• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI ISTRI YANG BEKERJA SEBAGAI TUKANG OJEK(Studi Kasus : di Nagari Aia Gadang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FUNGSI ISTRI YANG BEKERJA SEBAGAI TUKANG OJEK(Studi Kasus : di Nagari Aia Gadang "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

FUNGSI ISTRI YANG BEKERJA SEBAGAI TUKANG OJEK(Studi Kasus : di Nagari Aia Gadang

Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat)

ARTIKEL

Vivi 12070061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP ( PGRI ) SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)

2

(3)

1 Vivi (12070061): Working as a function wife Ojek (Case Study: in the Nagari Aia

Gadang, Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat). Thesis Sociology Study Program High School Teacher Training and Education (STKIP) PGRI West Sumatera,

Padang, 2016.

By:

Vivi

1,

Faishal Yasin

2

, Erningsih

3

*The Sosiology Education Student of STKIP PGRI West Sumatera Barat

**The Sosiology Staff of Sosiology Education of STKIP PGRI West Sumatera Barat.

ABSTRACT

This research is motivated by the involvement of women as wives and mothers not only in domestic affairs, but also plunge to work outside the home that is work as a motorcycle. The involvement of the wife to work outside the plunge households in the context of the economic problems of the family. Where a wife working to meet the growing family. The formulation of the problem of this research is how the function of a wife who works as a motorcycle (Case Study: in the Nagari Aia Gadang, Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat). The theory used in this research is the theory of Structural Functional Tallcot Parsons. The results of this study can be concluded that the function of a wife who works as a motorcycle, namely: (1) function Economical, (2) Function Educational.

Keywords: Fuction Ekonomical, Fuction Educational

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

2Pembimbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

3Pembimbing II, Staf Pengajaran Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

(4)

2 PENDAHULUAN

Keluarga merupakan suatu sekelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal secara bersama. Asal usul keluarga dapat terbentuk dari hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan status yang berbeda, kemudian tinggal secara bersama dan memiliki anak. Anak yang dihasilkan hidup bersama ini disebut keturunan kelompok itu (Suhendi, 2001:41-42).

Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang ada di dalamnya memiliki tugas masing-masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah disebut fungsi.

Jadi fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau di luar keluarga. Fungsi disini mengacu pada peran individu dalam mengetahui, yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban. Munculnya krisis dalam rumah tangga dapat juga sebagai akibat tidak berfungsinya salah satu fungsi keluarga.

Fungsi keluarga terdiri dari fungsi biologis, fungsi pendidikan, fungsi keagamaan, fungsi perlindungan, fungsi sosialisasi anak, fungsi rekreatif, dan fungsi ekonomis (Suhendi, 2001:44).

Namun demikian dengan munculnya permasalahan perekonomian dan faktor lainnya membuat anggota keluarga membantu anggota keluarga lainnya sehingga peran istri yang seharusnya menjadi ibu rumah tangga memiliki peran ganda dengan ikut mencukupi ekonomi keluarga salah satunya adalah ikut bekerja.

Keikutsertaan seorang istri untuk membantu suami dalam memenuhi kehidupan keluarga akan berdampak positif maupun berdampak negatif. Pada hakikatnya manusia selalu berusaha mengembangkan berbagai cara untuk memenuhi berbagai kehidupannya, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Hal tersebut dilakukan agar dapat hidup layak sesuai dengan harkat sebagai anggota masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan (Suparlan, 2002: 1).

Dalam kehidupan sehari-hari perempuan berada dalam suatu konteks beban ganda untuk memberikan pengasuhan

yang tidak dibayar dalam pelayanan- pelayanan pekerjaan rumah tangga, serta kelangsungan beban hidup perekonomian melalui kerja upahan, memberikan norma pada perempuan (Ollenburg dan Moore, 2002:266).

Sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga dan bekerja, perempuan mempunyai banyak hambatan dan rintangan, namun banyak juga perempuan yang memilih keduanya yaitu bekerja tetapi tidak meninggalkan peranan dan fungsinya dalam keluarga dengan bekerja perempuan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya selain dapat menghasilkan pendapatan, apalagi dengan melihat tingginya kebutuhan hidup, ibu rumah tangga yang berperan ganda tidak hanya bekerja sebagai pegawai, kantoran, tapi juga bekerja sebagai petani, pedagang, penjahit, dan lain-lain (Soekanto, 2009:46).

Fenomena tentang istri yang bekerja peneliti temui di Nagari Aia Gadang Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat, yaitu istri yang bekerja sebagai tukang ojek. Istri yang bekerja sebagai tukang ojek ini sudah ada sejak tahun 2014 sampai sekarang.

Bekerja sebagai tukang ojek merupakan salah satu pekerjaan sektor publik, ojek ini sangat membantu sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan. Di butuhkan untuk membantu mobilitas masyarakat, dibutuhkan karena kelincahan dan kepraktisannya dalam menyusuri jalan-jalan kecil dan sempit yang tidak dapat dilalui oleh angkutan umum resmi seperti angkutan desa,bus, dan travel.

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Sususnan Poerwadarminta dan Pusat Bahasa) menggambarkan "ojek" sebagai sepeda yang ditaksikan. Menurut kamus tersebut kata ini berasal dari bahasa Jawa.

Boleh jadi, "ojek" berasal dari kata "obyek".

Sebagaimana diketahui, kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia di paruhan pertama tahun 60-an begitu sulit. Orang tidak bisa hidup melalui dari gaji. Karena itu orang harus mempunyai sumber penghasilan yang lain; berdagang, menjadi perantara dsb. Pada masa itu melakukan pekerjaan sampingan terkenal dengan istilah "mengobyek".

Di dalam bekerja sebagai tukang ojek ada tempat menunggu penumpang yang

(5)

3 disebut dengan pangkalan ojek, pangkalan

ojek merupakan suatu tempat persinggahan atau menunggu penumpang, dimana di tempat pangkalan ojek itu mereka membuat kesepakatan terlebih dahulu sehingga ketika ada penumpang mereka tidak berebutan karena sudah dibagi masing-masing secara bergiliran, siapa yang sudah sampai di pangkalan ojek terlebih dahulu akan ditanya,

“siapa yang terakhir dapat penumpang maka dialah membawa penumpang selanjutnya”, maka cara itulah yang dilakukan tukang ojek secara terus menerus agar diantara mereka tidak terjadi konflik.

Tukang ojek dalam melakukan aktivitas sebagai tukang ojek memerlukan sepeda motor. Untuk memperoleh sepeda motor yang digunakan oleh tukang ojek dapat diperoleh dengan berbagai macam cara, membeli dengan tunai atau membeli dengan kredit, tetapi istri yang bekerja sebagai tukang ojek tersebut motornya ada yang diperoleh dengan cara Cash dan kredit, dimana yang kredit angsurannya sebesar di atas Rp 200.000 perbulan, istri menyisihkan uang hasil ngojeknya setiap hari untuk membayar kredit motornya tersebut

Untuk memperlancar pekerjaan sebagai tukang ojek, tukang ojek bergabung dalam sebuah perkumpulan tukang ojek yaitu disini ada 3 Perkumpulan tukang ojek Padang Tujuh, Simpang Ampek dan Pasaman Baru. Mereka harus menjadi anggota, setiap tukang ojek harus menyerahkan satu buah foto dan satu lembar fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Selain itu juga harus menyerahkan uang sebesar Rp 20.000, uang tersebut digunakan untuk biaya pembuatan kartu anggota Rp 15.000, dan biaya perjalanan bagi sipembuat kartu Rp 5.000 dan di luar uang membuat kartu anggota, tukang ojek juga wajib membayar uang Rp 2.000 perhari untuk pajak. Kartu anggota berlaku sampai 2 tahun setelah itu dapat diperpanjang lagi. Setelah kartu anggota sudah ada, tukang ojek berhak untuk mengojek sesuai dengan keinginannya dari pagi hingga malam hari. Dalam bekerja tukang ojek wajib menjaga kekompakkan dengan sesama anggota tidak saling berebutan penumpang. Dalam hal razia kendaraan bermotor, anggota tukang ojek mendapatkan kemudahan yaitu dengan hanya menunjukan kartu anggota maka akan diperbolehkan melanjutkan perjalanan.

Pendapatan tukang ojek sangat bergantung pada penggunaan jasa mereka.

Semakin banyak penumpang yang menggunakan jasa mereka, maka penghasilan mereka banyak, dalam membawa penumpang paling banyak 8 orang perhari. Namun yang menjadi kendala adalah semakin banyaknya tukang ojek maka persaingan antara sesama tukang ojek menjadi sangat tinggi hingga kesempatan dalam memperoleh pendapatan dengan sendirinya akan semakin kecil.

Namun demikian bagi istri yang bekerja akan timbul banyak pertentangan tentang tanggung jawab yang dipikul oleh kaum istri yang bekerja sebagai tukang ojek.

Sehingga istri yang bekerja sebagai tukang ojek harus melakukan dua tugas yang berbeda dengan baik. Dimana istri bekerja sebagai tukang ojek mulai bekerja pukul 08.00 WIB pagi dan pulang sekitar pukul 15.00 WIB sore. Tetapi sebelum berangkat bekerja istri mempersiapkan kebutuhan keluarganya terlebih dahulu seperti memasak, membersikan rumah, begitu juga setelah pulang bekerja, maka dua peran inilah yang dilakukan istri yang bekerja sebagai tukang ojek.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016. Lokasi peneltian ini dilakukan di Nagari Aia Gadang Kec. Pasaman Kab.

Pasaman Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Informan penelitian adalah orang yang diwawancarai, yang diminta informasi oleh pewawancara. Informan merupakan orang yang diperkirakan mengetahui dan menguasai dan memahami data, fakta-fakta dan informasi dari subjek penelitian (Bungin, 2011:111).

Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan informan berdasarkan penilaian subjektif yaitu berdasarkan pada pertimbangan dan tujuan tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2012:216). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi nonpartisipan, wawancara

(6)

4 mendalam dan studi dokumen. Unit analisis

dalam penelitian ini individu, yaitu istri yang bekerja sebagai tukang ojek. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman.

Jumlah informan istri yang bekerja sebagai tukang ojek di Nagari Aia Gadang Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat yaitu 11 orang dari 3 pangkalan ojek diantaranya pangkalan ojek Padang Tujuh 3 orang, pangkalan ojek Simpang Ampek 4 orang, dan pangkalan ojek Pasaman Baru 4 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Fungsi Istri yang Bekerja sebagai Tukang Ojek

Fungsi istri di sini adalah untuk membantu suami dalam pemenuhan kebutuhan keluarga karena gaji suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga oleh sebab itu istri ikut bekerja yaitu bekerja sebagai tukang ojek, dengan istri ikut bekerja tersebut maka kebutuhan terutama dalam menmenuhi akan pendidikan anak- anaknya dapat berjalan dengan baik.

Walaupun upah yang

didapatkannya sedikit tetapi disini istri tetap bertahan bekerja sebagai tukang ojek dan terus berusaha supaya kebutuhan keluarganya bisa terpenuhi, karena penghasilan suami kurang mencukupi.

Penghasilan yang didapatkan suami digunakan untuk biaya pendidikan anak- anaknya, misalnya uang sekolah anak. Biaya pendidikan sekarang begitu tinggi apalagi anak yang di perguruan tinggi (jenjang perkuliahan) membutuhkan biaya yang cukup besar.

Penghasilan yang didapatkan oleh suami ditambah upah yang didapatkan oleh istri dari hasil kerjanya, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, karena sudah terbantu oleh istri walaupun upah yang didapatkannya sedikit. Istri bisa memberikan uang saku untuk anaknya sekolah, uang saku yang diberikan kepada anaknya seperti yang masih berpendidikan SD itu per hari dan tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi per minggu. Karena yang berpendidikan SMP, SMA, dan perguruan tinggi tersebut sudah melanjutkan pendidikan di luar. Oleh karena itu biaya pendidikan yang dibutuhkan sangat berbeda

dengan tingkat SD, tingkat SD ini masih tinggal sama orang tua sedangkan tingkat SMP ke atas sudah berpisah dengan orang tua dan membutuhkan biaya yang cukup besar.

Dimana disini adanya peran ganda yang dilakukan oleh ibu rumah tangga untuk dapat menambah penghasilan keluarganya.

Karena penghasilan suami yang tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga maka ibu rumah tangga juga ikut bekerja dengan penghasilan yang didapatkan sehingga ia bisa membantu pemenuhan kebutuhan keluarga. Jika hanya suami yang bekerja maka kebutuhan keluarga tidak bisa terpenuhi. Sebelum istri bekerja sebagai tukang ojek kebutuhan keluarganya kurang terpenuhi karena pendapatan yang diperoleh oleh suaminya tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga, maka dari itu untuk menunjang perekonomian keluarga maka istri juga ikut berpartisipasi di dalamnya.

5.1.1 Fungsi Edukatif

Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak-anak. Tampak jelas bahwa peran ibu sangatlah penting dalam perkembangan pendidikan kepada anak sebelum mendapatkan pendidikan formal di luar seperti sekolah. Dengan demikian pembentukan kepribadian anak menjadi manusia yang siap melakukan tugas dan tanggung jawabnya, menguasai diri, menjalankan peran sosialnya serta mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Dimana didalam penelitian ini walaupun ibu memiliki dua peran yaitu bekerja di rumah dan di luar rumah tetapi istri tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai ibu yaitu mengurus keluarganya dimana ibu masih bisa menyempatkan waktu untuk anak-anaknya seperti menemani anaknya dalam mengulangi pelajaran di sekolah, dan membantu anaknya apabila kesulitan dalam mengerjakan PR.

Ketika terjadi perubahan menjadi ibu sekaligus sebagai pencari nafkah menjalankan peran secara bersamaan ibu harus memiliki pengelolaan waktu yang efektif. Apabila ia berada di tempat kerja, ia harus mengkonsetrasikan diri sepenuhnya pada pekerjaannya, dan sebaliknya, apabila ia telah berada di rumah, maka ia mencurahkan seluruh perhatiannya terutama

(7)

5 pada anaknya, juga makan, belajar, ataupun

membacakan dongeng sebelum tidur.

5.1.2 Fungsi Ekonomis

Dengan berkembangnya zaman dalam penghasilan ekonomi yang belum dapat memenuhi dari beberapa bahan pokok terus semakin meningkat melanda pada sektor ekonomi, dengan hal tersebut maka yang jelas sangat berpengaruh pada kebutuhan kehidupan sehari-hari, istri ikut menjadi penopang keluarganya mengingat pekerjaan suami yang tidak mencukupi kebutuhan terutama memenuhi kebutuhan akan pendidikan anak sehingga istri ikut bekerja yaitu sebagai tukang ojek.

Kondisi keluarga merupakan salah satu faktor anak dalam melanjutkan pendidikan, bagaimana kondisi ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya tersebut banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga istri yang bekerja sebagai tukang ojek, kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga banyak juga yang harus ditanggung oleh keluarga istri yang bekerja sebagai tukang ojek. Walaupun gaji suaminya tidak cukup untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya oleh sebab itu istri ikut bekerja agar anaknya bisa sekolah.

Adanya peran ganda yang dilakukan oleh ibu rumah tangga untuk dapat menambah penghasilan keluarganya.

Karena penghasilan suami yang tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga maka ibu rumah tangga juga ikut bekerja dengan penghasilan yang didapatkan sehingga ia bisa membantu pemenuhan kebutuhan keluarga. Jika hanya suami yang bekerja maka kebutuhan keluarga tidak bisa terpenuhi. Sebelum istri bekerja sebagai tukang ojek kebutuhan keluarganya kurang terpenuhi karena pendapatan yang diperoleh oleh suaminya tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga, maka dari itu untuk menunjang perekonomian keluarga maka istri juga ikut berpartisipasi di dalamnya.

Dari hasil yang didapatkannya tersebut istri dapat membantu suaminya menutupi kebutuhan keluarga tiap harinya.

Dalam sektor publik adanya dorongan dari suami bagi istri untuk mendapatkan kepercayaan melakukan aktivitas di luar rumah sebagaimana suami dan istri bekerja sama dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

Dalam pengelolaan perannya ibu rumah tangga tersebut melakukan kewajibannya sekaligus urusan domestik yaitu dalam keluarga dan bekerjanya. Istri tersebut berusaha menyeimbangkan kegiatan yang dilakukannya

5.2 Pembahasan

Dari hasil temuan penelitian tersebut dapat menunjuk pada pendapat Parsons (Ritzer George, 2010: 51).Menurut Parsons bahwa ada empat fungsi penting yang merupakan kumpulan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem antara lain: Adaptation (A), Goal Attaiment (G), Integration (I), dan Latency (L) atau pemeliharaan pola, yang dikenal sebagai AGIL dimana:

a. Adaptation (Adaptasi) adalah

sebuah sistem harus

menanggulangi situasi eksternal yang gawat

b. Goal Attaiment (Pencapaian Tujuan) adalah sebuah sistem harus mendefinisikan

c. Integration (Integrasi) adalah sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya d. Latency (PemeliharaanPola)

adalah sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi (Ritzer, 2010 Berdasarkan skema AGIL di atas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi fungsi sistem adalah sebagai pemeliharaan pola (sebagai alat internal), Integrasi (Sebagai hasil internal), Pencapaian Tujuan (Sebagai hasil eksternal), Adaptasi (alat eksternal).

Sistem memiliki bagian-bagian yang saling tergantung satu sama lain, sehingga suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan yang lain. Sistem harus terstruktur agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan juga harus harmonis dengan sistem lain.

Sistem juga harus mendapat dukungan yang diperlukan dari sistem lain, artinya suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, tetapi antara satu dengan yang lainnya akan saling terkait.

(8)

6 Jadi dari penjelasan di atas dapat

dijelaskan bahwa sistem organisme biologis dalam sistem tindakan berhubungan dengan fungsi adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola-pola atau struktur yang ada dengan menyiapkan norma-norma dan nilai-nilai yang memotivasi mereka dalam berbuat sesuatu. Sehubungan dengan hal ini dimana istri menjalankan dua peran yaitu bekerja sebagai tukang ojek dan menjadi ibu rumah tangga. Istri ikut bekerja disini karena ekonomi keluarganya terganggu karena gaji suaminya tidak mencukupi kebutuhan keluarganya maka istri mengambil suatu tindakan, maksudnya tindakan disini bahwa istri memiliki kemampuan untuk menentukan cara dan alat untuk mencapai suatu tujuanagar ekonomi keluarganya bisa membaik maka istri ikut membantu ekonomi keluarga dengan ikut bekerja yaitu bekerja sebagai tukang ojek.

Dengan adanya tanggung jawab yang baru, dimana ibu tetap bertahan menjadi ibu rumah tangga sekaligus mencari nafkah, memberikan tekanan pada terjadinya tingkah laku yaitu dorongan sebagai suatu tenaga dari dalam diri yang menyebabkan dan mengarahkan tingkah laku manusia.

Namun semua itu tetap dibatasi oleh kemungkinan-kemungkinan karena adanya sistem kebudayaan, berupa norma-norma, ide, dan nilai-nilai sosial.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan fungsi istri yang bekerja sebagai tukang ojek:

1.Fungsi Ekonomi

Banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga istri yang bekerja sebagai tukang ojek, kebutuhan- kebutuhan yang tidak terduga banyak juga yang harus ditanggung oleh keluarga istri yang bekerja sebagai tukang ojek. Walaupun gaji suaminya tidak cukup untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya oleh sebab itu istri ikut bekerja agar anaknya bisa sekolah. Dari hasil yang didapatkannya tersebut istri dapat membantu suaminya menutupi kebutuhan keluarga tiap harinya

2. Fungsi Edukatif

Dimana didalam penelitian ini walaupun ibu memiliki dua peran yaitu bekerja di rumah dan di luar rumah tetapi istri tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai ibu yaitu mengurus keluarganya dimana ibu masih bisa menyempatkan waktu untuk anak-anaknya seperti menemani anaknya dalam mengulangi pelajaran di sekolah, dan membantu anaknya apabila kesulitan dalam mengerjakan PR.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Sebagai seorang ibu sebaiknya memberikan waktu yang cukup untuk anak dan perhatian, kasih sayang, serta memperhatikan pendidikan anak agar kebutuhan dan hak-hak sebagai anak bisa terpenuhi dengan baik.

2. Sebagai seorang istri atau ibu sebaiknya dapat mengatur pengeluaran untuk kebutuhan keluarga dan mengutamakan hal yang terpenting dulu agar dengan penghasilan yang di peroleh dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan tidak ada lagi yang namanya kekurangan

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. PT.

Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainya.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hendi Suhendi. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: CV Pustaka Setia.

Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(9)

7 Ollenburge, J. C dan H.A. Moore.2002.

Sosiologi Wanita. Jakarta : PT Asdi Ritzer, George dan Goodman J Douglas.

2010. Teori Modern (Terjemahan).

Jakarta:Prenada Media.

Suparlan, Supardi. 2002. Sosiologi Indonesia. Kredit Informal Bagi Keluarga di Pedesaan.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi dalam keluarga merupakan bentuk komunikasi yang ideal, karena didalamnya terjadi komunikasi antara suami istri bahkan orang tua dan anak tapi tidak menyebabkan

Adapun kewajiban dari suami adalah memberi nafkah kepada istri, tetapi fenomena yang terjadi pada zaman sekarang adalah sudah terbalik istri yang mencari nafkah keluarga dan istri yang