1 BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran penelitian secara singkat mengenai studi formulasi pakan ikan nila dari limbah udang.
1.1 Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang hidup di ekosistem air tawar. Ikan nila merupakan salah satu komoditi Kota Balikpapan yang diminati oleh masyarakat karena dagingnya yang lezat dan mengandung gizi yang baik untuk tubuh. Hal ini mendorong masyarakat membudidayakan ikan nila baik untuk dikonsumsi, dijual atau dijadikan sebagai objek pariwisata seperti pemancingan.
Sebelum dapat dijual di pasaran, ikan nila biasanya harus memenuhi bobot minimum terlebih dahulu. Bobot minimum ikan nila sebelum dijual adalah 300 - 500gr/ekor. Dalam budidaya ikan nila, terdapat beberapa aspek penting yang harus diperhatikan, salah satunya adalah pemilihan pakan dalam jenis dan jumlah yang tepat (Cholik dan Hanafi, 1992). Pemberian pakan dalam jumlah dan formulasi yang tepat akan mempercepat pemenuhan kebutuhan gizi ikan nila, sehingga ikan nila akan lebih cepat mengalami penambahan bobot. Ikan nila yang besar dan matang dapat menguntungkan petani karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Selain itu, pakan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai produksi yang maksimal dalam budidaya ikan nila. Pakan ikan nila harus ditangani dengan baik, sehingga perlu diperhatikan mengenai penyediaan, pengolahan, kandungan gizi, dan juga pola makannya (Fujaya, 2012). Untuk memenuhi kebutuhannya, ikan nila diberikan pakan sebanyak 3% dari total berat tubuhnya setiap hari. Pakan yang biasa diberikan adalah bahan organik seperti plankton atau fitoplankton, azolla pinnata dan lemna SP, karena ikan nila merupakan pemakan segala. Tetapi terdapat beberapa kekurangan dalam pemberian pakan alami berupa bahan organik, diantaranya yaitu ketersediaan bahan – bahan tersebut yang masih bergantung pada kondisi dan lingkungan, dan kandungan gizi
2 pada pakan alami tidak bisa disesuaikan dengan kebutuhan gizi ikan nila.
Permasalahan tersebut dapat ditangani dengan pemberian pakan buatan. Pakan biasanya dibuat dari campuran beberapa bahan yaitu ikan, silase, bungkil kelapa, tepung jagung, dan pollard (Fujaya, 2009).
Pakan buatan dapat berupa pelet dengan kandungan gizi dan ukuran yang sesuai. Pakan yang dibuat harus mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrien pada ikan nila, yaitu dengan kadar protein minimal 25%, lemak 6-8%, karbohidrat 20%, kadar abu maksimal 15% dan serat kasar maksimal 8% (SNI, 2009). Pakan yang biasa digunakan untuk ikan nila memiliki harga jual yang cukup tinggi, dimana petambak biasanya harus mengeluarkan ±60% dari total biaya produksi untuk memenuhi kebutuhkan pakan ikan nila. Sehingga perlu adanya inovasi pakan buatan yang lebih ekonomis namun mampu memenuhi kebutuhan gizi ikan nila.
Ikan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein dalam pakan ikan nila masih diimpor, sehingga harganya lebih mahal dan berdampak pada harga pakan ikan nila yang semakin mahal. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain non pangan untuk memenuhi kebutuhan protein dalam pakan ikan nila, salah satunya adalah limbah udang.
Limbah udang adalah limbah yang berasal dari industri pengolahan udang, yang umumnya limbah tersebut berupa kulit dan kepala udang (Hapsari, 2013). Di Kota Balikpapan terdapat industri yang mengolah udang untuk diekspor ke luar negeri, namun industri tersebut hanya mengolah udang tanpa memperhatikan limbah yang dihasilkan. Untuk produksi udang yang mencapai 2.340 ton, dapat menghasilkan limbah udang hingga 26,5 ton (m.kaltim prokal.co). Selama ini, limbah udang yang dihasilkan hanya dimanfaatkan kitosannya, baik untuk pengawet maupun untuk zat pewarna. Kandungan kitosan dalam limbah udang memang cukup tinggi yaitu sekitar 14 – 30% (Synowiechki, 2000). Selain kitosan, terdapat kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 30 – 40% (Daragmeh, 2011). Dengan kandungan protein tersebut, maka limbah udang dapat digunakan sebagai pengganti ikan dalam pemenuhan kebutuhan protein pada pakan ikan nila.
Penelitian mengenai pemanfaatan limbah udang sebagai pakan ternak juga telah banyak dilakukan. Oktosari (2009) menyatakan bahwa limbah udang dapat digunakan dalam ransum domba dengan menggantikan bungkil kedelai. Selain itu,
3 limbah udang juga dimanfaatkan sebagai ransum sebagai pakan ayam broiler (Kaban, 2016).
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka limbah udang juga berpotensi besar untuk dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan pakan ikan nila.
Sehingga dilakukan penelitian mengenai formulasi pakan ikan nila dari limbah udang.
1.2 Perumusan Masalah
Pada penelitian ini, pakan ikan nila dibuat dari formulasi limbah udang yang sebelumnya telah diberi perlakuan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana formulasi yang tepat pada pakan ikan nila dari limbah udang?
2. Bagaimana pengaruh pakan ikan dari limbah udang terhadap bobot ikan nila?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendapat formulasi yang tepat pada pakan ikan nila dari limbah udang.
2. Untuk mengkaji pengaruh pakan ikan dari limbah udang terhadap bobot ikan nila.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah:
1. Pemanfaatan limbah udang sebagai pakan ikan.
2. Memperoleh hasil penelitian/pengembangan limbah udang yang kemudian dapat dijadikan bahan rujukan penelitian selanjutnya.
3. Menghasilkan inovasi yang turut membantu memajukan riset dan teknologi di Indonesia terutama dalam bidang formulasi pakan dan pemanfaatan limbah.
1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambaran penelitian ini dituliskan dalam bentuk kerangka pemikiran berupa diagram fisbone. Melalui diagram fishbone, dapat diketahui keterbaruan dari
4 penelitian ini dengan mengacu pada referensi penelitian sebelumnya. Kerangkan pemikiran penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.1.
5
Pakan Ikan Nila Kebutuhan Pakan
Ikan Nila Limbah Udang
Formulasi Pakan Ikan Nila dari Limbah
Udang Protein
Lemak
Serat Kasar
Karbohidrat
Kadar Abu Lemak
Protein
Kitin
Pakan Buatan
Tahan Lama
Mahal
Gizi dapat disesuaikan
Pakan Alami Mudah
diperoleh Mahal
Gizi tidak dapat disesuaikan
Sumber : SNI, 2009 Sumber : Penulis, 2020
Sumber : Almaududy, 2006 Min. 25%
–
Max. 8%
Max. 20%
Max. 15%
Dibutuhkan oleh ikan nila
Dibutuhkan oleh ikan nila –
3.58 %
62.69 %
Dapat mengurangi kinerja pencernaan ikan
15 - 30 %
( Sumber : Oktosari, 2009 )
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran penelitian