• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA POST MODERN

Penulis mengambil judul ini karena kita masih jarang membahas tentang perkembangan ilmu pada masa post modern baik di sekolah maupun di lingkup keluarga, post modern sendiri mempunyai arti yang bervariasi dari berbagai pendapat para ahli sejarah pada masa itu. Untuk memudahkan memahami postmodernisme, ada baiknya kita mengkontraskan ‘isme’ ini dengan lawan sejarah dan nuansa berpikirnya, yakni modernisme. Mengkontraskan kedua ‘isme’ tersebut dipandang perlu karena postmodernisme, dalam banyak hal, bisa dikatakan sebagai reaksi dan kritik terhadap modernisme.

POST MODERN

Istilah post modern pertama kali digunakan oleh ahli sejarah Toynbee di tahun 1875. Toynbee memunculkan istilah post modern untuk menjelaskan berakhirnya dominasi barat, dan berkembangnya budaya non barat. Secara sederhana, definisi dari post modern adalah sebuah pemikiran yang mengkritik pandangan modernisme melalui cara pandang yang cenderung pada keanekaragaman, bukan homogenitas, pada kejenakaan bukan serius, cenderung pada berantakan daripada bersih, cenderung pada penggambaran walaupun terkadang juga memiliki keteraturan geometris.

Ketidakpercayaan pada modernisme berangkat dari kekecewaan akibat berbagai bencana (perang dunia, perang vietnam, dll) dan ketimpangan sosial ekonomi dan budaya internasional. Rasionalisme sebagai dasar utama dari modernisme dianggap tak mampu selesaikan berbagai permasalahan. Oleh karena itu muncul upaya menemukan alternatif pemikiran spiritual dan menghidupkan kembali nilai-nilai agama (revitalisasi) maupun kepercayaan yang bersifat positif maupun negatif.

Ketidapercayaan pada modernisme kemudian menyatu dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. Keanekaragaman visual dan budaya dunia yang kompleks dipadukan dengan teknologi komputer dan elektronik menghasilkan era desain grafis yang majemuk dan gegap gempita-terjadi sebuah diskursus (wacana) global dalam desain. ‘Mengecilnya’ dunia inilah yang disebut Marshall Mcluhan sebagai global village (kampung dunia). Charles Jencks menjelaskan post modern sebagai gaya percampuran yang berkaitan dengan:

• ingatan kesejarahan (terutama dalam arsitektur) • permasalahan setempat / lokal

• metafora dan ambiguitas Beberapa konsep

Ciri-ciri seni post modern:

1. Post modern adalah gerakan budaya:

• dimulai oleh seniman dan arsitektur di NY, USA tahun 1960an

• kemudian menjalar ke Eropa tahun 1970, diawali oleh pemikir-pemikir Perancis.

2. Hilangnya batas antara seni dan kehidupan sehari-hari, karena seni tidak lagi bercerita, melainkan mengeksplorasi hakekat realitas.

a. membuat karya-karya eksperimental b. percaya pada keterpecahan jiwa manusia c. musik dianggap bergerak dalam waktu d. waktu dianggap bersifat dinamis e. ruang dianggap bersifat statis

(2)

f. tradisi-tradisi lama dimunculkan kembali

3. Kebudayaan dan kesenian elit dihilangkan jaraknya dengan kebudayaan dan kesenian populer. 4. Semua yang dibicarakan oleh post modern adalah non seni, tetapi kemudian bisa diterapkan pada seni, karena tidak ada batas-batas antara seni dan non seni.

5. Karya seni dianggap daur ulang saja yang sifatnya eklektis (campuran) antara barat dan timur. 6. Kedalaman pemikiran tidak dipentingkan lagi, cukup pemikiran dangkal saja.

7. Realitas bisa dipindahkan ke image, jadi yang penting adalah image / kesan. 8. Bentuk dan gaya lebih penting daripada isi / kualitas seni.

secara terminologi, menurut tokoh dari postmodern, Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas.Yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Namun mereka meragukan prioritas-prioritas modern seperti karier, jabatan, tanggung jawab personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanisme, egalitarianisme, penelitian objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral, peraturan impersonal dan rasionalitas. Kedua, teoritisi postmodern cenderung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia (world view), metanarasi, totalitas, dan sebagainya.

Postmodernisme bersifat relatif. Kebenaran adalah relatif, kenyataan (realitas) adalah relatif, dan keduanya menjadi konstruk yang tidak bersambungan satu sama lain. Hal tersebut jelas mempunyai implikasi dalam bagaimana kita melihat diri dan mengkonstruk identitas diri. Hal ini senada dengan definisi dari Friedrich Wilhelm Nietzsche sche (1844-1900) dikenal sebagai nabi dari postmedernisme. Dia adalah suara pionir yang menentang rasionalitas, moralitas tradisional, objektivitas, dan pemikiran-pemikiran Kristen pada umumnya. Nietzsche sche berkata, “Ada banyak macam mata. Bahkan Sphinx juga memiliki mata; dan oleh sebab itu ada

banyak macam kebenaran, dan oleh sebab itu tidak ada kebenaran.”

Menurut Romo Tom Jacob, kata ‘postmodern’ setidaknya memiliki dua arti: (1) dapat menjadi nama untuk reaksi terhadap modernisme, yang dipandang kurang human, dan mau kembali kepada situasi pra-modernisme dan sering ditemukan dalam fundamentalisme; (2) suatu perlawanan terhadap yang lampau yang harus diganti dengan sesuatu yang serba baru dan tidak jarang menjurus ke arah sekularisme.

Perkembangan Sejarah dan Tokoh-tokoh Postmodern Pada awalnya, kata postmodern tidak muncul dalam filsafat ataupun sosiologi. Wacana postmodern ini pada awalnya muncul dalam arsitektur dan kemudian juga dalam sastra. Arsitektur dan sastra ‘postmodern’ lebih bernafaskan kritik terhadap arsitektur dan sastra ‘modern’ yang dipandang sebagai arsitektur totaliter, mekanis dan kurang human. Akhirnya, kritik terhadap seni arsitektur dan sastra modern ini menjadi kritik terhadap kebudayaan modern

pada umumnya yang dikenal sebagai era postmodern.

Benih posmo pada awalnya tumbuh di lingkungan arsitektur. Charles Jencks dengan bukunya The Language of Postmodern Architecture (1975) menyebut post modern sebagai upaya mencari pluralisme gaya arsitekture setelah ratusan terkukung satu gaya. Postmodernisme lahir di St. Louis, Missouri, 15 Juli 1972, pukul 3:32 sore. Ketika pertama kali didirikan, proyek rumah Pruitt-Igoe di St. Louis di anggap sebagai lambang arsitektur modern. Yang lebih penting, ia berdiri sebagai gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk menciptakan masyarakat utopia demi kesejahteraan manusia. Tetapi para penghuninya menghancurkan

(3)

bangunan itu dengan sengaja. Pemerintah mencurahkan banyak dana untuk merenovasi bangunan tsb. Akhirnya, setelah menghabiskan jutaan dollar, pemerintah menyerah. Pada sore hari di bulan Juli 1972, bangunan itu diledakkan dengan dinamit. Menurut Charles Jencks, yang dianggap sebagai arsitek postmodern yang paling berpengaruh, peristiwa peledakan ini

menandai kematian modernisme dan menandakan kelahiran postmodernisme

Akhirnya, pemikiran postmodern ini mulai mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan sosiologi. Postmodern akhirnya menjadi kritik kebudayaan atas modernitas. Apa yang dibanggakan oleh pikiran modern, sekarang dikutuk, dan

apa yang dahulu dipandang rendah, sekarang justru dihargai.

Postmodern sebagai Filsafat

Filsafat postmodern pertama kali muncul di Perancis pada sekitar tahun 1970-an, terlebih ketika Jean Francois Lyotard menulis pemikirannya tentang kondisi legitimasi era postmodern, dimana narasi-narasi besar dunia modern (seperti rasionalisme, kapitalisme, dan komunisme) tidak dapat

dipertahankan lagi.

Seperti yang telah diterangkan diatas, pada awalnya lahir dari kritik terhadap arsitektur modern, dan harus kita akui kata postmodern itu sendiri muncul sebagai bagian dari modernitas. Ketika postmodern mulai memasuki ranah filsafat, post dalam postmodern tidak dimaksudkan sebagai sebuah periode atau waktu, tetapi lebih merupakan sebuah konsep yang hendak melampaui segala hal modern. Konsep postmodernitas yang sering disingkat sebagai postmodern ini merupakan sebuah kritik atas realitas modernitas yang dianggap telah gagal dalam melanjutkan

proyek pencerahannya.

Tokoh-Tokoh postmodern dan Ajarannya

Tokoh-tokoh pemikir postmodern ini terbagi ke dalam dua model cara berpikir yakni dekonstruktif dan rekonstruktif. Para filsuf sosial berkebangsaan Prancis lebih banyak mendukung cara berpikir postmodern dekonstruktif ini. Para pemikir Perancis itu antara lain: Friedrich Wilhelm Nietzsche sche, ean Francois Lyotard, Jacques Derrida, Michel Foucault, Pauline Rosenau, Jean Baudrillard ,dan Richard Rorty. sementara pemikiran postmodern rekonstruktif dipelopori oleh Teori Kritis Mazhab Frankfurt seperti: Max Horkheimer, Theodor

W Adorno, yang akhirnya dilengkapi oleh pemikiran Jurgen Habermas.

1) Friedrich Wilhelm Nietzsche sche (1844-1900)

Lahir di Rochen, Prusia 15 Oktober 1884. Pada masa sekolah dan mahasiswa, ia banyak berkenalan dengan orang-orang besar yang kelak memberikan pengaruh terhadap pemikirannya, seperti John Goethe, Richard Wagner, dan Fredrich Ritschl. Karier bergengsi yang pernah

didudukinya adalah sebagai Profesor di Universitas Basel.

Menurutnya manusia harus menggunakan skeptisme radikal terhadap kemampuan akal. Tidak ada yang dapat dipercaya dari akal. Terlalu naif jika akal dipercaya mampu memperoleh kebenaran. Kebenaran itu sendiri tidak ada. Jika orang beranggapan dengan akal diperoleh pengetahuan atau kebenaran, maka akal sekaligus merupakan sumber kekeliruan.

2) Jacques Derrida (Aljazair, 15 Juli 1930–Paris, 9 Oktober 2004)

Seorang filsuf Prancis keturunan Yahudi dan dianggap sebagai pendiri ilmu dekonstruktivisme, sebuah ajaran yang menyatakan bahwa semuanya di-konstruksi oleh manusia, juga bahasa. Semua kata-kata dalam sebuah bahasa merujuk kepada kata-kata lain dalam bahasa yang sama dan bukan di dunia di luar bahasa. Derrida dianggap salah satu filsuf terpenting abad ke 20.

(4)

Tanggapan Terhadap Postmodern Konsepsi epistemologis post-modern yang belum jelas merupakan persoalan yang cukup mendasar. Tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam interpretasi, setiap orang mempunyai sudut pandang dan perspektif sendiri-sendiri (berbeda-beda). Dalam perpektif, subjek-subjek tertentu bisa dianggap benar, namun bisa jadi keliru bagi perspektif subjek yang lain. Jika pada masa Modern, manusia mengingkari agama oleh karena pengaruh rasionalitas, namun pada masa Postmodern ini manusia mengingkari agama dengan irrasionalitas. Pada postmodern ini bermunculan agama-agama baru buatan manusia (--isme) yang merupakan hasil sinkritisme dan pluralisme. Tidak ada kebenaran absolut dalam agama apapun atau mungkin bahkan dalam kitab suci apapun, yang ada adalah kebenaran relatif, kebenaran menurut masing-masing yang memandangnya, sehingga manusia di sini sebagai hakim penentu kebenaran, dan bukan Tuhan

yang menjadi penentu kebenaran melalui Kitab Suci yang diwahyukannya.

Derrida, melalui teori Dekonstruksi-nya, telah mengantarkan kita pada sebuah model semiotika ketidakberaturan atau semiotics of chaos. Dekonstruksi menolak kemapanan, menolak obyektivitas tunggal dan kestabilan makna. Karena itu, Dekonstruksi membuka ruang ‘kreatif’ seluas-luasnya dalam proses pemaknaan dan penafsiran. Itulah Dekonstruksi, yang membuat setiap orang bebas memberi makna dan mentafsirkan suatu obyek tanpa batas. Ruang makna terbuka luas. Penghancuran terhadap suatu makna oleh makna baru melahirkan makna-makna lain.

IV.Penutup

Demikian bebas dan banyaknya makna dan tafsiran, membuat era dekontruktivisme dianggap

era matinya makna. Makna menjadi tidak berarti lagi.

Fenomena postmodernisme ini memunculkan berbagai macam persoalan tentang peran iman dan agama. Ketika manusia tidak lagi percaya akan rasionalitas yang dianggap telah gagal melanjutkan proyek pencerahannya, maka dunia tidak lagi diatur oleh kebenaran tunggal dan sistem mekanis. Segala bentuk kebenaran tunggal ditolak dan direlativkan, demikian juga agama, teologi dan ajaran iman. Pada saat itulah manusia berada dalam kotak-kotak individualisme yang berdiri sendiri. Ada yang kemudian jatuh kepada ekstrim fundamentalisme dan yang lain ke arah sekularisme. Untuk itu, persoalan dasar dalam dunia postmodern ini pertama-tama adalah soal hermeneutika dan komunikasi. Bahasa menjadi medan hidup yang terus menerus dikembangkan sebagai bagian dari proses hermeneutik dan komunikasi. Hal ini tidak hanya terjadi dalam lingkup ajaran iman agama, teologi, ataupun narasi-narasi besar lainnya, namun juga terjadi di

setiap bidang kehidupan.

V.Kesimpulan

Postmodern yang lahir pertama-tama sebagai reaksi dan kritik terhadap modernisme yang penuh akan kesalahan dan kegagalan di berbagai bidang (walaupun beberapa tidak sepenuhnya gagal). Tokoh-tokohnya:

1) Friedrich Wilhelm Nietzsche sche (1844-1900)

2) Pauline Rosenau (1992)

Postmodernisme adalah pandangan dunia yang menyangkal semua pandangan dunia. Singkatnya, postmodernisme mengatakan bahwa tidak ada kebenaran universal yang valid untuk setiap orang. Individu terkunci dalam persepktif terbatas oleh ras, gender, dan

grup etnis masing-masing.

(5)

Ari Purnomo, Narasi Kecil Sebagai Legitimasi Ilmu Pengetahuan era Postmodern Menurut Jean Francois Lyotard: Sebuah Skripsi, Yogyakarta: FTW, 2006

Zainal Abidin, Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung:PT. Remaja

Rosda Karya,2003), Cet. III

Satrio Arismunandar, Dekonstruksi Derrida dan Pengaruhnya Pada Kajian Budaya, Desember 15, 2008, http://pormadi.wordpress.com/2008/12/15/dekonstruksi-derrida-dan-pengaruhnya-pada-budaya/

Bambang Sukma Wijaya, Kajian Kritis Semiotika Dekonstruksi Derrida, February 20, 2008, http://en.wordpress.com/tag/Kajian-Semiotika

http://www.pursal.com/2009/04/22/s1-dstars-06-ss-postmodern-arch-language/ http://Maktabah –stid

___________ Novi Siskawati

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.)

Referensi

Dokumen terkait

Dari kegiatan ini adalah melakukan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Balangan Tahun 2017-2021 dan Menyusun Revisi Rencana Program

Agar data yang dikelola senantiasa lengkap baik relatif terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu, dengan melakukan penambahan baris-baris data ataupun melakukan

and an area with high rainfall that need special attention in the dengue control program, because Karawang District is still an endemic area of dengue in Indonesia.. Aspects

Mengingat peubah yang dianalisis dan jumlah responden yang hams ditetapkan dalam analisis faktor biasanya cukup besar (lebih dari 10 peubah), maka perlu dilakukan

Kabupaten Lampung Selatan mempunyai potensi untuk pengembangan program DME mengingat masih banyak pedesaan yang belum terlistriki, kebutuhan energinya akan meningkat, dan

ANALISIS PENGARUH TRANSAKSI ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU TERHADAP TINGKAT INFLASI DI INDONESIA TAHUN 2007-2011.

H. Kominkan sebagai lembaga pendidikan nonformal memiliki lima ciri utama: a) Kominkan memiliki aturan pendirian dan pengelolaan yang jelas dalam social

Jika suhu dinaikkan, maka energi kinetic dari partikel-partikel zat reaktan yang baertumbukkan akan semkin cepat sehingga zat produk yang diperoleh makn yang baertumbukkan