Kelompok 2
HADIST RELASI SESAMA
ِالله ُلوُسَر َلاَق :َلاَق ،ُهْنَع ُالله َي ِضَر َةَرْيَرُه يِبَأ ْنَع ْمُكُضْعَب ْعِبَي َلا َو ،اوُرَباَدَت َلا َو ،اوُضَغاَبَت َلا َو ،اوُشَجاَنَتَلا َو ،اوُدَساَحَت َلا :ﷺ
، ِمِلْسُملا وُخَأ ُمِلْسُملا .ًانا َوخِإ ِالله َداَبِع اوُن ْوُك َو ، ٍضْعَب ِعْيَب ىَلَع ُرْيِشُي َو اَنُهاَه ى َوْقَّتلا .ُهُرِقْحَي َلا َو ،ُهُبِذْكَي َلا َو ،ُهُلُذخَي َلا َو ،ُهُمِلْظَي َلا
ا َّرَم َثَلاَث ِه ِرْدَص ىَلِإ ٍت
ُهُلاَم َو ُهُمَد :ٌماَرَح ِمِلْسُملا ىَلَع ِمِلْسُملا ُّلُك .َمِلْسُملا ُهاَخَأ َرِقْحَي ْنَأ ِِّرَّشلا َنِم ٍءى ِرْما ِبْسَحِب- ُهُض ْرِع َو
ٌمِلْسُم ُها َوَر. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (HR. Muslim)
Dalam Hadist Ini memberikan kita pelajaran tentang etika sosial dan hubungan sesama muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering menyampaikan hadis ini dalam konteks mengajarkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan mencegah tindakan- tindakan yang dapat merusak hubungan sosial. Karna pada masa itu, masyarakat sering mengalami perselisihan karena sifat-sifat buruk seperti iri hati, permusuhan, atau praktik jual beli yang tidak jujur. Hadis ini muncul untuk mengajarkan umat Islam agar menghindari sifat-sifat negatif tersebut dan menjaga persatuan.
No Nama NIM
1 Ahmad Dimyathi Rizki 220601022
2 Bq Hanna Dhiya Nida Rahmatin 220601019
3 Nurul Fatimah 220601005
4 Wahyu Febrian 230601055
Untuk menghindari sifat-sifat negatif tersebut, sebagai seorang muslim kita wajib untuk menunaikan hak-hak sesama muslim,1 diantara hak-hak sesama muslim iylah
1. Mengucap dan menjawab salam
Salam merupakan doa keselamatan yang berkah dan baik, juga perkara yang menunjukkan rasa saling mencintai, dan persaudaraan yang baik antar sesama muslim.
Menjawab salam adalah bentuk respon kepada orang yang memberi salam juga merupakan balasan doa untuk orang yang mengucapkan salam. Seperti dalam hadis :
رفغ لاإ ناحفاصتيف نايقتلي نيملسم نم ام ملسو هيلع مهللا ىلص لاله لوسر لاق لاق ءاربلا نع قرتفي نأ لبق امهل Artinya “Setiap dua orang muslim bertemu dan berjabat tangan nescaya diampunkan dosa keduanya sebelum mereka berpisah” (Riwayat Abu Daud)2 2. Menjenguk Orang Sakit
Menjenguk orang yang sakit menurut jumhur ulama‟ adalah sunnah namun bisa jadi menjenguk orang sakit bisa menjadi wajib jika yang di jenguk adalah kerabat dekat (masih punya hubungan mahrom).9 Adapun menjenguk orang sakit bagi laki-laki kepada wanita yang sakit adalah boleh jika tidak menyebabkan fitnah. wanita juga boleh menjenguk laki-laki dengan syarat harus mengenakan pakain tertutup dan aman dari fitnah.
3. Mengantar Jenazah
Mengantarkan jenazah kepemakaman hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berlaku bagi jenazah yang di kenal maupun tidak di kenal.
Bagi seorang perempuan mengantar jenazah hukumnya makruh jika tidak menimbulkan sesuatu yang di haramkan. apabila ia mengakibatkan hal yang haram maka hukumnya haram. karena pada dasarnya perempuan itu diperintahkan untuk menutup aurat dan tidak bercampur dengan laki-laki. sebagaimana di sebutkan dalam Hadis:
Artinya: Dari Ummu Athiyyah r.a kami dilarang untuk mengantarkan jenazah ,tetapi larangan itu tidak keras (muttafaqun alaih)
4. Memenuhi Undangan
1 Nurul Qomariya & Nahdiyah, Memahami Hak Sesama Muslim (H.R Bukhori Muslimdalam Kitab Riyadhus Sholihin), Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist, Volume 3, No.1. Januari 2020, hlm.112
2 Ramsil Huda Hasibuan dkk, Hadits Tentang Persaudaraan Sesama Muslim, Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, Volume 2 ; Nomor 1 ; Januari 2024, hlm.273
Sebagian ulama menyatakan menghadiri undangan apapun wajib karena demi memuliakan dan demi terjalin hubungan yang baik. ini adalah pendapat dari Abdullah bin Umar, ulama zhahiriyah dan sebagian ulama syafi`iyah. sedangkan jumhur (mayoritas) ulama menyatakan menghadri undangan secara umum adalah sunnah muakkad, sedangkan imam Ash-shan`ani rohimahullah dalam subul as- salam menyatakan bahwa yang wajib adalah menghadiri undangan walimah nikah karena ada ancaman di dalam Hadis jika tidak menghadiri, sedang undangan lainnya di hukumi sunnah.
Di dalam Islam gagasan tentang perdamaian merupakan pemikiran yang sangat mendasar dan mendalam karena berkait erat dengan watak agama islam, bahkan merupakan pemikiran universal islam mengenai alam, kehidupan, dan manusia.
Nilai-nilai perdamaian pada hakikatnya banyak termaktub dalam Al-Qur’an dan juga secara jelas diindikasikan dalam berbagai riwayat Hadis Nabi. Tidak ada satu ayat pun dalam Al-Qur’an, dan tidak ada satu Hadis pun yang mengobarkan semangat kebencian, permusuhan, pertentangan, atau segala bentuk perilaku negatif yang mengancam stabilitas dan kualitas kedamaian hidup.3
Pernah Ketika di Madinah Rasululullah dan para sahabatnya hidup damai bersama orang-orang yahudi. Rasulullah tidak memaksa Yahudi Madinah untuk memeluk Islam dan tidak pula mengganggu aktivitas ibadah mereka. Rasulullah juga telah mengajarkan para sahabatnya untuk menjunjung tinggi toleransi dalam berinteraksi dengan Yahudi agar terciptanya kedamaian. Seperti dalam sabda beliau.4
Imam Bukhari menjelaskan dari Jabir bin Abdullah menceritakan: suatu hari kami bersama Rasulullah sedang duduk-duduk, tiba-tiba lewat jenazah Yahudi dan Rasulullah berdiri, kami berkata: Ya Rasulullah kenapa engkau berdiri?bukankah itu jenazah Yahudi!
Rasulullah menjawab Bukankah dia juga manusia? Apabila kalian melihat jenazah maka berdirilah (untuk menghormatinya).
3 Nur Hidayat, Nilai-nilai Ajaran Islam Tentang Perdamaian (Kajian antara Teori dan Praktek), Aplikasia:
Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Volume 17, Nomor 1, 2017, hlm.17-18
4 Abizal Muhammad Yati, Islam Dan Kedamaian Dunia, Islam Futura, Vol. VI, No. 2, Tahun 2007, hlm.22