Berbagai Bentuk dan Kombinasi
Gerak Dasar
Anak Usia dini
BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA ,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN
BERJINGKAT, LOMPAT TALI,
MENEDANG, MELEMPAR, MENANGKAP, MEMANTUL BOLA,
Berbagai Gerakan Dasar
1. Berbaring
Anak-anak usia dini perlu diperkenalkan dengan ragam sikap berbaring. Adapun variasi gerakannya dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Berbaring telentang
Sikap badan dan kedua kaki lurus,
kedua tangan di samping badan, muka
menghadap ke atas. Diusahakan seluruh
tubuh tidak sampai kaku.
b. Berbaring telungkup
Sikap badan dan kedua kaki lurus, perut, dada, paha,
punggung kaki rapat di lantai,
kedua tangan di samping badan, kepala dimiringkan ke samping kiri atau kanan. Diusahakan
agar seluruh tubuh tidak sampai
kaku.
c. Berbaring miring ke kanan
Sikap badan miring, sisi badan bagian samping kanan dan kanan bagian luar rapat di lantai. Tangan kanan lurus ke depan, tangan kiri rapat di atas sisi
badan bagian atas lurus ke belakang dan kaki kiri lurus berada di atas kaki kanan. Kepala berada di atas bahu,
tangan kanan miring ke samping kanan,
muka menghadap ke kanan.
d. Berbaring miring ke kiri Sama seperti berbaring
miring ke kanan, hanya sekarang sisi badan
sebelah kiri yang merapat
ke lantai.
2. Berjalan
- Jalan adalah suatu gerakan
melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh siapa saja dan
tidak mengenal usia.
- Gerakan jalan yang tidak
diperhatikan pada masa usia pra sekolah dikhawatirkan akan
mengakibatkan kelainan dalam
berjalan di kemudian hari.
Untuk itu gerak berjalan maupun bentuk-bentuk latihan dalam berjalan harus disosialisasikan dengan cara bermain,
baik itu dalam kelompok
kecil maupun besar.
Pola perkembangan penguasaan gerakan berjalan adalah sebagai berikut:
a. Irama, gerakan yang cepat dan terkontrol, bisa dilakukan
kapan saja sesuai dengan irama yang dikehendaki. Dengan kata
lain anak bisa melakukan dengan irama lambat dan juga bisa
cepat.
b. Bentuk gerakan kedua kaki yang melangkah
tidak mengangkang
mendekati garis lurus,
sudut kedua telapak kaki
menyempit.
C. Ayunan langkah menjadi semakin otomatis, sudah
mampu berjalan seperti
gerakan berjalan orang dewasa pada umumnya. Anak sudah
mampu berjalan dengan
ayunan kaki dan berbelok ke
arah yang dikehendaki dengan
mudah.
Perkembangan kemampuan gerak berjalan berhubungan dengan
peningkatan kekuatan kaki,
keseimbangan, dan koordinasi bagian-bagian tubuh yang
mendukung mekanisme keseimbangan.
Kekuatan kaki diperlukan untuk
mendukung beban berat tubuh, dan keseimbangan diperlukan untuk
menjaga tubuh agar tidak roboh.
Untuk menjaga keseimbangan pada saat memindahkan titik berat badan ke kaki depan yang melangkah maka koordinasi antara kaki dengan anggota tubuh
bagian atas terutama tangan sangat diperlukan.
Perkembangan positif dalam hal
kekuatan kaki, keseimbangan, dan koordinasi antara kaki dengan tubuh bagian atas sangat menunjang
kemampuan anak melakukan berbagai variasi gerakan berjalan.
Secara teknis beberapa hal yang dapat kita perhatikan berikut ini:
Togok
Pada waktu bergerak maju ada
kecenderungan untuk lebih condong badannya ke depan atau ke belakang.
Oleh karena itu pertahankan badan sedemikian rupa sehingga tegak.
Pundak jangan terangkat dan waktu lengan mengayun. Jika ini dilakukan
maka akibatnya akan cepat melelahkan
anggota badan bagian atas.
Kepala
Pada saat berjalan, posisi kepala menatap ke depan, namun sesekali boleh saja
menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sebab
gerakan demikian tidak
menganggu dari lajunya gerak jalan tersebut.
Kaki waktu melangkah
Kaki
Kaki melangkah lurus ke depan satu garis dengan garis khayal dari badan si
pejalan/garis khayal di antara kedua ujung
kaki dipertahankan (jari-jari) segaris, tidak ke luar atau ke dalam. Pada saat menumpu,
tumit harus menyentuh tanah lebih dahulu terus bergerak ke arah depan secara teratur.
Lengan dan bahu
Gerakan lengan mengayun dari muka ke
belakang dan sikut ditekuk tidak kurang 90°.
Kondisi ini harus dipertahankan dan ditambah dengan mengayunkannya dengan rileks tanpa mengganggu keseimbangan.
Berikut ini adalah beberapa variasi
pembelajaran gerak dasar jalan yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak.
a. Berjalan berkelompok sambil
memegang bahu diiringi dengan bernyanyi.
b. Berjalan di atas satu kaki berpasangan
berdua, bertiga dan seterusnya.
c.
Berjalan sambil berpegangan tangan, dengan tempo
bervariasi dari arah kanan ke arah kiri secara bergantian.
d. Berjalan sambil
berpegangan dalam formasi
bersyaf satu per satu melintasi
di antara teman hingga semua
melakukannya.
e. Berjalan dan meloncat dilakukan
berpasangan berdua atau bertiga, bahkan dapat dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak yang jumlahnya ganjil, satu orang berada di antara kelompok sebagai pusat pegangan.
f. Berjalan di antara rambu-rambu yang terbuat dari balok atau botol plastik yang berwama-warni dengan bentuk lapangan dua buah segi tiga sama besar.
g. Berjalan berpasangan melalui lorong di antara kedua segitiga.
Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan cara jalan menyamping, mundur, silang, jinjit, dan
sebagainya.
h. Berjalan sambil berpegangan, bergandengan ke samping sambil memegang pundak atau sikut
dengan gerak langkah yang
seirama.
i. Berjalan dengan formasi lingkaran dan melintasi garis tengah dari lingkaran
tersebut. Kegiatan ini dapat divariasikan dengan gerak lainnya seperti jalan di
tempat, jalan seperti jalannya kaki seseorang yang berbentuk X dan O.
j. Berjalan dengan formasi mata angin yang dibentuk oleh 7 rambu-rambu
yang terbuat dari balok, botol plastik atau bendera-bendera kecil yang
berwarna. Kegiatannya dapat
dikombinasikan dengan permainan jalan
beranting.
k. Berjalan dengan formasi bintang bermata empat yang dibatasi oleh 8 buah rambu.
Bentuk kegiatan dapat dikombinasikan seperti jalan loncat, jalan jinjit, jalan mundur, jalan menyamping, jalan di atas satu kaki, dan lain sebagainya.
l. Berjalan berpasang-pasangan dan yang di belakang menirukan gerakan jalan temannya yang di muka apa pun yang dilakukannya, di belakang harus dan selalu menirukan gerakan temannya bergantian memimpin.
m. Sama halnya dengan kegiatan di atas, tetapi
dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak lagi.
n. Berjalan dengan mengitari lapangan yang berbentuk
segi empat.
o. Berjalan dan berlari sambil mengitari lingkaran yang dibentuk oleh tali.
Gerakannya diselingi gerak loncat dan gerakan lainnya. Kegiatan ini dilakukan bergantian, sesaat menjadi lingkaran, sesaat menjadi pelaku.
p. Berjalan dan berlomba dalam
kelompok-kelompok. Setiap anak harus masuk ke dalam lingkaran rotan/simpai (dipakai dalam permainan hula hoop)
seperti orang memakai celana.
q. Berjalan dan berlomba dalam
kelompoknya memasuki simpai seperti orang masuk lorong satu per satu hingga semua
melakukannya. Kelompok yang lebih cepat dapat dinyatakan sebagai pemenang.
r. Melangkah sambil mengangkat lutut
melewati simpai-simpai yang telah disusun lurus, kemudian melengkung atau
membentuk huruf Z dan lain sebagainya.
s. Berjalan melewati kotak-kotak yang telah disusun sedemikian rupa untuk memberikan motivasi anak.
t. Kegiatan berjalan dengan menyusun kotak- kotak berderet-deret dengan melewati
beberapa baris kotak, kegiatan tersebut dapat dikombinasikan dengan suatu permainan
menyerupai kereta api, dan sebagainya.
u. Berjalan dan berlari dengan menggunakan alas-alas kotak dan simpai. Kegiatan tersebut melangkah selebar simpai-simpai tersebut dan setelah itu kembali jalan normal.
v. Berjalan membentuk iringan kereta api dengan melewati bangku swedia.
Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa untuk meningkatkan suatu kondisi fisik yang baik bagi anak usia dini, diperlukan perbaikan sikap jalan,
peningkatan daya tahan, peningkatan keterampilan jalan, dan peningkatan kekuatan.
Setelah terpenuhinya aspek-aspeknya fisik tersebut maka diharapkan anak memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik dan mampu menangkal berbagai penyakit.
Di samping kemampuan fisik meningkat maka secara mental pun diharapkan lebih baik, seperti meningkatkan rasa percaya diri, keberanian,
kebersamaan, dan disiplin diri.
1. Berlari bisa dimanfaatkan oleh guru
sebagai dasar untuk memberikan olah tubuh kepada siswa secara teratur.
2. Guru bisa memanfaatkan faktor-faktor gerakan, seperti tempat, waktu, dan kekuatan untuk menciptakan berbagai variasi berlari.
3. Variasi dapat juga diciptakan dengan menggunakan fungsi-fungsi tubuh dan anggota bagian tubuh.
Berlari
Dari kesemuanya itu bisa mengambil intisari tujuan perlunya aktivitas lari bagi siswa yaitu:
a. Mampu melakukan eksplorasi cara lari
cepat, cara lari sambung, cara start untuk lari cepat, dan cara memasuki garis akhir dengan situasi yang menyenangkan;
b. Terbentuknya sikap keuletan, ketekunan, percaya diri, mampu bekerja sama dan berani mengambil keputusan dari anak didik melalui nuansa bermain gerak yang dilakukan;
1) Lari dengan Rintangan
Permainan berikut ini kepada anak didik
Anda dengan cara meletakkan rintangan di lantai, mungkin berupa simpai, tali, bangku atau kursi, mungkin berupa garis-garis dan sebagainya.
Lakukan kegiatan berlari dengan tidak
menyentuh atau melangkahi benda yang
ada di lantai atau setiap alas yang berbeda, anak didik Anda akan melakukan gerakan berlari yang berbeda pula
2) Latihan Reaksi dengan Berlari dari Sikap Awal yang Berbeda
Di samping kecepatan bergerak, gerakan lari yang terarah juga bisa melatih kecepatan
bereaksi, kelincahan, kelenturan,
keseimbangan, daya tahan, dan sebagainya.
Umpamanya, untuk melatihkan reaksi dapat dimulai dari sikap awal, yaitu sebagai
berikut. Duduk selonjor, duduk jongkok, tidur telentang, tidur telungkup, duduk,
jongkok atau berdiri membelakangi arah lari.
3) Dikejar
Dikejar termasuk kegiatan lari yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kelincahan dan keberanian mengambil risiko.
Anak yang sehat tidak akan lari
terpontang-panting secepatnya dengan
hanya mempergunakan jalur lurus, tetapi ia akan lari bagaimana memperdayakan temannya. Mungkin saja kalau ia tidak dikejar, akan mengejek temannya
supaya ia dikejar.
4) Mengejar
Latihan ini merupakan gabungan dari latihan jalan dan lari, di
samping untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seorang anak
menandingi kemampuan anak lain.
Dengan sendirinya tentu yang
melakukannya adalah anak yang
sebaya dengan mereka atau teman
sekelas.
5) Mendaki
Mula-mula anak bisa melakukan aktivitas mendaki apabila dibantu dipegangi orang dewasa, kemudian berusaha melakukan sendiri apabila ada pegangannya. Perkembangan
selanjutnya anak mampu
melakukan sendiri tanpa perlu
menggunakan pegangan dengan
gerakan, seperti berjalan.
6). Lari cepat Pindah tempat
Siswa berdiri dalam ruang bebas. Mereka diinstruksikan berpindah dari tempatnya semula ke tempat yang baru yang
ditentukan secara bebas, artinya berlari sesuai dengan keinginan masing-masing.
Mereka harus berhenti pada saat guru memerintahkan atau memberi aba-aba
"berhenti". Mereka berhenti pada tempatnya dalam posisi berdiri dengan kedua kaki
seimbang. Waspadai agar setiap siswa tidak berbenturan dengan teman yang lainnya.
Berpindah tempat dengan kecepatan Dalam posisi pertama, berdiri bebas di
dalam ruang. Kemudian, mereka diminta berpindah tempat dengan cara mereka
sendiri, asalkan sampai ke tempat tujuan.
Siswa mengeksplorasi berbagai cara
untuk berpindah tempat. Pada akhirnya dapat menyimpulkan bahwa lari
merupakan cara yang tepat dan tercepat untuk menuju tempat tujuan. Di sini guru dapat memperkenalkan sebuah konsep
gerak lokomotor yang disebut dengan lari.
Lari dengan berubah arah
Siswa dikumpulkan di dalam suatu ruangan yang diberi batas, misalnya ruang kelas
yang besar. Mereka disuruh bergerak lari secara bebas tanpa berbenturan. Dalam kegiatan tersebut harus lari dengan
mengubah ke berbagai arah. seperti gerak lari lurus, zig-zag, melengkung, belok kiri, dan kanan. Di sini di perkenalkan konsep alur gerak. Sebagai ilustrasi nyata dari
kegiatan ini. misalnya siswa bergerak,
seperti mobil atau sepeda di jalan raya di
mana harus mengendarai mobil atau sepeda dengan selama
Lari cepat dan berubah arah
Para siswa bergerak lari seperti layaknya gerakan mobil di jalan raya yang ramai
dengan mobil dan kendaraan lainnya. Agar mereka bisa cepat dan aman ke tempat
tujuan maka mereka harus mengendalikan mobilnya dengan baik agar tidak
bertabrakan.
Terkadang pula mereka harus mengubah
arah dan menghindar dengan berbelok atau melakukan zig-zag. Konsep gerakan lari ini disebut konsep kecepatan dan perubahan arah.
Lari cepat
Siswa diberi tugas untuk
berlari cepat dengan jarak 20 meter secara beregu
sementara regu yang lain mengamatinya.
Diberi kesempatan untuk
bertanya jawab dengan guru tentang cara berlari yang
benar.
Lari Sambung
Permainan lari sambung
Permainan ini mirip dengan olahraga lari estafet yang sering dilihat dalam
perlombaan atletik
tingkat dewasa.
Lomba lari beranting (estafet)
Siswa dalam formasi berbanjar, anak yang belakang memegang tongkat. dan lari keliling
secepat-cepatnya, kemudian memberikan tongkat tersebut
kepada teman sekelompok yang
ada di depannya.
4. Melompat
Lompat adalah suatu gerakan
mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari
cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan
kaki/anggota tubuh lainnya dengan
keseimbangan yang baik.
a. Contoh pengembangan gerak lompat
1) Lompat jauh
Tujuan pengembangan gerak lompat
adalah mengajarkan siswa melompat ke depan (jauh) dengan sikap gerak lompat yang benar, yaitu membengkokkan
lutut, mengayunkan lengan, dan
melakukan gerak perluasan (ekstensi).
Dalam melakukan kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengembangkan
keberaniannya dalam mengambil keputusan, ketetapan menentukan tindakan, dan disiplin.
Manfaat dari gerakan melompat ini adalah:
a) Meningkatkan kekuatan dan kecepatan otot-otot tungkai,
b) Meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh,
c) Mengembangkan koordinasi gerak mata, lengan dan tungkai.
5. Meloncat
Loncat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih
jauh/tinggi dengan ancang-
ancang dari cepat atau lambat dengan menumpu dua kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan
keseimbangan yang baik.
Beberapa variasi kegiatan meloncat yang dapat dilaksanakan antara lain berikut ini:
1. Kegiatan melakukan loncatan dengan
menggunakan alat tali yang diletakkan di tanah atau lantai menyerupai huruf "S".
2. Loncat menggunakan simpai yang disusun secara berjajar sebanyak 5 buah.
3. Loncat melewati balok-balok dengan jumlah yang cukup banyak (10 buah).
4. Loncat menggunakan bangku swedia
6. Melempar
Gerakan ini dilakukan dengan
menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan, Misalnya, lengan dengan jari-jari yang harus melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat. Untuk
melakukannya dengan baik maka anak memerlukan koordinasi gerak yang baik dengan gerakan bahu,
togok, dan kaki.
Gerakannya: Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan
kanan yang memegang bola diayunkan ke samping
belakang. Kemudian, dari belakang bola dilemparkan
dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas
kepala ke atas dan ke depan.
Selanjutnya bola dilepas pada saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika
melempar jauh) serta bersamaan dengan badan dilonjakkan ke atas, ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas depan.
Hal penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu anak melempar antara lain,
mengenai sikap berdiri pada saat akan
melempar, perpindahan berat badan waktu
akan melemparkan bola, gerakan melemparkan bola, dan gerakan lanjutan dari lemparan bola tersebut.