• Tidak ada hasil yang ditemukan

26013-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "26013-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

Sebagai guru kelas IV SD Negeri Tanetea, ia selalu memperhatikan gaya belajar siswanya. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Peneltian yang Relevan

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil: (1) Mayoritas siswa mempunyai ciri-ciri gaya belajar auditori yang lebih umum dibandingkan gaya belajar visual dan kinestetik, (2) prestasi belajar di kelas 3) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap gaya belajar auditori. pengaruh gaya belajar visual terhadap prestasi belajar siswa, (4) Terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar auditori terhadap prestasi belajar siswa, (5) Terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Hipotesis penelitian ini telah terjawab yaitu “ada hubungan positif antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV MI Miftakhul Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan Semarang”.

Gaya belajar

Perubahan rumusan makna belajar dapat melibatkan seluruh aspek kepribadian individu, yang meliputi penguasaan, pemahaman, sikap, nilai, motivasi, kebiasaan, minat, penghayatan dan sebagainya. Begitu pula dengan pengalaman; Yaitu tentang segala bentuk membaca, melihat, mendengar, merasakan, melakukan, mengalami, membayangkan, merencanakan, melaksanakan, menilai, mencoba, menganalisis, dan sebagainya.

Macam – macam gaya belajar

Sederhananya, kita dapat menyesuaikan metode pengajaran kita dengan gaya belajar siswa, termasuk pembelajar visual. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang disampaikan guru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar

Menurut Rose dan Nichole, “setiap orang belajar dengan cara yang berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya.” Sama seperti orang yang membutuhkan musik untuk menemani belajar, orang lain juga tidak dapat berkonsentrasi kecuali mereka berada di ruangan yang sunyi. Ada siswa yang membutuhkan lingkungan kerja yang tertata dan rapi, namun ada pula yang lebih memilih untuk meletakkan segala sesuatunya agar terlihat.

Gaya belajar ini dipengaruhi oleh bidang yang digelutinya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keberhasilan pencapaian kinerja.

Hasil Belajar

Menurut David Kolb, setiap orang mempunyai dan mengembangkan gaya belajarnya masing-masing, yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau kebiasaan, dan berkembang seiring berjalannya waktu dan pengalaman. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu: 1) Faktor dalam diri siswa, termasuk kemampuan yang dimilikinya. motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor sosial ekonomi, fisik dan psikis.

Kognitif

Misalnya saja capaian pembelajaran yang diharapkan dikuasai siswa adalah siswa dapat menghitung jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2005. Hasil belajar analitis adalah kemampuan menyelesaikan suatu keutuhan atau kesatuan utuh, menguraikannya menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai makna. Evaluasi hasil belajar adalah hasil belajar yang menunjukkan kemampuan mengambil keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pertimbangan atau kriteria yang digunakan.

Bloom membagi hasil belajar evaluasi berdasarkan pertimbangan berdasarkan bukti internal dan berdasarkan kriteria eksternal.

Afektif

Seorang siswa dikatakan mempunyai sikap tanggap apabila ia telah menunjukkan rasa hormat terhadap peraturan, permintaan atau perintah serta aktif mengikuti berbagai kegiatan. Seorang siswa dikatakan mempunyai sikap hormat apabila ia telah menunjukkan perilaku menerima suatu nilai, menyukai suatu mata pelajaran atau kegiatan, menyetujui suatu kesepakatan, menghargai suatu karya seni, pendapat atau gagasan, mempunyai sikap positif atau negatif terhadap suatu nilai. sesuatu, mengakui sesuatu. Siswa dianggap menguasai sikap-sikap pada tataran pengaturan diri apabila telah menunjukkan kemampuannya.

Siswa dianggap menguasai kemampuan tersebut apabila siswa telah menunjukkan rasa percaya diri, disiplin pribadi dan mampu mengendalikan perilakunya sehingga tercermin dalam gaya hidupnya.

Psikomotorik

Berbalik kepada gerakan memukul bola, murid dianggap telah menguasai kemahiran ini apabila murid telah menunjukkan posisi badan yang betul untuk memukul bola. Sekiranya murid pada tahap kesediaan hanya memukul bola dengan postur yang betul, maka pada tahap pergerakan terbimbing murid boleh meniru pergerakan jurulatih dalam memukul bola dengan betul. Berkenaan dengan kebolehan memukul bola, murid tersebut dianggap telah menguasai kemahiran ini apabila murid telah menunjukkan kebolehan memukul bola dengan lancar, mudah dan konsisten.

Siswa dianggap menguasai keterampilan pada tingkat ini apabila siswa telah melakukan tindakan tanpa ragu-ragu dan otomatis.

Faktor internal

Misalnya, orang yang pandai menulis akan lebih cepat bisa menulis dengan lancar dibandingkan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang tersebut. Kematangan merupakan suatu tingkatan atau tahapan dalam pertumbuhan seseorang dimana organ-organ tubuh siap untuk melakukan keterampilan baru. Misalnya kaki anak siap berjalan, tangan dan jari siap menulis, otak siap berpikir abstrak, dan sebagainya.

Sedangkan kelelahan spiritual dapat dilihat sebagai kelesuan dan kebosanan, sehingga hilang minat dan keinginan untuk menciptakan sesuatu.

Faktor eksternal

Permukiman siswa yang kumuh, tingginya pengangguran, dan anak-anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Setidaknya, siswa kesulitan ketika membutuhkan teman belajar, diskusi, atau sumber belajar yang belum mereka miliki. Ketegangan keluarga, karakteristik orang tua, demografi keluarga (lokasi rumah), dan manajemen keluarga semuanya dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Hubungan yang harmonis antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak atau adik akan membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar dengan baik.

Oleh karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan belajar siswa, maka guru harus menguasai bahan ajar dan berbagai metode pengajaran yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan siswa.

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi bahasa dan sastra Indonesia menurut Kementerian Pendidikan Nasional adalah: Sesuai dengan pemikiran di atas, menurut Mulyasa, tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berikut yang harus dimiliki. Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan salah satu bentuk implementasi kurikulum yang berlaku di sekolah dasar.

Dalam kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan dalam bahasa Indonesia mulai dari kelas 1 sampai kelas VI sekolah dasar.

Pengertian Menulis a. Pengertian menulis

Artinya untuk menarik kesimpulan yang benar harus dilakukan penalaran yang cermat berdasarkan pemikiran yang logis. Artinya kita melakukan kegiatan menulis dalam tahapan yang berbeda-beda, yaitu tahap pra-menulis, tahap menulis, dan tahap pasca-menulis.” Materi pengalaman dapat diperoleh melalui dua sumber, yaitu observasi langsung atau melalui membaca.

Artinya kita harus bisa memilih kata dan ungkapan yang tepat agar pembaca dapat memahami gagasan dengan benar.

Kerangka Pikir

Pada tahap ini kita membahas setiap topik dalam kerangka yang telah disiapkan. Dalam kegiatan belajar, siswa menggunakan gaya belajarnya sendiri agar mudah menerima pelajaran yang diberikan guru. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, alangkah baiknya jika siswa mengoptimalkan gaya belajarnya dan guru menyadari gaya belajar siswa, sehingga siswa mudah menerima informasi yang disampaikan guru.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirGaya Belajar Visual
Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirGaya Belajar Visual

Hipotesis Penelitian

Jenis Penelitian

Desain penelitian

Variabel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Tantea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Arikunto mengatakan bahwa: “sampel adalah sebagian dari suatu populasi (bagian atau wakil dari populasi yang diteliti)” dan Sugiyono memberikan pengertian bahwa: “sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan ciri-ciri yang dimiliki populasi”. Metode pengambilan sampelnya adalah sampling jenuh (Sugiyono, yaitu seluruh siswa kelas IV yang dijadikan sampel.

Jumlah siswa kelas IV seluruhnya 30 Sumber : Data SD Negeri Taneta Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Tabel 3.2. Jumlah Kelas dan Seluruh Populasi
Tabel 3.2. Jumlah Kelas dan Seluruh Populasi

Definisi Operasional Variabel

Peserta didik secara individu akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajarinya selama proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar, tidak hanya perubahan pengetahuan saja, tetapi juga membentuk keterampilan, kebiasaan, pemahaman, penguasaan dan rasa hormat pada seseorang yang belajar.

Instrument Penelitian

Wawancara tidak terstruktur dilakukan jika terdapat jawaban yang berkembang lebih jauh dari pertanyaan terstruktur, namun tidak terlepas dari permasalahan peneliti.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dikumpulkan selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adalah.

Tabel 3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Tabel 3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Gaya Belajar Yang Dimiliki Oleh Murid Dan Hasil Belajar

Artinya gaya belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa masih tergolong tinggi yaitu (80). Rekapitulasi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Sebaran Tingkat Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Tingkat nilai pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Tanetea kecamatan Bajeng kabupaten Gowa pada tes awal sebanyak 5 siswa atau 16,66.

Tabel  4.2.  Rekapitulasi Hasil Belajar  Bahasa  Indonesia Murid  Kelas IV  SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Hasil Belajar Yang Dimiliki Oleh Murid

Pembahasan

Gaya Belajar dan Hasil belajar

Hasil Test Akhir Murid Pada Gaya Belajar

Artinya, hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa masih tergolong rendah. Hasil analisis data yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dilihat dari hasil nilai mean (mean) yang menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV berada pada nilai rata-rata yaitu sebesar 74,16%.

Saran

Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Empat SD Negeri Taneta Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penggunaan gaya belajar agar lebih efektif dan efisien antara lain dengan mengikuti pelatihan penggunaan hasil belajar dan tetap memperhatikan prinsip dan faktor dalam pemilihan dan penggunaan gaya dalam mengajar. Hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga informasi pengajaran atau materi pembelajaran dapat diserap siswa secara maksimal.

Observasi Penelitian

Berdasarkan hasil observasi diatas yaitu gaya belajar AB (Visual dan Auditory) mempunyai nilai rata-rata sebesar 80, gaya belajar AC (Visual dan Kinestetik) mempunyai nilai rata-rata sebesar 75, gaya belajar BC (Auditory) dan Kinestetik) mempunyai nilai rata-rata sebesar 75. nilai rata-rata sebesar 90, gaya belajar ABC (Visual, Auditory dan Kinestetik) mempunyai nilai rata-rata sebesar 85, sedangkan gaya belajar BCA (Kinestetik, Visual dan Auditori).

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirGaya Belajar Visual
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2. Jumlah Kelas dan Seluruh Populasi
Tabel 3.3 Sampel Murid Kelas IV SD Negeri Tanetea Kecamatan Bajeng  Kabupaten Gowa
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terdahulu oleh Trisulaminah dengan judul Pengaruh Kreativitas Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas X SMA Negeri Gemolong Tahun Ajaran