• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filsafat Post Modern

N/A
N/A
Khovandiko Hikmy

Academic year: 2025

Membagikan "Filsafat Post Modern "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 5

Filsafat Post Modern

(2)

Diandra

Tristania Dedek

Husna

Khovandik o Hikmy

Our Member

(3)

Table of Content Pengertian

1

Sejarah

2

Ciri Ciri

3

Tokoh Filsuf

4

(4)

Secara etimologis postmodernisme terbagi menjadi dua kata, post dan modern. Kata post dalam Webste’s Dictionary Library adalah prefik,

diartikan dengan “later or after”. Bila kita menyatukannya menjadi post modern maka akan berarti sebagai koreksi terhadap modern

itu sendiri dengan mencoba menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang tidak terjawab di zaman modern yang muncul karena adanya

modernitas itu sendiri.

Pengertian

(5)

Sejarah

Postmodern pertama kali muncul di Prancis sekitar tahun 1970-an. Pada awalnya postmodern lahir

terhadap kritik arsitektur, dan harus kita akui kata postmodern itu sendiri muncul sebagai bagian

modernitas. Architecture menyebut postmodern sebagai upaya untuk mencari pluralisme gaya arsitektur setelah ratusan tahun terkurung satu gaya. Ketika postmodern mulai memasuki ranah filsafat, post dalam modern tidak dimaksudkan sebagai sebuah periode atau waktu tetapi lebih merupakan sebuah konsep yang hendak

melampaui segala hal modern.

Akhirnya, pemikiran postmodern ini mulai mempengaruhi berbagai bidang

kehidupan, termasuk dalam bidang filsafat, ilmu

pengetahuan dan sosiologi. Postmodern akhiryna

menjadi kritik kebudayaan atas modernita.

(6)

Ciri-ciri

1. Dekonstruktifisme

Dekonstruktifisme adalah upaya untuk mempertanyakan ulang teori-teori yang telah mapan dibangun oleh pola pikir modernisme, untuk kemudian diselidiki dan disusun dengan teori yang lebih tepat dalam memahami kenyataan masyarakat saat ini. meliputi keberagaman dan juga realitas alam.

2. Relativisme

Relativisme merupakan pemikiran postmodernisme dalam perihal realitas budaya, nilai- nilai, kepercayaan dan lainnya. Dimana semua itu tergambar dalam penjelasan teori- teori yang dikembangkan oleh khususnya disiplin ilmu Antropologi.

3. Pluralisme

Pluralisme merupakan salah satu landasan pemikiran postmodernisme yang

mengandung pengertian yakni, mentoleransi adanya keragaman pemikiran, peradaban, agama dan budaya. Sehingga terciptalah keadaan yang heterogen, bukanlah homogen.

karena keragaman harus diperhatikan dan dihargai sehingga toleransi antar perbedaan selalu terjaga.

(7)

Frederich Wilhelm Nietzsche

Tokoh Filsuf Post Modern

Charles Sanders Pierce Michel Foucault

Jacqeues Derrida

(8)

Menurutnya manusia harus menggunakan skeptisme radikal kemampuan akal. Tidak ada yang dapat dipercaya dari akal. Terlalu naif jika akal dipercaya mampu memperoleh kebenaran. Kabenaran itu sendiri

tidak ada. Jika orang beranggapan dengan akal diperoleh pengetahuan atau kebenaran, maka akal

sekaligus merupakan sumber kekeliruan.

Pierce adalah orang yang mengembangkan teori umum tanda –

tanda. Pada dasarmya Pierce tidak banyak mempermasalahkan estetika dalam tulisan – tulisannya. Menurutnya makna tanda yang sesunnguhnya

adalah mengemukakan sesuai tanda. Tanda harus diinpresentasikan agar dari tanda orisinil berkembng tanda – tanda yang selalu terikat dengan

sistem budaya, tanda – tanda bersifat konfensional, dipahami menurut perjanjian, tidak ada tanda yang bebas konteks. Dalam pengertian Pierce, fungsi referensial didefinisikan melalui tradikikon, indeks dan simbol. Tetapi interpretasi holistik juga harus mempertimbangkan tanda

sebagai perwujudan gejala umum, sebagai representamen dan tanda – tanda baru yang terbentuk dalam batin penerima sebagai interpretant

 .

Frederich Wilhelm Nietzsche

Charles Sanders

Pierce

(9)

Bila dalam paradigma modern, kesadaran dan objektifitas adalah dua unsur yang membentuk subjek rasional – otonom, bagi Foucault konsep diri manusia sebenarnya hanyalah produk bentukan diskurs, praktik – praktik, institusi,

hukum ataupun sistem – sistem administrasi belaka yang anonim dan

impersonal namun sangat kuat mengontrol. Salah satu hal paling inspiratif bagi postmodern adalah sikapnya dalam memahami fenomena modern yang bernama “pengetahuan“ itu terutama pengetahuan sosial. Akhirnya perlu disebut jasa lain dari Foucault bagi postmodern adalah ia menampilkan otherness secaralebih konkrit dan grafis dengan analisis – analisis nya atas pihak – pihak yang dalam modernitas biasanya dianggap tidak normal dan tidak lazim yakni kaum homoseksual, orang gila, tubuh, rumah sakit dan sebagainya.

Menurutya apa yang dicari manusia modern selama ini, yaitu kepastian tunggal yang ada didepan, tidaklah ada dan tidak ada

satupun yang bisa dijadikan pegangan. Karena satu – satunya yang bisa dikatakan pasti, ternyata adalah ketidak pastian atau permainan. Semuanya harus ditunda atau ditangguhkan sembari

kita terus bermain dengan perbedaan. Inilah yang ditawarkan Derrida dan postmodernitas adalah permainan dengan

ketidakpastian.

Michel Foucault 

Jacques Derrida

(10)

Thank You

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Jencks berbicara tentang genre arsitektur baru yang ia sebut dengan arsitektur post-modern, yaitu sebuah arsitektur yang berintikan double coding yang

Disunting dalam versi ringkasnya: “Modern and Postmodern: Definition and Interpretation.” Dimuat dalam Prisma No 1, Tahun XXII, 1993 dengan judul “Modern dan

yang dianggap lazim dalam perspektif fisika klasik dan menjadi karakteristik paradigma modern secara umum. Para fisikawan modern memasuki ranah fenomena baru yang

perkembangan filsafat ilmu pengetahuan menjadi empat periode: pada zaman Yunani.. kuno, pada zaman Islam, pada zaman renaisans dan modern, dan pada

dipertahankan lagi. Seperti yang telah diterangkan diatas, pada awalnya lahir dari kritik terhadap arsitektur modern, dan harus kita akui kata postmodern itu sendiri muncul

Filsafat Hermeneutika, merupakan salah satu aliran dalam Post-modern, yang menghidupkan kembali (awal baru) terhadap klaim berakhirnya filsafat. Melalui bahasa

Pengantar Filsafat Modern  Pada masa renaissance 1450-1600 rebirth & setelahnya - berkurangnya pengaruh gereja - kembali ke metode open-minded seperti pada filsasat Yunani -

The document explores the changing concept of the warrior ethos in modern Western society, examining the challenges faced by warriors in the post-modern