Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan
Ki Hadjar Dewantara bertekad untuk meluaskan semangat tentang pendidikan kepada generasi muda. Dalam pandangan beliau upaya untuk mendidik kaum muda merupakan syarat utama dalam membebaskan diri dari jeratan penjajah. Pendidikan yang ada pada masa kolonial tidak mencerdaskan, melainkan mendidik manusia untuk tergantung pada nasib dan bersikap pasif. Keinginan untuk merdeka harus dimulai dengan mempersiapkan kaum bumi putra yang bebas, mandiri, dan pekerja keras. Sehingga generasi muda harus dipersiapkan agar kelak menjadi bangsa yang mandiiri, sadar akan kemerdekaan, sehingga kemerdekaan itu dimiliki oleh orang yang terdidik dan memiliki jiwa yang merdeka (Marihandono, 2017).
Maka dari itu, pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara memiliki cita-cita yang sangat mulia, beliau menghendaki perubahan radikal dalam lapangan pendidikan dan pengajaran. Cita-cita baru tadi merupakan gabungan kesadaran kultural dan kebangkitan politik Gerakan Transformasi, dimana Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh nasionalis yang memperjuangkan bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan. Taman Siswa ialah sebuah perguruan. Istilah perguruan ini sengaja dipakai untuk membedakannya dari kata sekolah yang pada masa itu merupakan pabrik yang tak berjiwa dimana sekolah yang hanya menghasilkan orang-orang yang pintar tetapi tidak memiliki karakter sebagai bangsa Indonesia.
Perguruan ialah tempat tinggal guru dan juga tempat guru mendidik murid-muridnya. Dalam perguruan, murid dan murid, murid dan guru merasa satukeluarga. Hubungan batin antara murid dengan murid, antara guru dengan murid selalu eratmeskipun murid-murid itu sudah lama meninggalkan perguruan. Seorang pendidik juga diharapkan mampu mendidik peserta didik dengan memegang semboyan dari Ki Hajar Dewantara yakni, ing ngarso sung tuladha (dimuka memberi contoh),ing madya mangun karsa (di tengah membangun cita-cita), tut wuri handayani (mengikutidan mendukungnya). Dapat disimpulkan bahwa perjuangan oleh ki hajar dewantara adalah bentuk investasi kepada generasi bangsa, dimana beliau ingin bangsa ini memiliki karakternya sendiri yang sejalan dengan nilai positif leluhur dan norma-norma yang berlaku, jika dikaitkan dengan konteks pendidikan sekarang maka sangat layak dan tepat saat ini menggunakan konsep Pendidikan karakter dalam merdeka belajar, bisa kita amati arus perkembangan zaman yang dimana budaya jati diri anak bangsa mulai tergerus oleh budaya barat, dan tentu jika dibiarkan halteersebut akan berakibat menghilangkan ciri atau nilai asli dari bangsa ini, maka dari itu sudah sangat tepat digunakan era sekarang ini pendidikan karakter.
Sumber :
Zuriatin, Nurhasanah, dan Nurlaila. 2021. Pandangan Dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara Dalam Memajukan Pendidikan Nasional. Jurnal Pendidikan IPS. 11 (01). Hal. 50 (https://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpi/article/view/442)