GARIS KONTUR
Garis kontur ( Isohypse ) adalah :
Garis di peta yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama, di atas/di bawah suatu referensi ketinggian tertentu di muka (atas) bumi.
Pengertian Garis Kontur
Pembuatan Garis Kontur
• Pembuatan garis kontur dalam pemetaan Topografi/Situasi
merupakan salah satu bagian
penting dalam menyatakan keadaan
relief dari suatu bentuk permukaan
tanah atau permukaan bumi.
Penggunaan Teknis dari Peta Kontur
• Hitungan Volume galian dan timbunan
• Hitungan Volume air untuk perencanaan Waduk
• Perencanaan Jalan Raya/Jalan Kereta Api (rel)
• Untuk perhitungan kenaikan jalan dan
penurunan jalan
• Pemilihan jalur jalan raya (Route survey)
• Perhitungan tikungan jalan
• Perhitungan luas
• Pengendalian Banjir
• Perencanaan real estate
• Perencanaan Irigasi
dan keperluan teknis lainnya.
Garis Kontur merupakan hasil dari :
• Pengukuran langsung di lapangan
• Interpolasi dari titik tinggi (spot heights)
• Interpolasi dari pengukuran langsung tanpa pertolongan titik-titik tinggi
• Plotting Fotogrametri
• Metoda Orthophoto
D a t u m
• Datum adalah Referensi ketinggian yang diapakai sebagai dasar
ketinggian titik-titik dimuka bumi
• Pada umumnya yang dipakai
sebagai datum adalah permukaan
air laut rata-rata.
• Di negara-negara yang tidak
mempunyai laut sebagai batas, akan digunakan referensi
ketinggian dari tempat lain.
Misalnya di Swiss datumnya
dari Danau Jenewa
Kontur Interval
dan Jarak antara Kontur
• Kontur interval adalah jarak
vertikal antara dua buah garis kontur yang berurutan dkl :
selisih tinggi antara kontur yang berurutan
• Jangan dicampur aduk dengan
pengertian jarak antara kontur
yang berurutan di peta
• Yang harus diingat kontur interval selalu konstan,
sebaliknya jarak antara kontur- kontur tidak konstan tergantung terain (medan) di lapangan.
dapat dibayangkan pada daerah terjal konturnya
rapat, sedang pada daerah
datar konturnya jarang.
Penentuan interval kontur pada suatu peta tergantung dari :
• Kondisi relief dari permukaan tanah
• Skala Peta
• Keperluan teknis pemetaan
• Waktu dan biaya
Kondisi relief dari permukaan tanah
• Untuk tanah terjal, IC (Interval Kontur) relatif besar agar penggambaran kontur tidak
berhimpitan
• Untuk tanah relatif datar IC relatif kecil sehingga penggambaran kontur tidak terlalu jarang
Skala Peta
• Interval Kontur (IC) sebanding dengan Skala Peta
Keperluan teknis pemetaan
• Jika pemetaan diperlukan untuk detail design (perencanaan detail) atau untuk keperluan
pekerjaan-pekerjaan tanah yang teliti IC yang kecil sangat diperlukan.
• Jika pemetaan diperlukan untuk perencanaan secara menyuluruh dan luas maka cukup
digambarkan dengan IC yang besar.
Waktu dan biaya
• Jika waktu dan biaya yang disediakan kurang maka pengukuran dan
penggambaran hanya mampu untuk
membuat garis-garis kontur dengan
IC yang besar.
SKALA PETA Skala besar 1: 1.000
atau lebih besar
Skala Sedang
1 : 1000 s/d 1 : 10.000
Skala Kecil 1 : 10.000 s/d
lebih kecil
KONDISI TANAH Datar
Bergelombang Berbukit
Datar
Bergelombang Berbukit
Datar
Bergelombang Berbukit Pegunungan
IC (M)
0,2 - 0,5 0,5 - 1,0 1,5 - 2,0 0,5; 1,0 atau 1,5 1,0; 1,5 atau 2,0 2,0; 2,5 atau 3,0 1,0 ; 2,0 atau 3,0
2,0 atau 5,0 5,0 – 10,0
10,0; 25,0; atau 50,0
Tabel : IC berdasarkan skala Peta
Tabel : IC berdasarkan jenis-jenis keperluan teknis
Keperluan Teknis
Lokasi Bangunan
Perencanaan Kota
Waduk, Pengembangan Wilayah
Perencanaan Umum Daerah Luas
Skala
1 : 1000
atau lebih besar 1 : 5.000 sampai
1 : 10.000
1 : 5.000 sampai 1 : 20.000
IC (m)
0,2 - 0,5
0,5 - 2,0
2,0 - 3,0
Rumus Umum Interval Kontur (IC)
IC
2.000
Angka Faktor Skala Peta
=
Angka Faktor Skala Peta : angka pada perbandingan skala peta
misalnya skala 1 : 2000 angka faktor skala peta = 2000.
Misalnya untuk Skala Peta 1 : 1000 maka IC nya 0,5 m Skala Peta 1 : 5000 maka IC nya 2,5 m
Sifat-Sifat Garis Kontur
• Garis kontur selalu merupakan suatu garis tertutup (loop) kecuali pada batas peta.
• Dua buah kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin berpotongan
Garis-garis kontur yang tidak terlihat dari
sebelah atas digambarkan dengan garis putus- putus untuk menunjukkan kontur dengan
ketinggian berbeda tidak saling berpotongan.
• Garis kontur dengan ketinggian berbeda tidak mungkin menjadi satu, kecuali pada bagian tanah yang vertikal, penggambarannya akan terlihat berimpit
• Semakin miring keadaan tanah akan semakin rapat kontur digambarkan
• Semakin landai kemiringan tanah akan semakin jarang kontur digambarkan
• Dua buah garis kontur dengan ketinggian
yang sama tidak mungkin menjadi satu, juga suatu garis kontur tidak akan bercabang dalam hubungannya dengan keaslian alam, kecuali
buatan manusia.
• Garis-garis kontur yang melaui lidah bukit atau tanjung akan cembung ke arah turunnya tanah
• Garis kontur yang melalui lembah atau teluk akan cembung ke arah titik atau hulu lembah.
• Garis kontur yang memotong sungai akan cembung ke arah hulu sungai dan semakin cembung jika sungai bertambah dalam.
• Garis kontur yang memotong jalan akan berbentuk cembung sedikit ke arah
turunnya jalan
Cara Pengukuran Langsung
• Pada pengukuran cara langsung garis kontur yang akan
digambarkan secara nyata
diukur dilapangan melalui titik-
titik yang ketinggiannya sesuai
dengan ketinggian kontur yang
dimaksud.
• Titik-titik tersebut selain diukur ketinggiannya juga diukur dengan cara poligon untuk menentukan posisi
titik-titik tersebut agar dapat diplot dan digambar garis
konturnya.
• Cara ini memakan waktu
lama, dan diperlukan hanya untuk ketelitian tinggi pada suatu daerah yang relatif
kecil, misalnya untuk suatu
perencanaan Waduk.
Cara Pengukuran tak Langsung
Cara Radial
• Pengukuran cara radial sering dilakukan pada pemetaan situasi dengan cara Tachymetri,
untuk daerah datar dapat dilakukan dengan alat sipat datar.
• Dari hasil plotting titik-titik tinggi melapang dapat digambarkan garis-garis kontur dengan cara interpolasi.
Cara Pengukuran tak Langsung
Cara Profil
• Dari hasil pengukuran profil memanjang dan melintang sepanjang jalur poligon suatu
sumbu :
perencanaan jalan,
jalan kerata api,
saluran irigasi,
• Untuk menggambarkan relief permukaan tanah pada pemetaan situasi jalur dapat digambarkan dengan interpolasi kontur
melalui bantuan titik-titik profil yang telah diukur.
Cara Pengukuran tak Langsung
Cara Jalur
• Pengukuran cara jalur dilakukan untuk suatu daerah
yang relatif datar dan berhutan dengan luas daerah yang relatif besar.
• Sering digunakan untuk menggambarkan garis kontur pada pemetaan cara fotogrametris dari suatu daerah yang tertutup vegetasi (hutan).
• Titik-titik tinggi melapang dapat digunakan sebagai titik dasar pemetaan situasi.
• Interval jarak dari jalur-jalur paralel dapat bervariasi antara 5 m; 10 m; 20m; bahkan sampai 100 m;
tergantung dari kondisi lapangan dan skala peta.
• Garis-garis kontur dapat digambarkan dengan cara
interpolasi berdasarkan titik-titik melapang sepanjang paralel jalur-jalur yang ada.
Cara Pengukuran tak Langsung
Cara Kisi (Grid)
• Penggambaran garis kontur pada cara kisi dilakukan pada suatu daerah datar, terbuka, dengan luas relatif kecil.
• Pada cara ini suatu daerah dibagi atas
beberapa empat persegi panjang sehingga merupakan kisi-kisi.
• Ukuran sisi-sisi kisi dapat bervariasi antara 5 m; sampai dengan 50 m; tergantung dari kondisi relief dan interval kontur yang
ditentukan, skala peta yang diminta dan keperluan teknis yang akan dipakai.
Keperluan Teknis yang membutuhkan pengukuran jaring kisi-kisi adalah :
• Perencanaan Lapangan Terbang
• Perencanaan Kompleks Perumahan, Perkantoran, dan Kompleks Industri.
• Perencanaan Stasiun Kereta Api
• Perencanaan Jembatan
• Lapangan Olah Raga dan lain-lain.
Pembuatan Jaring Kisi
• Untuk melakukan pembuatan jaring kisi atau jalur-jalur paralel dapat dilakukan dengan cara pembuatan garis lurus
dilapangan.
• Tahapan cara pembuatan kisi dilapangan
secara garis besar dapat dilihat di bawah
ini.
Garis Besar Tahapan Pembuatan Jaring Kisi
1. Tentukan dan pelajari batas-batas lokasi daerah yang akan di ukur (dipetakan).
2. Pilih suatu Gartis Basis dalam arah
memanjang dari daerah pengukuran tersebut.
3. Tentukan Azimuth (Sudut Arah/Sudut Jurusan) Garis Basis tersebut.
4. Tentukan titik-titik dan pasanglah patok
sepanjang Garis Basis dengan interval tertentu 5. Titik-titik tersebut akan digunakan untuk
pembuatan garis-garis lurus paralel (sejajar) dalam arah melintang atau tegak lurus dengan garis basis
6. Buatlah garis basis kedua dalam arah melintang atau tegak lurus garis basis pertama dan tentukan titik-titik dengan interval jarak yang sama dengan garis basis pertama.
7. Melalui titik-titik tersebut akan dibuat garis-garis paralel dalam arah memanjang yang sejajar dengan garis basis pertama, sehingga masing-masing garis akan berpotongan dengan garis-garis melintang
yang pertama yang merupakan titik-titik potong jaring kisi.
8. Dalam membuat sistem jaring kisi diperlukan
teknik pelaksanaan pengukuran yang baik sehingga dapat membentuk jaring kisi persegi panjang.