1. Nilai-nilai pancasila
Perwujudan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila a. Hak Asasi Manusia Berdasarkan Sila 1
- Hak untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing (Pasal 29 ayat 1 dan 2, Pasal 28E ayat 1)
- Hak kebebasan meyakini kepercayaan (Pasal 28E ayat 2)
b. Hak Asasi Manusia Berdasarkan Sila 2 (hubungan dengan norma-norma) - Hak hidup serta mempertahankan hidup (Pasal 28A)
- Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan (Pasal 28B ayat 1) - Hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B ayat 2) - Hak untuk bebas dari penyiksaan (Pasal 28G ayat 2)
- Hak untuk hidup dan tidak disiksa (Pasal 28I ayat 1)
- Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif (Pasal 28I ayat 2)
c. Hak Asasi Manusia Berdasarkan Sila 3
- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya (Pasal 28C ayat 2)
d. Hak Asasi Manusia Berdasarkan Sila 4
- Hak untuk berorganisasi dan menyatakan pendapat dengan lisan dan tulisan (Pasal 28)
- Hak kebebasan menyatakan pikiran dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28E ayat 2 dan 3)
- Hak untuk berkomunikasi dan hak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi (Pasal 28F)
e. Hak Asasi Manusia Berdasarkan Sila 5
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2, Pasal 28D ayat 2)
- Hak mendapatkan pendidikan dan ilmu pengetahuan (Pasal 28C ayat 1, Pasal 31)
- Hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28D ayat 3)
- Hak atas status kewarganegaraan (Pasal 28D ayat 4)
- Hak atas rasa aman dan perlindungan (Pasal 28G ayat 1 dan 2)
- Hak memperoleh lingkungan yang baik dan sehat, memperoleh pelayanan kesehatan, hak atas jaminan sosial, dan hak mempunyai hak pribadi dan hak milik (Pasal 28H ayat 1, 2, 3, dan 4)
- Hak perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal 28D ayat 1, Pasal 28I ayat 1)
- Identitas budaya (Pasal 28I ayat 3)
- Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin (28H ayat 1)
2. Ketentuan UUD 1945 tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan
a) Pasal yang Mengatur tentang Wilayah Negara
 Pasal 25A (“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak- haknya ditetapkan dengan undang-undang”)
Yang termasuk dalam wilayah Negara adalah sebagai berikut.
- Wilayah Darat - Wilayah Laut - Wilayah Udara
b) Pasal yang Mengatur tentang Warga Negara
 Pasal 26
1) “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara”
2) “Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia”
3) “Hal – hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang – undang”
c) Pasal yang Mengatur tentang Agama dan Kepercayaan
 Pasal 28E
1) "Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali”
2) “Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”
 Pasal 29
1) “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”
2) “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”
d) Pasal yang Mengatur tentang Pertahanan dan Keamanan
 Pasal 30
1) “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”
2) “usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”
3) “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara “ 4) “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum”
5) “Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan” tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang”
3. Sistem hukum dan peradilan nasional A. Pengertian Sistem hukum
Sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian- bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan secara erat.untuk mencapai suatu tujuan kesatuan tersebut perlu kerja sma antara bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut menurut rencana dan pola tertentu.
Pembagian Hukum itu sendiri di golongkan dalam beberapa jenis : a) Berdasarkan Wujudnya
 Hukum tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan dalam berbagai peraturan negara, Sifatnya kaku, tegas Lebih menjamin kepastian hukum Sangsi pasti karena jelas tertulis.
Contoh: UUD, UU, Perda
 Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan masyarakat tertentu (hukum adat). Alam praktik ketatanegaraan hukum tidak tertulis disebut konvensi (Contoh: pidato kenegaraan
presiden setiap tanggal 16 Agustus) b) Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya
 Hukum lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu saja (hukum adat Manggarai-Flores, hukum adat Ende Lio-Flores, Batak, Jawa Minangkabau, dan sebagainya.
 Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu (hukum Indonesia, Malaysia, Mesir dan sebagainya).
 Hukum internasional, yaiu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau lebih (hukum perang, hukum perdata internasional, dan sebagainya).
c) Berdasarkan Waktu yang Diaturnya
 Hukum yang berlaku saat ini (ius constitutum); disebut juga hukum positif
 Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang (ius constituendum).
 Hukum asasi (hukum alam).
d) Menurut sifatnya, hukum dapat dibagi dalam:
 Hukum yang memaksa
 Hukum yang mengatur (hukum pelengkap)
e) Menurut isinya maka hukum dapat digolongkan dalam 2 hal:
 Hukum Publik :aturan yang mengatur hubungan antara Negara dengan warga Negara dan hubungan antar warga Negara yang menyangkut kepentingan umum.
Hukum public mencakup :Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Pidana, Hukum Acara
 Hukum Privat : keseluruhan hukum yang mengatur hubungan antar warga Negara yang menyangkut kepentingan pribadi atau perseorangan. Jadi kepentingan yang diatur adalah masalah pribadi. Meliputi : Hukum Perdata, Hukum dagang, Hukum adat
B. Sistem Peradilan Nasional
Peradilan nasional berdasarkan pada Pasal 24 dan Pasal 25 UUD 1945, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan dibentuk kekuasaan kehakiman yang merdeka.
a) Peradilan tingkat pusat 1) Mahkamah Agung.
 Menyelesaikan perkara pidana di tingkat kasasi
 Menguji semua peraturan yang lebih rendah dari UU apakah bertentangan atau tidak dengan peraturan yang lebih tinggi
2) Mahkamah Konstitusi (badan peradilan khusus yang bertugas menguji peraturan dari UU ke atas apakah bertentangan atau tidak dengan UUD 45)
 terbatas kepada hak uji terhadap UU ke atas
 sengketa kewenangan antar lembaga Negara
 pembubaran partai politik
 memutuskan presiden dan/atau wakil presiden telah melanggar hukuman tidak mengurusi masalah pidana.
b) Peradilan tingkat Umun 1) Pengadilan negeri (PN)
Merupakan badan pengadilan terendah, berada di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Seorang terdakwa akan diadili di kabupaten dimana dia melakukan tindak kejahatan , diadili di PN setempat. Bagi terdakwa yang tidak terima dengan vonis hakim di tingkat PN, dapat mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi di tingkat provinsi (PT) peristiwa ini dikenal dengan “naik banding”
2) Pengadilan Tinggi (PT)
3) Merupakan pengadilan di tingkat provinsi. Menyelesaikan permasalahan yang diajukan oleh terpidana yang tidak terima atas vonis di tingkat sebelum (PN). Jika si terpidana tetap tidak mau terima atas voni di tingkat banding ini, dia masih bisa mengajukan upaya hukum di tingkat pusat (MA) yang dikenal dengan nama
“kasasi”
4) Mahkamah Agung (MA)
Menyelesaikan permasalahan hukum yang terjadi di tingkat kasasi. Apabila masih juga ditolak, maka si terpidana masih bisa melakukan 2 upaya hukum lagi di tingkat ini
5) Peninjauan Kembali (PK)
6) Bisa diajukan bila terpidan tetap merasa tidak bersalah dengan menunjukkan bukti baru yang belum pernah diungkap sebelumnya di pengadilan.
7) Grasi
Apabila terpidana mengaku bersalah, minta ampun pada presiden selaku kepala Negara. Kemungkinan yang terjadi dikurangi hukuman atau tetap.
c) Peradilan Tata Usaha Negara
Pengadilan yang dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan terhadap sengketa tata usaha Negara.
d) Peradilan Agama
Peradilan yang dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan perdata bagi masyarakat beragama islam, msalnya masalah perceraian. Meliputi:
e) Peradilan Militer
Peradilan yang dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan hukum yang dilakukan oleh anggota militer. Terdiri dari :
f) Peradilan Pajak.
g) Komisi Yudisial
Lembaga khusus yang dibentuk untuk mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon hakim Agung.
Selain lembaga peradilan nasional adapun Peran Lembaga-Lembaga Penegak Hukum di Indonesia
a) Kepolisian
Tugas utamanya adalah menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat, melindungi, mengayomi, melayani masyarakat dan menegkkan hukum. Sebagai aparat hukum polisi dapat menjalakan fungsinya sebagai penyelidik dan penyidik.
Kepolisian Negara diatur oleh UU No. 2 Tahun 2002. tugas pokok kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
 memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
 menegakkan hukum
 memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada mayarakat.
b) Kejaksaan
Kejaksaan Republik Indonesia diatur oleh UU No. 16 Tahun 2004, yang dalam undang-undang itu disebutkan bahwa diselenggarakan oleh Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri. Kejaksaan adalah alat negara sebagai penegak hukum yang juga berperan sebagai penuntut umum dalam perkara pidana. Kejaksaan merupakan aparat Negara yang bertugas :
 Untuk melakukan penuntutan terhadap pelanggaran tindak pidana di pengadilan.
 Sebagai pelaksana (eksekutor) atas putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum jaksa turut melakukan penyelidikan yang berupa:
 peningkatan kesadara hukum
 mengawasi aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara
 pengamanan kebijakan penegakan hukum c) Kehakiman
Tugas utama seorang hakim adalah memeriksa, memutus suatu tindak pidana atau perdata. Untuk itu seorang hakim dalam menjalankan tugasnya harus lepas dari segala pengaruh agar keadilan benar-benar bisa ditegakkan.
d) KPK
Lembaga baru yang dibentuk karena tuntutan dan amanat reformasi agar Negara bersih dari praktek KKN. Tugas utamanya adalah menyelidiki dan memeriksa para pelaku korupsi yang dilakukan oleh para pejabat Negara. KPK ini dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada presiden.
4. Hubungan Internasional a) Pengertian
Menurut UU No 37 Tahun 1999, definisi hubungan internasional adalah kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh
pemerintah di tingkat pusat dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, lembaga negara, badan usaha, lembaga swadaya, organisasi politik, organisasi masyarakat, LSM atau Warga Negara.
b) Manfaat Hubungan Internasional
 Dapat menjalin persahabatan antar bangsa.
 Menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
 Mempercepat proses perkembangan ekonomi negara.
 Menunjang upaya pemeliharaan dan pemulihan perdamaian, keamanan dan stabilitas internasional.
 Dapat menerima bantuan dari organisasi-organisasi internasional.
 Meningkatkan investasi
 Memperkuat posisi perdagangan
 Meningkatkan penanggulangan kejahatan
 Menunjang pelaksanaan dari kebijakan politik pemerintah dan hubungan luar negeri yang di lakukan untuk kepentingan pembangunan di semua bidang.
 Mendapatkan bantuan dan upaya pencegahan serta penanggulangan setiap bentuk bencana alam serta pemulihan infrastruktur dan lain-lainnya.
c) Asas Asas Hubungan Internasional
 Asas Teritorial, yaitu asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya
 Asas Kebangsaan, yaitu asas ini didasarkan pada kekuasaan negara terhadap warga negaranya.
 Asas Kepentingan Umum, yaitu asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
5. Hak dan kewajiban sebagai warga negara a. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
b. Hak Konstitusional Warga Negara
UUD 1945 mengakui dan menghormati hak asasi setiap individu manusia yang berada dalam wilayah negara Republik Indonesia. Penduduk Indonesia, apakah berstatus sebagai Warga Negara Indonesia atau bukan diperlakukan sebagai manusia yang memiliki hak dasar yang diakui universal. Prinsip-prinsip hak asasi manusia itu berlaku pula bagi setiap individu Warga Negara Indonesia.
Bahkan, di samping jaminan hak asasi manusia itu, setiap Warga Negara Indonesia juga diberikan jaminan hak konstitusional dalam UUD 1945.
Hak-hak tertentu yang dapat dikategorikan sebagai hak konstitusional Warga Negara adalah:
a) Hak asasi manusia tertentu yang hanya berlaku sebagai hak konstitusional bagi Warga Negara Indonesia saja. Misalnya, (i) hak yang tercantum dalam Pasal 28D ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, “Setiap Warga Negara berhak atas kesempatan yang sama dalam pemerintahan”
b) Hak asasi manusia tertentu yang meskipun berlaku bagi setiap orang, akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu, khusus bagi Warga Negara Indonesia berlaku keutamaan-keutamaan tertentu. Misalnya, (i) Pasal 28D ayat (2) UUD 1945 menentukan, “Setiap orang berhak untuk bekerja...”. Namun, negara dapat membatasi hak orang asing untuk bekerja di Indonesia.
Misalnya, turis asing dilarang memanfaatkan visa kunjungan untuk
mendapatkan penghidupan atau imbalan dengan cara bekerja di Indonesia selama masa kunjungannya itu.
c) Hak Warga Negara untuk menduduki jabatan-jabatan yang diisi melalui prosedur pemilihan (elected officials),
d) Hak Warga Negara untuk diangkat dalam jabatan-jabatan tertentu (appointed officials), seperti tentara nasional Indonesia, polisi negara, jaksa, pegawai negeri sipil beserta jabatan-jabatan struktural dan fungsional dalam lingkungan kepegawaian, dan jabatan-jabatan lain yang diisi melalui pemilihan.
e) Hak untuk melakukan upaya hukum dalam melawan atau menggugat keputusan-keputusan negara yang dinilai merugikan hak konstitusional Warga Negara yang bersangkutan. Upaya hukum dimaksud dapat dilakukan (i) terhadap keputusan administrasi negara, (ii) terhadap ketentuan
pengaturan , baik materiil maupun formil, dengan cara melakukan substantive judicial review (materiile toetsing) atau procedural judicial review (formele toestsing), atau pun (iii) terhadap putusan hakim (vonnis) dengan cara mengajukannya ke lembaga pengadilan yang lebih tinggi, yaitu tingkat banding, kasasi, atau peninjauan kembali. Hak Konstitusional Perempuan dan Penegakannya
6. Pengakuan, penghormatan, dan penegakan HAM Makna Perlindungan, Pemajuan, dan Pemenuhan HAM
a. Perlindungan HAM : Pembentukan instrumen hukum perlindungan HAM oleh pemerintah, memperkuatsistem perlindungan HAM seperti Komnas Ham, Komisi Ombudsman Nasional (lembaga negara yang berwenang untuk mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh negara, termasuk BUMN, BUMD)
b. Pemajuan HAM : Proses pembangunan dan pengembangan instrumen HAM.
Upaya peninjauannya adalah masuknya Indonesia dalam keanggotaan komisi HAM PBB tahun 1991
c. Pemenuhan HAM
Prinsip yang dijadikan acuan dalam perlidungan dan penegakkan hukum adalah a. Transparansi : pembahasan naskah RUU harus terbuka
b. Supremasi hukum : kepastian hukum, persamaan kedudukan di depan hukum c. Profesionalisme : dalam penyusunan dan pembentukan hukum, keikutsertaan dan
peranan pakar-pakar hukum dan non hukum yang relevan harus diutamakan
1. Upaya Pemerintah dalam menegakkan HAM
a. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Dibentuk pada tanggal 7 Juni 1993 melalui Keppres Nomor 50 tahun 1993. Tujuan lembaga ini sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi HAM. Komnas HAM beranggotakan 35 orang yang dipilih oleh DPR berdasarkan usulan Komnas HAM dan ditetapkan oleh presiden. Komnas HAM mempunyai wewenang sebagai berikut :
a) Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah b) Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi c) Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia kepada pemerintah dan DPR untuk ditindaklanjuti.
d) Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di pengadilan.
b. Pemebentukan Instrumen HAM
- TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia - Piagam HAM Indonesia pada 1998
- Undang-Undang RI Noor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan anak - Meratifikasi Instrumen HAM
c. Pembentukan pengadilan HAM
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan dapat melindungi HAM, baik perseorangan maupun masyarakat.
2. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia a. Upaya pencegahan pelanggaran Hak Asasi Manusia
- Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi - Meningkatkan kualitas pelayanan publik
- Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
- Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM - Meningkatkan kerjasama harmonis antarkelompok
b. Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Proses penyelesaian kasus pelanggaran berat HAM menurut UU No. 26 tahun 2000 :
a. Penyelidikan, penyidikan, dan penangkapan (Penyelidikan dilakukan oleh Komnas HAM)
b. Penyidikan dilakukan oleh Jaksa Agung c. Penuntutan dilakukan oleh jaksa agung d. Pemeriksaan di pengadilan
7. Pelanggaran HAM
Sebab terjadinya pelanggaran HAM a. Faktor Internal
- Tidak seimbangnya pelaksanaan hak asasi dan kewajiban asasi - Belum adanya kesepahaman dan kesamaan mengenai konsep HAM - Sikap individualisme
- Kurangnya kesadaran tentang HAM - Rendahnya sikap toleransi
b. Faktor eksternal
- Lemahnya dan kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum - Penyalahgunaan kekuasaan
- Penyalahgunaan kemajuan teknologi Kasus dan bentuk pelanggaran hukum
a. Peristiwa Tanjung Priok (12 September 1984) Jumlah korban : 400 orang
Latar belakang : Masalah SARA
Penyelesaian : 14 orang diajukan ke pengadilan dengan 4 berkas. Penyelesaian kasus ini melalui pengadilan ad hoc (suatu pengadilan yang bersifat tidak permanen, hanya sementara waktu dan untuk menangani peristiwa tertentu)
b. Kasus Mei 1998
Jumlah korban : 1308 orang
Latar belakang : Lengsernya pemerintahan orde baru
Penyelesaian : Komnas HAM membentuk KPP (Komisi Penyelidik Pelanggaran)
c. Kasus Penembakan Mahasiswa Trisakti (1998) Jumlah korban: 31 orang
Latar belakang : Mahasiswa menuntut kestabilan ekonomi dan penuntutan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri
Penyelesaian : Pengadilan militer bagi pelaku
d. Kasus Timor timur (1997)
Latar belakang : Jajak pendapat Timor Timur Penyelesaian : Pengadilan ad hoc
e. Kasus Marsinah (1993)
Latar belakang : unjuk rasa menuntut kenaikan upah buruh Penyelesaian : Pelaku bebas
f. Kasus bom Bali (2002 dan 2005) Latar Belakang : terorisme
Penyelesaian : pelaku dijatuhkan hukuman mati
8. Praktik perlindungan dan penegakan hukum 9. Peran Indonesia dalam perdamaian dunia
A. ASEAN (8 Agustus 1967)
a. Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:
 Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
 Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
 Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
 Memelihara kerja sama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional yang ada
 Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara
b. Bentuk-bentuk Kerja Indonesia Sebagai Anggota ASEAN
 Menjadi Salah Satu Dari 5 Pendiri ASEAN
Dari Indonesia ada Adam Malik, Thanat Koman dari Thailand, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura dan Narsisco Ramos dari Filipina. Jadi bisa dikatakan, Indonesia punya peran penting dalam terbentuknya ASEAN karna mungkin saja, tanpa adanya Adam Malik saat itu ASEAN tidak akan pernah terbentuk.
 Penyelenggara KTT ASEAN yang Pertama
 Menjadi Penengah Dalam Konflik Kamboja dan Vietnam
 Menjadi Penengah Antara Muslim Moro dan Filipina
 Menjadi Pusat Kesekretariatan ASEAN
 Berpartisipasi dalam ajang olahraga kawasan Asia Tenggara, South East Asia Games (SEA Games)
 Memberi Gagasan Mengenai Pembentukan Komunitas Keamanan
 Memberi Gagasan Mengenai Pentingnya HAM
 Menjalin Kerjasama Dalam Bidang Akademis dengan Negara-negara di Kawasan Asia Tenggara
 Mendukung Terbentuknya Integrasi Perekonomian
 Menjadi Koordinator Dalam Beberapa KTT ASEAN Bersama Negara Luar B. KONFERENSI ASIA-AFRIKA
Indonesia berlandasankan politik luar negeri Bebas Aktif. Bebas artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok (kekuatan). Sedangkan Aktif artinya bahwa bangsa Indonesia berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara perdamaian dunia sesuai dengan cita-cita PBB.
a. Latar Belakang Diselenggarakannya Konferensi Asia-Afrika
 Bangsa-bangsa Asia – Afrika memiliki persamaan nasib dan sejarah yakni samasama menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
 Semakin meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih terjajah untuk memperoleh kemerdekaan
 Perubahan politik yang terjadi setelah Perang Dunia II berakhir yakni situasi internasional diliputi kecemasan akibat adanya perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok Timur.
b. Adapun isi Dasasila Bandung selengkapnya adalah :
1) Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat dalam Piagam PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3) Mengakui persamaan ras, dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil.
4) Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal besar maupun kecil.
5) Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6) Tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7) Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
8) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum, ataupun cara damai lain lagi menurut pihak-pihak yang bersangkutan, sesuai dengan Piagam PBB.
9) Memajukan kerja sama untuk kepentingan bersama.
10) Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
c. Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia – Afrika
Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa Barat). Dalam konferensi ini beberapa tokoh
Indonesia menduduki peranan penting, di antaranya adalah : Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani, Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan Ketua Komite Ekonomi:
Prof. Ir. Roseno.
C. GERAKAN NON BLOK
a. Perwakilan dari negara pendiri :
 Josip Broz Tito presiden Yugoslavia
 Soekarno presiden Indonesia
 Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India
 Gamal Abdul Nasser presiden Mesir
 Kwame Nkrumah dari Ghana.
b. Tujuan Gerakan Non Blok
Tujuan GNB yaitu seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial nasional, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi asing, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, menentang segala bentuk blok politik serta kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.
c. Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok
 Sebagai salah satu negara pemrakarsa, Hal tersebut karena Gerakan Non Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung, pada tahun 1955.
 Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang pertama, Hal ini karena indonesia merupakan salah satu
pendiri GNB dan berperan besar mengundang / mengajak negara lain untuk bergabung kedalam GNB.
 Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 - 1995. Pada saat itu (1-6 September 1992) Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X GNB berjumlah 106 negara.
 Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan.
D. PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (24 Oktober 1945)
Saat ini, terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional, dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di markas besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus seagai pengamat. Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota dan termasuk pengamat permanen. Markas PBB terletak di New York, Amerika Serikat dan memiliki hak ekstrateritorialitas. Kantor utama lain terletak di Jenewa, Nairobi, dan Wina.
a. Peran Indonesia di dalam PBB
a) Indonesia telah mengirimkan pasukan dalam rangka misi perdamaian dunia, seperti
- Pengiriman Pasukan Garuda I (1957) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB untuk menyelesaikan Perang Arab – Israel.
- Pengiriman Pasukan Garuda II dan III (1960) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB untuk menyelesaikan perang saudara di Kongo
- Pengiriman Pasukan Garuda XIV (1993) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di Bosnia
- Pengiriman Pasukan Garuda XXVI-C2 (2010) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di Lebanon Selatan.
b) Sebagai pemimpin serta anggota tetap dibeberapa organisasi PBB
- Pada tahun 1971, Adam Malik ditunjuk sebagai presiden di Majelis Umum PBB
- Indonesia tiga kali terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu periode 1974-1975, 1995-1996, dan periode 2007-2008.
- Indonesia pernah terpilih 11 kali sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, 2 kali ditunjuk sebagai presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, serta 3 kali sebagai wakil presiden dalam dewan tersebut.
- Indonesia terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan satu kali ditunjuk sebagai wakil presiden dewan tersebut pada periode 2009-2010.
c) Memberikan bantuan kemanusiaan di berbagai Negara
- Pada tahun 1984, Indonesia mengirimkan bantuan beras melalui FAO yang ditujukan untuk Ethiopia yang saat itu dilanda bencana kelaparan - Pada tahun 1995, Indonesia membantu untuk menampung pengungsi
dari Vietnam di Pulau Galang.
d) Membantu penyelesaian konflik di berbagai Negara
- Pada tahun 1989, Indonesial berhasil membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di Kamboja.
- Indonesia menjadi mediator atas penyelesaian konflik yang terjadi antara Filipina dan Moro National Front Liberation yang menguasai Mindanau Selatan.
10. Integrasi nasional
a) Pengertian Integrasi Nasional
Suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
 Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang
kemudian membentuk identitas nasional.
 Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
b) Faktor Pendorong Integrasi Nasional
 Adanya faktor sejarah sehingga timbul rasa senasib dan seperjuangan.
 Timbulnya rasa cinta tanah air yang ditunjukkan pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, hingga mengisi kemerdekaan.
 Adanya rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara seperti yang ditunjukkan oleh para pahlawan yang gugur selama masa perjuangan kemerdekaan.
 Konsensus nasional di dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila serta UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
c) Faktor Penghambat Integrasi Nasional
 Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya menjadi faktor penghambat proses national integration.
 Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi
penghambat integrasi bangsa.
 Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan rasa tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi faktor penghambat integrasi.
 Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga menonjolan kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.
d) Syarat Integrasi Nasional
 Adanya kesadaran anggota masyarakat bahwa dibutuhkan hubungan satu dengan yang lain agar dapat memenuhi kebutuhan mereka.
 Anggota masyarakat sepakat tentang norma dan nilai sosial yang dijadikan pedoman dalam bermasyarakat.
 Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan pedoman dalam proses integrasi masyarakat.
e) Jenis Integrasi Nasional
 Integrasi Asimilasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya yang diterima oleh masyarakat.
 Integrasi Akulturasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan asli di suatu lingkungan.
 Integrasi Normatif; terjadi karna keberadaan norma-norma yang berlaku dan mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.
 Integrasi Instrumental; terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya keseragaman antar individu dalam lingkungan masyarakat, misalnya
keseragaman pakaian.
 Integrasi Ideologis; terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan spiritual/ ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.
 Integrasi Fungsional; terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua pihak di dalam masyarakat.
 Integrasi Koersif; terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat paksaan.
11. Ancaman terhadap negara dalam bidang ipoleksosbudhankam a) Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi
Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi adalah ancaman yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu Pancasila. Contoh Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi
a. Dari luar negeri
 Maraknya berbagai kebudayaan dan oaham baru dari luar negeri
 Adanya campur tangan politik dari badan badan asing didalam negeri
 Maraknya media propaganda asing
 Adu domba yang dilakukan pihak asing
 Pemberlakuan aturan aturan tertentu yang dilakukan oleh pihak asing yang merugikan negara lain
b. Dari dalam negeri
 Munculnya paham paham radikal dan ekstremis dalam negeri
 Munculnya berbagai aliran sesat diIndonesia
 Sikap apatis terhadap pemerintah
 Sikap mau menang sendiri dalam masyarakat suatu negara
 Kurangnya kecintaan terhadap produk dalam negeri
 Pemberontakan PKI
 Gerakan separatis GAM diaceh, RMS dimaluku dab OPM di papua
 Adanya provokasi dari kelompok masyarakat tertentu yang dilakukan terhadap kelompok masyarakat lainnya yang mengandung unsur SARA c. Contoh kasus ancaman pada bidang Ideologi
 Pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948.
 Kasus yang terjadi pada salah satu penyanyi dangdut Indonesia yaitu Zakia Gotik yang tersandung hukum karena ia menghina lambang negara Indonesia.
b) Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik
Pengertian Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik adalah setiap usaha dan kegiatan baik dalam negeri maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal
yang membahayakan dan memecah belah persatuan dengan mengatas namakan politik. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik
 Politik uang (money politics)
 Politik SARA
 Politik Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang kekuasaan politiknya secara efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun golongan masyarakat
 Penyerangan batas wilayah negara
c) Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar setiap negara dalam pergaulan Internasional.ancaman ekonomi dibagi menjadi 2 yaitu :
 Ancaman Internal, dapat berupa inflasi, pengangguran, infranstruktur yang tidak memadai, dan sistem ekonomi yang tidak jelas.
 Ancaman Eksternal, dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah, ketidak siapan menghadapi globalisasi, dan tingkat ketergantungan pada pihak asing.
Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ekonomi
 Inflansi harga baju mendekati hari raya Idul Fitri
 Ketergantungan pada pihak asing
d) Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
Ancaman sosial dapat diartikan ancaman yang berasal dari masyarakat dimana pengertian masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka)yang sebagian besar berinteraksi antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Sosial
 Kemiskinan absolut
e) Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Budaya
 LBGT
 Negeri Jiran Malaysia mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai miliknya
 Lagu yang sangat mirip “Rasa Sayang” menjadi soundtrack iklan pariwisata Malaysia yang dicurigai diambil dari lagu “Rasa Sayange”.
 Para seniman Ponorogo kaget oleh munculnya Tari Barongan yang sangat mirip Reog Ponorogo. Padahal Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendaftarkan Reog Ponorogo dan mendapatkan Hak Cipta No.026377 pada 11 Februari 2004.
f) Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara
 Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masing-masing negara ternyata memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas- batas wilayahnya.
 Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, dan untuk memisahkan diri dari Indonesia.
 Tersebarnya dokumen-dokumen rahasia milik pribadi atau pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membuat ketidaknyamanan pada masyarakat.
 Penyadapan bukti ketahanan Indonesia kurang karena kurangnya penguasaan teknologi yang semakin maju. Penyadapan adalah masalah yang mengancam keamanan baik dari individu maupun orang banyak. Penyadapan ini pula berkaitan dengan sila ke-dua dan ke-lima.
 Perang
 Terorisme 12. Wawasan nusantara
a) Pengertian Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menghargai dan mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional.
b) Dasar Hukum
 Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973
 Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN
 Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983 c) Fungsi Wawasan Nusantara
 Sebagai Wawasan Pembangunan
 Sebagai Konsep Ketahanan Nasional
 Sebagai Wawasan Pertahanan dan Keamanan
 Sebagai Wawasan Kewilayahan d) Tujuan Wawasan Nusantara
Secara umum, tujuan wawasan nusantara adalah untuk mewujudkan rasa cinta tanah air (nasionalisme) dari semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
e) Aspek-Aspek
 Aspek Falsafah Pancasila
 Aspek Kewilayahan Nusantara
 Aspek Sejarah Indonesia
 Aspek Sosial Budaya f) Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat wawasan nusantara merupakan keutuhan dan kesatuan wilayah nasional, atau persatuan bangsa dan wilayah. Dalam butir-butir Garis Besar Haluan Negara (GBHN) juga disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara diwujudkan dengan pernyataan bahwa kepulauan nusantara adalah satu kesatuan ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
g) Asas Wawasan Nusantara
 Tujuan dan Kepentingan yang Sama
 Keadilan
 Kejujuran
 Solidaritas
 Kerja Sama
 Kesetiaan 13. Demokrasi pancasila
a) Pengertian Demokrasi Pancasila
Secara umum, pengertian demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila.
Ada juga yang menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang sumbernya berasal dari falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri.
b) Asas-Asas Demokrasi Pancasila
 Asas Kerakyatan : Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki kesadaran dasar rasa cinta dan padu dengan rakyat, sehingga dapat mewujudkan cita-citanya yang satu.
 Asas Musyawarah : Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat melalui
permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan bersama. Dalam hal ini, musyawarah menjadi media untuk mempersatukan pendapat dengan memberikan pengorbanan dan kasih sayang untuk kebahagiaan rakyat Indonesia.
c) Prinsip Demokrasi Pancasila
 Memastikan adanya perlindungan HAM.
 Keputusan diambil berdasarkan musyawarah.
 Adanya badan peradilan independen yang bebas dari intervensi pemerintah atau kekuasaan lainnya.
 Adanya partai politik dan organisasi sosial politik sebagai media untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
 Rakyat merupakan pemegang kedaulatan dan dilaksanakan berdasarkan UUD 1945.
 Berperan sebagai pelaksana dalam PEMILU.
 Adanya keseimbangan antara kewajiban dan hak.
 Kebebasan individu harus bertanggungjawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, dan negara.
 Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
 Penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum, sistem konstitusi, dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
d) Fungsi Demokrasi Pancasila
 Memastikan keterlibatan rakyat dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Misalnya ikut memilih dalam PEMILU, ikut serta dalam pembangunan, menjadi anggota Badan Perwakilan.
 Memastikan berdirinya dan berjalannya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Memastikan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan sistem konstitusional.
 Memastikan tegaknya hukum yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
 Memastikan terjadinya hubungan yang serasi dan seimbang antar lembaga negara.
 Memastikan penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggungjawab.
14. Pengaruh kemajuan IPTEK
15. Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa
Persatuan secara sederhana berarti gabungan dari beberapa bagian menjadi sesuatu yang utuh. Konsep bangsa dalam substansi ini adalah bangsa Indonesia yaitu bangsa yang menghuni wilayah Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Dengan demikian, persatuan bangsa mengandung pengertian persatuan bangsa Indonesia yang menghuni wilayah Nusantara.
Konsep kesatuan yang kita anut meliputi aspek alamiah (konsep kewilayahan) dan aspek sosial (politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan). Politik kewilayahan yang kita anut adalah Wawassan Nusantara. Wawasan Nusantara mempunyai sifat manunggal dan utuh menyeluruh. Wawasan Nusantara bersifat manunggal artinya mendorong terciptanya keerasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segala aspek kehidupan. Adapun utuh menyeluruh maksudnya menjadikan wilayah Nusantara dan rakyat Indonesia menjadi satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipecah oleh kekuatan apapun. Perwujudan konsep kesatuan bangsa dalam aspek sosial yang diwujudkan berdasarkan beberapa aspek kehidupan sebagai berikut.
a. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik
- Keutuhan wilayah nasional dengan segala isinya merupakan satu kesatuan wilayah dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
- Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan bahasa daerah serta percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, untuk mencapai cita-cita bangsa.
- Pancasila merupakan satu-satunya pedoman dalam kehidupan berangsa dan bernegara.
- Kehidupan politik Indonesia dilakuka berdasarkan Pancasila dan UUD 19455.
- Seluruh kepulauan Nusantara merupakan kesatuan hukum yang artinya hanya ada satu hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
- Bangsa Indonesia hidup berdampingan dengan bangsa lain, menciptakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negri bebas aktif untuk kepentingan nasional.
b. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi
- Kekayaan wilayah Nusantara adalah modal dan milik bersama bangsa digunakan untuk keperluan hidup orang banyak di tanah air secara merata.
- Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah.
- Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara dilakukan atas asas kekeluargaan dan ditujukan untuk kemakmuran rakyat.
c. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya - Masyarakat harus bersatu dalam mencapai keselarasan kehidupan yang
sesuai dengan kemajuan bangsa.
- Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu. Hal ini dapat menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya yang dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
d. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan
- Ancaman di satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman bagi seluruh bangsa dan negara.
- Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara.
Konsep selanjutnya adalah integrasi nasioanl. Integrasi sendiri merupakan suatu proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalm kehidupan, sehingga menghasilkan keserasian dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, integrasi nasional adalah integrasi yang terjadi di dalam tubuh bangsa dan negara Indonesia. Faktor-faktor integratif bangsa sebagai perekar persatuan yaitu sebagai berikut.
- Pancasila
- UUD NKRI Tahun 19455 - Sang Saka Merah Putih
- Lagu Kebangsaan Indonesia Raya - Bahasa Indonesia
- Sumpah Pemuda
Konsep yang terakhir adalah nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara. Patriotisme merupakan salah satu unsur nasionalisme. Patriotisme adalah sikap sudi mengorbankan segala- galanya untuk kejayaan tanah air, bangsa dan negara. Adapun ciri-ciri patriotisme sebagai berikut.
- Cinta tanah air
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara - Berjiwa pembaharu
- Tidak kenal menyerah
- Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
Nilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme dan patriotisme sebagai berikut.
- Pro patria dan primus patrialis yaitu mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air
- Jiwa solidaritas dan setia kawan - Jiwa toleransi dan tenggang rasa - Jiwa tanpa pamrih dan tanggung jawab - Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa
16. Sistem ketatanegaraan
17. Dinamika pengelolaan kekuasaan negara
 Diawali kehidupan manusia yang belum teratur. Pada zaman dulu menganut sistem Homo Homini Lupus (Manusia adalah serigala bagi sesamanya)
 Jhon Locke menyatakan dalam suatu pemerintahan, seandainya dipimpin oleh 1 orang maka akan otoriter. Pembagian kekuasaan menurutnya adalah eksekutif, legislatif, federatif (hubungan luar negeri).
 Lalu ada Montesquieu. Pembagian kekuasaanynya lebih ideal. Dikenal dengan Trias Politika (eksekutif, legislatif, dan yudikatif(bebas dari kekuasaan lainnya))
 Pembagian kekuasaan : antar lembaga masih ada hubungan
 Pemisahan kekuasaan : berdiri sendiri. Merupakan trias politika murni. Check and balance (pengawasan dan pertimbangan)
 Pemisahan kekuasaan secara vertikal yaitu pemisahan berdasarkan tingkatan.
Pemerintahan Indonesia dibagi menjadi provinsi dan kabupaten/kota.
 Pemisahan kekuasaan secara horizontal berdasarkan fungsi.
- Eksekutif (Presiden) - Legislatif (DPR) - Yudikatif
- Konstitutif (MPR)
- Eksaminatif (BPK) (Pasal 23 E) - Moneter (BI) (Pasal 23)
No .
Nama Lembaga Negara
Tugas dan Wewenang
1. Presiden Sebagai Kepala Negara :
- Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
- Presiden mengangkat duta dan konsul.
- Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Sebagai Kepala Pemerintahan :
-Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya.
-Menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
-Mengesahkan rancangan undang- undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
-Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
2. Wakil presiden - Membantu Presiden menjalankan tugas- tugasnya.
3. MPR - Mengubah dan menetapkan Undang-
undang dasar.
- Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum - Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan presiden/ wakil presiden dalam masa jabatannya.
- Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya.
Hak-hak yang dimiliki anggota MPR:
- Mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD.
- Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan.
- Memilih dan dipilih - Membela diri - Imunitas/kekebalan.
- Protokoler
- Penggunaan keuangan dan administrasi Kewajiban MPR:
- Mengamalkan dan mempertahankan pancasila.
- Melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional.
- Mendahulukan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi, kelompok, ataupun golongan.
- Melaksanakan perannya sebagai wakil rakyat dan wakil daerah
4. DPR - Membentuk undang-undang yang
dibahas bersama presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
- Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
- Memberikan persetujun kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota KY.
- Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi.
- Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
Fungsi DPR:
- Fungsi legislasi, yaitu fungsi
membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat
persetujuan bersama.
- Fungsi anggaran yaitu, menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diajukan oleh presiden.
- Fungsi pengawasan yaitu, mengawasi pelaksanaan undang-undang, APBN, dan kebijakan pemerintah sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.
Hak DPR:
- Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan RUU yang selanjutnya dibahas bersama-sama dengan presiden.
- Hak amandemen, yaitu hak untuk mengadakan perubahan undang-undang yang telah ada.
- Hak angket, yaitu hak untuk
melaksanakan penyelidikan terhadap suatu kebajikan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
- Hak budget, yaitu hak untuk ikut serta menentukan anggaran pendapatan dan belanja negara.
- Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
- Hak menyatakan pendapat, yaitu hak untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa.
-Hak petisi, yaitu hak untuk mengajukan pertanyaan kepada presiden.
- Hak protokoler Kewajiban DPR:
- Mengamalkan dan mempertahankan pancasila.
- Melaksanakan UUD 1945.
- Bersama-sama dengan presiden menyusun APBN.
- Memerhatikan aspirasi masyarakat.
- Melaksanakan kehidupan demokrasi.
5. DPD - Mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, pembentukan dan pemekaran wilayah, pengelola sumber daya alam, serta perimbangan kekuasaan pusat dan daerah.
- Membahas RUU yang berkaitan dengan yang telah diajukan.
- Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
- Mengawasi pelaksanaan UU yang berkaitan dengan otonomi daerah, pengelola sumber daya alam, pengelola sumber daya ekonomi, pendidikan agama, dan pengawasan kepada kinerja DPR.
6. MA - Mengajukan peraturan perundang-
undangan dibawah undang-undang.
- Mengadili pada tingkat kasasi.
- Mengawasi jalannya pengadilan di semua lingkungan peradilan.
- Memberikan pertimbangan tentang pemberian atau penolakan grasi.
- Memberikan pertimbangan di bidang hukum, baik diminta atau tidak kepada Lembaga negara.
7. MK Berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang- undang terhadap undang-undang dasar, memutus sengketa, kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
- Wajib memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden/wakil presiden menurut UUD 1945.
- Memutus sengketa kewenangan lembaga negara
- Memutus pembubaran partai politik - Memutus perselisihan pemilu
8. KY - Mengusulkan calon Hakim agung
kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai Hakim agung oleh presiden.
- Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku hakim.
- Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim.
- Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi yang disampaikan kepada MA dan penindakannya
disampaikan kepada presiden dan DPR.
9. BPK -Memeriksa keuangan negara
Kelebihan sistem pemerintahan Indonesia
a. Pemegang kekuasaan eksekutif lebih stabil kedudukannya b. Masa jabatan (presiden) mempunyai jangka waktu tertentu c. Penyusunan program kerja kabinet akan lebih mudah d. Legislatif bukan tempat kaderisasi calon jabatan eksekutif
Kekurangan sistem pemerintahan Indonesia
a. Dapat menciptakan kekuasaan yang mutlak pada eksekutif b. Sistem pertanggunjawaban kurang jelas
c. Keputusannya sering terlihat tidak tegas 18. Penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah