• Tidak ada hasil yang ditemukan

As for the formulation of the research problem is how student activity in learning sociology with the application of learning stages in SMA Negeri 2 Gunung Talang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "As for the formulation of the research problem is how student activity in learning sociology with the application of learning stages in SMA Negeri 2 Gunung Talang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN TAHAP PEMBELAJARAN TANDUR TERHADAP AKTIFITAS BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2

SMAN 2 GUNUNG TALANG

Zul Efendi, Harisnawati, Sri Rahayu

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Zul.wit@gmail.com

ABSTRACT

This research is based on the low learning activities of students in the process of learning sociology. So that students are active in the learning process hence used learning model of tandur. As for the formulation of the research problem is how student activity in learning sociology with the application of learning stages in SMA Negeri 2 Gunung Talang. The purpose of the research is to know the implementation of learning stages of tandur to the sociology learning activity of class XI students of SMA Negeri 2 Gunung Talang. The theory used is cognitive theory, this theory was developed by David P. Ausabel. This study population is all students of Xi IPS class of SMA Negeri 2 Gunung Talang registered in academic year 2017/2018, and the sample is partially or representative of population studied. This type of research is descriptive cauntitative research. Type of data in this research is primary data and secondary data. The type of data collection is observation and document study, then data analysis technique researcher using percentage formula (%). The subjects of the study were the students of class XI IPS 2 SMA Negeri 2 Gunung Talang academic year 2017/2018 and the sample amounted to 21.The stage that researchers do to alter the student's learning activities towards a better one is to use the framework of the tandur, with the first steps to grow, the second natural, the three names, the fourth demonstrate, the five repeat, and the sixth celebration. based on the analysis of the data obtained the following results, that from the observed indicator on the last observation of average student activity is categorized either of which of every reading indicator, ask questions, express opinions, discussions, listening to the presentation of materials, listening to discussions, making reports have been categorized well once. So it can be concluded that in the process of learning sociology better than before using the model of learning tandur, and from observations that have been done student activity in learning categorized good and excellent, and students are more likely to be active in the learning process.

Keywords: Application of Learning Stages to Learning Activities

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang, sehingga pendidikan merupakan suatu proses dalam

(2)

2 rangka mempengaruhi manusia supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya agar dapat menimbulkan perubahan dalam dirinya untuk berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat (Hamalik, 2008:2).

Menurut Trianto (2009:1) pendidikan

yang mampu mendukung

pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan

mampu menghadapi dan

memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik.

Proses pembelajaran hendaknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga dapat memotivasi dan mendorong siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat. Sebagaimana diketahui bahwa metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa didalam kegiatan belajar mengajar. Interaksi ini terjadi antara siswa yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik dengan

guru dan siswa lainnya. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah ketetapan metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut Winataputra (2008: 120).

Menurut Sardiman (2011:95) dalam belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Sejalan dengan itu Rousseau dalam Sardiman (2011:95) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Pembelajaran siswa dituntut aktif, karena tanpa aktivitas pembelajaran tidak akan berlangsung secara baik.

Berdasarkan upaya yang telah dilakukan pemerintah diatas belum juga ditindak lanjuti oleh guru,

(3)

3 dimana proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode konvensional atau masih menggunakan metode ceramah Sehingga menimbulkan rasa bosanpada siswa, menurunnya aktivitas belajar siswa,dan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Dapat dilihat pada tabel di bawah ini aktivitas belajar siswa, ketika guru menggunakan metode ceramah.

Tabel 1.1 aktivitas belajar siswa N

o Aktivitas Jumla h

Persent ase

%

1. Membaca 8 38,0

2. Mengajukan

pertanyaan 7 33,3 3. Mengemukak

an pendapat 9 42,8

4. Diskusi - -

5.

Mendengarka n penyajian bahan

12 57,1 6. Mendengarka

n diskusi - -

7. Membuat

laporan 12 57,1

Sumber :hasil observasi langsung oleh peneliti 08 januari 2018

Ini menggambarkan bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah, dan juga beberapa siswa berjalan- jalan dalam kelas, berbicara dengan

teman juga dilakukan oleh beberapa siswa, ketika siswa ditegur oleh guru mereka diam sebentar dan lima menit setelah itu diulangi kembali, ketika guru bertanya tentang pelajaran yang telah dijelaskan siswa tidak mampu untuk menjawabnya. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil praktek lapangan yang dilakukan satu semester pada tanggal 25 Juli 2016 sampai bulan 10 Desember 2016 yang telah dilakukan, dan juga studi dokumen berupa RPP satu semester yang mana di dalam RPP pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan metode konvensional (metode ceramah) saja sehingga proses pembelajaran kurang efektif.RPP (rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa,2007: 212).

Terlihat bahwa pelaksanaan proses pembelajaran masih menggunakan pembelajaran

(4)

4 konvensional dengan metode ceramah. Tentu ini berkaitan dengan aktifitas belajar, aktifitas belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktifitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi Piaget menerangkan dalam buku Sardirman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).

Kesimpulan dari pendapat Piaget dalam buku Sardiman tentang aktifitas belajar adalah peserta didik harus melakukan kegiatan-kegiatan mental (mental activities), yaitu mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. Seharusnya ini yang harus dilakukan siswa dalam aktifitas belajar.

Tetapi siswa di SMAN 2 Gunung Talang tidak menerapkan hal tersebut dalam proses belajar mengajar sehingga siswa lebih cenderung tidak paham dengan materi yang diajarkan oleh guru.

Buktinya adalah didalam proses pembelajaran dari 21 siswa hanya 8

orang yang membaca, 7 orang yang bertanya, 9 orang mengemukakan pendapat.

Oleh sebab itu, untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan, Agar tujuan pembelajaran tercapai maksimal, perlu diterapkan suatu metode pembelajaran yang dapat merangsang kreatifitas dan membantu dalam menemukan pengetahuan baru bagi semua siswa tanpa terkecuali. Diharapkan semua siswa bisa diarahkan untuk belajar menemukan sendiri sebuah konsep dimana guru tidak perlu menyajikan materi pembelajaran dengan cara ceramah seperti sebelumnya.

Salah satu metode pembelajarannya yaitu menggunakan metode pembelajaran quantum teaching. Quantum teaching merupakan pembelajaran yang mempertimbangkan kesenangan siswa dalam belajar dan mengubah berbagai macam persepsi negatif menjadi pandangan positif, karena pembelajaran pada quantum teaching mengutamakan pengertian, pandangan dan penguatan seorang guru kepada siswa. Quantum

(5)

5 teaching merupakan kerja sama guru dan siswa untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik.

Pelaksanaan kerangka pembelajaran quantum teaching dikenal dengan singkatan

“TANDUR” yang merupakan kepanjangan dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Quantum teaching dengan kerangkannya yaitu TANDUR diharapkan mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik motivasi siswa dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran sosiologi, hal ini sesuai DePorter (2010: 128)

“Apapun mata pelajaran, tingkat kelas atau pendengar, kerangka ini menjamin siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran”.

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Tipe Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini berbentuk deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah salah satu penelitian yang mendeskripsikan disimpulkan bahwa penelitian

deskriptif penelitian yang dilaksanakan berdasarkan pada masalah yang terjadi sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu keadaan sehingga pemahaman terhadap permasalahan menjadi lebih jelas. Hasil dari penelitian digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari apa yang sedang diteliti.

3.2. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi

Menurut Arikunto (2014: 173)

“Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMAN 2 Gunung Talang yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2017/2018.

1. Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling: yaitu penarikan sampel dengan cara acak, populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

3.3. Responden penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah siswa kelas XI IPS2. Karena masih rendah

(6)

6 aktivitas belajar siswa dalam proses belajar sosiologi.

3.4. Jenis Data

Menurut Arikunto (2010:161) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diambil dari sampel yang diteliti, yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Gunung Talang, yang mana peneliti melihat aktivitas belajar sosiologi dalam pembelajaran sosiologi dengan penerapan tahapan pembelajaran tandur yang mana hasil data primernya adalah dari pertemuan awal sampai dengan pertemuan terakhir terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa, sebagaimana yang telah lampirkan pada daftar ceklis aktivitas siswa dalam belajar sosiologi dengan model tandur.

3.4.2. Data sekunder

Data yang bersumber dari orang lain, adapun data yang peneliti butuhkan dari orang lain seperti dari, kepala sekolah, tata usaha, wali kelas, dan guru mata pelajaran sosiologi. Data yang peneliti dapatkan adalah Profil sekolah dan Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Sosiologi Kelas XI SMAN 2 Gunung Talang Tahun Pelajaran 2017/2018, dan masih sedikitnya siswa

yang bertanya dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran.

3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ini diperlukan untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan bisa dipertanggung jawabkan, agar dapat diperoleh dan digambarkan dengan benar. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui :

1. Observasi (pengamatan)

Menurut Riduwan (2010:76) observasi (pengamatan) yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Data yang dapat

(7)

7 dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan aktivitas belajar sosiologi siswa dengan penerapan tahap pembelajaran tandur, adapun aktivitas yang diamati dalam penelitian ini yaitu meliputi, kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatanmendengarkan, dan kegiatan menulis rangkuman.

Instrumen yang digunakan adalah dengan chek – list.

2. Studi dokumen

Studi dokumen adalah sekumpulan berkas atau arsip dan sebagainya. Metode studi dokumen ini dapat diartikan sebagai salah satu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen yang ada atau catatan yang telah tersimpan, jadi dalam penelitian ini studi dokumen ini adalah data berupa profil sekolah yang diminta pada pihak sekolah, dan RPP yang disesuaikan dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menganalisis data

merupakan suatu kegiatan yang sangat kritis dan penting (Lufri, 2005:130). Sesudah data dikumpulkan maka data dianalisis menggunakan analisis persentase (%). Rumus yang akan digunakan untuk menganalisis data dalam melihat aktivitas pembelajaran sosiologi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Gunung Talang adalah :

Rumus untuk persentase aktivitas siswa yang dikemukakan oleh Arikunto (2008:41).

𝑃 =𝐹

𝑛𝑥 100%

Keterangan :

p = Persentase aktivitas f = Jumlah siswa yang aktif n = Jumlah siswa keseluruhan

Sesuia dengan rumus yang digunakan, untuk mengetahui apakah ada perubahan aktivitas siswa pada kelas XI IPS 2 dengan penerapan tahap pembelajar tandur maka dilihat menurut Arikunto (2009:35).

81% - 100% = Baik sekali (BS) 61% - 80% = Baik (B)

41% - 60% = Cukup (C) 21% - 40% = Kurang (K) 0% - 20% = Kurang sekali (KS)

(8)

8 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dijelaskan hasil penelitian yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian dengan judul “Penerapan Tahap Pembelajaran Tandur Terhadap Aktivitas Belajar Sosiologi Siswa KelasXI SMAN 2 Gunung Talang”.

Pelaksanaan penelitian ini dimulai tanggal 08 Januari sampai 20 Januari 2018. Di dalam proses penelitian peneliti menjadi gurunya dan guru bidang studi yang bersangkutan menjadi observernya.

Proses belajar mengajar dengan menggunakan tahap pembelajaran tandur yang dilakukan di SMA Negeri 2 Gunung Talang dengan. Selama 3 X pertemuan menggambarkan bagaimana adanya proses perubahan siswa ke arah yang lebih baik.

Di mana dalam proses pembelajaran kerangka tandur yang peneliti terapkan adalah tumbuhkan, menumbuhkan minat siswa dengan menekankan apakah manfaat bagi murid untuk belajar. Alami menciptakan pengalaman baru atau yang umum kepada siswa. Namai sediakan kata kunci dan masukan

agar bisa membangun siswa utnuk lebih aktif dalam belajar.

Demonstrasikan menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukan bahwa mereka tahu.

Ulangi tmenunjukkan pelajar cara- cara mengulangi materi dan menegaskan. Bahwasannya murid tahu dan mereka memang tahu.

Rayakan pengakuan kepada siswa dengan memberikan hadiah seperti tepuk tangan, memberikan tanda jempol, memberikan bintang sehingga siswa menjadi terpacu semangat belajarnya.

Berdasarkan proses pembelajaran dan analisis data dari hasil observasi penelitian yang dilakukakan pada kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Gunung Talang dengan menggunakan tahap pembelajaran tandur dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Ini terlihat darimasing-masing pengamatan aktivitas belajar siswa meningkat dari pertemua pertama

sampai pertemuan

ketiga,dalamproses pembelajaran siswa terlihat lebih aktifdan antusias karena mereka memahami makna dari mereka belajar itu untu

(9)

9 apa,untuk menjadikan interaksi dan kepribadian yang lebih baik agar dalam proses kehidupan ditengah- tengah masyarakat mereka bisa berguna.

Sesuai dengan teori David P.

Ausabel. Dalam perspektif teori kognitif, aspek kognitif mempersoalkan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman, dan bagaimana ia berhubungan dengan lingkungan secara sadar.

Kalau peneliti kaitkan ke teori Ausabel ketika siswa melakukan interaksi yang baik di lingkungan mereka tinggal maka konflik sosial tidak akan terjadi dan dijamin kehidupan bermasyarakat akan tentram. Lalu ketika siswa berada di lingkungan mereka tinggal berinteraksi dengan masyarakat kurang baik dan tidak sopan, berbicara suka sembaranga misalnya, bercarut, berkata kotor. Maka yang akan terjadi adalah hubungan siswa dengan masyarakat tidak akan berjalan dengan baik sehingga kehidupan bermasyarakat tidak tentram.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sosiologi lebih baik pada kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Gunung Talang. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan yang telah dipersentasekan yaitu : hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih baik.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sosiologi menggunakan model pembelajaran tandur, lebih baik, dari pengamatan yang telah dilakukan. Aktivitas siswa dalam belajar dikategorikan baik dan baik sekali, serta siswa cenderung lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini tampak, bahwa pembelajaran tandur ini bisa diterapkan dalam pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran sosiologi dengan standar kompetensi memahami berbagai faktor penyebab konflik sosial, dan penyelesaiannya, sedangkan kompetensi dasarnya memahami pengertian konflik sosial, bentuk-bentuk konflik, dan

(10)

10 bagaimanamelakukan respon untuk melakukan resolusi konflik demi terciptanya kehidupan yang damai di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sardiman, A M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep,

Landasan, dan

Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana Pernada Media Group.

Winataputra, Udin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta.

Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkatan satuan Pendidikan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

DePorter, Bobbi. dkk. 2010.

Quantum Teaching.

Bandung: Kaifa.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Riduwan. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

universitas terbuka.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari sumber yakni dari individu maupun perseorangan, seperti

Dalam penyusunan laporan akhir ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan sumber data primer yaitu data yang diambil langsung dari Depot Mebel Lucky