• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Penerapan Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada An. H Dengan Diagnosa Medis Febris Di Ruang Mawar RSUD Kota Kendari - Repository Poltekkes Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Gambaran Penerapan Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada An. H Dengan Diagnosa Medis Febris Di Ruang Mawar RSUD Kota Kendari - Repository Poltekkes Kendari"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Febris 1. Definisi Febris

Febris merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus. Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat perubahan pada pusat panas (termoregulasi) dihipotalamus.

Penyakit- penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi Demam merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh mengalami peningkatan di atas normal. Seseorang dapat dikatakan normal jika suhu tubuhnya berkisar antara 36,5 °C sampai 37,5°C (Pangesti, et.al 2021).

Demam pada dasarnya dapat dialami oleh seluruh kalangan usia, mulai dari bayi sampai orang lanjut usia. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya demam menunjukan bahwa mekanisme dalam tubuh berjalan normal dalam melawan penyakit yang menimbulkan reaksi infeksi oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit (Sodikin, 2012). Dapat disimpukan bahwa Observasi febris (OF) adalah pemantauan terhadap demam untuk mengetahui pekembangan demam dan mencari solusi terhadap demam tersebut. Dalam diagnosis Observasi Febris (OF) tidak selalu demam biasa, pada sebagian kasus dapat menjadi gejala awal Demam Berdarah Dengue (DBD), Typhoid (tifus), Malaria, demam pasca imunisasi, dan lain-lain (Baig Fitrihan, et.al, 2022).

(2)

7

2. Klasifikasi

Klasifikasi Menurut Nurarif (2015) adalah sebagai berikut:

a. Demam septic

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.

b. Demam interminten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini, terjadi dalam dua hari sekali disebut tersina dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kertanan.

c. Demam kontinu

Variasi suhu sepanjang hari tidak tidak berbeda lebih dari satu derajat.

Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

d. Demam siklis

Terjadi Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.

Demam dapat berhubungan dengan infeksi penyakit kologen keganasan penyakit matabolik maupun penyakit lain. Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksit yang pusat pengaturan suhu penyakit-penyakit bakteri tumor otak atau dihidrasi (Goyton dalam Thobroni, 2015).

3. Etiologi

Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecil di dalam tubuh kita yang disebut dengan pirogen, yaitu zat pencetus panas. Biasanya

(3)

8

penyebab demam sudah bisa diketahui dalam waktu satu atau d u a h a r i dengan pemeriksaan medis yang terarah. Secara umum, penyebab demam adalah: Penyakit infeksi, penyakit kolagen, keganasan, dehidrasi, penyakit latrogenik, gangguan di susunan saraf pusat, penyakit darah, kerusakan jaringan, penyakit spesifik ( Mawarti, 2019 )

4. Manifestasi Klinis

Menurut neurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:

a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,6℃) b. Kulit kemerahan

c. Hangat pada sentuhan

d. Peningkatan frekuensi pernapasan e. Menggigil dehidrasi

f. Kehilangan napsu makan 5. Patofisiologi

Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes. Saat mekanisme ini berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta lymfosit pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecah bakteri, dan melepaskan zat interleukinke dalam cairan tubuh (zat pirogen leukosit/ pirogen endogen) (Sodikin, 2012).

Pada saat interleukim- 1 sudah sampai ke hipotalamus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperature tubuh dalam waktu 8-10 menit.

Interluekim-1 juga memiliki kemampuan untuk menginduksi pembentukan prostaglandin ataupun zat yang memiliki kesamaan dengan zat ini, kemudian

(4)

9

bekerja dibagian hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam. Karena cairan dan elektrolit ini dapat mengakibatkan demam, mempengaruhi keseimbangan teremogulasi di hipotalamus arterior. Jadi apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit maka keseimbangan tremogulasi di hipotalamus anterior terganggu.

Menggigil merupakan salah satu mekanisme sistem imun dalam tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh dalam melawan virus atau bakteri. Kondisi ini biasanya muncul disertai saat demam.

Sedangkan demam disertai dengan keluhan adanya ruam kemerahan pada kulit merupakan salah satu gejala pada saat demam, kemerahan dapat disebabkan karena infeksi virus yang menyerang pada kulit. Keluhan dapat disertai dengan rasa gatal, panas, dan sebagainya.

PATHWAY FEBRIS

Agen infeksius Dehidrasi Mediator inflamasi

Tubuh kehilangan cairan Monosit/makrofag

Penurunan cairan intrasel Sitoksin pirogen

Mempengaruhi hipotalamus Anterior

Demam

Peningkatan suhu tubuh Peningkatan evaporasi

Mk : Hipetermi M.k Resiko defisit volume.

(5)

10

6. Komplikasi

Menurut Nurarif (2015) komplikasi dari demam adalah : pertama dehidrasi yaitu proses meningkatnya penguapan cairan tubuh akibat demam. Kedua kejang demam, kejang jarang sekali terjadi perbandingannya antara 1 dari 30 anak menderita demam, kejang sering ditemui pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun.

Serangan kejang berlangsung dalam waktu 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar serta tidak berulang.

Anak mengalami kejang saat demam tinggi karena adanya kenaikan drastis pada temperatur tubuh. Kejang demam ini umumnya disebabkan oleh infeksi dan merupakan respon dari otak terhadap demam yang biasanya terjadi pada hari pertama demam. Gejala demam pada anak dapat beragam, mulai dari yang ringan, seperti mata tinggi, hingga yang berat, misalnya gerakan tubuh menyentak-nyentak dengan hebat atau otot-otot menjadi kencang dan kaku. Umumnya, anak yang mengalami kejang demam ditandai dengan gejala, yaitu. Hilang kesadaran dan berkeringat,tangan dan kakinya kejang. Demam tinggi, lebih dari 38 derajat Celsius, terkadang keluar busa dari mulutnya atau muntah, matanya terkadang juga akan terbalik, setelah reda, terlihat mengantuk dan tertidur (Baig Fitrihan, et.al, 2022).

Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak. Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihan kesadaran, mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron- neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-

(6)

11

sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh, kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan, berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA], atau meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang (Baig Fitrihan, et.al, 2022).

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes darah untuk mengetahuai jumlah komponen dari darah seseorang. Jika penilaian tes ini di luar angka normal, berarti terdapat masalah yang lebih besar sehingga tubuh mengalami demam

b. Tes urine dengan melihat warna, konsentrasi, dan kandungan dari urine yang dihasilkan. Pemeriksaan ini mengalami demam dan juga memantau kondisi kesehatan seseorang.

c. Tes panel metabolisme untuk mengetahui kondisi tubuh terkait dengan metabolisme, seperti ginjal dan hati. Beberapa pemeriksaan yang terkait dengan hal ini adalah kadar gula, protein, kalsium, elektrolit, ginjal dan hati.

8. Penatalaksanaan

Menurut Mawarti, S. (2019) penanganan demam penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis dan non farmakologis serta kombinasi dari keduanya, berikut tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani demama pada anak :

a. Tindakan farmakologis Tindakan farmakolosis dapat dilakukan dengan memberikan antipiretik berupa : Paracetamol, Ibufroren dan Sanmol

b. Tindakan non farmakologis. Menurut Nurarif (2014) tindakan nonfarmakologis terhadap demam antara lain : Memberikan minum air yang

(7)

12

banyak, tempatkan di ruang suhu normal, tidak menggunakan pakaian yang tebal, memberikan kompres hangat.

B. Konsep Dasar Teori Asuhan Keperawatan Dengan Demam 1. Pengkajian

Pengkajian Mencakup Pengumpulan informasi subjektif dan objektif (Misal:

TTV, wawancara pasien/keluarga,pemeriksaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh psien/keluarga (untuk mencegah atau menunda potensi masalah).

a. Pengkajian berupa:

1) Identitas: Umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan.

2) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian : Demam 3) Riwayat kesehatan sekarang: Sejak kapan timbul demam,gejala lain yang

menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makan, eliminasi, nyeri otot dan sendi) apakah mengigil dan gelisah.

4) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penykit lain yang pernah diderita oleh pasien).

5) Riwayat kesehatan Keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lin bersifat genetik atau tidak).

b. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: kesadaran, vitalsign , status nutrisi.

c. Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan merupakan data yang didapatkan dari pasien sebelum dan sesudah masuk rumah sakit. Pola persepsi menggambarkan tentang pemahaman klien tentang kesehatan.

(8)

13

2) Pola nutrisi dan metabolisme pola makan ialah suatu cara untuk mengatur jenis ataupun jumlah makanan yang sesuai dengan prosepsi kebutuhan tubuhnya guna mempertahanankan kesehatan, kebutuhan nutrisi, dan mencegah terjadinya penyakit.

3) Pola eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yang melalui ginjal berupa urin mampu melui gastrointestianal yang berupa fekal .

4) Pola aktivitas dan latihan mampu latihan didefinisikan sebagai suatu aksi ergentik atau keadaan bergerak

5) Pola tidur dan israhat keadaan relaks tampa adanya tekanan emosional tampa kegiatan yang merupakan urutan siklius yang berulang-ulang dan masing- masing menyatakan fase kegiatan otak serta badaniah yang berbeda.

6) Pola kognitif dan perseptual pola ini melipu seperti pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau, dan komponsesasinya terhadap tubuh.

7) Pola toleransi dan koping stress suatu upaya individu untuk menunggalangi suatu stres yang menenangkan akibat masalah yang di hadapi dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri

8) Pola nilai dan keyakinan merupakan hubungan antara manusia dengan tuhannya.

9) Pola hubungan dan peran merupakan menggambarkan keefektifan hubungan dengan peran dengan individu, keluarga, komunitas, dan komponen lainnya

(9)

14

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperwatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan atau kerentanan respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (SDKI,2017)

Adapun diagnosa keperawatan yang dapat dikenali pada pasien dengan febris yaitu :

1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

3. Intervensi/Perencanaan

Tabel 2. 1:Intervensi Keperawatan Diagnosa

Keperawatan

Luaran

Keperawatan Intervensi Keperawatan Hipertermi

berhubungan dengan proses penyakit

Setelah di lakukan intervensi

keperawatan selama 4x24 jam maka, Termoregulasi

membaik dengan kriteria hasil:

1. Mengigil dari meningkat menjadi cukup menurun 2. Suhu tubuh dari

meningkat menjadi membaik

3. Kulit merah dari memburuk cukup membaik

4. Suhu kulit dari memburuk cukup membaik

Manajemen Hipertermia Observasi

1. Identifikasi penyebab hipertermia (Mis:

dehodrasi, terpapar lingkungan panas).

2. Monitor suhu tubuh 3. Monitor kadar elektrolit 4. Monitor komplikasi

akibat hipertermia Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang dingin

2. Longgarkan atau lepaskan pakaian

3. Berikan cairan oral 4. Ganti linen setiap hari

atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih).

5. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin 6. Kompres hangat dengan

suhu 40°c Edukasi

- Anjurkan tirah baring Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit

(10)

15

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik yang bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan telah mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan fasilitas koping. Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap akhir proses keperawatan. Pada tahap evaluasi perawatat dapat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.

Tahap evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana perubahan suhu membaik agar tujuan dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektifitas Tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan Kesehatan klien dapat diketahui. Luaran keperawatan yang digunakan adalah termoregulasi, dengan tindakan keperawatan pemberian kompres air hangat pada pasien febris diharapkan mengalami penurunan.

C. Terapi Kompres Hangat 1. Definisi

Kompres hangat merupakan tindakan menurunkan suhu tubuh dengan menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat 40°c ,yang

(11)

16

ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman, kompres tepid sponge bekerja dengan cara vasodilatasi (melebarnya) pembuluh darah perifer di seluruh tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih cepat (Mawarti, 2019). Kompres dibedakan menjadi dua yaitu kompres hangat dan dingin. Pemberian kompres hangat dapat dilakukan pada area pembuluh darah besar, tujuan kompres hangat adalah memberikan rangsangan pada hipotalamus untuk menurunkan suhu tubuh. Hipotalamus akan memberikan sinyal hangat yang selanjutnya menuju hipotalamus untuk merangsang area preoptik sehingga agar sistem efektor dapat dikeluarkan. Setelah system efektor mengeluarkan sinyal, maka pengeluaran panas tubuh akan melakukan dilatasi pembuluh darah perifer dan seseorang mengeluarkan keringat. ompres dingin dapat menurunan suhu tubuh pada anak. Kompres dingin merangsang vasokonstriksi dan shivering sehingga pembuluh darah menjadi lebar dan keadaansuhu tubuh menjadi normal. Selain itu proses normalnya suhu tubuh karena pemberian kompres dingin terjadi karena adanya penangkapan sinyal oleh hypothalamus melalui sumsum tulang sehingga tubuh mencapai normal (Ida Rahmawati, 2020).

2. Manfaat Kompres

Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Sistem efek mengeluarkan sinyal untuk berkeringat dan vasodilatasi perifer.Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan energi atau panas melalui keringat karena seluruh tubuh dan kulit dikompres atau dibilas dengan air. Kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh, sehingga dengan membilas seluruh tubuh atau kulit menyebabkan kulit mengeluarkan panas dengan cara berkeringat dengan suhu

(12)

17

tubuh yang awalnya meningkat menjadi turun bahkan sampai mencapai batas normal. Manfaat Kompres Hangat Stimulasi kompres panas atau hangat dapat menimbulkan respon fisiologis yang berbeda (Mawarti, 2019). Perbandingan kompres hangat dengan kompres dingin padahasil penelitian menunjukan bahwa kompres hangat lebih efektif untuk menurunkan suhu tubuh yaitu didapatkan rata- rata 37,7 C lebih rendah dibandingkan dengan kompres dingin yaitu dengan rata-rata 38,38 C. Hal ini dipengaruhi oleh cara pelepasan panas akibat kompres, yaitu pada kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh anak demam karena tubuh dapat melepaskan panas melalui evaporasi dan kompres dingin dapat menurunkan panas melalui konduksi. Bahwa panas akan keluar dari tubuh melalui proses radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Pada kompres dingin secara umum tubuh akan melepaskan panas melalui proses konduksi (perpindahan panas) (Ida Rahmawati, 2020).

Proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi terjadi dengan sangat kecil, sedangkan pada kompres hangat akan terjadi evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh akibat vasodilatasi. Evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilo kalori. Sedangkan saat anak tidak berkeringat, maka evaporasi terjadi hanya sebesar 450-

600 ml. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12-16 kalori per jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompres dingin kurang efektif untuk menurunkan demam karena tidak adanya proses vasodilatasi, dan produksi panas (Ida Rahmawati, 2020).

3. Langkah-langkah Kompres Hangat

Tindakan pada metode kompres hangat, pada Langkah awal, dengan

(13)

18

mengompres pada lima titik (leher, 2 ketiak, dan 2 pangkal paha). Kemudian dilanjutkan dengan menyeka bagian perut dan dada, atau seluruh badan dengan air hangat menggunakan kain atau handuk kecil. Basahi Kembali kain, Ketika sudah kering. Kompres hangat bekerja dengan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah perifer diseluruh tubuh ini menyebabkan evaporasi dan konduksi panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih cepat. Kompres hangat dilakukan ketika anak mengalami kenaikan suhu lebih dari 37,6. Kompres ini di berikan 2 kali dalam sehari (Faridah dan Soesanto 2021).

4. Macam-Macam Kompres Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Bila Anak Mengalami Demam

Ada beberapa macam kompres yang bisa diberikan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu tepid water sponge dan kompres air hangat. Kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi. Dengan kompres air hangat menyebabkan suhu tubuh diluar akan hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan control pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu di luar hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar dan mengalami vasodiatasi sehingga pori-pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran panas sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh (Dewi, 2016).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Fadli tentang pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien febris. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pasien febris di ruangan instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Sidrap. Hasil penelitian ini dapat di pergunakan sebagai bahan masukan

(14)

19

bagi institusi kesehatan dan penanganan peningkatan suhu tubuh pada pasien febris (Fadli, 2018).

5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Kompres Air Hangat

a. Definisi

Melakukan stimulus kulit dan jaringan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan kenyamanan dan mendapatkan efek terapeutik lainnya melalui paparan hangat|\panas

b. Persiapan Alat

1) Sarungan tangan bersih 2) Alat kompres air hangat

3) Kain penutup kompres Air Hangat c. Tahap Orientasi

1) Memperkenalkan diri

2) Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan 3) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien 4) Ciptakan lingkungan yang nyaman

d. Fase Kerja

1) Identifikasi pasien menggunakan minimal dua intensitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan nomor rekam medik)

2) Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur 3) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

4) Pilih alat kompres yang nyaman dan mudah di dapatkan (seperti kemasan gel begu, kain atau handuk)

5) Periksa suhu alat kompres ( Handuk dengan suhu alat kompres 40 C).

6) Iakukan kebersihan tangan 6 langkah

(15)

20

7) Pasang sarung tangan bersih 8) Pilih lokasi kompres

9) Balut alat kompres hangat dengan kain, jika perlu

10) Lakukan kompres hangat pada daerah yang sudah di pilih, ketiak, belakang leher dan dahi.

11) Lakukan kompres hangat dengan waktu 10-15 menit

12) Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar terapi radiasi 13) Rapikan pasien dan alat-alat yang di gunakan

14) Lepaskan sarung tangan

15) Lakukan kebersihan tangan 6 langkah

16) Dokumentasikan prosedur yang di lakukan dan respon keluarga pasien.

e. Tahap Terminasi 1) Melakukan evaluasi

2) Menyampaikan rencana tindak lanjut 3) Berpamitan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas tindakan pemberian kompres hangat dalam menurunkan suhu tubuh pada anak “A” dengan Febris d i Ruang Inap C

Judul Skripsi : Efektifitas penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dan water tepid sponge pada pasien anak usia 6 bulan - 3 tahun dengan demam di puskesmas

Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup panas, akhirnya tubuh

Kondisi ini juga menunjukkan bahwa intervensi kompres hangat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan suhu tubuh dalam menurunkan suhu tubuh pada anak, hal

Hasil penelitian menampilkan kalau terdapat perbandingan antara pemberian kompres air hangat dengan tepid sponge dalam merendahkan temperatur badan pada anak

Hal ini dapat diartikan bahwa secara statistik kompres dengan air hangat lebih efektif bila dibandingkan dengan kompres daun kembang sepatu dalam menurunkan suhu

Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup panas, akhirnya tubuh

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan