• Tidak ada hasil yang ditemukan

FISIOTERAPI KARDIOVASKULO PULMONAL “CONGENITAL HEART DISEASE”

N/A
N/A
Sintya Devi

Academic year: 2024

Membagikan "FISIOTERAPI KARDIOVASKULO PULMONAL “CONGENITAL HEART DISEASE” "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FISIOTERAPI KARDIOVASKULO PULMONAL

“CONGENITAL HEART DISEASE”

OLEH

GUSTI AYU SINTYA DEVI 201031003

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL

DENPASAR 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah dengan judul “Congenital Heart Disease” ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akademik mata kuliah Fisioterapi Kardiovaskulo Pulmonal pada Semester Genap. Makalah ini akan dapat dijadikan referensi guna mengetahui serta menambah wawasan tentang Congenital Heart Disease.

Dalam menyelesaikan tugas ini, saya mengalami hambatan dan berbagai kesulitan sebagai akibat kurangnya pengalaman dan pengetahuan menyusun makalah ini. Berkat semangat dan kerja keras hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya terutama Kepada Ibu Komang Tri Adi Suparwati, SST.Ft., M.Fis., Ftr dan Ibu I. A Pascha Paramurthi, S.Ft., M.Fis.,Ftr selaku pengampu mata kuliah Fisioterapi Kardiovaskulo Pulmonal.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala tanggapan, kritik dan saran perbaikan akan diterima dengan rendah hati untuk meyempurnakan karya-karya tulis berikutnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga karya tulis kecil ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 1 Juni 2022

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...1

1.3. Tujuan Penulisan...2

BAB II KAJIAN PUSTAKA...3

2.1. Definisi Congenital Heart Disease...3

2.1.1. Congenital Heart Disease Asianotik atau Non-sianotik...3

2.1.2. Congenital Heart Disease Sianotik...7

2.2. Faktor Pencetus/Penyebab Congenital Heart Disease...8

2.3. Tanda dan Gejala Congenital Heart Disease...9

2.4. Patofisiologi Congenital Heart Disease...10

BAB III SIMPULAN...12

3.1. Simpulan...12

DAFTAR PUSTAKA...13

ii

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Congenital Heart Disease (CHD) atau dalam Bahasa Indonesia disebut Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah cacat jantung yang dibawa sejak lahir, dan merupakan cacat bawaan yang paling sering menyebabkan kematian. Meskipun saat ini telah disepakati bahwa banyak faktor penyebab Congenital Heart Disease atau Penyakit Jantung Bawaan, namun belum ada upaya yang jitu untuk mencegah CHD.

Congenital Heart Disease merupakan penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa sejak lahir. Kelainan ini terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan pembentukan dan perkembangan jantung pada fase awal kehidupan janin. Dari berbagai laporan epidemiologi CHD, angka kejadiannya berkisar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran hidup. Empat puluh persen diantaranya telah memberikan tanda serta gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan.

Etiologi CHD seringkali tidak dapat diterangkan, meskipun berbagai faktor dianggap berpotensi sebagai penyebab. Faktor genetic dan lingkungan saat ini dianggap sebagai faktor-faktor yang paling berperan. Pada kelainan kromosom trisomi 13 (sindrom Patau), trisomi 18 (sindrom Edwards) dan trisomi 21 (sindrom Down) ditemukan berbagai macam kelainan bawaan dan CHD adalah salah satunya.

Infeksi virus (taksoplasma dan campak Jerman atau rubella), obat-obatan yang diminum dan paparan radiasi pada ibu hamil juga diduga sebagai faktor penyebab.

Congenital Heart Disease dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit jantung bawaan asianotik dan penyait jantung bawaan sianotik. Penyakit jantung bawaan sianotik bersifat lebih komplek dan ditandai dengan adanya sianosis.

Penyakit jantung bawaan asianotik ini tidak ditemukan gejala atau tanda sianosis.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan Congenital Heart Disease?

2. Apa sajakah faktor pencetus atau penyebab dari Congenital Heart Disease?

(5)

3. Apa sajakah tanda dan gejala dari Congenital Heart Disease?

4. Bagaimana patofisiologi dari Congenital Heart Disease?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang penulisan makalah dan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, tujuan penulisan makalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui definisi dari Congenital Heart Disease

2. Untuk mengetahui faktor pencetus atau penyebab dari Congenital Heart Disease 3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Congenital Heart Disease

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Congenital Heart Disease

2

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Congenital Heart Disease

Congenital Heart Disease (CHD) atau dalam Bahasa Indonesia disebut Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan cacat jantung yang dibawa sejak lahir,dan merupakan cacat bawaan yang paling sering menyebabkan kematian. Congenital Heart Disease adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa sejak lahir. Kelainan ini terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan pembentukan dan perkembangan jantung pada fase awal kehidupan janin, kira-kira saat usia kandungan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap.

Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.

Congenital Heart Disease dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit jantung bawaan asianotik atau non-sianotik dan penyakit jantung bawaan sianotik. Penyakit jantung bawaan sianotik bersifat lebih komplek dan ditandai dengan adanya sianosis akibat adanya pirau kanan ke kiri sehingga darah dari vena sistemik yang mengandung rendah oksigen akan kembali lagi ke sirkulasi sistemik. Penyakit jantung bawaan asianotik ini tidak ditemukan gejala atau tanda sianosis, tetapi ditemukan pirau kiri ke kanan atau obstruksi jalan keluar ventrikel.

Jumlah pasien CHD asianotik jauh lebih besar daripada yang sianotik yaitu 3-4 kali, tetapi CHD sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada asianotik.

2.1.1 Congenital Heart Disease Asianotik atau Non-sianotik

Congenital Heart Disease atau Penyakit Jantung Bawaan asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis (warna kebiruan). Terdapat 2 kelompok besar CHD Asianotik, yaitu CHD asianotik dengan lesi atau lubang di jantung sehingga terdapat aliran pirau dari kiri ke

(7)

kanan dan CHD Asianotik dengan lesi obstruksi di jantung bagian kiri atau kanan tanpa aliran pirau melalui sekat di jantung.

1. Congenital Heart Disease Asianotik dengan pirau dari kiri ke kanan:

a. Ventricular Septal Defect (VSD)

Ventricular Septal Defect (VSD) merupakan CHD yang sering ditemukan.

Ventricular Septal Defect (VSD) adalah kelainan jantung berupa lubang pada sekat antar ventrikel jantung, menyebabkan kebocoran aliran darah pada ventrikel kiri dan kanan jantung. Hal ini mengakibatkan sebagian darah kaya oksigen kembali ke paru-paru, sehingga menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru-paru.

b. Atrial Septal Defect (ASD)

Atrial Septal Defect (ASD) adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. Secara anatomis defek ini dibagi menjadi defek septum atrium primum, sekundum, tipe sinus venosus, dan tipe sinus koronarius.

4

(8)

c. Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Patent Ductus Arteriosus (PDA) disebabkan oleh duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir. Jika duktus tetap terbuka setelah penurunan resistensi vaskular paru, maka darah aorta dapat bercampur ke darah arteri pulmonalis.

2. Congenital Heart Disease Asianotik dengan lesi obstruktif tanpa pirau a. Pulmonary Stenosis (PS)

Pada Pulmonary Stenosis (PS) yaitu suatu keadaan dimana terdapat konstriksi atau penyempitan dari katup pulmonal. Penyempitan katup pulmonal ini mengakibatkan beban ventrikel kanan meningkat saat memompa darah ke paru.

(9)

b. Aortic Stenosis (AS)

Aortic Stenosis (AS) merupakan gangguan pada pembukaan katup aorta jantung yang tidak terbuka secara penuh atau menyempit, sehingga membuat aliran darah dari jantung tidak lancar.

c. Coarctatio Aorta (CoA)

Coarctatio Aorta (CoA) adalah penyempitan terlokalisasi pada aorta yang umumnya terjadi pada daerah duktus arteriosus. Tanda yang klasik pada kelainan ini adalah tidak terabanya nadi femoralis serta dorsalis pedis sedangkan nadi brakialis teraba normal. Koarktasio aorta pada anak seringkali asimtomatik. Sebagian besar dari pasien mengeluh sakit kepala, nyeri di tungkai dan kaki, atau terjadi epistaksis

6

(10)

2.1.2 Congenital Heart Disease Sianotik

Congenital Heart Disease atau Penyakit Jantung Bawaan sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang ditandai dengan sianosis (warna kebiruan) akibat hipoksemia, dengan atau tanpa gagal jantung, sebagian mengalami syok, sebagian lagi tidak menunjukkan gejala dan pada auskultasi hanya terdengar bising saja.

1. Congenital Heart Disease sianotik dengan aliran darah ke paru berkurang a. Tetralogi of Fallot

Tetralogi of Fallot (ToF) merupakan kombinasi 4 komponen, yaitu : - Defek Septum Ventrikel

- Over-Riding Aorta - Stenosis Pulmonal

- Hipertrofi Ventrikel Kanan

Komponen yang paling penting yang menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal bahkan dapat berupa atresia pulmonal.

2. Congenital Heart Disease sianotik dengan aliran darah ke paru yang meningkat a. Transposition of the Great Arteries (TGA) atau Transposisi Arteri Besar

Pada TGA terjadi perubahan tempat keluarnya arteri besar, yakni aorta keluar dari ventrikel kanan dan terletak di sebelah anterior arteri pulmonalis, sedangkan arteri pulmonalis keluar dari ventrikel kiri, terletak posterior terhadap aorta. Akibatnya, aorta menerima darah vena sistemik dari vena cava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik serta darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan

(11)

sirkulasi sistemik serta paru tersebut terpisah dan kehidupan hanya dapat berlangsung apabila ada komunikasi antara 2 sirkulasi ini.

2.2. Faktor Pencetus/Penyebab Congenital Heart Disease

Etiologi Penyakit Jantung Bawaan atau Congenital Heart Disease seringkali tidak dapat diterangkan, meskipun berbagai faktor dianggap berpotensi sebagai penyebab. Faktor genetik dan lingkungan saat ini dianggap sebagai faktor-faktor yang paling berperan. Selain itu, penyakit jantung bawaan juga dapat disebabkan oleh faktor prenatal. Berikut ini beberapa penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan karena faktor prenatal, genetic dan lingkungan.

1. Faktor Prenatal :

a. Ibu menderita penyakit infeksi b. Ibu peminum alcohol

c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.

d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.

2. Faktor Genetik

Hal yang penting kita perhatikan adalah adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung, seperti :

a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

8

(12)

Hal lain yang juga berhubungan adalah adanya kenyataan bahwa sekitar 10%

penderita PJB mempunyai penyimpangan pada kromosom, misalnya pada Sindroma Down

3. Faktor Lingkungan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Paparan lingkungan yang tidak baik, misalnya menghirup asap rokok

b. Rubella, infeksi virus ini pada kehamilan trimester pertama, akan menyebabkan penyakit jantung bawaan

c. Alkohol, seorang ibu yang alkoholik mempunyai insiden sekitar 25-30% untuk mendapatkan bayi dengan penyakit jantung bawaan

d. Ekstasi dan obat-obat lain, seperti diazepam, corticosteroid, phenothiazin, dan kokain akan meningkatkan insiden penyakit jantung bawaan

2.3. Tanda dan Gejala Congenital Heart Disease

Congenital Heart Disease biasanya dapat diketahui sejak bayi dalam kandungan atau setelah dilahirkan. Salah satu gejala penyakit jantung bawaan pada janin adalah bunyi detak jantung yang tidak beraturan (aritmia). Keadaan ini dapat terdeteksi selama pemeriksaan rutin kehamilan dengan USG. Tanda dan gejala penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak yang muncul setelah dilahirkan, antara lain :

a. Bibir, kulit, atau jari-jari kebiruan atau kehitaman (sianosis).

b. Tampak kelelahan dan kesulitan bernapas, terutama ketika disusui.

c. Memiliki berat badan rendah.

d. Pertumbuhan terhambat.

e. Terjadi pembengkakan pada tungkai, perut, atau area sekitar mata.

f. Mengalami infeksi paru-paru yang berulang.

g. Sering keringat dingin.

Pada beberapa kasus, gejala penyakit jantung bawaan bisa saja baru muncul beberapa tahun setelah bayi lahir, seperti saat masa kanak-kanak atau remaja. Gejala kondisi ini dapat berupa:

a. Detak jantung tidak beraturan (aritmia).

b. Pusing dan sering merasa kelelahan, terutama saat berolahraga.

(13)

c. Kesulitan bernapas atau napas terengah-engah.

d. Terjadi pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, atau tangan.

e. Kulit kebiruan (sianosis).

f. Mudah pingsan atau kehilangan kesadaran.

g. Pada beberapa kasus, penyakit jantung bawaan bisa tidak menyebabkan nyeri dada atau gejala menyakitkan lainnya, bahkan dapat terjadi tanpa gejala atau tanda-tanda tertentu.

2.4. Patofisiologi Congenital Heart Disease

Congenital Heart Disease atau Penyakit Jantung Bawaan dipengaruhi oleh faktor prenatal, faktor genetik dan faktor lingkungan. Pada fase awal kehidupan janin, kira-kira usia kandungan 7 minggu, pembentukan jantung pada janin sudah lengkap.

Namun pada fase ini pembentukan stuktur jantung tidak sempurna. Hal ini menyebabkan perubahan struktur pada jantung janin. Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya Congenital Heart Disease atau Penyakit Jantung Bawaan.

Pada kelainan struktur jantung digolongkan menjadi penyakit jantung bawaan asianotik dan penyakit jantung bawaan sianotik. Penyakit jantung bawaan asianotik dikelompokkan menjadi penyakit jantung bawaan asianotik dengan pirau dari kiri ke kanan dan penyakit jantung bawaan asianotik dengan lesi obstruksi tanpa pirau, sedangkan penyakit jantung bawaan sianosis dikelompokkan menjadi penyakit jantung bawaan sianosis dengan aliran darah ke paru berkurang dan penyakit jantung bawaan sianosis dengan aliran darah ke paru meningkat.

Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Daerah yang bertekanan tinggi ialah jantung kiri sedangkan daerah yang bertekanan rendah adalah jantung kanan. Sistem sirkulasi paru mempunyai tahanan yang rendah sedangkan sirkulasi sistemik memiliki tahanan yang tinggi.

Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang bertekanan tinggi dengan rongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi aliran darah dari rongga jantung yang bertekanan tinggi ke jantung yang bertekanan rendah.

Sebagai contoh adanya Defek pada sekat ventrikel, maka akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian ini disebut Pirau (Shunt) kiri ke kanan.

Sebaliknya pada obstruksi arteri pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan 10

(14)

rongga jantung kanan akan lebih tinggi dari tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin akan oksigen mengalir dari defek tersebut ke ventrikel kiri yang kaya akan oksigen, keadaan ini disebut dengan Pirau (Shunt) kanan ke kiri yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan Sianosis.

BAB III SIMPULAN

DENGAN ALIRAN DARAH KE PARU

MENINGKAT FAKTOR PRENATAL FAKTOR GENETIK FAKTOR LINGKUNGAN

CHD/PJB

PEMBENTUKAN STRUKTUR KARDIOVASKULAR TIDAK SEMPURNA

PERUBAHAN STRUKTUR JANTUNG

ASIANOTIK SIANOTIK

DENGAN ALIRAN PIRAU DARI KIRI KE

KANAN

DENGAN LESI OBSTRUKSI TANPA

PIRAU

DENGAN ALIRAN DARAH KE PARU

BERKURANG

ASD, VSD, PDA PS, AS, CoA ToF TGA

(15)

3.1. Simpulan

Congenital Heart Disease adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa sejak lahir. Kelainan ini terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan pembentukan dan perkembangan jantung pada fase awal kehidupan janin. Congenital Heart Disease dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit jantung bawaan asianotik atau non-sianotik dan penyakit jantung bawaan sianotik.

Etiologi Congenital Heart Disease adalah faktor prenatal, faktor genetic dan faktor lingkungan.

Tanda dan gejala dari Congenital Heart Disease Bibir, kulit, atau jari-jari kebiruan atau kehitaman (sianosis), tampak kelelahan dan kesulitan bernapas, terutama ketika disusui, aritmia, mudah pingsan atau kehilangan kesadaran dan lainnya.

Patofisiologi Congenital Heart Disease atau Penyakit Jantung Bawaan dipengaruhi oleh faktor prenatal, faktor genetik dan faktor lingkungan. Pada fase awal kehidupan janin, kira-kira usia kandungan 7 minggu, pembentukan jantung pada janin sudah lengkap. Namun pada fase ini pembentukan stuktur jantung tidak sempurna.

Hal ini menyebabkan perubahan struktur pada jantung janin. Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya Congenital Heart Disease atau Penyakit Jantung Bawaan.

Pada kelainan struktur jantung digolongkan menjadi penyakit jantung bawaan asianotik dan penyakit jantung bawaan sianotik.

DAFTAR PUSTAKA

12

(16)

Idawati. 2019. Manajemen Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Pada An “R” Dengan Diagnosa Medis Penyakit Jantung Bawaan (PJB) di Ruangan Instalasi Gawat Darurat Rsup. Dr. Wahidinsudirohusodo Makassar. Skripsi.

Maramis, Pingkan Putri, dkk. 2014. “HUBUNGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2009-2013”. Jurnal e-CliniC (eCl), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014

Pereira, claudino Francisco. 2019. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Nn. T. T. Dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Di Ruangan Iccu Rsud Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Karya Tulis Ilmiah

Rilantono, Lily I. 2013. “Penyakit Kardiovaskular (PKV)”. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Halaman 495-506

https://www.academia.edu/37674981/CONGENITAL_HEART_DISEASE https://id.scribd.com/document/265195619/LP-PJB

https://www.emc.id/id/care-plus/kenali-penyakit-jantung-bawaan-gejala-dan-cara-mengobati

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang : Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan struktur atau fungsi dari sistem kardiovaskuler yang ditemukan pada saat lahir, walaupun dapat ditemukan

Penyakit Jantung Bawaan Asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat jantung sehingga

Oleh karena itu, membedakan penyebab jantung atau paru pada neonatus dengan sianosis adalah.. sangat penting, karena PJB sianotik yang tidak terdiagnosis

Penyakit Jantung Bawaan Asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat jantung sehingga

Penyakit Jantung Bawaan Asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat jantung sehingga

Perkembangan tata laksana penyakit jantung bawaan (PJB) menyebabkan pasien dapat menjalani kehidupanremaja hingga dewasa yang kini dikenal dengan Grown Up Congenital Heart

Keywords Congenital heart disease • Copy number variants • Exome sequencing • Genetics 51.1 Introduction Congenital heart defects CHD, with an estimated incidence of 2–3 % when

ISSN : 2721-2882 296 PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK PADA ANAK LAKI-LAKI BERUSIA 4 TAHUN : LAPORAN KASUS Cyanotic congenital heart disease in a 4 year old boy : case report Jimly