memungkinkan, kapasitas yang lebih kecil dan struktur tap-off harus diatasi dengan menerapkan sistem rotasi permanen pada petak tersier.
Pertimbangan-pertimbangan Khusus
- Sikap terhadap pengembangan petak tersier
 - Pendekatan dalam tahap inventarisasi
 
Meminta petani untuk membuat daftar/menyebutkan permasalahan dan cara mengatasinya pada peta ini akan sangat membantu ketika rencana akhir dibahas. Sebelum implementasi dimulai, pastikan bahwa usulan pekerjaan telah dijelaskan kepada petani dan dukungan telah diterima.
DATA DASAR
- Pendahuluan
 - Pemetaan Topografi
 - Gambar-gambar Perencanaan dan Purnalaksana Jaringan yang Ada
 - Genangan dan Kekeringan yang Terjadi secara Teratur
 - Pembagian Air di Petak Tersier
 
Sistem drainase yang kontinyu memerlukan distribusi air yang proporsional, sehingga ukuran bukaan pada kotak harus proporsional dengan luas irigasi di bagian hilir. Pengaturan dan distribusi air yang adil memerlukan pintu gerbang yang dapat disesuaikan dengan luas wilayah hilir yang akan diairi.
LAYOUT PETAK TERSIER
Pendahuluan
Fluktuasi aliran akan mempengaruhi distribusi air secara proporsional. Pintu geser digunakan untuk mengatur aliran pada saat distribusi air berputar. Para petani akan menyediakan sebagian lahan yang diperlukan untuk pembangunan jaringan tanpa menerima kompensasi.
Petak Tersier yang Ideal
Selain itu, luas tiap petak yang ada tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya suatu proyek yang membutuhkan banyak pembebasan lahan untuk membangun jalan pertanian dan lain sebagainya. Kebalikan dari hal di atas adalah mempertahankan situasi yang ada dimana pengaturan air sangat sulit dan menyebabkan inefisiensi yang tinggi.
Ukuran dan Bentuk Petak Tersier dan Kuarter
Besar kecilnya seperempat plot tergantung pada luas sawah, kondisi topografi, tingkat teknologi yang digunakan, kebiasaan bercocok tanam, biaya pelaksanaan, sistem distribusi air dan efisiensi. Jumlah petani pemilik sawah dalam petak seperempat tidak boleh lebih dari 30 orang agar koordinasi antar petani baik.
Batas Petak
Identifikasi Daerah-daerah yang Tak Diairi
Suatu daerah tidak dapat diairi jika ketinggian air di dalam saluran tidak cukup untuk menyediakan air bagi sawah. Apakah mungkin untuk menaikkan permukaan air di jaringan utama atau membuat struktur intersepsi baru di bagian hulu perlu diselidiki.
Trase Saluran
Saluran seperempat merupakan saluran distribusi yang umumnya dimulai dari kotak distribusi sampai dengan saluran sampah. Bangunan ini terletak di ujung saluran irigasi triwulan yang bertemu dengan saluran limbah dan berfungsi untuk mencegah buangan-buangan kecil yang terbuang di ujung saluran dekat saluran limbah. Saluran air kuarter biasanya merupakan saluran buatan yang berbentuk garis tinggi pada medan atau parit yang landai.
Kelebihan air dikumpulkan langsung dari sawah di zona atas atau dari drainase cacing di zona bawah. Saluran tersier menampung air limbah dari saluran kuarter dan seringkali menjadi batas antar plot tersier. Pastikan saluran irigasi dan saluran limbah tidak bersebelahan karena saluran limbah dapat menimbulkan korosi dan merusak saluran irigasi.
Layout di Berbagai Tipe Medan
Pada Gambar 4.5, saluran tersier sejajar dengan saluran sekunder di satu sisi dan menyalurkan airnya ke saluran kuaterner garis tinggi melalui kotak distribusi di sisi lain. Untuk mengatasinya, saluran tersier kedua dapat menyediakan air ke saluran kuaterner di kedua sisinya. Saluran kuaterner akan memotong lereng tanpa menyebabkan penurunan permukaan tanah dan menyediakan air di bagian hilir.
Tanggul saluran seperempat bagian atas harus cukup lebar sehingga jarak antara saluran irigasi dengan saluran seperempat cukup besar (lihat Gambar 4.4). Tata letak akhir harus bertujuan untuk menciptakan seperempat petak dengan ukuran yang sama/serupa (Gambar 4.11), yang disuplai dengan air dari seperempat saluran. Saluran kuarter dapat menyuplai air dari kedua sisinya dan dapat dibuat sama panjangnya dengan saluran kuarter.
Pencekan dan Penyelesaian Layout Pendahuluan
Kolam dermaga mengambil air dari saluran irigasi primer atau sekunder, dengan mempertimbangkan kebutuhan air yang konstan. Saat mengembangkan kolam ikan yang mengambil air dari jaringan irigasi, perencana harus berhati-hati dalam memantau kualitas air yang digunakan. Tata letak awal harus menunjukkan batas Tersier dan Kuarter, seluruh saluran irigasi, saluran limbah dan bangunan.
Rencana kota ini dengan jelas menunjukkan perhitungan wilayah kuarter serta kebutuhan irigasi yang direncanakan. Batas petak tersier, subtersier, dan kuaterner, batas tiap sawah (bila menggunakan peta ortofoto); batas desa dan indikator wilayah irigasi dan non irigasi. Pengajuan akhir harus disetujui dan disahkan oleh perwakilan petani (pimpinan informal), P3A (jika sudah dibentuk) dan.
PERENCANAAN SALURAN
Saluran Irigsi
Banyaknya kebutuhan air di sawah untuk tanaman ladang dihitung seperti dalam menghitung kebutuhan air untuk padi. Penjelasan rinci mengenai kebutuhan air pada sawah dan cara menghitungnya terdapat pada Perencanaan Irigasi KP - 01, Lampiran B. Beda ketinggian (elevasi) antara tinggi sawah dengan tinggi muka air pada jaringan utama harus diketahui. . .
Ketinggian air pada jaringan utama dan jaringan irigasi eksisting dapat diperoleh dari gambar rencana atau gambar. Perencanaan jaringan induk biasanya didasarkan pada kriteria bahwa dengan debit sebesar 85% dari kapasitas rencana saluran primer/sekunder, maka debit rencana untuk plot tersier tetap harus disalurkan melalui kran tersier tanpa memperhatikan tinggi muka air pada pipa utama. kenaikan. saluran primer/sekunder. Penampang saluran melintang dan membujur dapat ditentukan berdasarkan letak saluran, kapasitas rencana dan tinggi muka air yang dibutuhkan dalam saluran.
Saluran Pembuang
Kelebihan air irigasi harus dialirkan ke saluran limbah internal (saluran tersier) pada saat persediaan air irigasi lebih besar dari yang diperlukan. Rasio saluran air yang lebih kecil adalah 1 (kedalaman air sama dengan lebar dasar saluran). Untuk saluran air yang lebih besar dan saluran air di daerah datar (pantai), rasionya antara 1 dan .
Tambak mesti dirancang di sepanjang saluran saliran di kawasan yang paras air yang dirancang lebih tinggi daripada paras padang. Selain saluran sisa dalaman, kadangkala saluran sisa lain mesti dirancang dalam sektor tertiari. Kadangkala masalah yang timbul ialah pemendapan mendapan terutama di longkang yang lebih besar.
BOKS BAGI
- Umum
 - Fleksibilitas
 - Ambang
 - Pintu
 
Petani pengguna air dapat menambah atau mengurangi kebutuhan air dengan cara menurunkan atau menaikkan tinggi muka air di saluran hilir. Ketinggian air di seluruh saluran hilir harus sama untuk debit yang direncanakan dan debitnya harus lebih kecil agar pendistribusian air dilakukan secara terus menerus. Kriteria utama dalam perencanaan part box adalah distribusi air irigasi yang dibutuhkan tidak dipengaruhi oleh ketinggian air di dalam box.
Karena perubahan ketinggian air di bagian hulu ambang batas menghasilkan perubahan yang sama untuk h1 dan h2, hasil bagi dh1/dh2 adalah 1. Agar dapat berkembang sepenuhnya, kontraksi samping B-b harus lebih besar dan empat kali kedalaman air di atas ambang batas (Gambar 6.4 ), dimana B adalah lebar total kotak dan b adalah lebar ambang batas. Ketinggian suar tajam p di atas dasar tangki harus setidaknya dua kali kedalaman air h di atas suar, dengan nilai minimum 0,30 m.
PERENCANAAN BANGUNAN-BANGUNAN PELENGKAP
Pendahuluan
Gorong-gorong
Gorong-gorong memiliki dinding vertikal dan uap, dan di atas dinding terdapat lempengan beton kecil. Penggunaan gorong-gorong pipa pada petak tersier memerlukan kehati-hatian karena memerlukan penutup tanah minimal 1,5 kali diameter pipa untuk mencegah kerusakan pada pipa, meskipun diameter pipa minimal 0,40 m agar tidak tersumbat. dengan benda mengambang. seperti rumput, kayu, dan lain-lain. Persyaratan ini memerlukan pondasi gorong-gorong yang dalam dan, pada umumnya, tinggi pondasi bangunan yang lebih rendah dari tinggi dasar potongan saluran.
Bangunan Terjun
Perencanaan ini didasarkan pada rumus Etcheverry, yang menghasilkan panjang kolam stasioner (L) sebagai fungsi dari ketinggian penyelaman dan fungsi kedalaman kritis (Gambar 7.3).
Talang
Sipon
Mulut siphon harus berada di bawah permukaan air hulu dan mulut siphon harus berada di hulu dan hilir untuk menciptakan garis arus. Kedalaman air di atas bagian atas siphon (segel air) dan permukaan air bergantung pada kemiringan dan ukuran siphon. Dengan sifon, kecepatannya harus diatur setinggi mungkin sesuai dengan kehilangan energi maksimum yang diizinkan.
Penggunaan siphon pada petak tersier tidak menguntungkan karena tingginya biaya pelaksanaan dan pemeliharaan serta tingginya kehilangan energi yang diperlukan, sehingga harus dihindari.
Pasangan
Sebagai alternatifnya, diterapkan lapisan ferrocement, yaitu lapisan beton tipis yang dibuat dengan tangan, yang di dalamnya dipasang kawat ayam untuk menahan tegangan tarik. Pada medan curam dimana perbedaan energi yang besar harus diatasi dalam jarak pendek dan saluran tersier mengikuti kemiringan medan, maka diperlukan selokan yang curam. Apabila dibangun tanpa pasangan, maka saluran bagian hulu harus dilengkapi dengan ambang untuk mencegah gerusan akibat efek gelombang besar: lebar ambang = 0,8 x lebar dasar saluran.
Karena adanya penyerapan udara, formula seperti yang digunakan untuk saluran biasa tidak dapat digunakan. Dari rumus tersebut dapat dihitung H yaitu jarak antara titik berat profil basah di awal dan di akhir penampang transisi. Untuk debit yang kecil lubang rendam gelombang dapat dibuat pada salah satu sisinya dan untuk debit yang besar lubang dapat dibuat pada kedua sisi kolam penenang (lihat Gambar 7.8).
Jalan
Lebar jalan petani harus 1,5 m agar dapat dilalui mesin yang dapat digunakan dalam proyek tersebut. Jika pengenalan mesin tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, maka lebar jalan petani harus diambil 1,0 m. Namun, lebar minimum jembatan penyeberangan direkomendasikan sebesar 1,5 m untuk memenuhi kebutuhan transportasi di masa depan (Gambar 7.9).
Apabila dasar saluran irigasi atau saluran pembuangan tidak dipasang, maka kedalaman pondasi (abutmen) harus diambil masing-masing minimal 0,75 m dan 1,0 m di bawah dasar saluran. Pemuatan jembatan untuk petani dan jalan inspeksi adalah jalan Kelas IV dan Peraturan Pemuatan Bina Marga (No. 12/1970).
Bangunan Akhir
PENYAJIAN HASIL PERENCANAAN
Gambar
Penyajian data harus jelas; Pastikan dasar saluran dan puncak tanggul tidak mengikuti kemiringan tanah, melainkan mengikuti garis lurus antara ketinggian awal dan akhir ruas saluran. Hanya dengan cara ini ketinggian air di area petak tersier bawah tidak akan melebihi tanggul. Jika gorong-gorong yang ada digunakan dalam perencanaan, perencana tidak boleh mempertanyakan material timbunan jika penampang gorong-gorong lebih besar dari gorong-gorong yang direncanakan.
Pada permukaan yang telah dibersihkan dan dihaluskan, seluruh badan saluran, termasuk tanggul dan saluran itu sendiri, akan dibuat dalam timbunan sampai ke puncak tanggul (lihat Gambar 8.1). Gambar juga harus dibuat dengan potongan memanjang, potongan melintang saluran pembuangan tersier dan gambar bangunan (standar), lengkap dengan dimensi dan ketinggiannya. Bagian memanjang saluran irigasi dan saluran air digambar sesuai dengan standar gambar sebagaimana dijelaskan pada bagian KP - 07 dengan skala vertikal 1:100 dan skala horizontal 1:2000.
Nota Penjelasan
Buku Petunjuk O & P
Agar pengelola irigasi dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan secara efektif dan efisien, hal ini harus didasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 32/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. .
STANDAR PERENCANAAN IRIGASI
KRITERIA PERENCANAAN BAGIAN
PETAK TERSIER KP-05
DESEMBER 1986