• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA MALARIA PERIODE TAHUN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA MALARIA PERIODE TAHUN "

Copied!
61
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran nilai Hb dan jumlah leukosit pada pasien malaria periode 2015-2020 di RSUD Mayor Jenderal H.A Thalib Kerinci berdasarkan jenis kelamin, usia, spesies malaria dan jumlah penderita positif pada periode 2015-2021. Desain Croosectional, menggunakan populasi seluruh data hasil survey malaria periode 2015-2020 di rekapitalisasi rekam medis dengan jumlah sampel 28 orang.Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi sampling berdasarkan periode tahun, malaria tahun 2015 sebanyak 11 sampel (39,3%), periode 2016 sebanyak 6 sampel (21,4%), periode 2017 sebanyak 6 sampel (21,4%). Terima kasih untuk Papa Zulhendi terhebat & MamaZurna terhebat. Tetesan keringatmu, kerja kerasmu, doamu selalu menyertai langkahku, dukungan Papa dan Mama adalah kekuatan terbesar Ananda dalam menyelesaikan karya ini. Kalian orang-orang yang luar biasa dan sangat-sangat luar biasa, kalian bisa membuatku seperti ini dan menyelesaikan pendidikan ini tepat waktu.

Terima kasih juga kepada keluarga besar, adik tercinta Amel Tri Rahayu, adik-adik tercinta, teman-teman, yang selalu memberikan semangat dan doa bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini. Judul : “DESKRIPSI KADAR HEMOGLOBIN DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA MALARIA TAHUN 2015-2021 DI MAJJEN H.A.THALIB KERINCI RSU”. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

THALIB KERINCI Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana III Analis Kesehatan/TLM dari Universitas Perintis Indonesia. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Khusus untuk Ayah Zulhendi dan Ibunda Zurna serta keluarga yang selalu memberikan semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Latar Belakang

Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, balita dan ibu hamil. Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2015, terdapat 198 juta kasus malaria yang terjadi secara global dan 584.000 penyebab kematian pada tahun 2014. Berdasarkan data angka kesakitan malaria di Indonesia, 7 orang di Indonesia terinfeksi malaria pada tahun 20006. 2015). Pada pasien tanpa komplikasi, jumlah leukosit biasanya normal atau menurun, sedangkan pada pasien dengan malaria berat, jumlah leukosit meningkat.

Pada infeksi malaria, kadar hemoglobin menurun akibat penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria, pasien malaria dengan komplikasi berada pada nilai normal, namun dibandingkan dengan nilai hemoglobin pasien malaria dengan komplikasi, rata-rata nilai hemoglobin pasien malaria lebih rendah. Hal ini menunjukkan keberhasilan program pengendalian malaria yang dilakukan oleh pusat, daerah, masyarakat, pemerintah. Angka infeksi malaria di kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2015 tertinggi berada di Kabupaten Tebo dan Merangin, masing-masing sebesar 0,99 per 1000 penduduk (DINKES JAMBI, 2016).

Menurut penelitian Tusy Triwahyuni ​​pada korelasi sebesar 10%. Berdasarkan grafik di atas diketahui nilai rata-rata hemoglobin pada anemia ringan adalah 11,66 g/dl dengan nilai normal (10,5-12,7 g/dl), anemia sedang adalah 8,72 g/dl dengan nilai normal (6-9,9 g/dl, sedangkan nilai rata-rata hemoglobin adalah 5,5 g/5.l).

Rumusan.Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Malaria
    • Pengertian malaria
    • Penyebab malaria
  • Plasmodium knowlesi
    • Gejala Klinis
  • Stadium menggigil
  • Stadium puncak demam
  • Stadium berkeringat
    • Diagnosis
    • Siklus Hidup Nyamuk
    • Cara penularan penyakit malaria
    • Pencegahan
    • Hemoglobin
    • Leukosit
  • Tipe Agranulosit
    • Jumlah leukosit pada penderita malaria

Anemia berat tidak sebanding dengan parasitemia, hal ini menandakan kelainan sel darah merah selain mengandung parasit. Ujung Schuffner (juga disebut ujung James) membulat dan padat dengan butiran pigmen yang lebih kasar, tetapi tidak sekasar pigmen Plasmodium malariae. Penyakit banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis, 43% kejadian penyakit disebabkan oleh P.vivax (Cecep Dani Sucipto, 2014).

Plasmodium knowlesi merupakan plasmodium yang biasa menginfeksi kera ekor panjang, Macaca fascicularis (ekor panjang) dan kera ekor babi, Macaca nemestrina (ekor babi) di Asia Tenggara. Plasmodium knowlesi dapat menyebabkan infeksi ringan pada Macaca fascicularis dan infeksi berat pada monyet rhesus (Macaca mulatta). Pada tahun 2004, Balbir Singh dan kawan-kawan mulai mempelajari infeksi alami Plasmodium knowlesi yang meningkat di Divisi Kapit, Sarawak, Malaysia.

Plasmodium knowlesi dikenal sebagai penyebab kelima infeksi malaria pada manusia setelah Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale. Karena siklus hidupnya yang singkat, jumlah parasit dalam darah dapat meningkat dengan cepat, sehingga infeksi Plasmodium knowlesi berpotensi menjadi penyakit yang serius. Secara umum, gejala umum yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum lebih parah dan lebih kuat dibandingkan dengan spesies Plasmodium lainnya.Ciri khas malaria adalah adanya bendungan paroid, pembesaran limpa dan.

Penderita sering membungkus badannya dengan selimut menggunakan sarung, bila gemetar seluruh badan bergetar, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari tangan membiru dan kulit pucat. Saat digigit nyamuk, ia mengeluarkan sporosit, yang masuk ke pembuluh darah tubuh manusia ke dalam sel hati manusia. Setelah satu hingga dua minggu gigitan, parasit kembali ke darah dan mulai menyerang sel darah merah dan mulai memakan hemoglobin, yang membawa oksigen ke dalam darah. Pecahnya sel darah merah yang terinfeksi Plasmodium menyebabkan gejala demam. Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan akut yang berhubungan dengan komplikasi penurunan volume intraseluler dan ekstraseluler.

Ada beberapa protein yang mengandung heme dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari.Pada manusia dewasa, hemoglobin adalah tetramer (mengandung 4 subtipe protein), terdiri dari dua subunit alfa dan beta yang masing-masing terikat secara non-kovalen. Pada infeksi malaria, kadar hemoglobin menurun akibat penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria Penderita malaria dengan komplikasi berada pada nilai normal. Dapat dilihat di bawah mikroskop, sel darah putih memiliki butiran spesifik (granulosit), dalam keadaan hidup berupa tetesan semi cair, dalam sitoplasma memiliki bentuk inti yang bervariasi, yang tidak memiliki butiran, sitoplasma homogen dengan inti bulat.

Leukosit adalah komponen darah yang berperan dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan proses metabolisme beracun. Peningkatan jumlah leukosit pada malaria merupakan akibat peningkatan jumlah dan aktivitas neutrofil serta peningkatan monosit.

Gambar 2.1.1 nyamuk Anopheles betina Sumber:rentokil co.id
Gambar 2.1.1 nyamuk Anopheles betina Sumber:rentokil co.id

METODE PENELITIAN

  • Jenis/Desain Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
    • Waktu Penelitian
    • Tempat penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi Penelitian
    • Sampel Penelitian
  • Persiapan Alat Dan Bahan
    • Persiapan Alat
    • Persiapan Bahan Dan Reagensia
  • Prosedur Penelitian
    • Prosedur Pengambilan Darah vena
    • Prosedur Pemeriksaan Hemoglobin
  • Metode
  • Prinsip
  • Nilai Rujukan
    • Prosedur Pemeriksaan Leukosit
  • Prosedur Kerja
    • Prosedur Pembuatan Slide Darah Tipis
    • Prosedur Pembuatan Slide Darah Tebal
    • Prosedur Pewarnaan Slide Darah Tipis
    • Prosedur Pewarnaan Slide Darah Tebal
    • Prosedur Pemeriksaan Parasit Malaria
    • Pengolahan Dan Analisa Data

Berdasarkan hasil rekapitulasi data pasien suspek malaria di Mayjen H.A. RSUD Thalib Kerinci dari tahun 2015-2020, berikut hasil yang dicapai. Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sampel berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 18 orang (64,3%) dan perempuan sebanyak 10 orang (35,7%). Berdasarkan tabel 4.3 di atas, didapatkan hasil distribusi frekuensi sampel malaria berdasarkan umur: 6 sampel malaria umur <20 tahun (28,6%), 11 sampel malaria umur 21-50 tahun (39,3%), 9 sampel malaria umur > 60 tahun (32,1%).

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh hasil distribusi frekuensi sampel malaria berdasarkan jumlah hemoglobin yang diperoleh dari sampel malaria normal sebanyak 2 sampel (7,1%), anemia ringan sampel 9 sampel (32,1%), anemia sedang sampel 11 sampel (39,3%) dan anemia berat (2 1,6%). Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil distribusi frekuensi sampel malaria berdasarkan jumlah leukosit didapatkan 5 sampel malaria normal (17,9%), sampel malaria di atas normal berjumlah 23 sampel (82,1%). Berdasarkan tabel 4.6 di atas, hasil distribusi frekuensi sampel malaria berdasarkan jenis Plasmodium diperoleh 9 sampel Plasmodium falciparum (32,1%), Plasmodium vivax 19 sampel (67,9%).

Dari hasil kajian pendataan pasien malaria di Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Thaliba Kerincija periode 2012 dan melakukan pemeriksaan langsung antara bulan April sampai Mei 2021, peneliti mendapatkan 28 sampel, dimana 28 sampel positif malaria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahun 2015 merupakan tahun dengan kasus malaria terbanyak. Berdasarkan hasil survei pada Tabel 4.2 di atas, distribusi frekuensi berdasarkan sampel yang diperoleh adalah 18 laki-laki (64,3%) dan 10 perempuan (35,7).

Berdasarkan jumlah hemoglobin didapatkan 2 sampel (7,1%) sampel malaria normal, 9 sampel malaria anemia ringan (32,1%), 11 sampel malaria anemia sedang (39,3%) dan 6 sampel anemia berat (21,4%). Terlihat dari tampilan bahwa jumlah hemoglobin pada pasien malaria dengan anemia sedang paling tinggi dibandingkan anemia kategori lainnya.Ketika terinfeksi malaria, hemoglobin menurun karena penghancuran sel eritrosit yang berlebihan oleh parasit malaria. Terlihat dari tampilan bahwa jumlah leukosit pada penderita malaria dengan kategori normal atas paling tinggi dibandingkan dengan leukosit kategori normal.

Hasil pendataan dan angka kejadian malaria di RSU Mayor Jenderal H.A Thalib Kerinci menunjukkan bahwa banyaknya korban yang terjangkit penyakit malaria disebabkan masyarakat masih menganggap penyakit malaria hanya penyakit desa atau tasapo (teguran). Berdasarkan jumlah leukosit, penderita malaria pada 23 sampel (82,1%) memiliki leukosit di atas normal (>11.000 mm3). LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI PEMANTAUAN KADAR Hb DAN TANAH LEEUKOSIT PADA PENDERITA MALARIA DI MAJORJEN H.A THALIB KERINCI RSU.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pembahasan

Karena pada tahun 2015 belum ada upaya pengendalian penyakit malaria oleh pemerintah dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akibat dan penyebab penyakit malaria di Provinsi Jambi pada umumnya dan di Kerinci pada khususnya. Mereka yang lebih rentan terserang parasit malaria adalah laki-laki, karena laki-laki memiliki respon imun yang lebih rendah dibandingkan perempuan. Dari pemaparan tersebut terlihat bahwa usia antara 21-50 tahun (39,3%) lebih banyak terkena parasit malaria, karena usianya 21-50 tahun.

Berdasarkan jumlah leukosit didapatkan 5 sampel malaria normal dengan frekuensi 17,9%, didapatkan 23 sampel malaria abnormal dengan frekuensi 82,1%. Peningkatan jumlah leukosit pada malaria disebabkan oleh peningkatan jumlah dan aktivitas neutrofil serta peningkatan monosit (Harijanto, 2000). Sel-sel tersebut adalah eosinofil, neutrofil, monosit, basofil dan limfosit.Hasil pemeriksaan jumlah leukosit dapat membantu dalam menegakkan diagnosis dan memberikan informasi yang lebih akurat tentang infeksi dan proses penyakit dalam tubuh (Wulandari & Wantini, 2014).

Untuk itu pihak rumah sakit harus mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit malaria.Untuk mengatasi hal tersebut pihak rumah sakit dan masyarakat harus bergotong royong membersihkan lingkungan agar terhindar dari nyamuk anopheles betina penyebab penyakit malaria. Berdasarkan jenis kelamin ditemukan 11 sampel (39,3%) adalah laki-laki dengan anemia berat. Haffbrand AV, Moss PAH 2015. leukosit 1: granulosit, monosit dan kelainan jinaknya pada: Hofbrand AV, Moss PAH.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1.1 nyamuk Anopheles betina Sumber:rentokil co.id
Gambar 2.2.1.1 :Plasmodium falcifarum  Sumber:atlmkes.wordpress.com
Gambar 2.2.1.2:Plasmodium malariae  Sumber:pinterest.com  3.  Plasmodium Ovale
Gambar 2.2.1.3 :Plasmodium ovale  Sumber:msrblog.com
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi adalah sumber data yang berkaitan dengan strategi apa saja yang dilakukan pihak BSI yang didapatkan langsung dari pihak karyawan Bank Syariah Indonesia