• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peningkatan Kemampuan Berhitung melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Sumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Peningkatan Kemampuan Berhitung melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Sumber"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

(JIPG)

Available online: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/jipg/index

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

DOI: 10.30738/jipg.vol4.no1.a12903

Peningkatan Kemampuan Berhitung melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas III

Sekolah Dasar Negeri Sumber

Umi Latifah1, Dian Artha Kusumaningtyas2 & Rumgayatri3

1Pendidikan Profesi Guru, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

3Sekolah Dasar Negeri 3 Kotagede, Indonesia

*E-mail: latifahumy88@gmail.com

* Corresponding Author

Received: 05 Agustus 202; Revised: 31 Januari 2022 ; Accepted: 07 Februari 2023

Abstrak: Kemampuan berhitung merupakan kemampuan melakukan operasi hitung seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian dan pembagian. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sumber dan mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sumber. Variabel terikat penelitian ini adalah kemampuan berhitung dan variabel bebas penelitian ini adalah model discovery learning. Analisis data pada penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan lembar observasi dan tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sumber. Hasil pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kemampuan berhitung siswa 90 dan hasil keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning 89%. Hasil pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kemampuan berhitung siswa 96 dan hasil keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning 89%. Dengan demikian, penerapan model discovery learning untuk meningkatkan kemampuan berhitung dapat diterapkan pada siswa kelas III sekolah dasar.

Kata Kunci: Model Discovery Learning, Pembelajaran, Kemampuan Berhitung.

Improving Numeracy Skills through the Discovery Learning Model for Grade III Students Sumber State Elementary School

Abstract: The ability to count is the ability to perform arithmetic operations such as subtraction, addition, multiplication and division. This research is classroom action research (CAR). The purpose of this study is to determine whether the application of discovery learning learning models can improve the numeracy skills of third grade elementary school students at Sumber State Elementary School and to find out how the application of discovery learning learning models can improve numeracy skills of third grade elementary school students at Sumber State Elementary School. The dependent variable of this research is the ability to count and the independent variable of this research is the discovery learning model. Data analysis in this study is qualitative and quantitative data using observation sheets and tests.

The results showed that the discovery learning model could improve the numeracy skills of third graders at Sumber State Elementary School. The results in the first cycle obtained an average value of 90 students' numeracy skills and the results of the implementation of learning using the discovery learning model 89%. The results in the second cycle obtained an average value of 96 students' numeracy skills and the results of the implementation of learning using the discovery learning model 89%. Thus, the

(2)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

application of the discovery learning model to improve numeracy skills can be applied to third grade elementary school students.

Keywords: Discovery Learning Model, Learning, Counting Ability.

How to Cite: Latifah, U. (2023). Peningkatan Kemampuan Berhitung melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Sumber. Jurnal Ilmiah

Profesi Guru (JIPG), 4(1), 32–38. Retrieved from

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/JIPG/article/view/12903 Pendahuluan

Belajar merupakan tugas utama sebagai seorang siswa. Siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja, tidak harus selalu di kelas. Belajar adalah kegiatan mencari pengalaman baru untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan belajar siswa dapat tercapai jika menguasai tiga kemampuan dasar yaitu kemampuan membaca, kemampuan menulis dan kemampuan berhitung. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), tidak semua siswa mampu menguasai ketiga kemampuan dasar. Salah satunya adalah kemampuan berhitung yang menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa.

Kemampuan berhitung merupakan kemampuan melakukan operasi hitung seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian dan pembagian. Kemampuan tersebut adalah kemampuan berkelanjutan yang harus selalu dipelajari sehingga menguasai. Seringkali siswa mengabaikan hal tersebut. Padahal kemampuan berhitung tidak hanya diperlukan pada mata pelajaran matematika, akan tetapi juga pada mata pelajaran lainnya.

Idealnya, siswa kelas III sudah menguasai kemampuan berhitung seperti dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kemampuan tersebut diperoleh secara berkelanjutan dari pembelajaran yang dilakukan sebelumnya yaitu kelas II. Kemudian akan dikembangkan pada kelas III untuk materi antara lain pecahan, satuan waktu, satuan panjang, satuan berat, pecahan, keliling dan luas persegi dan persegi panjang, dan lain sebagainya.

Namun, sesuai hasil observasi di SD Negeri Sumber, siswa kelas III belum menguasai kemampuan berhitung pada kelas sebelumnya. Sehingga kekurangan tersebut menjadi kendala bagi siswa untuk mempelajari materi di kelas III. Lamanya pandemi covid-19 menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kurangnya kemampuan berhitung siswa kelas III SD Negeri Sumber tersebut.

BSNP dalam Fatmawati (2017: 87) mengemukakan ruang lingkup bahan kajian matematika pada satuan pendidikan SD, antara lain meliputi aspek-aspek bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Kompetensi dasar pada aspek bilangan misalnya melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung serta menaksir hasil operasi hitung.

Kompetensi dasar pada aspek geometri dan pengukuran misalnya mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang, menghitung keliling, luas, dan volume, serta mengidentifikasi garis dan sudut. Sedangkan kompetensi dasar pada aspek pengolahan data misalnya menghitung peluang, menyajikan dan mengumpulkan data.

Kemampuan berhitung sendiri erat kaitannya dengan matematika. Offirstson (2014: 1) menyatakan bahwa matematika merupakan alat untuk mengembangkan cara berpikir.

Matematika digunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan lain. Adapun Siagian (2016: 59) berpendapat bahwa matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan

(3)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

berpikir (bernalar). Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang didapat dengan cara berpikir yang kemudian digunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan lainnya.

Kemudian Yayuk (2019: 2) menjelaskan bahwa tujuan dari matematika secara khusus yaitu untuk melatih dan menumbuhkan cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah. Dengan demikian, penting bagi siswa meningkatkan kemampuan berhitungnya.

Kemampuan berhitung adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa.

Wardhono dan Istiana (2018: 40) menyatakan bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjumlah, mengalikan, maupun melakukan segala hal yang berkaitan dengan perhitungan atau ilmu matematika. Menurut Susanto (2014:

100), kemampuan berhitung merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan keterampilan berhitung. Kemampuan berhitung adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa untuk menjumlah, mengalikan, maupun melakukan segala hal yang berkaitan dengan keterampilan berhitung dalam ilmu matematika.

Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan keterampilan berhitung siswa. Guru perlu menggunakan strategi yang tepat salah satunya dengan model pembelajaran. Menurut Ponidi dkk (2021: 10), model pembelajaran merupakan suatu proses perencanaan yang digunakan untuk pedoman dalam proses pembelajaran, serta juga merupakan salah satu bentuk pendekatan yang digunakan dalam rangka membentuk perubahan perilaku peserta didik agar dapat meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran digunakan sebagai pedoman guru merancang pembelajaran, pengembangan kurikulum, menetapkan bahan-bahan untuk guru mengajar, dan membantu guru melakukan perbaikan dalam pembelajaran.

Model pembelajaran yang tepat untuk guru gunakan dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa adalah model pembelajaran berbasis penemuan. Model pembelajaran dengan berbasis penemuan yaitu model discovery learning. Menurut Rahmini (2020: 10), model discovery learning (berbasis penemuan) adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (High Order Thinking Skills) dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013. Model pembelajaran ini memandang bahwa partisipasi aktif dari siswa dalam pembelajaran sangat penting.

Menurut Bidiningsih dalam Kusnadi (2018: 4), model discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif, untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Sedangkan menurut Susana (2019: 6), metode discovery learning (pembelajaran penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian, atau seluruhnya ditemukan sendiri. Discovery learning adalah metode yang memandang bahwa siswa memperoleh pengetahuannya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dan memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif, untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan dengan melalui suatu percobaan. Model discovery learning adalah model berbasis penemuan yang menuntut siswa berpikir tingkat tinggi atau HOTS.

(4)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Model pembelajaran discovery learning memiliki beberapa kelebihan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Kelebihan model discovery learning menurut Lubis (2020: 141) yang menyatakan bahwa antara lain rasa ingin tahu peserta didik terpenuhi karena siswa mencari informasi secara sendiri, pengetahuan yang didapat bertahan lama dalam kehidupan siswa, meningkatkan prestasi siswa, meminimkan kegiatan menghafal, pengetahuan yang didapat siswa akan bertahan lama dan mudah diingat, serta hasil belajar mempunyai efek yang lebih baik dari pada hasil lainnya.

Dengan demikian model discovery learning dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III SD Negeri Sumber.

Metode Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Masing-masing siklus pada penelitian ini terdiri dari dua pertemuan. Pembelajaran setiap pertemuan penelitian ini menggunakan model discovery learning.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Sumber yang berjumlah sembilan anak.

Empat siswa perempuan dan lima siswa laki-laki.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sesuai model penelitian Kemmis dan Mc Taggart.

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen tes dan observasi. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berhitung siswa, sedangkan instrumen observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning. Instrumen tes berupa tes isian singkat dan uraian. Kisi-kisi tes kemampuan berhitung penelitian ini meliputi konsep dan generalisasi. Untuk instrumen observasi berupa lembar pengamatan pembelajaran dengan model discovery learning dan skala penilaian 1-4.

Teknik Analisis Data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar siswa tentang kemampuan berhitung. Lembar tes yang digunakan berupa LKPD untuk kegiatan kelompok dan tes formatif siswa. Hasil tes yang diperoleh berupa rata- rata nilai dengan rentang 0-100. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi berupa penilaian keterlaksanaan model discovery learning dengan menggunakan lembar pengamatan. Skala nilai pada lembar pengamatan yaitu 1-4. Hasil yang diperoleh dari lembar pengamatan berupa rata-rata nilai dengan bentuk persen (%).

(5)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Hasil dan Pembahasan Siklus I

Tahapan perencanaan pada siklus I meliputi menyiapkan daftar nama siswa kelas III, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran, instrumen lembar observasi, LKPD dan tes formatif.

Tahapan pelaksanaan pada siklus I : 1. Pertemuan pertama

Materi pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I yaitu keliling bangun datar.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara lain mengamati bangun datar pada gambar mobil dari kardus, menyebutkan bentuk-bentuk bangun datar yang ada, melakukan tanya jawab, membuat hipotesis tentang keliling bangun datar persegi, menghitung keliling bangun datar menggunakan satuan baku, diskusi kelompok mengerjakan LKPD, mempresentasikan hasil diskusi, membuat kesimpulan tentang keliling bangun datar, dan mengerjakan tes formatif secara individu.

2. Pertemuan kedua

Materi pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I yaitu keliling bangun datar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara lain siswa mengamati dan menyebutkan bangun datar yang ada di PPT, melakukan tanya jawab, membuat hipotesis cara menghitung keliling bangun datar, mengamati ilustrasi menghitung keliling bangun datar menggunakan satuan baku, diskusi kelompok mengerjakan LKPD, mempresentasikan hasil diskusi, membuat kesimpulan tentang keliling bangun datar, dan mengerjakan tes formatif secara individu.

Tahap observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung dan dilakukan oleh seorang guru di SD Negeri Sumber. Observasi yang dilakukan yaitu pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Khusus pada kegiatan inti hanya pada mata pelajaran matematika saja yang diamati. Hal ini karena proses pembelajaran tetap tematik.

Kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning yang dilakukan pada siklus I baik tahap pertama maupun kedua berjalan dengan baik dan lancar. Terlihat siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning ini terutama pada tahap pengumpulan data. Adapun media PPT yang ditampilkan guru membuat siswa tertarik dan perhatian terhadap pembelajaran. Hal ini karena PPT yang ditampilkan tidak hanya berisi gambar saja, akan tetapi terdapat simulator penggaris yang membatu siswa memahami bagaimana mengukur panjang sisi suatu bangun datar.

Pada tahapan pembuktian suatu model discovery learning juga berjalan dengan baik dan terlihat siswa antusias. Saat kegiatan mengerjakan LKPD dipertemuan pertama, siswa langsung mengambil penggaris untuk mengukur panjang sisi bangun datar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengetahui langkah pertama untuk menghitung keliling yaitu mencari panjang sisinya terlebih dahulu. Kemudian saat kegiatan mengerjakan LKPD dipertemuan kedua, siswa sudah mengetahui bahwa setiap sisi yang sama panjang mempunyai ukuran yang sama. Di LKPD pertemuan kedua ini, siswa tidak langsung menuliskan keliling bangun datar tetapi menuliskan ukuran sisi yang belum diketahui terlebih dahulu baru kemudian menghitung kelilingnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tahu harus mencari seluruh panjang sisinya terlebih dahulu sebelum menghitung keliling.

(6)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Adapun kesulitan yang terjadi pada siklus I ini. Seperti pada pertemuan pertama beberapa siswa dalam suatu kelompok masih lamban dalam menghitung sehingga diperoleh hasil yang salah padahal caranya sudah benar. Kemudian saat membuat kesimpulan pada LKPD tentang pengertian keliling bangun datar yang ada, guru memberikan pemantik agar siswa dapat menarik kesimpulan dengan benar. Berdasarkan kekurangan ini, peneliti melakukan sedikit perubahan yaitu dengan menambah materi pada PPT siklus I pertemuan kedua yaitu tentang macam-macam bangun datar dan bagian-bagian bangun datar. Kemudian peneliti juga menambahkan cara menghitung keliling dengan lebih jelas lagi agar siswa lebih teliti dalam menghitung. Dengan perubahan ini siswa dapat lebih mudah menarik kesimpulan mengenai pengertian keliling suatu bangun datar dan menjadi lebih teliti lagi dalam menghitung keliling bangun datar dengan benar.

Berikut tabel hasil keterlaksanaan penggunaan model discovery learning dan hasil rata- rata tes siswa menggunakan model discovery learning pada siklus I :

Tabel 1. Hasil Rata-rata Tes Siswa (0-100) dan Hasil Keterlaksanaan Penggunaan Model Discovery Learning (%) Siklus I

Pertemuan Pertama

No Nama

KI-4 KI-3 Nilai

Kemampuan Berhitung

Keterlaksanaan model discovery

learning a b Nilai c d Nilai

1 A 4 3 88 2 1 50 69

88%

2 B 4 3 88 3 3 100 94

3 C 4 3 88 2.5 3 92 90

4 D 4 3 88 2 1 50 69

5 E 4 3 88 2.5 3 92 90

6 F 4 3 88 3 1 67 78

7 G 4 4 100 3 3 100 100

8 I 4 4 100 2.5 3 92 96

9 J 4 4 100 2 1 50 75

Rata-rata 85

Pertemuan Kedua

No Nama

KI-4 KI-3 Nilai

Kemampuan Berhitung

Keterlaksanaan model discovery

learning a b Nilai c d Nilai

1 A 3 4 88 3 1 67 78

90%

2 B 3 4 88 3 3 100 94

3 C 3 4 88 3 3 100 94

4 D 4 4 100 2 3 83 92

5 E 4 4 100 3 3 100 100

6 F 4 4 100 2.5 3 92 96

7 G 4 4 100 3 3 100 100

8 I 4 4 100 3 3 100 100

9 J 4 4 100 3 3 100 100

Rata-rata 95

Rata-rata 90 89%

(7)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata hasil tes siswa siklus I yaitu 90 dan rata-rata hasil keterlaksanaan penggunaan model discovery learning berdasarkan hasil observasi yaitu 89%.

Adapun tahapan terakhir pada siklus I ini yaitu tahap refleksi pada yang dilakukan untuk mengemukakan kembali apa saja yang telah dilakukan pada saat penelitian. Hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I ini akan digunakan sebagai pertimbangan pada siklus II.

Siklus II

Tahapan perencanaan pada siklus II meliputi menyiapkan daftar nama siswa kelas III, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran, instrumen lembar observasi, LKPD dan tes formatif.

Tahapan pelaksanaan pada siklus II : 1. Pertemuan pertama

Materi pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II yaitu keliling bangun datar.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara lain mengamati bangun datar pada yang guru tampilkan dalam bentuk PPT, kemudian menyebutkan bagian-bagian pada bangun datar yang ada, melakukan tanya jawab, membuat hipotesis tentang keliling bangun datar persegi yang memiliki empat sisi sama panjang, menghitung keliling bangun datar menggunakan satuan baku, diskusi kelompok mengerjakan LKPD, mempresentasikan hasil diskusi, membuat kesimpulan tentang keliling bangun datar, dan mengerjakan tes formatif secara individu.

2. Pertemuan kedua

Materi pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II yaitu keliling bangun datar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara lain siswa mengamati dan menyebutkan bentuk-bentuk bangun datar yang ada di PPT, melakukan tanya jawab tentang keliling bangun datar menggunakan satuan baku, membuat hipotesis cara menghitung keliling bangun datar, mengamati ilustrasi menghitung keliling bangun datar menggunakan satuan baku, diskusi kelompok mengerjakan LKPD, mempresentasikan hasil diskusi, membuat kesimpulan tentang keliling bangun datar, dan mengerjakan tes formatif secara individu.

Tahap observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung dan dilakukan oleh seorang guru di SD Negeri Sumber. Observasi yang dilakukan yaitu pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Khusus pada kegiatan inti hanya pada mata pelajaran matematika saja yang diamati. Hal ini karena proses pembelajaran tetap tematik.

Kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning yang dilakukan pada siklus II baik tahap pertama maupun kedua berjalan dengan baik dan lancar. Terlihat siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning ini terutama pada tahap pengumpulan data. Adapun media PPT yang ditampilkan guru membuat siswa tertarik dan perhatian terhadap pembelajaran. Hal ini karena PPT yang ditampilkan tidak hanya berisi gambar saja, akan tetapi terdapat simulator penggaris yang membatu siswa memahami bagaimana mengukur panjang sisi suatu bangun datar. Dan disertai contoh-contoh menghitung keliling pada benda-benda disekitar.

Pada tahapan pembuktian suatu model discovery learning juga berjalan dengan baik dan terlihat siswa antusias. Saat kegiatan mengerjakan LKPD dipertemuan pertama, siswa langsung mengambil penggaris untuk mengukur panjang sisi amplop, buku tulis dan meja.

(8)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengetahui langkah pertama untuk menghitung keliling yaitu mencari panjang sisinya terlebih dahulu. Akan tetapi peneliti merasa pemahaman siswa kurang jika siswa hanya mengukur panjang suatu benda kemudian mencari kelilingnya, sehingga pada pertemuan kedua peneliti membebaskan siswa untuk menentukan ukuran benda yang ingin dihitung kelilingnya. Kegiatan mengerjakan LKPD dipertemuan kedua yaitu siswa membuat sendiri ukuran yang diinginkan pada bingkai foto, taplak meja dan layang-layang di LKPD dengan satuan baku. Setelah itu siswa menghitung keliling masing- masing bingkai foto, taplak meja dan layang-layang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tahu penting untuk mengetahui seluruh panjang sisinya terlebih dahulu sebelum menghitung keliling.

Berikut tabel hasil keterlaksanaan penggunaan model discovery learning dan hasil rata- rata tes siswa menggunakan model discovery learning pada siklus II :

Tabel 2. Hasil Rata-rata Tes Siswa (0-100) dan Hasil Keterlaksanaan Penggunaan Model Discovery Learning (%) Siklus II

Pertemuan Pertama

No Nama

KI-4 KI-3 Nilai Kemampuan Berhitung

Keterlaksanaan model discovery

learning a b Nilai c d Nilai

1 A 4 3 88 3 3 100 94

89%

2 B 4 4 100 3 3 100 100

3 C 4 4 100 3 3 100 100

4 D 4 4 100 2.5 2 75 88

5 E 4 4 100 3 3 100 100

6 F 4 3 88 3 3 100 94

7 G 4 4 100 3 3 100 100

8 I 4 4 100 3 3 100 100

9 J 4 3 88 2 3 92 83

Rata-rata 95

Pertemuan Kedua

No Nama

KI-4 KI-3 Nilai Kemampuan Berhitung

Keterlaksanaan model discovery

learning a b Nilai c d Nilai

1 A 4 4 100 3 3 100 100

89%

2 B 4 4 100 3 2 83 92

3 C 4 4 100 3 3 100 100

4 D 4 4 100 2.5 2.5 83 92

5 E 4 4 100 3 3 100 100

6 F 4 4 100 3 3 100 100

7 G 4 4 100 3 3 100 100

8 I 4 4 100 3 3 100 100

9 J 4 4 100 2.5 2 75 88

Rata-rata 97

Rata-rata 96 89%

(9)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata hasil tes siswa siklus I yaitu 96 dan rata-rata hasil keterlaksanaan penggunaan model discovery learning berdasarkan hasil observasi yaitu 89%.

Adapun tahap refleksi pada siklus II pertemuan pertama dilakukan untuk perbaikan pada pertemuan kedua.

Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus pada siswa kelas III SD Negeri Sumber yang berjumlah 9 siswa. Setiap siklus pada penelitian ini terdiri dari dua pertemuan.

Pembelajaran pada setiap pertemuan menggunakan model discovery learning dan juga dilakukan pengamatan terkait keterlaksanaan model discovery learning. Adapun siswa melakukan diskusi kelompok dan tes formatif untuk mengetahui rata-rata nilai kemampuan berhitung siswa.

Ketuntasan penelitian tindakan kelas ini ditandai oleh rata-rata nilai kemampuan berhitung siswa dan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan discovery learning lebih besar dari kriteria yang telah ditentukan. Kriteria ketuntasan tersebut yaitu nilai rata-rata kemampuan berhitung siswa ≥ 80 dan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning ≥ 76% (baik). Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kemampuan berhitung siswa 90 dan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning 89%. Hasil penelitian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kemampuan berhitung siswa 96 dan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning 89%. Berikut diagram batang nilai rata-rata kemampuan berhitung siswa dan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning :

Gambar 1. Hasil Nilai Rata-Rata Kemampuan Berhitung

90

96

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II

(10)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Gambar 4.2. Hasil Keterlaksanaan Penerapan Model Discovery Learning

Berdasarkan paparan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II di atas, pembelajaran dengan model discovery learning terbukti dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada siswa kelas III SD Negeri Sumber tahun pelajaran 2021/2022.

Hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan berhitung melalui model discovery learning pada siswa kelas III SD Negeri Sumber. Peningkatan kemampuan berhitung melalui model discovery learning dihitung berdasarkan hasil rata-rata kemampuan berhitung siswa melalui tes formatif dan LKPD, serta dihitung berdasarkan hasil keterlaksanaan penerapan model discovery learning melalui lembar pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh telah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung siswa, sehingga penelitian telah dianggap selesai. Dapat disimpulkan bahwa adanya penggunaan model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III SD Negeri Sumber.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas III SD Negeri Sumber. Hasil nilai rata-rata kemampuan berhitung siswa pada siklus I yaitu 90. Hasil nilai rata-rata kemampuan berhitung siswa pada siklus II yaitu 96. Sedangkan hasil keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning pada siklus I yaitu 89% dan hasil keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning pada siklus II yaitu 89%.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam melakukan operasi hitung, menambah pengetahuan siswa dalam berhitung, mempermudah siswa untuk

89% 89%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus I Siklus II

(11)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

mempelajari mata pelajaran lain yang berhubungan dengan operasi hitung, serta menambah pengalaman siswa dalam belajar yang menyenangkan.

2. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru sebagai bekal untuk penelitian yang akan dilakukan dan untuk mengetahui model discovery learning dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Penelitian ini juga diharapakan dapat menambah wawasan guru sebagai pengajar.

3. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan siswa yang memiliki kemampuan berhitung rendah dan dapat digunakan sekolah sebagai alat evaluasi.

Daftar Pustaka

Alfitry, Shilfia. 2020. Model Discovery Learning dan Pemberian Motivasi dalam Pembelajaran.

Jawa Barat : Guepedia.

Basuki. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Membaca dengan Pelabelan Objek Sekitar (POS) untuk Murid Taman Kanak-kanak. Yogyakarta : Deepublish.

Darmadi, H. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta : Deepublish.

Fatmawati. 2017. Meningkatkan Hasil Pembelajaran Tematik Pada Tema Lingkungan Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples di Kelas III SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan. Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah : Vol 11 No 74.

Hidayat, U. S. 2016. Model-model Pembelajaran Efektif. Jawa Barat : Yayasan Budhi Mulia Sukabumi.

Kusnadi. 2018. Metode Pembelajaran Kolaboratif : Penggunaan Tools SPSS dan Video Scribe.

Jawa Barat : Edu Publisher.

Lubis, Maulana Arafat. 2020. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: (PPKN) DI SD/MI: Peluang dan Tantangan di Era Industri 4.0. Jakarta: Prenada Media.

Octavia, Shilphy A. 2020. Model-model Pembelajaran. Yogyakarta : Deepublish.

Offirstson, Topic. 2014. Aktifitas Pembelajaran matematika Melalui Inkuiri Berbantuan Software Cinderella. Yogyakarta: Deepublish.

(12)

Copyright © 2023, Umi Latifah, Dian Artha Kusumaningtyas & Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Pohan. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah. Jawa Tengah : CV Sarnu Untung.

Ponidi, dkk. 2021. Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Jawa Barat : Adab.

Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jawa Barat : PT Remaja Rosdakarya.

Rahmini. 2020. Best Practice Pembelajaran Berorientasi HOTS Model Discovery Learning. Jawa Barat : Guepedia.

Siagian, Muhammad Daut. 2016. Kemampuan Koneksi Matematik Dalam Pembelajaran Matematika, dalam MES. Journal of Mathematics Education and Science : Vol 2 No 1.

Susana, Afria. 2019. Pembelajaran Discovery Learning Menggunakan Multimedia Interaktif Sebuah Contoh Penelitian Tindakan Kelas. Jawa Barat : Tata Akbar.

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Anak Usia Dini : Pengantar dalam Berbagai Aspeknya.

Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Wardhono, Agus dan Yuyun Istiana. 2018. Prosiding Seminar Nasional 2018 Jilid 4:

Memaksimalkan Peran Pendidik dalam Membangun Karakter Anak Usia Dini Sebagai Wujud Investasi Bangsa Prosiding Seminar Nasional 2018. Tuban: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.

Yayuk, Ema. 2019. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jawa Timur : UMMPress.

Yuwono, Sugeng Lukito. 2020. Asiknya Mengajarkan Sains di Kelasku (Berbagai Pengalaman Mengajar). Jawa Barat: Tata Akbar.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan nasional yang berakar dari dan untuk pengembangan kebudayaan nasional harus menumbuhkembangkan berbagai sikap manusia Indonesia masa depan.

Metode pembelajaran ASL (American Sign Language) ini masih bersifat konvensional serta sumber daya yang benar-benar paham dan mengerti bahasa isyarat ini jumlahnya

means song can help student to increase and memorable the word using song, because for students elementary school leam vocabulary using song Is very fun and easy to remember.. Songs

a. Akar dikotil berbeda dengan akar monokotil dalam hal... Bagian akar yang mempunyai sifat meristematis adalah.... Jaringan berikut termasuk silinder pusat akar tumbuhan dikotil,

Dari pengamatan SEM memang jelas terlihat bahwa material LiTi2(PO4)3 5 wt.% PVA memiliki kisaran ukuran partikel yang paling kecil (sebagian <100nm), sehingga memberi

PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN MOTIVASI KARIR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 BANDUNG. Universitas Pendidikan Indonesia |

Wahyu (2013: 28) Faktor -faktor yang mempengaruhi berlangsungnya interaksi sosial, baik secara tunggal maupun secara bergabung ialah: faktor Imitasi ini telah di

Namun, anda harus memeriksa secara berkala profil Google Scholar anda, karena bisa saja artikel yang di asukka se ara oto atis uka artikel ya g a da pu