• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gagasan konseptual supervisor pendidikan tentang pembelajaran inovatif model lingkungan sekitar sebagai Sumber belajar guna meningkatkan mutu guru dalam mengajar di MIS Meunasah Teungoh

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Gagasan konseptual supervisor pendidikan tentang pembelajaran inovatif model lingkungan sekitar sebagai Sumber belajar guna meningkatkan mutu guru dalam mengajar di MIS Meunasah Teungoh"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

233

Gagasan konseptual supervisor pendidikan tentang pembelajaran inovatif model lingkungan sekitar sebagai Sumber belajar guna

meningkatkan mutu guru dalam mengajar di MIS Meunasah Teungoh

Azizah1*

Diterima: 14 Juni 2020 Disetujui: 30 Juni 2020 Abstract

The purpose of this study is to improve the ability of teachers to use the school environment as a source of learning through Teacher Working Group (KKG) discussions and to improve learning methods applied in schools so as to increase creativity, motivation and student learning outcomes. The subjects of this School Action Research are all class teachers at MIS Meunasah Teungoh in the 2019/2020 Academic Year with a total of 18 teachers. The number of male teachers is 5 people and female teachers are 13 peo- ple. This School Action Research was conducted in the 2019/2020 Academic year. This School Action Research was conducted in 3 months, from August to October 2019 in odd semester. The data obtained came from MIS Meunasah Teungoh class teacher in 2019/2020 Academic Year. This research is a School Action Research consisting of two cycles and each cycle consists of two meetings. The data collection technique is carried out by supervising the school principal for the teacher or conducting class visits, evaluating the teacher's preparation for taking part in the guidance of learning to use Information and Communication Technology (ICT). Assessing the results of observations, learning scenarios and learning implementation in utilizing the school environment as a source of learning through the Teacher Working Group (KKG) discussion. Data collection techniques are through the supervision list of principals. Data analysis was performed descriptively qualitatively by observation and reflection through observation of learning scenarios and learning implementation. The research procedure consisted of Cycle I and Cycle II.

The results showed, the average value of the increase in the ability of teachers to use the school environ- ment as a source of learning is the average value of the observation results of the discussion activity 79.85 in Cycle I to 89.00 in Cycle II there was an increase of 9.15. In the activity of preparing learning scenari- os the average value of 80.71 in Cycle I to 91.42 in Cycle II there was an increase of 10.71. Learning ac- tivities or in the teaching and learning process the average value of 77.61 in Cycle I to 87.14 in Cycle II, there was an increase of 9.53.

Keywords: Innovative learning, environmental models.

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) dan dapat menyempurnakan metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativitas, motivasi dan hasil belajar siswa. Subjek Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah semua guru kelas di MIS Meunasah Teungoh pada Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan jumlah guru sebanyak 18 orang. Jumlah guru laki-laki adalah sebanyak 5 orang dan guru perempuan sebanyak 13 orang. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan pada tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan yaitu dari bulan Agustus s/d Oktober 2019 pada Semester Ganjil. Data yang diperoleh berasal dari guru kelas MIS Meunasah Teungoh pada Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dilakukan melaksanakan supervisi Kepala Sekolah terhadap guru atau melakukan kunjungan kelas, melakukan penilaian terhadap persiapan guru dalam mengikuti bimbingan belajar penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Melakukan penilaian terhadap hasil observasi, skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dalam

(2)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

234 Teknik pengumpulan data yaitu melalui daftar penilaian supervisi Kepala Sekolah. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan cara observasi dan refleksi melalui pengamatan terhadap skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Prosedur penelitian terdiri Siklus I dan Siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan, perolehan nilai rata-rata peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yaitu nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 79.85 di Siklus I menjadi 89.00 di Siklus II ada peningkatan 9.15. Pada kegiatan penyusunan skenario pembelajaran nilai rata-rata 80.71 di Siklus I menjadi 91.42 di Siklus II ada peningkatan 10.71. Kegiatan pembelajaran atau dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 77.61 di sklus I menjadi 87.14 di Siklus II, ada peningkatan 9.53.

Kata Kunci: Pembelajaran inovatif, model lingkungan.

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan PAKEM yang memungkinkan bisa mengembangkan kreativitas, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan me- manfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan contekstual yaitu masyarakat belajar (learning commonity). Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara belajar yang disarankan dalam Kurikulum 2013 sebagai upaya mendekatkan aktivitas bela- jar siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa. Memanfaatkan ling- kungan sekolah sebagai sumber belajar menjadi alternatif strategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal. Ekowati (2001) mengatakan, memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan bentuk pembelajaran yang berfihak pada pembelajaran melalui penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (re- lating) antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui kegiatan proyek. Pa- da pembelajaran dengan strategi ini guru bertindak sebagai pelatih metakognitif yaitu membantu pebela- jar dalam menemukan materi belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan laporan dan dalam penampilan hasil dalam bentuk presentasi.

Dari hasil pantauan peneliti selaku Kepala sekolah di MIS Meunasah Teungoh Tahun Pelajaran 2019/2020, selama ini para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan sekolah tidak lebih hanya digunakan sebagai tempat bermain-main siswa pada saat istirahat. Kalau tidak jam istirahat, guru lebih sering memilih mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun misalnya siswa sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas.

Seperti observasi awal yang dilakukan di MIS Meunasah Teungoh Tahun Pelajaran 2019/2020, guru-guru di sekolah tersebut memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya dua sampai tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dari wawancara yang telah peneliti lakukan, sebagian besar guru mengaku enggan mengajak siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah mengawasi. Selain itu ada guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam memanfaatkan ling- kungan sekolah sebagai sumber belajar.

Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok diantara para guru kelas dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Penelitian Nur Mohamad da- lam Ekowati (2001) menunjukkan diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah :

a. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sum- ber belajar melalui diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) di MIS Meunasah Teungoh Tahun Pelajaran 2019/2020.

b. Guru MIS Meunasah Teungoh dapat menyempurnakan metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativitas, motivasi dan hasil belajar siswa.

(3)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

235 2 . Metode Penelitian

2.1 Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar

Nilai-nilai kegunaan sumber belajar masyarakat adalah: (1) menghubungkan kurikulum dengan kegiatan-kegiatan masyarakat akan mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah sosial; (2) menggunakan minat-minat pribadi peserta didik akan menyebabkan belajar lebih bermakna baginya; (3) mempelajari kondisi-kondisi masyarakat merupakan latihan berpikir ilmiah (scientif methode); (4) mempelajari masyarakat akan memperkuat dan memperkaya kurikulum melalui pelaksanaan praktis didalam situasi sesungguhnya; (5) peserta didik memperoleh pengalaman langsung yang kongkrit, realistis dan verbalisme. (Douglas dan Mill dalam Rusyan, 2001)

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini adalah : (1) menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, (2) memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningful learning), (3) memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak, (4) kegiatan belajar akan lebih menarik bagi anak, dan (5) menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning aktivities). (Badru Zaman, dkk. 2005)

2.2 Diskusi Kelompok Kerja Guru

Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah bentuk kegiatan yang beranggotakan guru-guru kelas, dimana tujuan kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka sesuai kelas yang dipegang. Bentuk kegiatan KKG bisa berupa diklat, simulasi, diskusi atau yang lainnya.

Kemudian diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan secara bersama-sama. Diskusi kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama-sama. Artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat dalam memecahkan persoalan tersebut. Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar untuk memecahkan persoalan secara bersama-sama, sehingga akan memperoleh hasil yang lebih baik. (Tabrani dan Daryani dalam Kasianto, 2004).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok.

Ischak.SW dan Warji R. (dalam Kasianto, 2004) mengemukakan beberapa petunjuk dalam pelaksanaan diskusi kelompok, yaitu :

a) Pilihlah teman yang cocok untuk bergabung dalam belajar kelompok. Jumlah setiap kelompok terdiri dari 5 hingga 7 orang.

b) Tetapkan siapa sebagai pemimpin yang akan memimpin jalannya diskusi atau belajar kelompok.

c) Hentaskan persoalan satu persatu dengan memberi kesempatan kepada anggota untuk mengajukan pendapatnya. Dari pendapat yang masuk dikaji bersama-sama mana yang paling tepat.

Dari uraian di atas, maka di dalam pelaksanaan diskusi kelompok perlu diperhatikan pembentukan kelompok, penetapan pimpinan kelompok, penetapan masalah yang akan dibahas dan pencatatan kesimpulan hasil diskusi kelompok.

2.3 Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu. (Oemar Hamalik, 2001). Lingkungan merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting dan dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang. Lingkungan pembelajaran dapat dikelompokan sebagai berikut :

1) Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil.

2) Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.

3) Lingkungan alam (fisik) meliputi sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.

4) Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma dan adat kebiasaan.

(4)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

236 dalam, yaitu hal-hal yang pada mulanya berada di luar individu yang akhirnya masuk ke dalam tubuh individu dan bersatu dengan sel-sel tubuh melalui makanan / minum dan pernapasan; 2) Lingkungan luar, yaitu lingkungan yang berada di luar tubuh individu di antaranya lingkungan alam (physical environment), lingkungan sosial (social environment) dan lingkungan spiritual (spiritual environment), yakni : a) Lingkungan alam ialah segala sesuatu yang ada/di luar individu, seperti makanan, minuman, perumahan, tumbuh-¬tumbuhan, hewan, udara, cuaca, batuan serta keaneka-ragaman hayati dan non hayati; b) Lingkungan sosial, ialah akibat dari proses interaksi dengan individu lainnya, termasuk ke dalam lingkungan sosial adalah lingkungan kultural; c) Lingkungan spiritual, ialah berupa agama atau kepercayaan yang dianut oleh individu atau masyarakat.

2.4 Pengertian Model Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan

Menurut Hilda Karli (2002), “model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan adalah strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar dan sarana belajar.”

Pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa lingkungan merupakan fokus belajar siswa dan sumber juga alat yang memberikan fasilitas belajar bagi siswa.

Dalam pembelajaran di kelas, lingkungan yang dimaksud mengandung pengertian lingkungan sosial, termasuk di dalamnya aspek masyarakat. Pengertian model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan selaras dengan konsep pengajaran yang berpusat pada masyarakat.

Pengajaran yang berpusat pada masyarakat yaitu suatu bentuk pengajaran yang memadukan antara sekolah dan lingkungan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat dan atau membawa masyarakat dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Oemar Hamalik, 2001). Pembelajaran yang berpusat pada masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pengajaran berorientasi pada masyarakat.

2. Pengajaran bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.

3. Kurikulum yang menjadi landasan pengajaran terdiri dan proses-proses dan masalah sosial.

4. Kegiatan belajar memadukan antara kegiatan serba langsung di masyarakat dengan kegiatan belajar yang bersumber dari buku teks.

5. Disiplin kelas berdasarkan tanggung jawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan mutlak.

6. Metode mengajar terutarna dititik-beratkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.

7. Bentuk hubungan dan kerja sama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut dan memperbaiki masyarakat tersebut.

2.5 Peningkatan Prestasi Belajar di Sekolah

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa "Prestasi adalah hasil yang dicapai/dilakukan atau dikerjakan". Sedangkan makna atas pengertian belajar ada dua pandangan yakni menurut pandangan tradisional dan pandangan modern.

Menurut pandangan tradisional, " Belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan".

Sedangkan menurut pandangan modern, "Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan" (Oemar Hamalik, 1987).

Dengan demikian pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dengan proses kegiatan belajar yakni usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan atau perubahan tingkah laku.

Seseorang telah dinyatakan melaksanakan kegiatan belajar setelah memperoleh hasil misalnya dari tidak mengerti menjadi mengerti atau dari tidak tahu menjadi tahu dan sebagainya.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut :

1) Faktor yang ada pada organisma itu sendiri yanng disebut faktor individual, yang termasuk didalamnya adalah faktor kematangan/ pertumbuhan kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2) Faktor yang ada di luar individu, sering disebut faktor sosial, di antanya adalah : faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial (Thamrin, 1986).

(5)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

237 3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan awal di MIS Meunasah Teungoh Tahun Pelajaran 2019/2020, semua guru kelas dan guru bidang studi jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan lingkungan sekolah se- bagai sumber belajar, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kemampuan guru untuk me- manfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Selama ini guru lebih banyak menggunakan buku paket dan alat peraga yang dimiliki sekolah sebagai sumber belajar untuk melengkapi kegiatan pembela- jaran di kelas. Demikian pula kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat jarang dan bahkan tidak pernah dilakukan dengan alasan tidak cukup waktu, masalah keamanan dan keselamatan siswa.Hal ini sudah ten- tu kurang sesuai dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Pakem) yang harus dilaksanakan dalam penterapan kurikulum. Kegiatan dalam Si- klus I ini, diawali dengan kegiatan diskusi kelompok kerja guru (KKG) tentang permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dilanjutkan dengan informasi tentang manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa dan implementasinya dalam pros- es belajar mengajar. Saat guru berdiskusi dalam kelompok kerja guru (KKG) pada Siklus I, peneliti men- gadakan observasi tentang sikap guru dalam berdiskusi yang hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Sikap Guru Siklus I No Nama Guru

Aspek yang diobservasi Jumlah Skor Mak.

100

Ka tag ori Kerjasama

(1-10)

Aktivitas (1-40)

Perhatian (1-20)

Presentasi (1-30)

1 Yeni Etika, S.Pd 8 30 15 27 80 B

2 Nurmasur, A.Ma 8 30 16 26 80 B

3 Asiah, S.Pd 8 30 15 27 80 B

4 Shalihati, S.Pd 8 30 15 27 80 B

5 Zulfaini, S.Pd 8 31 16 26 81 B

6 Rinawati, S.Pd 8 33 16 22 79 B

7 Rosmanidar, S.Pd 8 29 18 23 79 C

Nilai Rata-rata 79.85

Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2019) Keterangan:

1) 90-100 = Sangat Baik (A) 2) 80-89 = Baik (B) 3) 65-79 = Cukup (C) 4) 55-64 = Kurang (D) 5) 0-54 = Sangat Kurang (E)

Penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk program perencanaan pelaksanaan pem- belajaran (RPP) yang disusum guru dalam Siklus I,didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus I

No Nama Guru

Aspek yang dinilai Jumlah Skor (1-5)

Jumlah

Nilai Katagori

1 2 3 4

1 Yeni Etika, S.Pd 4 4 4 5 17 85 B

2 Nurmasur, A.Ma 5 4 4 3 16 80 B

3 Asiah, S.Pd 5 4 3 5 17 85 B

4 Shalihati, S.Pd 5 4 3 5 17 85 B

5 Zulfaini, S.Pd 4 4 4 5 17 85 B

6 Rinawati, S.Pd 4 4 3 4 15 75 C

7 Rosmanidar, S.Pd 4 3 3 4 14 70 B

Nilai Rata-rata 80.71

Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2019) Keterangan:

1) 90-100 = Sangat Baik (A) 2) 80-89 = Baik (B) 3) 65-79 = Cukup (C)

(6)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

238 5) 0-54 = Sangat Kurang (E)

Sedangkan penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar da- lam kegiatan pembelajaran di kelas pada Siklus I didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

No Nama Guru

Aspek yang dinilai Jumlah Skor (1-6)

Nilai Katagori 1 2 3 4 5 6

1 Yeni Etika, S.Pd 5 4 5 4 4 4 26 86.66 B

2 Nurmasur, A.Ma 4 3 4 4 3 4 22 73.33 C

3 Asiah, S.Pd 4 5 4 4 5 4 26 86.66 B

4 Shalihati, S.Pd 4 3 4 4 3 4 22 73.33 C

5 Zulfaini, S.Pd 4 3 4 3 4 3 21 70.00 C

6 Rinawati, S.Pd 5 4 4 4 4 5 26 86.66 B

7 Rosmanidar, S.Pd 4 3 3 4 3 3 20 66.66 C

Nilai Rata-rata 77.61

Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2019) Keterangan:

1) 90-100 = Sangat Baik (A) 2) 80-89 = Baik (B) 3) 65-79 = Cukup (C) 4) 55-64 = Kurang (D) 5) 0-54 = Sangat Kurang (E)

Data Penelitian Tindakan Sekolah yang diperoleh dari hasil observasi sikap guru dalam kegiatan diskusi kelompok kerja guru tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada Siklus I, hasilnya termasuk katagori hampir “Baik” dengan rata-rata nilai 79.85. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam berdiskusi belum menampakkan kerjasama, aktivitas dan perhatian yang baik terhadap permasalahan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar ,sehingga diperlukan bimbingan yang lebih intensif.

Penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas, hasilnya termasuk katagori “Baik” dengan rata-rata nilai 80.71. Hal ini menunjuk- kan bahwa guru dalam mengimplementasikan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan pembelajaran di kelas belum optimal,sehingga perlu peningkatan.

Dengan adanya hasil observasi dan penilaian pada kegiatan Siklus I maka peneliti melakukan re- fleksi. Dari refleksi terhadap seluruh kegiatan pada Siklus I, maka ditemukan beberapa hambatan yang mengakibatkan belum optimalnya kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Adapun hambatan-hambatan tersebut, antara lain guru belum sepenuhnya memahami manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dan guru dalam memilih sumber belajar dan memilih strategi pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dalam skenario pembelajaran guru pada: aspek 1. jenis sumber belajar dari lingkungan sekolah tidak tercantum, padahal materi pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah;. aspek 2. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan media dan setrategi pembelajaran masih kurang; aspek 4. Kesesuaian anta- ra tujuan pembelajaran dengan sumber bahan,lebih banyak hanya mencantumkan buku paket sebagai sa- tu-satunya sumber belajar.

Dari hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran di kelas, hambatan-hambatan yang ditemukan ada- lah sebagai berikut : aspek 1.dalam kegiatan awal, guru tidak memberi informasi tujuan pembelajaran dan waktunya belum sesuai dengan perencanaan; aspek 2. kegiatan inti, langkah-langkah pembelajaran didominasi guru dengan metode ceramah sehingga kurang sesuai dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektip dan menyenangkan (Pakem); aspek 3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah belum optimal; aspek 6. Penutup pelajaran, guru kurang memberi penekanan tentang lingkungan sekolah. Hambatan-hambatan tersebut akan disempurnakan pada kegiatan Siklus II.

3.4 Pembahasan Atas Hasil Tindakan

Dari 7 orang guru yang terlibat, 3 orang guru sudah mendapat skor dengan katagori “Sangat Baik”

sedangkan 4 orang dengan katagori “Baik”. Oleh karena itu dilanjutkan dengan tindakan Siklus II yang

(7)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

239 hasilnya secara umum ada peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 80% guru sudah mendapatkan kata- gori sangat baik dengan skor rata-rata 90-100. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Secara rinci perolehan nilai rata-rata peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yaitu nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 79.85 di Siklus I men- jadi 89.05 di Siklus II ada peningkatan 9.15. Pada kegiatan penyusunan scenario pembelajaran nilai rata- rata 80.71 di Siklus I menjadi 91.42 di Siklus II ada peningkatan 10.71. Kegiatan pembelajaran atau da- lam proses belajar mengajar nilai rata-rata 77.61 di sklus I menjadi 87.14 di Siklus II, ada peningkatan 9.53. Diagram perbandingan pengamatan hasil observasi, penilaian skenario pembelajaran, dan pelaksa- naan pembelajaran inovatif model lingkungan sekitar antara Siklus I dan Sklus II Tahun Pelajaran 2019/2020 terlampir.

4. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I dan siklus II tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: ada peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui pendekatan diskusi kelompok kerja guru (KKG) di MIS Meunasah Teungoh Ta- hun Pelajaran 2019/2020, hal ini terbukti berdasarkan data yang telah diperoleh selama Penelitian Tinda- kan Sekolah yaitu dari hasil penelitian menunjukkan, perolehan nilai rata-rata peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yaitu nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 79.85 di Siklus I menjadi 89.00 di Siklus II ada peningkatan 9.15. Pada kegiatan penyusunan skenario pembelajaran nilai rata-rata 80.71 di Siklus I menjadi 91.42 di Siklus II ada pen- ingkatan 10.71. Kegiatan pembelajaran atau dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 77.61 di sklus I menjadi 87.14 di Siklus II, ada peningkatan 9.53.

5. Daftar Pustaka

[1] Badru Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK 2304.

Modul 1-9. Jakarta Universiats Terbuka.

[2] Ekowati, Endang. 2001. Stategi Pembelajaran Kooperatif. Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.

[3] Hadi, Sutrisno. 2000. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Andi

[4] Kasianto, I Wayan. 2004. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Diskusi Kelompok. Laporan Penelitian Kelas. Tidak dipublikasikan

[5] Rusyan Tabrani. 2001. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rosdakarya.

[6] Sarman, Samsuni S.Pd. 2005. Implementasi Pendekatan Works Based Learning pada Sumber Belajar Masyarakat dalam Pembelajaran PS-Ekonomi. Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

Banjarmasin. Tidak dipublikasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Address, fax number and e-mail address if available of other body: Ministry of Agriculture, Livestock and Food Supply Secretariat of Agribusiness International Relations E-mail: