50 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus
Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran penerapan edukasi pemberian metode kangguru terhadap perubahan termoregulasi pada bayi BBLR. Penelitian dilakukan selama 3 hari di ruang perinatologi RSUD Kota Kendari selama 3 hari pada pasien By. NY. A yang lahir pada tanggal 9/6-2023 dengan diagnosa BBLR berat badan 2.095 gr serta dilakukan edukasi pada Ny.A, Umur 26 tahun, Pendidikn terakhir S1, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan hasil sebagai berikut.
Hasil pengkajian yang dilakukan pada By.Ny.A yaitu umur bayi 1 hari dirawat di dalam inkubator dengan diagnosa BBLR, berat badan bayi 2.095 gr, Riwayat kehamilan, ibu mengalami keluhan mual, muntah, kurang nafsu makan dan demam, Riwayat persalinan tidak ada masalah, bayi lahir dengan apgar score 8 pada 1 menit pertama. Keadaan umum bayi lemah, kesadaran compos mentis, frekuensi nadi 150x/menit, suhu 35,1℃, frekuensi pernapasan 60x/menit. Hasil pengkajian pada Ny.A, umur 26 tahun, agama islam, pendidikan s1, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
Penelitian hari pertama sebelum dilakuakan edukasi peneliti terlebih dahulu memberi kuisioner kepada Ny.A dan setelah edukasi diberikan lagi kuisioner dengan hasil :
51
Tabel 4.1 Hasil Tingkat Pengetahuan
NO HAI/TANGGAL SKOR KUISIONER
SEBELUM EDUKASI SESUDAH EDUKASI
1 Sabtu, 10/6-2023 60% 100%
2 Minggu,11/6-2023 100% 100%
3 Senin, 12/6-2023 100% 100%
Tabel 4.1 menunjukan pada hari pertama sebelum dilakukan tindakan edukasi pada Ny.A skor yang diperoleh 60% kategori kurang baik, masih ada informasi tentang metode kangguru, cara melakukan metode kangguru, lama melakukan pemberian metode kangguru, suhu tubuh bayi yang mengalami hipotermia, dan manfaat sentuhan kulit untuk menghangatkan bayi yang belum ibu ketahui. Tetapi setelah dilakukan edukasi pemberian metode kangguru, skor yang diperoleh 100% sangat baik, ibu mengetahu semua informasi mengenai metode kangguru.
Pada Hari ke dua sebelum dilakukan edukasi ibu memahami semua pertanyaan dan menjawab dengan baik dengan skor 100% sangat baik. setelah dilakukan edukasi ibu mampu menjawab semua pertanyaan dengan baik dan memahami informasi yang diberikan mengenai metode kangguru, hipotermia, dan BBLR dengan skor 100% sangat baik.
Pada Hari ke tiga sebelum dilakukan edukasi ibu masih memahami semua pertanyaan dan menjawab dengan baik dengan skor 100%. setelah dilakukan edukasi ibu mampu menjawab semua pertanyaan dengan baik dengan skor 100% sangat baik.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Tingkat Pengetahuan
Hari ke
Tingkat Pengetahuan
Sebelum Edukasi Sesudah Edukasi
Menurun Cukup Menurun
Sedang Cukup Meningkat
Meningkat Menurun Cukup Menurun
Sedang Cukup Meningkat
Meningkat 1 Perilaku
sesuai anjuran
Sedang Cukup
meingkat
Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
Sedang Cukup
meingkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Sedang Cukup
meingkat
2 Perilaku sesuai anjuran
Cukup Meingkat
Meningkat
Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang
Cukup Meingkat
Meningkat
suatu topic Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Cukup meingkat
Meningkat
3 Perilaku sesuai anjuran
Cukup meingkat
Meningkat
Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
Cukup Meingkat
Meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Cukup meingkat
Meningkat
Tabel 3.6 pada hari pertama menunjukan tingkat pengetahuan ibu pada hari pertama menunjukan perilaku sesuai anjuran dari sedang menjadi cukup meningkat, kemampuan menjelaskan pengetahuan tantang suatu topik dari sedang menjadi cukup meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan dari sedang menjadi cukup meningkat.
54
Pada hari kedua menunjukan tingkat pengetahuan ibu pada hari pertama menunjukan perilaku sesuai anjuran dari cukup meningkat menjadi meningkat, kemampuan menjelaskan pengetahuan tantang suatu topik dari cukup meningkat menjadi meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan dari cukup meningkat menjadi meningkat.
Pada hari ketiga menunjukan tingkat pengetahuan ibu pada hari pertama menunjukan perilaku sesuai anjuran dari cukup meningkat menjadi meningkat, kemampuan menjelaskan pengetahuan tantang suatu topik dari cukup meningkat menjadi meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan dari cukup meningkat menjadi meningkat.
B. Pembahasan Studi Kasus
Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2023 di ruang perinatology RSUD Kota Kendari pada 2 responden yaitu Ny. A umur 26 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, Pendidikan terkhir S1 dan By.Ny A, jenis kelamin laki – laki, umur 1 hari dengan berat badan lahir 2.095 gr dengan diagnose BBLR dan Hipotermia, apgar score 1 menit pertama 8, apgar score 5 menit kemudian 9, keadaan umum lemas, saat lahir menangis lemah, tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik, tanda – tanda vital : suhu 35,8℃, nadi 150x/menit, pernapasan 60x/menit Hari pertama dilakukan penelitian diberikan kuisioner untuk mengukur pengetahuan Ny.A tentang perawatan metode kangguru dengan hasil sebelum dilakukan tindakan edukasi pada Ny.A mendapat skor 60% (kurang baik), masih ada informasi tentang metode kangguru, cara melakukan metode kangguru, lama melakukan pemberian metode kangguru, suhu tubuh bayi yang mengalami hipotermia, dan manfaat sentuhan kulit
55
untuk menghangatkan bayi yang belum ibu ketahui. Setelah dilakukan tindakan mendapat skor 100% kategori sangat baik karena ibu dapat cepat mengerti dan menerima informasi yang diberikan, ibu mengetahui tentang cara melakukan metode kangguru, lama melakukan metode kangguru
Pada luaran keperawatan tingkat pengetahuan ibu perilaku sesuai anjuran menunjukan skala sedang, Ny.A belum mengetahui presedur perawatan metode kangguru dengan benar. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik menunjukan skala sedang, Ny.A belum memahami tantang tujuan, manfaat dan prosedur perawatan metode kangguru. Perilaku sesuai dengan pengetahuan menunjukan skala sedang, Ny.A belum bisa melakukan perawatan metode kangguru.
Usia merupakan umur individu sesorang yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun (Wawan dan M, 2011). Seiring bertambahnya usia maka semakin berkembang juga daya tangkap sesorang sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin menambah.
Pekerjaan merupakan sesuatu yang harus dilakukan sesorang untuk mencari nafkah dalam menunjang kehidupannya sebagai salah satu indicator kesejahteraan keluarga (Wawan dan M, 2011). Orang yang bekerja umumnya merupakan suatu kegiatan yang dapat menyita waktu.
Pendidikan merupakan suatu proses mengubah tata kelakuan atau perilaku sesorang melalui upaya pengajaran atau pelatihan (Budiman dan Riyanto, 2014). Pendidikan ini diperlukan untuk mendapatkan informasi dan mampu menuntut manusia untuk berbuat sesuatu hal (Priyoto, 2014).
56
Kemudian peneliti memberikan edukasi pada Ny.A tentang perawatan metode kangguru kepada By. Ny.A cara melakukan perawatan metode kangguru, manfaat melakukan metode kangguru, pengertian hipotermia, dan edukasi tentang BBLR. Setelah dilakukan edukasi dilakukan perawatan metode kangguru kepada By.Ny. A sesuai prosedur, terlebih dahulu dilakukan pengukuran suhu tubuh bayi dengan thermometer air raksa pada ketiak selama 8 menit, didapatkan hasil 35℃ hal ini disebapkan berat badan bayi yang rendah dan kurangnya jaringan lemak di bawah kulit serta suhu tubuh belum menyesuaikan dengan lingkungan.
Perawatan metode kangguru di lakukan oleh ibu bayi dengam cara beri bayi pakaian, topi, popok dan kaus kaki, pastikan ibu membuka pakaian bagian depan letakkan bayi dengan posisi tegak dan telungkup pada dada ibu.
Dengan begitu antara tubuh ibu dan tubuh bayi akan menempel, posisikan bagian leher dan kepala bayi agar tidak mengganggu pernafasan bayi. Untuk posisi kepala sebaiknya dimiringkan ke kanan atau ke kiri, leher bayi sejajar dengan kepala, punggung bayi lurus dengan garis kepala, posisi kaki bayi menyerupai kodok yaitu fleksi, kedua telapak tangan menempel pada dada atau payu darah ibu, kemudian fiksasi dengan cara mengikat selndang/sarung kangguru melingkari bdan bayi dan punggung ibu dengan tetap memperhatikan kenyamanan bayi dan ibu. Bantu ibu memakai Kembali pakaianya pada bagian belakan. Perawatan kangguru ini dilakukan selama 1 jam (Perinasia, (2012).
Setelah dilakukan eduksi perawatan kangguru suhu tubuh bayi meningkat menjadi 35,4℃. Dengan metode kangguru ini, kulit tubuh ibu dapat
57
menstabilkan suhu tubuh bayi lebih cepat dibandingkan dengan perawatan menggunakan inkubator menggunakan metode kanguru. BBLR akan lebih cepat mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK. Bayi akan merasa nyaman dan hangat sehingga tanda vital dapat lebih cepat stabil. Bayi dengan mudah dapat mendengar denyut jantung yang merupakan suara paling merdu dan familier baginya. Bayi pun merasa nyaman seperti berada dalam kandungan. Selain membuat bayi nyaman, metode ini akan membuat suhu bayi stabil, denyut jantung dan pernafasan stabil, jarang ditemukan keadaan lupa nafas yang umumnya terjadi pada bayi kurang bulan (Bayu, 2014).
Setelah dilakukan pengsian kuisioner oleh ibu setelah edukasi metode kangguru, Ny.A menunjukan perubahan yang signifikan dengan skor 100%, sangat baik, Ny.A dapat mengetahui tentang metode kangguru, cara melakukan metode kangguru, manfaat melakukan metode kangguru, lama waktu pemberian metode kangguru, mengetahui tentang berat badan bayi BBLR, suhu badan bayi yang mengalami hipotermia. Ibu saat melakukan perawatan metode kanguru perlu mengetahui cara dalam melakukan perawatan metode kanguru serta manfaat perawatan metode kanguru untuk bayi berat badan lahir rendah (Suradi dkk, 2008)
Pada hari kedua dan ketiga penelitian menunjutkan perubahan dalam pengisian kuisioner yang dilakukan NY.A menujukan hasil yang baik Ny.A mengetahui tentang metode kangguru, cara melakukan metode kangguru, manfaat melakukan metode kangguru, lama waktu pemberian metode kangguru, mengetahui tentang berat badan bayi BBLR, suhu badan bayi yang
58
mengalami hipotermia sehingga setelah dilakukan perawatan metode kangguru oeleh Ny.A pada hari kedua dan ke tiga menjukan kesetabilan suhu tubuh dalam rentan normal yaitu, pada hari kedua dilakukan metode kangguru pada By. Ny. A suhu tubuh bayi 35,6℃ meningkat menjadi 36,6℃. Pada hari ketiga dilakukan edukasi perawatan metode kangguru pada By. Ny. A suhu tubuh bayi 36,2℃ meningkat menjadi 36,7℃ sesudah dilakukan tindakan metode kangguru oeleh Ny.A.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinamora Debora Lestari (2018) umur responden mayoritas berusia 26-30 tahun, pendidikan mayoritas SMP/Sederajat serta pekerjaan responden mayoritas IRT cepat untuk memahami infirmasi baru yang diberikan .
Penelitian ini didukung oleh Prajani (2017) yang berjudul pengaruh pelaksanaan kangaroo mother care (KMC) selama satu jam terhadap suhu tubuh bayi berat badan lahir rendah (bblr) dengan hasil ada pengaruh pelaksanaan KMC selama satu jam terhadap suhu tubuh bayi BBLR di ruang Perinatologi
Metode kangguru merupakan salah satu cara yang di nilai efektif karena kontak kulit dengan kulit yang merupakan sebuah metode perawatan bayi yang baru lahir dengan cara meletakkan bayi didada ibu untuk menyalurkan kehangatan pada bayi yang bertujuan untuk memperhanakan suhu bayi tetap normal. Meletakkan dan mendekapkan bayi di dada ibu merupakan salah satu cara mentransfer panas agar menjaga tubuh bayi tetap hangat, karena bayi berat badan lahir rendah mudah sekali kedinginan, dan jika bayi kedinginan dapat mengakibatkan kematian pada BBLR (Perinasia, (2012).
59
Kontak langsung kulit bayi dan ibu menyebabkan panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi. Pada metode kanguru ini merupakan metode untuk peningkatan suhu tubuh bayi BBLR yang dilakukan secara konduksi yaitu perpindahan panas antara benda-benda yang berbeda suhunya berkontak lansung satu sama lain. Panas dari tubuh ibu berpindah ketubuh si bayi dengan mengikuti panas tubuh ibu ke yang lebih dingin yaitu tubuh si bayi.
Dalam hal ini, bayi BBLR mengambil suhu tubuh ibunya secara langsung melalui kontak dari kulit ke kulit mengingat suhu (Bayu, 2014).
Hasil luaran keperawatan juga mengalami peningkatan Pada hari kedua menunjukan tingkat pengetahuan ibu pada hari pertama menunjukan perilaku sesuai anjuran dari cukup meningkat menjadi meningkat, kemampuan menjelaskan pengetahuan tantang suatu topik dari cukup meningkat menjadi meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan dari cukup meningkat menjadi meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan pad ibu kerena ibu mampu menjelaskan tentang perawatan metode kangguru, mampu menerapkan tindakan meetode kangguru sesuai dengan prosedur.
Pada hari ketiga menunjukan tingkat pengetahuan ibu pada hari pertama menunjukan perilaku sesuai anjuran dari cukup meningkat menjadi meningkat, kemampuan menjelaskan pengetahuan tantang suatu topik dari cukup meningkat menjadi meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan dari cukup meningkat menjadi meningkat.
Peneliti berasumsi bahwa karakteristik responden yang berusia 20-29 tahun merupakan usia madya yang lebih muda untuk menerima sebuah informasi dan mampu bertanggung jawab dalam merawat anaknya, hal ini dapat
60
menyebabkan individu tersebut untuk lebih cepat dan tanggap mengenai informasi yang didapatkan (Perinasia, (2012).
Selain itu pekerjaan juga mendukung dalam memperoleh pengetahuan yang baru salah satunya pekerjaan Ibu Rumah Tangga memiliki waktu luang untuk mencari informasi lebih banyak seperti dari tetangga, orang tua dan petugas kesehatan, maupun media cetak serta ibu yang bekerja sebagai rumah tangga dapat memperoleh pengalaman sebelumnya. Pendidikan juga berperan penting karena ibu yang mempunyai pendidikan menengah hingga tinggi juga semakin banyak informasi yang didapatkan tidak hanya dari pendidikan formal saja tetapi pendidkan non formal juga dapat berperan penting seperti informasi yang diberikan oleh masyarakat sehingga informasi yang didapatkan semakin luas terkait perawatan metode kanguru pada anak BBLR (Suradi dkk, 2018)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pakpahan & Sipayung (2019) didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan metode kanguru mayoritas baik sebanyak 20 orang (66,7%).
Menurut Amalia & Herawati (2018) dalam jurnal pendidikan keperawatan Indonesia menyatakan bahwa Pengetahu yang baik dapat didukung dari pengalaman ibu. Pengalaman ibu yang mempunyai bayi BBLR sebelumnya dapat memberikan kontribusi yang baik pada pengetahuan dan sikap ibu tentang pelaksanaan perawatan metode kanguru pada bayi BBLR selain itu tingkat pendidikan sesorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan hal tesebur mengandung bahwa semakin tinggi pula motivasi untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan perawatan kesehatan, serta semakin tinggi
61
kemampuan menganalisis dan memilih seuatu baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
C. Keterbatasan Studi Kasus
Dalam melakukan penelitian ini didapatkan keterbatsan dalam melakukan metode kangguru karena di ruang perinatologi tidak melakukan metode tersebut. Bayi yang mengalami BBLR dilakukan perawatan didalam incubator secara intensif.
Dalam penelitian ini berfokus pada ibu bayi, tetapi dikarenakan ibu bayi masih perlu perawatan dan belum memungkinkan untuk melakukan tindakan perwatan metode kangguru sehingga tindakan dilakukan oleh keluarga pasien yanglain.
62