Judul skripsi: Formulasi krim tabir surya dengan ekstrak etanol kulit batang Nephelium Lappaceum Linn dan pengujian aktivitas antioksidan dan nilai SPF. Penelitian dilakukan terhadap krim tabir surya berbahan ekstrak etanol kulit batang rambutan dan pengujian aktivitas antioksidan serta nilai SPF menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi krim tabir surya dari ekstrak etanol kulit batang rambutan dengan menentukan aktivitas antioksidan dan nilai SPF secara in vitro.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
 - Perumusan Masalah Penelitian
 - Tujuan Penelitian
 - Manfaat Penelitian
 
Bagaimana aktivitas antioksidan sediaan krim tabir surya yang terbuat dari ekstrak etanol kulit kayu rambutan (Nephelium lappaceum Linn). Berapa nilai SPF tabir surya yang terbuat dari ekstrak etanol kulit kayu rambutan (Nephelium lappaceum Linn). Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dalam pembuatan krim pelindung sinar matahari dari ekstrak etanol kulit batang rambutan.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Botani kulit batang rambutan
- Klasifikasi Tumbuhan Kulit Batang Rambutan
 - Nama Asal dan Penyebaran
 - Morfologi
 - Kegunaan
 - Kandungan Kimia Kulit batang rambutan
 - Tinjauan Farmakologi Tumbuhan Rambutan (Nephelium
 
Tumbuhan rambutan digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit, antara lain kulit buahnya untuk pengobatan sariawan, daunnya untuk pengobatan diare dan penggelapan rambut, akarnya untuk pengobatan demam dan serat bijinya. untuk pengobatan diabetes melitus (Tjandra et al, 2011). Kandungan senyawa kimia pada daun rambutan memiliki senyawa metabolit sekunder saponin, terpenoid, flavonoid, fenol dan tanin (Pratiwi, 2015). Hal ini dikarenakan rambutan banyak mengandung metabolit sekunder yang memiliki aktivitas farmakologi dalam pengobatan berbagai penyakit (Bone & Mills, 2013).
Tinjauan Umum
- Ekstraksi
 - Metode ekstraksi
 
Infus adalah ekstraksi dengan air sebagai pelarut pada suhu penangas air (wadah infus direndam dalam penangas air mendidih, suhu terukur 96-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit). Infus umumnya digunakan untuk menarik atau mengekstraksi zat aktif yang larut dalam air dari bahan tanaman. Metode ini digunakan untuk ekstraksi komponen yang larut dalam air dan tahan panas.
Kulit
- Anatomi Kulit
 - Fisiologi Kulit
 
Proses perpindahan sel stratum germinativum menjadi sel tanduk pada stratum korneum disebut proses keratinisasi, sedangkan sel itu sendiri disebut sel keratinosit. Di dalam stratum germinativum terdapat sel melanosit yaitu sel yang tidak mengalami keratinase dan berfungsi hanya membentuk pigmen melanin dan mengantarkannya ke sel keratinosit melalui dendritnya (Tranggono dan Latifah, 2014). Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu sama lain oleh trabekula dan berserat.
Tinjauan Farmasetika
- Defenisi krim
 - Komposisi krim (Jellinek, 1970)
 - Pembuatan Krim Secara Umum
 - Penyimpanan Krim
 
Bahan pengemulsi dimaksudkan untuk menstabilkan emulsi dan krim sesuai dengan jenis dan sifat krim yang diinginkan. Pengawet dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi, perusakan dan pembusukan oleh bakteri dan jamur, karena bahan dasar krim seringkali dapat menjadi substrat bagi mikroorganisme. Jika ada bahan yang tidak tahan panas, bahan tersebut ditambahkan langsung ke massa krim jadi (Osol, 1975).
Monografi Zat Tambahan
- Asam Stearat
 - Gliserin
 - Natrium Biborat
 - Trietanolamina
 - Nipagin
 - Aqua Destilata
 
Gliserin dapat mengkristal jika disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering (Rowe et al, 2009). Natrium biborat tidak sesuai dengan asam, logam dan garam alkaloid dan harus disimpan dalam wadah tertutup di tempat yang sejuk dan kering (Rowe et al, 2009). Mudah larut dalam eter dan larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas.
Tabir Surya
20 salisilat, senyawa ini merupakan senyawa yang tersusun dari struktur aromatik yang terkonjugasi dengan gugus karbonil dan gugus pelepas elektron (amina atau metoksi) yang berada pada posisi para atau orto terhadap gugus karbonil dalam cincin aromatik. Senyawa kimia dengan konfigurasi ini dapat menyerap radiasi UV panjang gelombang pendek berenergi tinggi, yaitu 250-340 nm, dan mengubah sisa energi menjadi radiasi dengan panjang gelombang lebih panjang (energi rendah), yaitu 380 nm, yang relatif tidak berbahaya. Energi yang diserap dari radiasi UVA dan UVB sama dengan energi resonansi yang dibutuhkan untuk mendelokalisasi elektron pada komponen aromatik (Shaat, 2005).
Sun Protection Factor (SPF)
- Penentuan nilai secara spf
 
Tabir surya dengan SPF menyatakan bahwa kulit orang lain di bawah sinar matahari tanpa terbakar. Sedangkan angka SPF menunjukkan berapa kali lipat daya tahan alami kulit seseorang sehingga dapat dengan aman keluar di bawah sinar matahari tanpa terbakar. Intinya bisa bertahan di bawah sinar matahari selama 30 menit tanpa gosong, jadi kalau pakai anti UV SPF 15 akan bertahan 15 kali lebih lama, yaitu 15 x 30 menit = 450 menit = 7,5 jam (Tranggono, 2007).
Prosedur penentuan nilai SPF in vivo yang direkombinasi oleh USFDA (United State and Drugs Administration) adalah dengan menggunakan manusia sebagai panel uji yang disinari radiasi matahari atau radiasi buatan. Metode penentuan nilai SPF menurut Mansur (Omar et al, 2015), dimana prinsipnya adalah pengukuran absorbansi bahan aktif tabir surya pada daerah sinar ultraviolet 290-320 nm, maka absorbansi rata-rata (Ar ) ditentukan pada interval 5 nm.
Radikal Bebas
- Antioksidan
 - Metode DPPH
 - Nilai IC 50
 - Spektrofotometri UV-Vis
 
Radikal bebas berkaitan erat dengan kerusakan sel, kerusakan jaringan dan proses penuaan (Fessenden dan Fessenden, 1986). Radikal bebas akan menyerang biomakromolekul penting dalam tubuh, seperti penyusun sel yaitu protein, asam nukleat, lipid dan polisakarida. Sasaran utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh dan lipoprotein, serta DNA termasuk polisakarida.
Radikal bebas akan merusak lemak tak jenuh ganda pada membran sel, sehingga dinding sel menjadi rapuh, merusak pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis. Radikal bebas juga merusak basis DNA, mengganggu sistem informasi genetik dan membentuk sel kanker. Jaringan adiposa juga akan dirusak oleh radikal bebas membentuk peroksida dan menimbulkan penyakit degeneratif (Winarsi, 2007).
Serangan radikal bebas terhadap molekul di sekitarnya dapat memicu reaksi berantai dan menghasilkan senyawa radikal baru. Berbagai gangguan akibat radikal bebas antara lain gangguan fungsi sel, kerusakan struktur sel, molekul yang tidak teridentifikasi oleh sistem imun, bahkan mutasi. Permasalahan tersebut terkait dengan kemampuan antioksidan untuk berperan sebagai penghambat reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang merupakan salah satu penyebab penyakit tersebut.
Tubuh memproduksi senyawa antioksidan, namun jumlahnya seringkali tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.
PELAKSANAAN PENELITIAN
- Waktu dan Tempat Penelitian
 - Metodologi Penelitian
 - Alat
 - Bahan
 - Prosedur Penelitian
 - Pengambilan Sampel
 - Identifikasi Sampel
 - Penyiapan dan Ekstraksi Sampel Kulit Batang Rambutan
 - Pemeriksaan Ekstrak
 - Pemeriksaan Bahan Tambahan
 - Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Kulit Batang Rambutan
 - Uji aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Kulit Batang Rambutan
 - Pembuatan Larutan
 - Uji Aktivitas Krim Ekstrak Etanol Kulit Batang Rambutan rambutan
 
Sampel yang digunakan adalah kulit batang rambutan (Nephelium lappaceum Linn) yang diperoleh di daerah Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Sampel kulit batang rambutan sebanyak 8 kg dibersihkan dari pengotor dengan cara dicuci dengan air, kemudian diangin-anginkan, setelah kering dihaluskan dengan blender hingga diperoleh 6 kg. Ekstrak etanol kulit batang rambutan ditimbang dengan hati-hati sebanyak 1 g dan ditempatkan dalam cawan porselin yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105°C selama 30 menit dan didinginkan dalam desikator.
Ekstrak etanol kulit batang rambutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml akuades dan 5 ml kloroform, dikocok dan dibiarkan hingga terbentuk 2 lapis air dan kloroform. Kemudian tambahkan ekstrak etanol kulit batang rambutan sambil dihaluskan hingga homogen, kemudian masukkan ke dalam wadah yang terlindung dari cahaya. Angka yang tertera pada pH meter merupakan nilai pH dari tabir surya ekstrak etanol kulit batang rambutan.
Sediaan tabir surya disimpan pada suhu 4°C selama 24 jam kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 40°C selama 24 jam. Penentuan viskositas bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekentalan masing-masing formula krim ekstrak etanol kulit batang rambutan. Ekstrak etanol tabir surya kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.) yang akan diuji ditimbang masing-masing 20 mg, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan dilarutkan dengan etanol sampai tanda batas hingga diperoleh konsentrasi utama 200 ppm.
Dari larutan stok Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Kulit Rambutan 200 ppm dipipet sebanyak ml.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
- Hasil Pemeriksaan Ekstrak Etanol Kulit Batang Rambutan
 - Hasil Pemeriksaan Bahan Tambahan
 - Hasil Evaluasi Basis Krim dan Krim Ekstrak Etanol Kulit
 - Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Kulit
 - Hasil Uji Aktivitas Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Kulit
 
Dari hasil pemeriksaan organoleptik yang meliputi bentuk krim setengah padat, warna F0 (putih), F1 (jingga muda), F2 (coklat muda), F3 (coklat). Hasil panjang gelombang serapan maksimum DPPH pada panjang gelombang 400-800 nm dengan spektrofotometer UV-tampak. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan krim tabir surya etanol kulit batang rambutan dengan nilai IC50 adalah.
Pembahasan
Sampel kulit batang rambutan sebanyak 8 kg dibersihkan dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada sampel, kemudian kulit batang rambutan dikeringkan pada suhu kamar dan tidak terkena sinar matahari, kemudian kulit batang rambutan dihaluskan menjadi bubuk dengan blender. Selain itu, pemeriksaan Ekstrak Etanol Kulit Rambutan meliputi pemeriksaan organoleptik, rendemen, susut kering, kadar abu dan pemeriksaan fitokimia. Pemeriksaan organoleptik ekstrak kulit batang rambutan menunjukkan hasil berupa ekstrak kental, berwarna coklat kemerahan dan berbau khas.
Komponen kimia yang terkandung dalam kulit batang rambutan mengandung flavonoid, saponin, fenolat dan alkaloid. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap ekstrak etanol kulit batang rambutan, dilanjutkan pemeriksaan bahan tambahan yang digunakan pada sediaan krim yang dilakukan menurut (Rowe et al, 2009) yang meliputi pemeriksaan kenampakan dan kecernaan. Pada evaluasi organoleptik tabir surya ekstrak etanol kulit batang rambutan yang dilakukan selama 6 minggu meliputi bentuk, warna dan bau didapatkan hasil F0 (semi padat, putih, tidak berbau), F1 (semi padat padat, ringan oranye, tipikal ), F2 (Semi padat, coklat muda, tipikal), F3 (Semi padat, coklat, tipikal).
Pada evaluasi homogenitas tabir surya dengan ekstrak etanol kulit batang rambutan selama 6 minggu menunjukkan hasil sediaan yang homogen dan tidak terlihat butiran pada sediaan, sehingga mudah diaplikasikan pada kulit. Setelah dilakukan evaluasi formulasi sediaan krim tabir surya dari ekstrak etanol kulit batang rambutan, dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan spektrofotometri UV-Vis. Dalam menentukan nilai SPF (Sun Protecting Factor) tabir surya ekstrak etanol kulit rambutan dengan mengukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 290-300 nm dengan interval 5 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
49 bahwa aktivitas antioksidan menunjukkan korelasi positif antara kandungan senyawa flavonoid dengan nilai SPF etanol kulit batang rambutan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
2013. Formulasi tabir surya dari ekstrak kulit nanas (Ananas comosus L Merr) dan uji nilai faktor perlindungan matahari (SPF) in vitro. Penentuan Potensi Tabir Surya Ekstrak Etanol Daun Ceremai (Phyllanthus acidus L.) Secara Spektrofotometri UV-Vis Denpasar: Universitas Mahasaraswati Denpasar. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan fraksinya dari kulit batang rambutan (Nephelium Lappaceum Linn) menggunakan metode DPPH.
Skema kerja untuk menentukan kinerja anti-UV dari tabir surya yang terbuat dari ekstrak etanol kulit batang rambutan. F0 : Formula tabir surya tanpa ekstrak kulit rambutan F1 : Formula tabir surya + 1% ekstrak kulit rambutan. Hasil uji aktivitas antioksidan tabir surya Ekstrak etanol kulit batang rambutan (Nephelium lappaceum L.) konsentrasi sampel F1.
Hasil uji aktivitas antioksidan krim tabir surya Ekstrak etanol kulit batang rambutan (Nephelium lappaceum L.) konsentrasi sampel F2. Hasil uji aktivitas antioksidan krim tabir surya Ekstrak etanol kulit batang rambutan (Nephelium lappaceum L.) Konsentrasi sampel F3.