• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik Intensitas Curah Hujan Metode Mononobe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Grafik Intensitas Curah Hujan Metode Mononobe"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apa hubungan antara frekuensi hujan dan kedalaman infiltrasi yang diamati setelah hujan turun hingga mencapai kondisi stabil pada tanah lempung berpasir? Apa hubungan antara frekuensi hujan dan peningkatan tekanan kapiler yang diamati setelah hujan hingga mencapai kondisi stabil pada tanah berpasir lempung lanau?

Tujuan Penelitian

Apa hubungan antara frekuensi hujan dan fluktuasi muka air tanah yang diamati segera setelah hujan hingga mencapai kondisi stabil pada tanah lempung berpasir? Untuk mengetahui hubungan frekuensi hujan dengan kenaikan tekanan kapiler segera setelah hujan hingga mencapai keadaan tunak pada tanah lempung berpasir.

Manfaat Penelitian

Batasan Masalah

Sistematika Penulisan

Merupakan tinjauan pustaka yang secara sistematis memuat teori, pendapat dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Merupakan analisis hasil dan pembahasan yang menggambarkan hasil yang diperoleh dari proses penelitian dan hasil pembahasan.

TINJAUAN PUSTAKA

Gradasi Tanah

Gradasi padat merupakan gradasi agregat yang butirannya dari agregat kasar sampai halus, sehingga sering disebut gradasi kontinu atau gradasi halus. Gradasi celah merupakan gradasi agregat dimana ukuran agregat yang ada tidak lengkap atau sebagian agregat tidak ada atau sangat kecil.

Sistem Klasifikasi AASHTO

Grafik di atas menunjukkan fluktuasi tinggi muka air tanah mencapai 68mm pada menit pertama dan menurun menjadi 67mm pada menit ke-20, kemudian mencapai 64mm pada menit ke-60 dan kemudian mencapai 61mm pada menit ke-120. Berdasarkan grafik di atas, fluktuasi tinggi muka air tanah dari frekuensi hujan pertama hingga frekuensi hujan kelima mengalami penurunan pada menit ke-15.

Tabel 1. Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO
Tabel 1. Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO

Sifat Dan Karakteristik Tanah Lanau Berpasir Berlempung

Teori Tekanan Kapiler

  • Pengertian Tekanan Kapiler
  • Pengaruh Tekanan Kapiler Terhadap Sifat Hidrolik Tanah

Sedangkan tinggi muka air kapiler (ketinggian tekanan kapiler) dapat dibaca langsung pada dinding bak kaca sebagai media percobaan tanah. 1960) Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang terjadi antara permukaan dua zat cair yang tidak dapat bercampur (cair-cair atau cair-gas) sebagai akibat pertemuan permukaan-permukaan yang memisahkan zat cair dan gas. Pori-pori tanah sebenarnya bukanlah suatu sistem pipa kapiler, namun teori kapiler dapat digunakan untuk mempelajari perilaku air.

Gambar 1.  Diagram kapilaritas air dalam tanah, (Davie.T, 2008)  Diagram  kapilaritas  suatu  lapisan  tanah,  dapat  dilihat  pada  gambar  1  Tinggi minimum dari h c(min)  dipengaruhi oleh ukuran maksimum pori-pori  tanah
Gambar 1. Diagram kapilaritas air dalam tanah, (Davie.T, 2008) Diagram kapilaritas suatu lapisan tanah, dapat dilihat pada gambar 1 Tinggi minimum dari h c(min) dipengaruhi oleh ukuran maksimum pori-pori tanah

Teori Kejut Kapiler

  • Pengertian Kejut Kapiler
  • Mekanisme Dan Proses Terjadinya Kejut Kapiler

Dari grafik di atas terlihat pada menit pertama fluktuasi muka air mencapai 173mm dan pada menit ke-20 semakin menurun yaitu 168mm kemudian pada menit ke-60 mencapai 157mm kemudian pada menit ke-120 mencapai 151mm. Grafik di atas menunjukkan pada menit pertama fluktuasi muka air mencapai 122 mm dan pada menit ke-20 turun menjadi 119 mm, kemudian pada menit ke-60 mencapai 118 mm, dan pada menit ke-120 mencapai 114 mm. Grafik di atas menunjukkan pada menit pertama fluktuasi muka air mencapai 49 mm, menit ke-20 turun menjadi 48 mm, menit ke-60 mencapai 46 mm, dan menit ke-120 mencapai 45 mm.

Dari grafik diatas terlihat fluktuasi tinggi muka airtanah mencapai 30 mm pada menit pertama dan tetap konstan hingga menit ke 10, kemudian pada menit ke 15 mulai meningkat yaitu 31 mm dan tetap konstan hingga menit ke 90, kemudian pada menit ke 15 mulai meningkat yaitu 31 mm dan tetap konstan hingga menit ke 90. menit ke-120 mencapai 39 mm. Dari grafik diatas terlihat pada menit pertama fluktuasi tinggi muka airtanah mencapai 269 mm dan konstan hingga menit ke 10, kemudian pada menit ke 20 mencapai 271 mm, kemudian pada menit ke 90 terus meningkat yaitu 335 mm hingga pada menit ke-120 mencapai 369 mm. Grafik di atas menunjukkan pada menit pertama fluktuasi tinggi muka airtanah mencapai 434 mm dan pada menit ke-20 meningkat menjadi 458 mm, kemudian pada menit ke-60 sebesar 501 mm dan pada menit ke-120 sebesar 558 mm.

Sedangkan pada frekuensi hujan kelima menit ke-20 terjadi peningkatan airtanah hingga mencapai titik maksimum pada frekuensi hujan kesembilan. Analisis tinggi muka airtanah “kejutan kapiler” pada tanah liat, lanau berpasir menggunakan metode simulasi (uji laboratorium).

Gambar 2. Zona Air Lapisan Tanah (Darwis,2018)
Gambar 2. Zona Air Lapisan Tanah (Darwis,2018)

Intesitas Curah Hujan Dan Parameter Infiltrasi

  • Pengertian Intensitas Curah Hujan
  • Frekuensi Hujan
  • Laju Infiltrasi
  • Kapasitas Infiltrasi

METODE PENELITIAN

  • Tempat penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel
  • Rancangan Penelitian
    • Instrumen Penelitian
    • Prosedur Pengujian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Dari grafik di atas terlihat bahwa pada menit pertama fluktuasi tinggi muka airtanah mencapai 104 mm dan konstan hingga menit ke-10, kemudian pada menit ke-15 meningkat sebesar 105 mm namun tetap konstan hingga menit ke-30, kemudian pada menit ke-60 meningkat. meningkat menjadi 112 mm dan dalam 120 menit mencapai 134 mm. Grafik di atas menunjukkan bahwa fluktuasi tinggi muka air tanah mencapai 588 mm pada menit pertama dan meningkat menjadi 649 mm pada menit ke-20, kemudian meningkat lagi pada menit ke-60 hingga mencapai 687 mm, hingga mencapai 734 mm pada menit ke-120. Grafik gabungan fluktuasi muka airtanah. Grafik di atas menunjukkan kedalaman infiltrasi mencapai 720 mm pada menit pertama dan mencapai 690 mm pada menit ke-20, kemudian 653,5 mm pada menit ke-60, dan 648 mm pada menit ke-120.

Grafik di atas menunjukkan kedalaman infiltrasi mencapai 603 mm pada menit pertama dan 564 mm pada menit ke-20, kemudian 535 mm pada menit ke-60 dan 501,5 mm pada menit ke-120. Grafik di atas menunjukkan kedalaman infiltrasi mencapai 474,5 mm pada menit pertama dan 473,5 mm pada menit ke-20, kemudian 454,5 mm pada menit ke-60, dan 419,5 mm pada menit ke-120. Grafik di atas menunjukkan kedalaman infiltrasi mencapai 386 mm pada menit pertama, dan 385,5 mm pada menit ke-20, kemudian mencapai 382,5 mm pada menit ke-60, hingga mencapai 368,5 mm pada menit ke-120.

Selanjutnya pada menit ke-15 meningkat menjadi 341,5 mm dan konstan hingga menit ke-30, kemudian pada menit ke-45 mencapai 343 mm hingga menit ke-120 mencapai 346 mm. Grafik Peningkatan Tekanan Kapiler Pada Hujan Keempat Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa peningkatan tekanan kapiler pada menit pertama mencapai 358 dan konstan hingga menit ke-20, kemudian meningkat pada menit ke-25 yaitu 358,5 mm hingga menit ke-120. menit mencapai 360,5 mm. Grafik gabungan peningkatan tekanan kapiler. Hubungan frekuensi hujan dengan fluktuasi tinggi muka air tanah pada saat frekuensi hujan pertama hingga frekuensi hujan kelima mengalami penurunan, kemudian meningkat pada frekuensi hujan kelima pada menit ke 15 dan terus meningkat hingga menit ke 120.

Gambar 4. Skema Hubungan Variabel Penelitian
Gambar 4. Skema Hubungan Variabel Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Tanah

Dari hasil pengamatan sampel tanah di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Bosova diperoleh hasil pengujian dengan menggunakan tanah berpasir lanau-lempung. Sistem klasifikasi AASHTO Tipe A-6 berdasarkan data uji kekuatan luluh (LL) sebesar 31,61% digunakan dalam penelitian ini. Pada filter nomor 4 berat yang tertahan adalah 0 karena yang tertahan pada filter nomor 4 dikategorikan sebagai kerikil.

Tanah yang lolos saringan no. 10 dan tertahan pada saringan no. 200 dikategorikan sebagai pasir dengan persentase kelulusan sebesar 17,90% dari total sampel pengamatan. Tanah yang lolos filter nomor 200 dikategorikan lanau dan liat dengan persentase kelulusan sebesar 82,10%. Uji hidrometer harus memisahkan ukuran partikel tanah lanau dan lempung dengan persentase lanau 57,57% dan lempung 24,53%.

Dari hasil pengujian karakteristik tanah digunakan sistem klasifikasi AASHTO Tipe A-6 berdasarkan data uji batas cair (LL) sebesar 31,61% dan indeks plastisitas (PI) sebesar 12,78%.

Tabel 5. Hasil pengujian analisa saringan
Tabel 5. Hasil pengujian analisa saringan

Hasil Pengamatan Uji Laboratorium

Analisis fluktuasi tinggi muka air tanah dilakukan dengan melakukan simulasi frekuensi hujan pertama hingga frekuensi hujan kesembilan. Waktu setiap hujan adalah 15 menit. Uraian mengenai akibat fluktuasi muka airtanah dapat dijelaskan pada tabel berikut. Tabel di bawah menunjukkan fluktuasi tinggi muka air tanah dari frekuensi hujan pertama ke frekuensi hujan kelima mengalami penurunan dan frekuensi hujan berikutnya meningkat hingga mencapai maksimum pada frekuensi hujan kesembilan. Tabel di atas menunjukkan bahwa kedalaman infiltrasi mengalami peningkatan dari frekuensi hujan pertama ke frekuensi hujan keempat.

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pengamatan kedalaman resapan dari frekuensi hujan pertama hingga frekuensi hujan keempat, debit air dari atas ke bawah mencapai 354,5 mm. Berdasarkan tabel diatas terlihat peningkatan tekanan kapiler dari frekuensi hujan pertama ke frekuensi hujan keempat mengalami peningkatan. Selanjutnya pada menit ke-15 meningkat menjadi 341,5 mm dan konstan hingga menit ke-30, kemudian pada menit ke-45 mencapai 343 mm hingga menit ke-120 mencapai 346 mm.

Berdasarkan hasil pengamatan, peningkatan tekanan kapiler meningkat dari frekuensi hujan pertama hingga frekuensi hujan keempat mencapai 50,5 mm.

Tabel 9. Hasil Pengamatan Fluktuasi Muka Air Tanah
Tabel 9. Hasil Pengamatan Fluktuasi Muka Air Tanah

Pembahasan

  • Fluktuasi Muka Air Tanah
  • Kedalaman Infiltrasi
  • Peningkatan Tekanan Kapiler

Berdasarkan hasil pengamatan, peningkatan tekanan kapiler meningkat dari frekuensi hujan pertama ke frekuensi hujan keempat dan mencapai 50,5 mm. Kedalaman lapisan tanah ini sebagian disebabkan oleh keadaan tanah yang kering, sehingga pori-pori dalam tanah melebar dan air mudah melewatinya, namun pada musim hujan berikutnya air permukaan mulai menggenang dan memerlukan waktu yang lama. agar air bisa keluar. Pada frekuensi hujan ketiga, kemampuan tanah dalam meloloskan air menjadi semakin sulit karena gaya rekatnya semakin besar sehingga pori-pori dalam tanah semakin mengecil. Pada frekuensi hujan keempat, genangan air di permukaan tanah semakin tinggi dan kedalaman infiltrasi semakin lambat.

Kemudian pada frekuensi hujan berikutnya, kedalaman infiltrasi yang bergerak dari atas ke bawah bertemu dengan peningkatan tekanan kapiler yang bergerak dari bawah ke atas, sehingga pengamatan kedalaman infiltrasi tidak lagi terlihat. Berdasarkan hasil pengamatan, peningkatan tekanan kapiler meningkat karena airtanah tersedot ke zona tak jenuh, sehingga airtanah semakin berkurang. Airtanah berkurang bila tekanan kapiler masih ada, namun bila air infiltrasi dan tekanan kapiler bertemu maka airtanah bertambah.

Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium, fenomena guncangan kapiler terjadi pada tanah lanau lempung berpasir ketika muka airtanah turun pada awal musim hujan akibat air hujan masuk ke dalam tanah sehingga menutup pori-pori tanah sehingga tekanan kapiler meningkat. Hal ini terlihat jelas pada periode hujan pertama hingga hujan kelima.Sementara itu, airtanah mulai naik pada frekuensi hujan berikutnya akibat semakin dalamnya infiltrasi dan meningkatnya tekanan kapiler yang bertemu dan air dalam tanah mulai mengalir. menjadi jenuh. Dampak terhadap durasi guncangan kapiler dan waktu pemulihan tinggi muka airtanah pada periode awal musim hujan https;//www.reseaerchgate.net/publication/323616784.

PENUTUP

Saran

Darwis dkk 2017 dan 2018. Pemodelan Desain Sumur Resapan Untuk Pemulihan Air Tanah Dan Pencegahan Intrusi Air Laut Ke Lapisan Tanah Lahan Pertanian Tanaman Sekunder Di Wilayah Pesisir Kabupaten Takalar. Darwis dkk, 2014 Pengaruh banyaknya rongga bambu sebagai alat restorasi terhadap lama guncangan kapiler dan waktu pemulihan muka air tanah pada awal musim hujan https;//tekniksipilunibos.ac.id/ wpcontent/upload PR OSIDING DARWIS_archive. pdf. Darwis, (2017a). Teknologi Konservasi Air Tanah Dangkal Berbasis Potensi Lokal Dengan Bambu Sebagai Alat Peningkatan Kepemimpinan Perguruan Tinggi Laporan Hasil Penelitian (PUPT) Oktober 2017 Darwis, 2018.

Terzaghi, K., dan Peck, RB, 1948, Mekanika Tanah dalam Praktek Teknik, John Wiley and Sons, New York; Chapman dan Hall, London. Hasrullah, ST Asisten Lab: Analisis tingkat 'capillary shock' pada lanau lempung berpasir menggunakan metode simulasi (uji laboratorium). Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jenis distribusi yang dapat digunakan adalah Metode Pearson Log tipe III.

G = Konstanta Log Pearson tipe III berdasarkan nilai koefisien kemiringan (Cs) Tabel nilai G untuk interpolasi Cs.

Tabel Pembagian Jenis Tanah Berdasarkan Berat Jenis Temperatur
Tabel Pembagian Jenis Tanah Berdasarkan Berat Jenis Temperatur

Kurva Infiltrasi

Gambar

Gambar 1.  Diagram kapilaritas air dalam tanah, (Davie.T, 2008)  Diagram  kapilaritas  suatu  lapisan  tanah,  dapat  dilihat  pada  gambar  1  Tinggi minimum dari h c(min)  dipengaruhi oleh ukuran maksimum pori-pori  tanah
Tabel 2. Ketinggian air kapiler
Gambar 2. Zona Air Lapisan Tanah (Darwis,2018)
Tabel 3. Klasifikasi Infiltrasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepala sekolah juga menghendaki agar kurikulum yang digunakan disusun dengan baik dan lengkap sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Untuk ini, peneliti