• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standarisasi Perencanaan Irigasi di Indonesia

N/A
N/A
Waode ulya Nabila

Academic year: 2024

Membagikan "Standarisasi Perencanaan Irigasi di Indonesia"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

Standar pelaksanaan penelitian lapangan tanah lunak telah sesuai dengan standar nasional Indonesia sebagaimana tercantum pada Tabel 2.14 v. Sifat sensitivitas tanah tersebut harus diperhitungkan dalam bidang geoteknik, terutama untuk tanah lunak.

Tabel  2.  1  berat volume massa ( ρ )    . . . . .. . .  . . . . . .     4  Tabel  2
Tabel 2. 1 berat volume massa ( ρ ) . . . . .. . . . . . . . . 4 Tabel 2

Tekanan lumpur

Gambar 3.8 memperlihatkan dua kemungkinan jenis jalur rembesan: (A) jalur rembesan di bawah bangunan dan (B) jalur rembesan di sepanjang sisi bangunan. Gambaran ini lebih jelas dan dieksplorasi pada jaringan aliran bawah bangunan, yang dapat dilihat pada Gambar 3.16 a di bawah ini. Pondasi tiang pancang yang umum digunakan antara lain seperti terlihat pada Gambar 6.1 (a) sampai (c) pada pembangunan struktur prasarana irigasi.

Tahanan lateral ultimit empiris tiang vertikal tunggal dengan diagram tekanan tanah pasif seperti terlihat pada Gambar 6.3 dan 6.4, berlaku khusus pada tanah yang baik yaitu tanah dengan SPT lebih besar dari 30. 3) Tahanan lateral untuk kondisi kepala tiang penyangga balok pondasi pada tanah kohesif dihitung dari bentuk keruntuhan seperti terlihat pada gambar 6.9. a) Perhitungan parameter tiang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Q L 1 = Tahanan lateral ultimat tiang pancang pendek dihitung menggunakan grafik gambar 6.7 Q L 2 = Tahanan lateral ultimat tiang pancang panjang dihitung menggunakan grafik gambar 6.8.

5) Tahanan lateral ultimit pada kondisi kepala tiang bebas pada tanah non-kohesif dihitung dari modus keruntuhan seperti digambarkan pada Gambar 6.10. a) Ambillah sebagai tiang pendek dan hitung M maksimum dari grafik pada gambar 6.11.

Gambar 3.8 .   Gaya Tekan air ke atas
Gambar 3.8 . Gaya Tekan air ke atas

Tekanan Air

Rembesan

Hal ini dapat digunakan untuk menghitung gaya tekan ke atas di bawah bangunan dengan membagi perbedaan energi ketinggian bangunan dengan panjang relatif sepanjang pondasi (lihat Gambar 3.16). Metode Khosl digunakan untuk menyelesaikan persamaan Laplacian dengan menggunakan variabel bebas, dan hasilnya direpresentasikan secara grafis pada Gambar 3.15 di bawah ini, yang merupakan diagram empiris. Persentase tekanan sisa pada persimpangan bagian bawah horizontal dan lembaran dan pada ujung lembaran dievaluasi dengan grafik pada Gambar 3.18.

Misalnya konstruksi suatu bangunan dilengkapi dengan 3 (tiga) tiang pancang seperti pada Gambar 3.23 (a), maka untuk memudahkan analisa pipa-pipa tersebut maka dibagi menjadi 3 lokasi tiang pancang seperti pada Gambar 3.19 (b) ). , (c) dan (d. Bila tebal lantai t, untuk setiap lokasi tiang pancang yang mempunyai kedalaman d, dikoreksi dengan rumus. Koreksi ini dapat dilakukan dengan menggunakan garis lembaran tetap dari ujung ke ujung lereng. .

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh persentase tekanan awal dari masing-masing titik A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K dan L (lihat Gambar 3.25 a) dirinci pada Tabel 3 Sumber : Prinsip Perancangan Struktur Hidrolik, 1977.

Gambar 3.10    Jalur rembesan antara bangunan dan tanah sekitarnya
Gambar 3.10 Jalur rembesan antara bangunan dan tanah sekitarnya

Faktor keamanan Rembesan di hilir lantai belakang

Beban akibat Gempa

Sumber : RPT 4, ANALISIS STABILITAS JENIS PENGISIAN BENDUNGAN AKIBAT GEMPA. Ada 3 faktor yang mempengaruhi pemilihan parameter evaluasi gempa yaitu. 1) Tingkat kerusakan pada lokasi tikungan/bangunan saluran air. 2) Tingkat resiko dari bangunan jadi; Faktor gempa E dicari dan rumus serta peta diatas digunakan dalam perhitungan kestabilan dimana faktor tersebut harus dikalikan dengan berat bangunan itu sendiri dan dijadikan gaya horizontal.

Tabel 3.10  Koefisien Zona gempa pada Zona A,B,C,D,E,F  ZONA  KOEFISIEN ZONA Z
Tabel 3.10 Koefisien Zona gempa pada Zona A,B,C,D,E,F ZONA KOEFISIEN ZONA Z

Kombinasi Pembebanan

M = Beban mati H = Beban hidup K = Beban kejut T = Beban tanah Yr = Tekanan air normal Thb = Tekanan air saat banjir G = Beban gempa.

Tegangan Izin dan Faktor Keamanan

Tegangan Izin

Interaksi antara balok dan pelat menjadi satu kesatuan pada penampangnya yang membentuk huruf T, sehingga balok disebut balok T seperti terlihat pada Gambar 5.8, dimana pelat tersebut berperan sebagai sayap atau flensa. QLU = tahanan lateral ultimit tiang vertikal tunggal, KN D = diameter tiang, m. 2) tahanan lateral ultimit tiang vertikal tunggal pada tanah kohesif dihitung dengan menggunakan rumus. RK, Rh, Rb, Rv = faktor koreksi pengaruh tiang terhadap kompresibilitas, kekakuan lapisan bantalan dan rasio Poisson, ditentukan dengan menggunakan grafik pada Gambar 6.15 dan Gambar 6.16. a) Tiang tahan apung atau panjat (b) Tiang tahan bawah.

Struktur balok pondasi harus cukup kuat menahan gaya geser dan momen lentur terutama pada penampang kritis seperti terlihat pada Gambar 6.17. Untuk mendistribusikan gaya balok pondasi ke atas pilar secara penuh, sambungan antara kepala tiang dan pondasi harus dibuat seperti ditunjukkan pada Gambar 6.19.

Tabel 3.14  Faktor kearnanan M 1 /M g  ≤ Fg*) terhadap guling  Kombinasi
Tabel 3.14 Faktor kearnanan M 1 /M g ≤ Fg*) terhadap guling Kombinasi

Faktor Keamanan

Tekanan tanah akibat gempa

Acuan normative

Acuan normatifnya menggunakan SNI 2833-2008 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Jembatan dan SNI tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Rumah dan Bangunan.

Tekanan tanah akibat gempa 80

Umum

Batu

Semua bangunan di seberang sungai yang tingginya diatas 3 meter harus beton, tidak boleh pasangan bata (kesepakatan dalam Peningkatan KP 02 Tahun 2007), batasan konstruksi yang tinggi untuk penggunaan batu kali. Ada jenis pasangan batu khusus yaitu batu bata dan batu candi yang pada dasarnya merupakan kumpulan pecahan batu yang disusun rapat sehingga menghasilkan permukaan yang awet dan tahan terhadap abrasi (abrasi). Jenis pasangan bata ini digunakan sebagai lapisan permukaan bendungan dan bangunan lain yang terkena aliran deras yang membawa sedimen kasar.

Jenis-jenis batu yang digunakan sebagai bahan pembuatan batu candi adalah: andesit, basal, dasit, diabas, diorit, gabbro, granit dan grano.

Mortel

Permasalahan

Akibatnya akan terjadi kegagalan bangunan prasarana irigasi pada tanah lunak atau sistem irigasi. Untuk menghindari terjadinya kegagalan pada bangunan prasarana irigasi atau sistem irigasi pada tanah lunak, maka perlu dilakukan perbaikan pada tanah lunak tersebut. Sifat dan sifat tanah lunak dapat diketahui pada setiap lokasi prasarana irigasi yang akan dibangun dengan melakukan serangkaian uji laboratorium.

Tanah lunak secara alami mempunyai tegangan akibat adanya beban pada tanah diatasnya, yaitu beban maksimum atau nilai OCR (Over Consolidation Ratio) sebesar 1. Mengingat tanah berlapis yang dinilai merupakan lapisan tanah lunak yang mudah kompresibel, maka daya dukung ultimit harus dibandingkan dengan nilai negatif kekuatan tumpuan akibat timbunan di sekitar pondasi. Perbaikan tanah lunak ini dilakukan dengan cara meningkatkan kuat geser tanah dengan berbagai cara, disesuaikan antara lain dengan jenis tanah dan sifat-sifat tanah.

Untuk menghaluskan dan memperbaiki tanah lunak pada sistem poin (1) di atas, Okumura & Terashi (1975), Brom S & Browman (1976) dan Sokolovik es (1976) memperkenalkan sistem pembuatan kolom kapur atau semen. Proses pengikatan yang baik antara tanah lunak dengan kapur atau semen dicapai dalam jangka waktu lebih dari sebulan. Sedangkan untuk teknik pemadatan tanah lunak masih sulit memperoleh nilai kepadatan tanah yang dibutuhkan.

Tabel 2.14  Jenis Penyelidikan Karakterstik tanah lunak di lapangan  Jenis Penyelidikana  Metode Pengujian Sesuai SNI
Tabel 2.14 Jenis Penyelidikan Karakterstik tanah lunak di lapangan Jenis Penyelidikana Metode Pengujian Sesuai SNI

Klasifikasi

Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, komposisi mutu beton, slump, dan rasio massa campuran beton diubah menjadi pengukuran volume berdasarkan SNI dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Table 5.3. mutu beton , slump dan susunan bahan campuran  beton sesuai perbandingan berat  berdasarkan  SNI 7394-
Table 5.3. mutu beton , slump dan susunan bahan campuran beton sesuai perbandingan berat berdasarkan SNI 7394-

Tulangan

Analisis Kekuatan Batas Beton Bertulang

Notasi

Dengan menggunakan segitiga sebangun pada diagram regangan, maka regangan yang terjadi pada baja tarik pada saat regangan beton mencapai 0,003 dapat dicari. Pasal 3.3.3 mengatur bahwa jumlah baja tulangan tarik tidak boleh melebihi 0,75 dari jumlah tulangan yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan regangan. Untuk mendapatkan nilai b, Anda dapat menggunakan daftar kombinasi nilai fC' dan fy yang berbeda dari persamaan di atas.

4)Hitung kedalaman balok tarik beton pratekan a = AS. 5) Hitung panjang lengan pasangan momen di Z = d -½a 6) Hitung momen hambatan ideal (momen in) Mn. Untuk penampang suatu komponen dengan beban tertentu, gaya momen maksimum atau momen hambatan menggunakan nilai K yang sesuai dengan nilai maksimum yang bersangkutan. I , €s' ≥ €Y menunjukkan bahwa asumsi 1) benar dan tulangan baja telah patah; . b) Kondisi II, €s' ≤ €Y menunjukkan asumsi 1) salah dan tulangan baja tekan tidak dihasilkan.

Periksa syarat perbandingan tulangan ( ) untuk pasangan beton pratekan dan baja tulangan tarik tidak melebihi 0,75 seperti terlihat pada Tabel A.6 dan luas penampang tulangan baja tarik tidak lebih besar dari AS (maksimum) . arus = ASt b.

Gambar 5.3  Tegangan ekivalen  Whitney
Gambar 5.3 Tegangan ekivalen Whitney

Analis plat terlentur

Nilai terkait mutu baja dan mutu beton dapat dilihat pada Tabel 5.6 sub bab diatas (Tabel konstanta perencanaan. Standar SK SNI T pasal 3.16.12 menyatakan bahwa untuk pelat lantai dan struktur atap menggunakan suplai utama fleksibel satu arah tulangan susut, wajib dipasang tulangan susut dengan arah tegak lurus terhadap tulangan utama Tulangan susut (Minimum) bila menggunakan tulangan baja deformasi (BJTD) ditentukan seperti tertulis pada Tabel 5.7 dibawah ini.

Penentuan tebal suatu pelat lentur satu arah tergantung pada beban atau momen yang diberikan, lendutan yang terjadi dan gaya geser yang diperlukan menurut SK SNI T15-1991-03 seperti dijelaskan pada Tabel 5.8 di bawah ini. Komponen tidak menopang atau menyatu dengan partisi atau konstruksi lainnya sehingga akan rusak akibat defleksi yang besar pada pelat kaku.

Gambar 5.7 . Plat Satu Arah  Dimana :
Gambar 5.7 . Plat Satu Arah Dimana :

Permasalahan

Bentang struktur datar seperti itu pada ketebalan tertentu tidak boleh besar, sehingga menghasilkan struktur yang tidak ekonomis dan praktis. Salah satu sistem hali adalah perancangan balok bawahan dan balok utama, terdiri dari panel-panel yang bertumpu pada balok-balok bawahan yang membentuk rangka dengan balok utama. Dalam analisis dan desain, balok dibentuk secara integral dengan pelat lantai atau atap, dengan asumsi interaksi antara balok dan pelat karena menahan momen positif yang bekerja pada balok.

(1) Lebar efektif sayap atau flensa yang dihitung tidak melebihi seperempat panjang bentang balok, sedangkan lebar efektif bagian pelat yang menonjol pada kedua sisi balok tidak melebihi 8 (delapan) kali lebar efektif sayap atau sayap tersebut. ketebalan pelat dan juga tidak lebih dari setengah jarak bersih ke balok di sebelahnya. 2) Untuk balok yang mempunyai sayap pada satu sisi saja, lebar efektif bagian pelat yang menonjol dihitung sebagai berikut: (1) tidak lebih dari seperdua belas bentang panjang balok (2) atau enam kali ketebalan pelat, atau 4) Apabila tulangan lentur utama pelat yang dipasang pada sayap balok T (kecuali struktur pelat rusuk) sejajar dengan balok, maka tulangan pada sisi atas pelat yang tegak lurus balok harus dipasang berdasarkan pada ketentuan berikut.

1) Tulangan melintang harus dirancang untuk menahan beban yang dihitung pada seluruh lebar bentang pelat (yang diasumsikan berperilaku seperti kantilever).

Gambar 5.8.   Balok T sebagai bagian sistim lantai
Gambar 5.8. Balok T sebagai bagian sistim lantai

Analis balok T terlentur

2) Tulangan melintang harus dipasang dengan jarak tidak melebihi lima kali tebal pelat dan 500 mm. 3) Dengan asumsi baja tulangan tarik telah luluh, gaya tarik total Nt = As x fy.

Jika AS aktual > AS max maka momen resistansi Mn dihitung dengan AS max dalam hal ini disebut AS efektif. Dengan memasukkan beberapa pasang nilai kombinasi fC' dan fy maka dapat diperoleh nilai AS maksimal dalam bentuk daftar seperti pada tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.9  Nilai-nilai  A S  ( maksimm )  untuk balo  T  f C ’ (MPa)  f y   (MPa)  A S  (  maksim )
Tabel 5.9 Nilai-nilai A S ( maksimm ) untuk balo T f C ’ (MPa) f y (MPa) A S ( maksim )

Permasalahan

Persyaratan-Persyaratan

Kondisi Geoteknik

Pondasi tiang pancang untuk bangunan prasarana irigasi dapat digunakan: 1) Sampai kedalaman 10,00 meter atau lebih dari permukaan tanah. yang terdiri dari beberapa lapisan seperti

Data-data Penunjang

Kondisi tanah ZL/d Ff Nq. 3) Data hidrologi dan hidrolik khusus jembatan atau talang penyeberangan sungai, diperoleh dari hasil kajian berdasarkan peraturan yang berlaku dan penyajian data mengenai

Table 6.1. Parameter untuk Tiang pada tanah non Ko hesif
Table 6.1. Parameter untuk Tiang pada tanah non Ko hesif

Persyaratan Keawetan Tiang

Ketentuan-Ketentuan

Daya Dukung Aksial Tiang Vertikal

Perhitungan tahanan lateral ultimit suatu kelompok tiang Hitung tahanan lateral ultimit suatu kelompok tiang secara empiris dengan urutan sebagai berikut. Menghitung tahanan lateral ultimit Metode Broms Hitung tahanan lateral ultimit secara teoritis dengan menggunakan metode Broms sebagai berikut. 4) Tahanan lateral ultimit tiang tunggal pada tanah non-kohesif secara teoritis dihitung sebagai tiang pendek atau tiang panjang, dengan kondisi kepala tiang bebas dan kepala tiang tertahan sesuai ketentuan pada Tabel 6.8 berikut. .

Gambar 6.2 Komponen Daya Dukung Tiang
Gambar 6.2 Komponen Daya Dukung Tiang

Gambar

Tabel 2.4.   Kriteria klasifikasi tanah system UNIFIED ( Lanjutan )
Tabel 2.9  Harga-harga perkiraan daya dukung izin  ( Sumber : British Standard Code Of Practice CP 2004)
Table 2.10.  Fakror- factor daya dukung untuk persamaan       Terzaghi ( nilai –nilai N  ý    untuk Øsebesar 34 o  dan 48 o  adalah   nilai Terzaghi  asli untuk menghitung  K    pý  )
Gambar   2.4  Metode menghitung ukuran telapak efektif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan 07Bagian StandarPenggambaran).CV Galang Persada, Bandung.. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited,

Judul Skripsi : Analisis Kelembagaan Irigasi dalam Rangka Proyek Rehabilitasi Sistem dan Bangunan Irigasi (Kasus Kawasan Irigasi Teknis Cigamea, Desa Situ Ilir, Kecamatan

Bangunan utama dapat didefinisikan sebagai “semua bangunan yang direncanakan di sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan irigasi, biasanya dilengkapi

Sistem irigasi ini seluruh bangunan yang ada dalam jaringan irigasi teknis semua, kontstruksinya permanent dan juga dilengkapi dengan pintu – pintu air dan alat ukur debit.

2016 Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah di Desa Buin Baru Kecamatan Buer Kabupaten Sumbawa dari perhitungan mengunakan Metode Grafis Sichardt. Malang:

Dalam suatu jaringan irigasi dapat dibedakan adanya empat unsur fungsional pokok, yaitu: Bangunan-bangunan utama head works dimana air diambil dari sumbernya, umurnnya sungai atau

Kriteria Perencanaan Sistem Irigasi dalam Standar