• Tidak ada hasil yang ditemukan

review buku filsafat pendidikan islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "review buku filsafat pendidikan islam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW BOOK

NAMA : MUHAMMAD ZULFIKAR ALI HASIBUAN NIM : 0301163246

A. IDENTITAS BUKU

- Judul Buku : Filsafat Pendidikan Islam - Penulis Buku : Prof.Dr.H.Abd. Haris, M.Ag. - Penerbit Buku : AMZAH

- Kota Terbitan : Jakarta - Tahun Terbit : 2012

- Jumlah Halaman: 181 Halaman

B. DAFTAR ISI BUKU

- BAB I : SEKILAS TENTANG FILSAFAT - BAB II : FILSAFAT DAN PENDIDIKAN - BAB III : URGENSI FILSAFAT PENDIDIKAN

- BAB IV : THEOS, ANTROPHOS, DAN KOSMOS DALAM PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

- BAB V : PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM

(2)

BAB I

SEKILAS TENTANG FILSAFAT A. Pengertian Filsafat

Filsafat secara bahasa ialah berasal dari bahasa Yunani Philo yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian secara bahasa filsafat dapat diartikan cinta kebijaksanaan. Sedangkan secara terminologis atau istilah banyak pakar atau ahli filsafat mendefenisikannya. Aristoteles menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estestika. Al-Farabi berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud, tentang hakikat yang sebenar-benarnya.

Muhammad Nor Syam melihat filsafat pada dua pengertian. Pertama, filsafat sebagai aktivitas pikir murni atau kegiatan akal manusia dalam usaha untuk mengerti secara mendalam tentang segala sesuatu. Kedua, filsafat sebagai produk kegiatan berpikir murni. Jadi, filsafat merupakan wujud ilmu sebagai hasil pemikiran dan penyeledikan berfilsafat. Dari beberapa defenisi filsafat yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat mempunyai dua makna. Pertama, filsafat dalam dimensi aktivitas, berfilsafat yaitu berpikir secara radikal, universal, logis, dan sistematis tentang hakikat segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Kedua, filsafat dalam dimensi produk yaitu filsafat yang berarti pemikiran-pemikiran yang dihasilkan dari kegiatan berfilsafat.

B. Objek Filsafat

Untuk memahami dan mengerti filsafat, maka perlu memahami objek filsafat. Objek filsafat dibedakan menjadi dua yaitu objek formal dan objek material. Objek material dan objek formal filsafat suatu ilmu perlu dibedakan, karena objek material suatu ilmu dapat sama saja (identik), tetapi objek formalnya tidak mungkin sama. Mengingat objek formal inilah yang membedakan sudut pandang dan tujuan pendidikan suatu ilmu tertentu.

(3)

1. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada baik material konkret-phisiks maupun objek material abstrak-phisiks.

2. Objek formal filsafat adalah menyelidiki segala sesuatu guna mengerti hakikatnya dengan sedalam-dalamnya. Objek formal ini merupakan sudut pandang yang membedakan watak pengetahuan filsafat dengan pengetahuan lain, karena filsafat berusaha mengerti hakikat segala sesuatu sedalam-dalamnya.

C. Metode Filsafat

Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berasal dari dua meta dan hodos. Meta berarti sesudah atau di atas, sedang hodos berarti sesuatu jalan atau cara. Sedangkan metode dalam bahasa Inggris disebut method yang berarti sesuatu prosedur yang dipakai untuk mencapai sesuatu tujuan. Keberadaan metode dalam mempelajari filsafat merupakan suatu yang harus diketahui atau keniscayaan, sebab tanpa metode berarti tidak akan sampai pada tujuan yang akan dicapai oleh filsafat itu sendiri. Metode menjadi suatu syarat mutlak dalam suatu sistem ilmu, tanpa metode tidaklah valid ilmu yang akan diperoleh tersebut.

Dengan metode, pekerjaan dapat terarah kepada tujuan yang sesuai dengan yang diinginkan, baik dalam penyelidikan yang bersifat filosofis maupun yang bersifat ilmiah. 1. Metode Contelamplative (Perenungan)

Menurut Runes, kontemplasi berarti perenungan dalam epistemology modern, perenungan adalah pengetahuan dari suatu objek yang berlawanan dengan menikmati, melainkan sebagai kesadaran jiwa kea rah kesadaran diri sendiri. Merenung berarti memikirkan sesuatu atau segala sesuatu tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objeknya.

2. Metode Deduktif

(4)

3. Metode Spekulatif

Kata spekulatif berasal dari kata speculari yang berarti mengamat-amati. Mohammad Noor Syams mengatakan bahwa metode spekulatif adalah perenungan atau merenung. Filsafat sangat wajar menggunakan metode perenungan. Mengingat bukan saja objeknya yang tidak terbatas, melainkan juga tujuannya untuk mengerti hakikat sesuatu. Mengeti hakikat sesuatu berarti menyelami sesuatu secara mendalam. Dengan demikian, wajar jika pencapaiannya melalui berpikir tenang, kritis, dan murni.

BAB II

FILSAFAT DAN PENDIDIKAN A. Pendidikan Dalam Analisis Filsafat

Muhammad Noor Syams menyatakan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindra serta keterampilannya). Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan), isi, sistem, dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pendidikan, kata Noor Syam juga merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti terakhir ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu kesatuan. Dengan berdasarkan pada pengertian pendidikan sebagaimana disebutkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa masalah pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusai yang mencakup banyak aspek.

Banyak masalah pendidikan yang mendasar yang tidak dapat dipecahkan dengan analisis ilmiah saja, tetapi juga diperlukan analisis yang mendalam atau radikal, sistematis, metodologis, dan universal, yaitu yang biasa kita dengan analisis filsafat. Dengan filsaafat masalah-masalah pendidikan diharapkan dengan sebaik-baiknya dengan menggunakan pendekatan yang sebaik-baiknya pula.

(5)

Masalah sebagaimana yang disebutkan diatas merupakan masalah pendidikan yang memerlukan pemecahan dengan analisis filsafat dengan menggunakan berbagai macam pendekatan yang sesuai dengan permasalahannya. Adapun pendekatan-pendekatan itu antara lain sebagai berikut :

1. Pendekatan spekulatif

Dengan pendekatan ini, dimaksudkan agar manusia memikirkan, mempertimbangkan, dan menggambarkan tentang sesuatu objek untuk mencari esensi yang sebenarnya. Sesunggunya masalah kependidikan pasti berhubungan dengan masalah-masalah yang harus diketahui hakikatknya dengan benar.

2. Pendekatan normative

Zuhairini, dkk menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendekatan normative adalah pendekatan terhadap nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan dijunjung tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia. Dengan pendekatan normative ini dimaksudkan agar manusia bersaha memahami nilai-nilai atau norma-nrma yang berlaku dalam hidup dan kehidupan manusia.

C. Hubungan Filsafat dan Teori Pendidikan

Filsafat mempunyai peran penting dalam menyelesaikan masalah pendidikan, karena tidak semua masalah kependidikan dapat diselesaikan dengan teori ilmiah sehingga dengan jawaban-jawaban mengenai pendidikan islam bagaimana usaha usaha pendidikan dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hokum-hukum islam. Perenungan-perenungan (pemikiran) atau filsafat ini dapat menuntun para pendidik dalam usahanya secara sadar membimbing anak-anaknya menjadi penganut islam yang sejati.

D. Sistematika Pendidikan Islam

(6)

Beberapa persoalan yang harus dibahas dalam filsafat pendidikan islam adalah, sebagai berikut:

1. Pengertian filsafat, objek, metode, dan hubungan antara filsafat dan pendidik 2. Pengertian, objek, metode, dan kegunaan filsafat pendidikan islam

3. Problem Filosofik pendidikan Islam

4. Kepribadian Muslim dan Cara Pembentukannya 5. Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam

6. Pemikiran baru dalam pendidikan Islam 7. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Islam

8. Perbandingan Filsafat Pendidikan Islam dan lainnya

Demikianlah sistematika pembahasan dan persoalan-persoalan yang dibahas dalam filsafat pendidikan islam dan sedapat mungkin dan bahasa tersebut tetap mengikuti pendekatan yang biasa digunakan dalam filsafat pada umumnya.

E. Peranan dalam Filsafat Pendidikan Islam terhadap Pendidikan

Peranan filsafat pendidikan islam dalam kehidupan, dapat diketahui dengan baik terlebih dahulu harus melihat nilai dari pendidikan filsafat itu sendiri, sebab dengan melihat peranan filsafat pendidikan akan dapat dijadikan perbandingan untuk melihat peranan dan manfaat pendidikan islam. Jadi, tugas dan fungsi filsafat pendidikan islam dengan tgas pada filsafat pendidikan pad aumumnya.

Jadi ali syaifullah merumuskan tentang nilai manfaat mempelajari filsafat pendidikan sebagai berikut :

1. Memberi kesempatan pada setiap pendidik untuk membaiasakan diri mengadakan perenungan yang mendalam.

2. Memberikan pengertian yang mendalam akan problem esensial akan masalah-masalah dalam pendidikan

3. Membiasakan para pendidik mengutamakan berfikir kritis, dan reflektif dalam menyelesaikan problematika pendidikan

(7)

5. Berdasarkan atas kenyataan keragaman aliran filsafat pendidikan islam dan filsafat pendidikan islam dalam pengertian betapa banyaknya padangan dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pendidikan Islam, maka para pendidik muslim dituntu untuk meninjau kembali perbedaan tersebut.

Filsafat pendidikan memberikan nilai manfaat sebagaimana yang disebutkan diatas , maka berdasar itu pula dapat dirumuskan nilai manfaat dari pengkajian terhadap filsafat pendidikan islam.

BAB III

URGENSI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM A. Peranan Filsafat Pendidikan Islam Bagi Pendidikan Manusia Seutuhnya

Salah satu teori Islam menyatakan bahwa manusia itu terdiri dari tiga unsur yaitu jasmani, akal, dan hati nurani. Keutuhan proses pendidikan harus ditujukan untuk membina ketiga unsur tersebut. Oleh karena itu, pendidikan manusia seutuhnya haruslah mengindahkan unsur ini agar terbina secara seimbang. Dengan demikian yang dimaksud dengan pendidikan manusia seutuhnya adalah pendidikan yang memperhatikan tiga unsur manusia tersebut, jasmani, akal, dan hati nurani. Semua unsur tersebut tidak boleh ada yang dilupakan. Jadi dengan pendidikan manusia seutuhnya akan dihasilkan manusia yang sempurna. Filsafat pendidikan Islam bertujuan menumbuhkan manusia yang utuh, dalam arti manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, berakhlak mulia, berkepribadian, cinta tanah air, dan bersemangat kebangsaan yang tebal.

Dengan demikian, filsafat pendidikan islam mempunyai peranan sangat penting dalam mendidik manusia seutuhnya, manusia yang mempunyai unsur jasmani, akal, dan ruhani. Pandangan ini berdasarkan pada suatu konsep Islam, bahwa mansia terdiri dari tiga unsur yang seharusnya ketiga unsur itu mendapatkan pendidikan yang seimbang, tanpa harus melebihkan satu dari yang lain. Dengan demikian, filsafat pendidikan islam mempunyai pandangan yang utuh tentang pendidikan manusia. Peranan filsafat pendidikan Islam disini berarti memberikan pandangan-pandangan tentang bagaimana seharusnya pendidikan untuk manusia agar mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

(8)

Kata fitrah berasal dari bahasa Arab fathrah (jamak berupa fitharun) yang berarti ciptaan dan buatan yang tidak pernah ada sebelumnya, atau berarti sifat pembawaan yang ada sejak lahir, atau berarti sifat alami manusia atau juga berarti agama.

Kata fathana disebut dalam Alquran dan Hadis sebagai berikut :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.” (Q.S Ar-Rum :30)

“Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah. Maka kedua orangtuanya lah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”(H.R. Muslim)

Dari terjemahan ayat Alquran dan hadis di atas jelaslah bahwa manusia lahir sudah membawa fitrah. Menurut Imam al-Ghazali fitrah adalah sifat dasar manusia yang dibawa sejak lahir dan memiliki keistimewaan-keistimewaan sebagai berikut :

1. Beriman kepada Allah

2. Berkemampuan dan bersedia untuk menerima kebaikan dan keturunan atas dasar kemampuan untuk menerima pendidikan dan pengajaran

Kebudayaan Islam sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia muslim yang dinafasi dengan nilai-nilai Islam, merupakan hasil proses aktualisasi potensi dasar fitrah manusia yang berpadu dengan pendidikan. Jadi, proses pendidikan berperan sebagai proses pembentukan kebudayaan, dimana manusia memperoleh nilai-nilai dan unsur-unsur kebudayaan, baik melalui pendidikan formal maupun informal dan non formal.

BAB IV

THEOS, ANTROPHOS, DAN KOSMOS DALAM PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

A. ALLAH (THEOS) Dalam Pemikiran Pendidikan Islam

(9)

Dengan demikian pendidikan Islam yang dibangun dengan konsep tentang Allah (tauhidullah) merupakan pendidikan yang mempunyai dasar filosofis-teologis yang sangat kuat dan menjadi alternatif bagi konsep pendidikan manusia yang paripurna.

Dalam Islam, tauhid adalah konsep yang berisi nilai-nilai fundamental yang melandasi semua aktivitas yang berkaitan dengan manusia musil, termasuk di dalamnya aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan. Nilai-nilai fundamental tauhid itulah yang membedakan konsep pendidikan Islam dengan pendidikan pada umumnya. Dengan konsep tauhid, pendidikan Islam mampu mempengaruhi peserta didik menjadi keluarga dengan ciri-ciri tertentu, karena hakikat pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan dan membentuk cirri-ciri kemanusiaan.

Dengan demikian, Allah menurut pemikiran pendidikan Islam berarti pencipta,pemelihara, dan pengembang alam semesta dengan kasih sayang-Nya yang dapat dirasakan melalui proses transferring (pemindahan) pengetahuan pendidikan Islam.

B. Manusia (ANTROPHOS) Dalam Pandangan Pendidikan Islam

Konsep tentang manusia dalam pembahasan filsafat pendidikan Islam merupakan tema sentral, sebab dalam pembicaraan pendidikan Islam, manusia menjadi objek sekaligus subjek pendidikan itu sendiri, sehingga tanpa memahami dengan baik pandangan tentang manusia, maka sulit untuk memahami pendidikan Islam itu sendiri. Disamping itu, selain memahami manusia menurut konsep (filsafat pendidikan) Islam, perlu juga memahami dengan benar pandangan Islam tentang alam, sebab dengan memahami alam menurut Islam, akan diketahui konsep pngetahuan alam di dalam Islam, dan pengetahuan ini juga menjadi unsur yang asasi dalam pendidikan Islam.

Dalam Alquran terdapat tiga istilah kunci yang mengacu kepada makna pokok manusia, basyar, insane, dan al-nas. Ada konsep-konsep lain yang jarang dipergunakan dalam Alquran dan dapat dilacak dalam Alquran yaitu pada Q.S Baqarah ayat 60, Al-A’raf ayat 82, Al-Isra’ ayat 71, Al-Naml ayat 56. Dalam tinjauan semantic (analisis bahasa) tentang manusia dalam pandangan Islam selain dijelaskan tentang hakikat manusia sebagai makhluk biologis, makhluk ruhani, dan makhluk sosial, juga dijelaskan bahwa manusia terdiri dari dua komponen yaitu jasmani dan ruhani.

(10)

Alam berasal dari bahasa arab al-alam yaitu pengetahuan. Disebut demikian, karena jagad raya ini adalah pertanda adanya sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Alam dalam bahasa Yunani disebut dengan cosmos yang berarti serasi atau harmonis, karena alam ini ada dalam keserasian dan keharmonisan berdasarkan hokum-hukum yang teratur.

Menurut Islam alam ini diciptakan Tuhan dengan haq atau benar (QS.Al-Zumar :5), tidak batil (QS.Shad :27), tidak main-main (QS.Al-Anbiya’: 16), tidak kacau atau tidak cacat (QS.Al-Mulk:3). Dengan demikian Tuhan menciptakan alam dengan sungguh-sungguh dalam artian eksistensi ala mini bukan bayangan atau semu. Pandangan tentang hakikat alam menurut Islam ini akan berimplikasi pada sikap positif terhadap alam, dan dengan sendirnya akan menghasilkan pandangan bahwa pengalaman hidup manusia di alam semesta itu nyata, tidak palsu, dan akan memperoleh kebahagiaan yang nyata.

BAB V

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM

A. Makna Kepribadian Muslim

Kepribadian sangat perlu dibahas dalam kajian filsafat pendidikan Islam karena kepribadian manusia dalam pendidikan Islam menjadi sesuatu yang sangat penting. Kepribadian muslim inilah yang merupakan hasil dari proses pendidikan Islam, sehingga menjadi manusia muslim dengan kepribadian yang baik. Kepribadian bisa terbentuk dengan perpaduan antara faktor dasar (fitrah) dan ajar (lingkungan pyendidikan) yang dialami oleh manusia, dan hal itu akan memberikan corak khusus pada kepribadian seseorang. Dengan demikian, kepribadian muslim adalah kepribadian seseorang yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Kepribadian muslim adalah kepribadian yang patuh dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(11)

Kepribadian seseorang itu dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, faktor pembawaan, yaitu potensi yang dibawa seseorang sejak lahir, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Kedua, faktor lingkungan yaitu segala sesuatu diluar potensi yang dibawa sejak lahir.

Menurut Ali ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembentukan kepribadian seseorang:

1. Faktor ibu yang memberi struktur dan dimensi keruhanian 2. Faktor ayah yang memberikan dimensi kekuatan dan harga diri 3. Faktor sekolah yang membantu terbentuknya sifat lahiriah

4. Faktor masyarakat dan lingkungan yang memberikan lingkungan empiris

5. Faktor kebudayaan umum dan masyarakat yang memberikan corak pada kehidupan manusia

Kepribadian sebagai kwalitet keseluruhan yang kompleks dari seseorang yang membedakan satu orang dengan orang lain, menjadikan kepribadian setiap orang tidak ada yang sama persis. Perbedaan kepribadian tersebut terletak pada kualitas aspek dan tenaga kepribadian yang dimiliki masing-masing orang.

BAB VI

PROBLEMATIKA DAN MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM A. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam merupakan bagian dari filsafat Islam, oleh karena itu perkembangan filsafat pendidikan Islam dapat dilihat dari perkembangan filsafat Islam. Filsafat Islam telah melahirkan pemikiran-pemikiran yang mempunyai karakteristik tertentu dalam memandang berbagai bidang kehidupan, terutama tentang manusia, Tuhan, dan alam semesta. Sistem berpikir yang menghasilkan berbagai pandangan filsafat dalam masalah hidup dan kehidupan manusia, pasti akan berpengaruh terhadap implementasi pendidikan. B. Modernisasi Pembaruan Pendidikan Islam

(12)

menimbulkan persoalan bagi para tokoh pemikir Islam. Sementara ada yang berpendapat bahwa pembaruan dengan jalan transformasi pengetahuan modern semestinya dibatasi hanya pada bidang tekhnologi saja.

Sedangkan yang lain beranggapan bahwa kaum muslim harus memperoleh pengetahuan teknologi dan intelektual Barat sekaligus, sebab tidak ada ilmu pengetahuan yang merugikan bagi umat Islam. Pembaruan pendidikan Islam dalam perspektif filosofis dengan penekanan pada aspek cita-cita dan kelembagaannya telah dilakukan oleh umat Islam. Sedangkan pembaruan pada kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan secara utuh, tetapi keduanya harus berjalan bersama. Pemikiran pembaruan sistem pendidikan Islam akan dilanjutkan pembaruan pada lembaga pendidikan Islam.

BAB VIII

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DAN BARAT

A. Perbandingan Filsafat Pendidikan Islam Dan Barat

Toto Suharto menjelaskan perbandingan antara filsafat pendidikan Islam dan Barat. Dia mengatakan bahwa tampaknya tidak cukup proprosional jika membandingkan filsafat pendidikan Islam yang secara umum berorientasi pada wahyu dengan filsafat penddikan Barat yang murni berdasar pada kemampuan rasional manusia.

Toto Suharto membuat perbandingan sebagai berikut :

1. Filsafat Pendidikan Islam berdasarkan pada wahyu Tuhan, sedangkan filsafat pendidikan Barat berpijak pada humanistic murni dan filsafat pendidikan profane yang mengandalkan rasionalitas manusia.

(13)

3. Filsafat pendidikan Islam memperhatikan dan mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, mulai dari hati hingga ke akal, sedangkan filsafat barat hanya memperhatikan akal saja.

4. Ide-ide dari gagasan dalam filsafat pendidikan Islam, selain bersifat teoritik juga bersifat realistic dan dapat diwujudkan dalam bentuk tingkah dan laku.

B. Peluang Dan Tantangan Pendidikan Islam

Untuk memahami peluang dan tantangan pendidikan Islam sangat perlu merujuk pada buku Filsafat pendidikan Islam yang ditulis oleh Ahmad Syar’i. Dalam buku tersebut dia mengatakan bahwa pemahaman kita terhadap peluang dan tantangan pendidikan Islam sangat penting karena dengan itu kita akan mendapat gambaran kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang, terutama peluang-pluang yang mungkin bagi pendidikan Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai adalah (1) Untuk mengetahui implementasi metode eksperimen verifikasi di laboratorium dapat meningkatkan motivasi belajar biologi peserta didik

8 Jika saya meminta tolong untuk membantu membersihkan rumah, keluarga saya marah atau sibuk dengan kegiatannya sendiri. SS S TS

Dalam menerjemahkan puisi seorang penerjemah harus mampu menyampaikan isi dan makna yang ada didalam bahasa sumber, Menerjemahkan puisi tergolong penerjemahan tersulit

Hasil penelitian: (1) Pengelolaan disiplin kerja guru dalam administrasi pembelajaran dilakukan kepala sekolah dengan memperhatikan kesiapan guru dalam menyusun

Peneliti juga melihat dalam penelitian ini bahwa, demam berdarah dengue terjadi bukan hanya karena dari 1 fakror seperti masyarakat yang tidak melakukan

Evaluasi yang dilakukan menun- jukkan bahwa program amnesti pajak yang dilaksanakan di Indonesia perio- de 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Maret 2017 cukup berhasil, walaupun

Fungsi karakteristik dari sebaran terbagi tak hingga dapat dikarakterisasi ke dalam suatu formula umum yang disebut sebagai representasi kanonik fungsi karakter- istik sebaran

KBS01 menjelaskan bahwa masih bingung cara yang disubstitusikan persamaan yang mana, lalu KBS03 mencoba persamaan (1) tapi KBS03 ragu.. Selanjutnya peneliti membenarkan hasil