• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH: KETENTUAN SHALAT WAJIB

N/A
N/A
Irfan Hizbullah

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH: KETENTUAN SHALAT WAJIB"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“KETENTUAN SHALAT WAJIB”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Fiqih

Dosen Pengampu: Bpk. Khaerul Anwar M. Pd

Disusun oleh

Kelompok 6 :

Rizky Sri Utami Nadia Zaharani

Itaqila Amara Ahmad Sujai Aldiansyah

Susanti

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL LAA ROIBA

2023

(2)

2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puja puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan nikmat, rahmat, dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Ketentuan Shalat Wajib pada matkul Fiqih Ibadah.

Makalah ini kami persembahkan sebagai bentuk komitmen kami dalam mewujudkan kualitas dunia pendidikan, dan melahirkan Mahasiswa yang berpribadi takwa, berakhlak mulia, serta cerdas.

Terima kasih kami ucapkan untuk Dosen Pembimbing kami, yakni Bpk. Khaerul Anwar M.Pd kritik dan sarannya sangat kami harapkan dalam mengerjakan sebuah makalah yang baik dan tersusun dengan tepat, sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki diri demi peningkatan kualitas kami. Makalah ini kami tulis untuk belajar memahami dan juga memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqih.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Disusun oleh,

Kelompok 6

(3)

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ... 1

Daftar Isi ... 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 3

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian shalat ... 5

B. Rukun shalat ... 6

C. Pembagian shalat ... 8

D. Syarat-syarat shalat ... 9

E. Syarat wajib shalat ... 9

F. Syarat sah shalat ... 10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 13

Daftar Pustaka ... 14

(4)

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama samawi atau agama wahyu. Dasar-dasar hukum Islam adalah al- Qur’an sebagai kitab yang berisikan wahyu-wahyu yang telah diterima Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.Pada dasarnya, fiqih adalah sebuah displin ilmu yang sebenarnya.

Tidak dikenal dimasa Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, namun sumber dari dari disiplin ilmu ini adalah Al-Qu’an dan As-sunnah, keberadaan ilmu fiqih justru menjadi salah satu ilmu keislaman yang hingga detik ini masih berkembang, terbukti dengan adanya kekayaan warisan khazanah diberbagai kegiatan kajian fiqih.

Shalat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap muslim, dan shalat juga merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan tuhannya sebagai suatu bentu ibadah yang didalamnya terdapat sebuah amalan tersusun rapih dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat ataupun rukun shalat yang telan ditentukan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud shalat ? 2. Ada berapakah pembagian shalat ? 3. Apa saja syarat-syarat shalat?

4. Kapan saja waktu shalat ditentukan?

5. Bagaimana pembentukan ketentuan shalat?

(5)

5 C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian shalat

2. Untuk mengetahui kapan harus melaksanakan shalat 3. untuk mengetahui pembagian shalat

4. Dapat memahami apa saja syarat-syarat shalat 5. Dapat mempelajari ketentuan shalat

(6)

6 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat

Shalat menurut bahasa arab adalah ُ ةَلاَّصلا yang artinya do’a sedangkan menurut istilah adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir kemudian diakhiri dengan salam, serta harus memenuhi beberapa syarat atau ketentuan shalat .

Dalam firman allah SWT, mengatakan;

َُمُ لْت ا

َُي ِح ْو ا اُ

ُْلاَُنِمُ َكْيَلِاُ

ُ} ِرَكْن مْلا َوُِأاَشْحَفْلاُِنَعُيَهْنَتَُةَلاَّصلاَُّنِا}َةَلاَّصلاُ مْيِقَا َوُ َباَتِك

ُْكِ ذلا َو

َُن ْو عَنْصَتاَمُ مَلْعَيُ َّاللَّ َو} رَبْكَاُِ َّاللَّ ر

Artinya: Bacalah kitab (Al-Qur’an) yang telah diwayuhkan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat, Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dan ketahuilah mengingat Allah (shalat) itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain, Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Ankabut: 45)

Namun ada juga ulama yang mengatakan bahwa kata “shalat“diambil dari lafadzh “shala”

yang artinya bagian tengah punggung manusia atau semua hewan yang berkaki empat, atau berarti tulang punggung, atau juga berarti bagian lubang antara anus dan tulang ekornya, serta anggota badan yang ada disebelah kri dan kanan ekor. Keduanya (sebelah kanan dan kiri tulang ekor) disebut ُُِنا َوَلَص (shalawani/dua shala), bentuk jamaknya adalah ُ تا َوَلَص (shalawaat) dan ashlaa’ .

(7)

7

Seolah-olah maksudnya adalah seorang hamba yang melaksanakan ibadah shalat, makai a harus menggerakan “shala” nya sehingga perbuatannya itu dapat dinamakan sebagai shalat.

adapun menurut syariat, yang dimaksud dengan shalat ialah suatu rangkaian perkataan dan perbuatan, kuncinya adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir, dan penghalalnnya adalah salam (diakhiri dengan salam) .

Adapun definisi shalat yang lebih tepatnya ialah, at-ta’abbud lillaah yang artinya (beribadah kepada Allah) dengan suatu ibadah yang didalamnya terdapat ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan yang telah diketahui, diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Sebab jika kita mengakatan bahwa shalat itu hanya ucapan dan Gerakan saja maka ungkapan itu menjadi kosong (tidak bermakna) .

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Saidina Ali Bin Abi Thalib RA, Dari Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:

ُ حاَتْفِم

ُ ر ْو هَّطلاِةَلاَّصلا ُ اَه مْي ِرْجَّتلا َوُ,

ُ رْيِبْكَّتلا اَه لْيِلْحَّتلا َوُ,

ُ مْسِلْسَّتلا

.

Artinya ; “Kunci shalat adalah bersuci, pengharamnya adalah takbir, dan penghalalnya adalah salam “. 340

B. Rukun Shalat

Rukun artinya ialah hal-hal yang mendasar, maka dari itu shalat harus dikerjakan sesuai dasarnya seperti yang tertuang dalam kitab Al-Fithrah karya Mustafa Al-Khin dan Mustafa Al- Bugha sebagai berikut, yang artinya:

(8)

8

Makna rukun, ialah suatu bagian yang mendasar dari sesuatu tersebut, contohnya seperti tembok bagi bangunan. Maka bagian-bagian shalat adalah rukun-rukunnya seperti rukuk dan sujud, tidak akan sempurna keberadaan shalat dan tidak akan menjadi sah kecuali apabila semua bagian shalat tertunaikan dengan bentuk dan urutan yang sesuai. sebagaimana yang telah dipraktekan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.”

Dalam islam, jumlah rukun shalat sejatinya bervariasi karena mendapat banyak pandangan dari para ulama. Berikut salah satu penjelasan dan macam-macam mengenai rukun shalat :

1. Niat 2. Berdiri

3. Takbiratul Ihram

4. Membaca surah Al-fatihah 5. Rukuk

6. Tuma’ninah 7. Bangun dari rukuk 8. I’tidal

9. Tuma’ninah 10. Sujud

11. Duduk diantara dua sujud 12. Tuma’ninah

13. Duduk tasyahud akhir 14. Membaca tasyahud akhir

15. Membaca shalawat kepada Nabi 16. Salam

17. Tertib

(9)

9 C. Pembagian Shalat

Shalat terbagi kepada dua macam, yang pertama ada shalat fardhu/wajib yang kedua ada shalat tathawwu/sunnah. adapun penjelasannya adalah sebagai berikut;

1. Shalat fardhu (wajib) ini terbagi menjadi dua macam,

pertama : Shalat wajib yang pada asalnya memang diwajibkan oleh syariat islam, seperti shalat wajib yang dilakukan lima waktu sehari semalam. diantaranya ada shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh .

Shalat lima waktu ini diwajibkan sejak malam isra’ mi’raj, yang pada awalnya diwajibkan lima puluh waktu dalam satu hari satu malam, yang kemudian diringankan menjadi lima waktu dalam satu hari satu malam .

Kedua : Shalat fardhu yang hukumnya menjadi wajib dikarenakan suatu sebab,

Contohnya seperti seorang hamba yang mewajibkan kepada dirinya sendiri untuk mengerjakan shalat tertentu, yang disebabkan oleh nadzar (janji) akan suatu keinginan yang ingin ia dapatkan.

2. Shalat Tathawwu’ (sunnah) ini juga terbagi menjadi dua macam,

Pertama : Shalat Sunnah Muqayyad, yaitu shalat tathawwu (sunnah) yang sifat dan tata caranya telah ditentukan oleh syaria’t. Seperti shalat sunnah rowatib, shalat dhuha, shalat qiyamullail, dan shalat witir .

Kedua : Shalat Sunnah Muthlaq, yaitu shalat tathawwu’ (sunnah) yang sifat dan tata caranya tidak ditentukan oleh syaria’t. Seperti seorang muslim yang mengerjakan shalat sunnah dimalam dan siang hari sesuai dengan keinginan dirinya .

(10)

10 D. Syarat-syarat shalat

Shalat diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki atau muslim perempuan yang sudah baligh dan berakal. Dalilnya adalah dari Saidina ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam , beliau bersabda ;

َُلَقْلاَُعِف ر

ُ ةَث َلاَثُ ْنَعُ م

َُّنلاُ ِنَعُ: ُ ىَّتَحُ ِم ِأا

َُوُ,َُظَقْيَتْسَي ُ

َُّتَحُِ يِبَّصلاُِنَع

َُمْيِلَت حَي ُى

ُْجَمْلاُِنَع َوُ, ُ ىَّتَحُِن ْو ن

ُ لِقْعَي ُ

ُ.

Artinya ; “Pena (pencatat amal) diangkat dari tiga jenis manusia diantaranya ialah dari orang yang tidur hingga terbangun, dari anak-anak hingga baligh, dan dari orang gila hingga kembali sadar .” 350

Dalam penjelasan rukun dan syarat sah shalat menurut Syekh Muhammad bin Qasim dalam kitab Fathul Qarib, syarat adalah hal-hal yang menentukan keabsahan sebuah shalat sebagai penentu sah atau tidak nya shalat kita.

Syarat ini terdiri atas dua bagian ; syarat wajib shalat dan syarat sah shalat, syarat wajib shalat terdiri dari tiga hal berikut diantaranya islam, baligh, dan berakal . demikian ini adalah batasan taklif (ketertentuan syari’at) adapun penjelasannya sebagai berikut .

E. Syarat Wajib Shalat : 1. Islam

Shalat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap orang muslim atau pemeluk agama islam. maka dari itu, shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah kalimat syahadat, mereka yang bukan muslim tidak wajib untuk mengerjakan shalat begitu pula bagi mereka yang ingkar kepada Allah atau keluar dari agama islam.

2. Baligh

(11)

11

Baligh artinya telah sampai pada batas kedewasaan seseorang yang sudah berumur 10 tahun keatas yang dimana seseorang sudah bisa menetukan mana yang baik dan mana yang buruk , atau bisa juga dengan mengetahui telah datangnya masa pubertas melalui menstruasi bagi perempuan dan mimpi jima bagi laki-laki .

Anak-anak yang belum baligh belum diwajibkan untuk shalat karena masih dalam tahap pembelajaran, namun alangkah baiknya diajarkan dan dibiasakan kepada anak-anak untuk mengerjakan shalat sejak kecil. namun jika tidak mengerjakannya pun tidak akan mendapat dosa . sedangkan bagi mereka yang sudah baligh wajib untk mengerjakan shalat sesuai rukun dan syaratnya .

3. Berakal

Berakal adalah mengerti tata cara shalat, maka dari itu shalat belum diwajibkan untuk anak- anak kecil yang belum mengerti apa-apa. Begitu juga tidak wajib bagi mereka yang kehilangan akal atau memiliki gangguan jiwa karena mereka tidak berakal sehat.

F. Syarat Sah Shalat : 1. Suci dari hadas dan najis

Muslim yang menunaikan shalat wajib suci dari hadas dan Najis atau hal-hal yang tidak membuat mereka suci untuk menunaikan ibadah shalat. dalam islam ada dua jenis hadas yakni hadas kecil dan hadas besar, adapun hadas kecil contohnya ; buang air kecil, kotoran yang tertinggal didubur, begitu juga dengan hilangnya kesadaran akibat pingsan, mabuk, tertidur sambil berbaring, dan lainnya.

Sementara itu hadas besar adalah keluarnya air mani usai berhubungan intim, keluar darah haid/nifas, dan lainnya. Maka dari itu sebelum shalat pastikan diri kita telah terhindar dari

(12)

12

segala macam bentuk hadas dan najis, untuk memastikannya seorang muslim dapat melakukan mandi wajib, berwudhu, dan lainnya.

2. Menutup aurat dengan berpakaian yang suci

Seorang muslim juga perlu menutup auratnya ketika hendak melaksanakan shalat. Aurat perempuan adalah seluruh baagian tubuh kecualu telapak tangan dan wajah, sementara itu untuk aurat laki-laki ialah dari pusar sampai lutut kaki.

3. Berada ditempat yang suci

Seorang muslim juga perlu memastikan ketika hendak melaksanakan shalat agar berada ditempat yang suci dari hadas dan najis. Jangan sampai kita berada ditempat yang kotor dan penuh kemaksiatan.

4. Telah masuk waktu shalat

Shalat lima waktu memiliki waktu-waktu khusus yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala.

Sehingga shalat tidak akan diterima apabila dilakukan sebelum waktunya. Penetapan waktu ini terkait dengan masuknya waktu dan rentang waktu shalat, masuknya waktu shalat ditandai dengan berkumandangnya suara adzan sesuai waktu shalat yang berlaku.

Allah Ta’ala berfirman dlam QS. An-nisa: 103

“sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

5. Menghadap kiblat

Shalat harus dikerjakan dengan menghadap ke arah kiblat. Perintah ini termaktub dalam Al-Qur’an, tujuannya agar muslim melakukan shalat sesuai keimanannya. Selain itu juga

(13)

13

shalat menghadap kiblat dpat membuat anggota tubuh fokus dan khusyu para satu arah dan begitu pula dengan hati agar khusyu tertuju hanya kepada Allah Ta’ala.

Dalam islam, kiblat shalat adalah ka’bah yang merupakan simbol persatuan dan tempat menghadap yang diperintahkan Allah Ta’ala.

(14)

14 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Shalat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap muslim, dan shalat juga merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan tuhannya sebagai suatu bentu ibadah yang didalamnya terdapat sebuah amalan tersusun rapih dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat ataupun rukun shalat yang telan ditentukan.

Shalat diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki atau muslim perempuan yang sudah baligh dan berakal sehat. bagi muslim yang sudah baligh jika tidak melaksanakannya akan mendapatkan dosa dan hukuman dari Allah Ta’ala.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Fiqih shalat;//majelis permusyawaratan ulama kota banda aceh.

https://mpu.bandaacehkota.go.id/2019/11/25/fiqih-shalat/.

Mu’jam Maqaayishil Lughah (hal.549), dan Al-Qamuus Al-Muhiith (IV/394) Al-Qamuus Al-Muhiith (IV/394).

Yazid bin abdul qadir jawas. Fiqih shalat menurut al-qur’an dan as-sunnah (syarat rukun islam jilid 2). November 2010. Media tarbiyah. Jawa-barat indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Endry Martius, MSc IV/a 4 Prof.Dr.Ir... Hasmiandy Hamid, SP, MSi III/d 8