• Tidak ada hasil yang ditemukan

this formula research internal issue, that is how hardness in Maluku My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "this formula research internal issue, that is how hardness in Maluku My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEKERASAN DALAM NOVEL MALUKU KOBARAN CINTAKU KARYA RATNA SARUMPAET

Tuti Alawiyah, Mila Kurnia Sari, Wahyudi Rahmat

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

The research background to the number of there are hardness in Maluku My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet. this formula research internal issue, that is how hardness in Maluku My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet. As according to formula of[is problem of, hence intention of this research is to hardness describe in Maluku My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet. Type and this research method is research qualitative and descriptive method analysis. Source of this research come from Moluccas My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet with focussed research object at hardness physical, symbolic hardness, and structural hardness in this novel. Technique data collecting by reading, comprehend, and mark off dealt only with novel with hardness. data stocktaking that is noting data related with hardness. Pursuant to result of research to hardness in Moluccas My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet that is: First, hardness of really action physical in the form of human being physical movement to hurt body or destroy others estae. Hardness of physical which there are in Moluccas My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet that is hardness of physical causing victim be black and blue, [is]

killing each other fellow being without there only feeling pity because difference of religion, or estae which have vanished to be robed. Both, symbolic hardness of action using medium (media) despise and harm importance of others. Symbolic hardness which there are in Moluccas My Love The Raging novel by Ratna Sarumpaet that is harsh word, kicking emotion moment chairs, and big bullet which found in location to campus burnup. and Third, structural hardness of action exploiting values ( life view, social structure, or cultural norm). Structural hardness which there are in Moluccas My Love The raging novel by Ratna Sarumpaet that is life approach, power, and economics.

Keyword : Hardness and Novel

PENDAHULUAN

Novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet sebuah karya sastra yang menceritakan tentang sebuah kerusuhan antara masyarakat karena perbedaan agama. Dalam novel ini

juga menceritakan tentang perjuangan sekelompok pemuda (Meynar, Ali, Melky, Robert, Pieter, Aisah, Ahmad, dan Ridwan) untuk mempertahankan sebuah toleransi dan adat istiadat di Maluku, pela gandong, dimana mereka terjebak

(2)

dalam sebuah situasi kerusuhan SARA yang saling bunuh sesama orang Maluku, hanya karena mereka berbeda agama. Dalam novel ini banyak menceritakan tentang kekerasan yang dialami oleh sekelompok pemuda tersebut.

Sementara TNI Polri yang seharusnya berada di tengah-tengah untuk mendamaikan kerusuhan tersebut, malah mendukung pecahnya konflik tersebut. Sehingga kerusuhan yang terjadi semakin pecah. Novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet menarik, karena masalah yang terjadi diceritakan dengan bahasa yang bagus dan jalan ceritanya juga menarik dan jelas. Selain itu, alur ceritanya juga mengandung nasihat kehidupan supaya kita bisa saling menghargai sesama saudara kita walaupun kita berbeda agama. Ratna Sarumpaet membuat pembaca supaya membuka mata terhadap realita yang ada di sekitarnya, tapi terkadang realita tersebut terlalu pahit untuk dihadapi. Apalagi kerusuhan yang terjadi di Maluku, kerusahan tersebut terjadi karena perbedaan agama, sehingga mereka

saling bunuh membunuh sesama saudaranya. Hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk menganalisis kekerasan dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet. Novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet menarik dan penting untuk diteliti karena menggambarkan perjuangan pemuda untuk menyelesaikan kerusuhan yang terjadi.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang

hendak dicapai ialah

mendeskripsikan kekerasan dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2008:9), penelitian kualitatif adalah data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Sugiyono juga menjelaskan penelitian kualitatif digunakan untuk penelitian objek yang alamiah, peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

(3)

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini hanya menjelaskan dan mendeskripsikan data-data berupa kata-kata bukan angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Menurut Ratna (2004:53), metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.

Pelaksanaan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kekerasan dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet. Data dalam penelitian ini berupa teks berbentuk kutipan (dialog, monolog, dan tindakan) yang berkaitan dengan kekerasan dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet. Menurut Moleong (2006:168), bahwa instrumen

merupakan alat pengumpulan data.

Instrumen ini bertujuan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih sistematis dan mudah. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan format inventarisasi data yang berkaitan dengan penelitian kekerasan dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet.

Data dikumpulkan melalui beberapa tahap sebagai berikut: (1) membaca dan memahami novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet, (2) mencatat dan menandai yang berhubungan dengan kekerasan dalan novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet, (3) mengiventarisasikan data yang berhubungan dengan kekerasan dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet, dan (4) mengklasifikasi data yang terkumpul berdasarkan kekerasan yang terdapat dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet. Menurut Moleong (2012:330), triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

(4)

sesuatu yang lain. Menurut Denzin (dalam Moleong, 2012:330), bahwa terdapat empat macam triangulasi yaitu; triangulasi dengan sumber, metode, penyidik, dan teori. Teknik pengabsahan data yang peneliti gunakan adalah teknik triangulasi penyidik. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang penulis lakukan berdasarkan kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini.

Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara berikut ini: (1) mendeskripsikan data yang sudah diinventarisasikan, (2) menganalisis data sesuai dengan teori yang

dikemukakan, (3)

menginterpretasikan data yang sudah dianalisis, (4) menyimpulkan hasil penelitian, dan (5) dan menuliskan laporan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa banyak terdapat kekerasan dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet.

Hendrarti dan Herudjati (2008:VI), menyatakan bahwa ada beberapa aneka sifat kekerasan sebagai

berikut. (1) kekerasan fisik, (2) kekerasan simbolik, (3) kekerasan birokratik, dan (4) kekerasan Struktural. Dari keempat aneka sifat kekerasan tersebut difokuskan hanya tiga aneka sifat kekerasan saja yaitu;

(1) kekerasan fisik, (2) kekerasan simbolik, dan (3) kekerasan struktural.

1) Kekerasan Fisik

Menurut Hendrarti dan Herudjati (2008:VI), kekerasan fisik adalah tindakan yang benar-benar merupakan gerakan fisik manusia untuk menyakiti tubuh atau merusak harta orang lain. Kekerasan yang menyebabkan korban babak belur atau harta yang sudah lenyak dijarah. Luhulima (dalam Susanti, 2017:718), mengatakan bahwa laki- laki secara fisik lebih kuat daripada perempuan dan ada kemungkinan tigkat agresivitas yang lebih tinggi memiliki dasar biologis pula.

Sedangakan menurut Poerwandari (dalam Werdiningsih, 2016:107), dimensi kekerasan fisik mencakup memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh korban, menginjak, melukai

(5)

dengan tangan kosong atau alat/senjata, dan membunuh.

2) Kekerasan Simbolik

Menurut Hendrarti dan Herudjati (2008:VII), kekerasan simbolik adalah tindakan yang memanfaatkan berbagai sarana (media) untuk menyakiti hati dan merugikan kepentingan orang lain.

Sarana tersebut bisa bersifat linguistik seperti penggunaan tekanaan, jeda, intonasi, dan aksen.

Nonlinguistik seperti kontak badan, ekspresi wajah, dan sikap tubuh.

Martono (2012:39-40), mengatakan bahwa kekerasan simbolik adalah salah satu konsep penting dalam ide teoritis Bourdieu. Makna konsep ini terletak pada konsep upaya aktor- aktor sosial dominan menerapkan suatu makna sosial dan representasi realitas yang diinternalisasikan kepada aktor lain. Sebagai sesuatu yang alami dan absah, bahkan makna sosial tersebut kemudian dianggap benar oleh aktor lain tersebut. Kekerasan ini bahkan tidak dirasakan sebagai sebuah bentuk kekerasan sehingga dapat berjalan efektif dalam praktik dominasi sosial. Kekerasan simbolik

merupakan kekerasan yang dilakukan secara paksa untuk mendapatkan kepatuhan yang tidak dirasakan atau disadari sebagai sebuah paksaan dengan bersandar pada harapan-harapan koletif dari kepercayaan-kepercayaan yang sudah tertanam secara sosial.

3) Kekerasan Struktural

Menurut Hendrarti dan Herudjati (2008:IX), kekerasan struktural adalah tindakan yang memanfaatkan nilai-nilai (pandangan hidup, struktur sosial atau norma budaya) dari kelompok tertentu yang sedang memegang hegemoni kekuasaan untuk mendeskripsikan orang atau kelompok lain. Farmer (dalam Julianti, 2013:70), mengatakan bahwa kekerasan struktural bukanlah hasil dari pemaksaan, tetapi konsekuensi langsung atau tidak langsung dari lembaga manusia. secara khusus, lembaga manusia ini terlibat melalui struktur yang mencerminkan distribusi kekuasaan yang tidak merata.

KESIMPULAN

(6)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kekerasan adalah tindakan yang terjadi apabila seseorang melakukan sesuatu kepada orang lain dengan cara memukul, menendang, dan lain-lain untuk menyakiti tubuh korban tersebut. Kekerasan bisa terjadi karena tidak adanya kesesuaian antarindiviidu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain. Dalam penelitian yang telah dilakukan terhadap novel Maluku Kobaran cintaku karya Ratna Sarumpaet ditemukan adanya beberapa aneka sifat kekerasan seperti kekerasan fisik, kekerasan simbolik, dan kekerasan struktural.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menemukan beberapa kesimpulan yaitu; (1) kekerasan fisik yang terjadi dalam novel Maluku Kobaran cintaku karya Ratna Sarumpaet seperti ditendang, dipukul, dicambuk, ditembak, didorong, dan diseret. Kekerasan fisik ini dialami oleh tokoh Ali, Mey, Aisah, Melky, Ridwan, Pieter, dan Robert. (2) Kekerasan simbolik juga terdapat dalam novel Maluku

Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet seperti perkataan yang sangat kasar, menedang kursi-kursi dalam keadaan emosi yang tidak beraturan. Kekerasan ini juga dialami oleh Mey, ali, Melky, Ridwan, Pieter, Ahmad, Aminah, dan Irfan. (3) Kekerasan struktural juga terdapat dalam novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet seperti struktur soial atau norma budaya, ekonomi, kekuasaan, dan kemiskinan. Kekerasan ini dialami oleh Tuang Guru Besar Abu Bakar Assegaf dan Mey.

DAFTAR PUSTAKA

Hendrarti dan Herudjati Purwoko.

2008. Aneka Sifat Kekerasan. Jakarta: Indeks.

Julianti, Shinta. (2013). “Kekerasan Struktural terhadap Orang Lanjut Usia sebagaiHasil dari Konstruksi Sosial yang Merendahkan”. Dalam

Jurnal Kriminologi Indonesia Volume 9 Nomor 1, Desember 2013:67-79.

Martono, Nanang. 2012. Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan

(7)

Pierre Bourdieu. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatid, dan R & D. Bandung: Alfabeta Susanti, Endah. “Analisis

Ketidakadilan Gender pada Tokoh Perempuan dalam Novel Kupu-kupu Malam Karya Achmad Munif”.

Dalam jurnal Artikulasi Vol.10 No.2 Agustus.

Werdiningsih, Yuli Kurniati. (2016).

“Kekerasan Terhadap

Tokoh Utama Perempuan dalan Novel Kinanti Karya Margareth Widhy Pratiwi”.

Dalam Atavisme. Vol. 19, No. 1, Edisi Juni, 2016:102- 115.

Referensi

Dokumen terkait

Relevance of admission system on students' grade point average; a case study.pdf.