• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi tentang Pemberian Susu Formula untuk Balita

N/A
N/A
Aditiya Fajar Ichsani

Academic year: 2023

Membagikan "Persepsi tentang Pemberian Susu Formula untuk Balita"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL NOTULIS DARI KELOMPOK 4 Anggota kelompok 4

1. Aditiya Fajar Ichsani (180151602036) 2. Dimas Aji Pradana (180151602273) 3. Inayah Ari Utami (180151602339) 4. Ninda Chaesar Septarini (180151602080) Moderator : Dimas Ramadhani Bawono

Pertanyaan 1

Nama : (Mahfudz Anwar) dari kelompok 1, Izin bertanya pada kelompok. bagaimana pendapat kalian tentang pemberian susu formula untuk balita yang kini sekarang sudah diterapkan pada tiap orang tua apakah kalian setujuh atau tidak berikan pendapat kalian?

Jawab : (Aditiya Fajar Ichsani) akan mencoba menjawab pertanyaan dari anwar. Menurut saya pemberian susu formula untuk balita boleh boleh saja. Kemudian menurut WHO (World Health Organization) bayi umur 6 bulan pertama sampai usia 2 tahun harus mengonsumsi ASI. Oleh karena itu apabila ingin memberikan susu formula pada balita harus sesuai dengan indikasi medis atau saran dokter. Terima kasih

(Inayah Ari Utami) ingin menjawab pertanyaan dari M Mahfudz Anwar. Saya pribadi setuju saja apabila dalam pemberian susu formula untuk balita (1-3 tahun) disebabkan oleh banyak faktor misalnya karena ASI yang tidak lancar atau bahkan sang ibu tidak menghasilkan ASI atau ibu merupakan single parent yg mengharuskan untuk bekerja meninggalkan anaknya untuk beberapa jam kedepan ditakutkan anak akan kelaparan atau bahkan kurang gizi maka pemberian susu formula sah sah saja, bahkan lebih baik daripada anak tidak diberi asupan yang semestinya seperti yang sering kita jumpai (seperti teh tawar misalnya) Namun menurut (Depkes, 2004) susu formula sangat susah diserap usus bayi sehingga dapat menyebabkan bayi susah buang air besar. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian susu formula pada bayi diperbolehkan asal kandungannya sesuai dengan kebutuhan bayi tetapi jika orang tua masih sanggup untuk memberikan ASI lebih baik orang tua memberikan ASI secara eksklusif yaitu 0-2 tahun Karena ASI mengandung antibodi yang bagus untuk kekebalan tubuh anak (Ninda Chaesar Septarini) akan menambahkan jawaban teman-teman. Menurut saya, akan lebih baik jika bayi terutama pada usia 0-6 bulan untuk diberikan ASI saja daripada susu formula. Hal ini dikarenakan ASI cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sampai usia 6 bulan karena ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi selama kehidupan. Itu sebabnya ASI eksklusif adalah nutrisi terbaik bagi bayi. Tidak hanya sampai usia 6 bulan, pemberian ASI juga dapat dilanjutkan sampai usia anak 24 bulan dengan disertai makanan pendamping ASI. Namun, sebenarnya pemberian susu formula juga dapat dilakukan jika terdapat kondisi tertentu yang membuat bayi tidak dapat mendapatkan ASI, seperti jika ibunya meninggal, terlantar atau ASI ibu kurang.

(Dimas aji pradana) ingin menjawab pertanyaan dari saudara Mahfud anwar ASI harus lebih diprioritaskan untuk bayi. Sebab, kandungan pada ASI memang cocok untuk pencernaan bayi yang masih dalam tahap perkembangan.

(2)

Sayangnya, ada beberapa alasan yang membuat ibu tidak bisa memberikan ASI untuk buah hatinya. Oleh karena itu, ibu memberikan susu formula.

Inilah alasan pemberian susu formula untuk bayi:

a. Ibu bekerja sehingga tidak bisa pompa ASI.

b. Ibu tidak bisa produksi ASI yang cukup.

c. Ibu meninggal dunia.

d. Ibu sakit sehingga tidak bisa memberikan ASI.

Pertanyaan 2

Nama : (Nazhifa Amirah) no. absen 26, saya ingin bertanya kepada kelompok, bisa tolong berikan contoh bagaimana variasi pemberian makanan dalam sehari pada bayi di umur 6-9 bulan?

Jawab : (Aditiya Fajar Ichsani) ingin mencoba menjawab pertanyaan dari Nazhifa.

Bagaimana variasi pemberian makanan dalam sehari pada bayi umur 6-9 bulan?

Pada usia 6-9 bulan, bayi diberi ASI sesuai dengan keinginan bayi, kemudian berikan juga makanan lumat lengakap / MPASI (nasi, sayur, lauk pauk yang dihaluskan) 2-3x sehari.

Yang terakhir berikan makanan selingan untuk bayi berupa buah dan roti atau biskuit. Terima kasih.

(Inayah Ari Utami) ingin menjawab pertanyaan dari Nazhifa Amirah. Pada bayi usia 6 bulan bayi baru saja mengenal makanan hal ini memasuki tahap mengunyah. Semakin

bertambahnya usia bayi maka semakin bertekstur juga makanan yg dikonsumsi untuk contoh variasi makanannya bisa berupa bubur hati ayam, bubur sup udang tahu, kentang daging brokoli (yang tentunya semua bahan makanan sudah dimasak dan dihaluskan sesuai kebutuhan tekstur bayi dalam mengenal makanan) terima kasih

(Ninda Chaesar Septarini) akan menjawab pertanyaan Nazhifa. Pada usia 6 sampai 9 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) yang berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus seperti bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan.

Variasi pemberian makanannya dapat seperti, pada pagi hari pukul 06.00 anak diberi ASI, kemudian pukul 08.00 anak diberi makan bubur susu, pada pukul 10.00 anak diberi makan buah yang dihaluskan, pada pukul 12.00 dan 14.00 anak diberi ASI, pada pukul 16.00 anak diberi buah yang dihaluskan atau jika pada usia 8-9 bulan dapat diberi biskuit yang ditambah air atau susu, kemudian pada pukul 18.00 anak diberi bubur dan pada pukul 20.00 anak kembali diberikan ASI. Terima kasih

(Dimas aji pradana) ingin menjawab pertanyaan nazifa MP-ASI berbentuk halus seperti bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. MP- ASI mulai diberikan sejak bayi berumur 6 bulan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak selain dari ASI. MP-ASI harus mengandung gizi seimbang agar dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta serat. Terimakasih

(3)

Pertanyaan 3

Nama : (Nur baiti) absen 28 ingin bertanya kepada kelompok penyaji.

Apakah ada perbedaan pemberian nutrisi pada bayi prematur dan tidak prematur?

Jawab : (Ninda Chaesar Septarini) akan menjawab pertanyaan dari Nur Baiti. Bayi

prematur memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan bayi cukup bulan. Agar tidak mengalami kekurangan gizi, bayi prematur membutuhkan nutrisi yang disesuaikan dengan usia, berat badan lahir dan kondisi kesehatan bayi. Untuk bayi yang lahir dengan berat badan sangat rendah, bayi yang mengalami masalah pernapasan berat, atau bayi yang memiliki masalah saluran cerna, pemberian nutrisi di rumah sakit akan menggunakan nutrisi parenteral (melalui cairan infus). Kemudian, secara perlahan seiring dengan perbaikan kondisi medis, nutrisi berupa ASI/formula akan diberikan. Kemudian setelah usia 6 bulan, bayi prematur sudah dapat diberikan makanan pendamping ASI seperti bayi lahir cukup bulan. Makanan pendamping ASI diberikan dengan jumlah dan tekstur bertahap selayaknya bayi lain. Terima kasih

(Inayah Ari Utami) ingin menjawab pertanyaan dari Nur Baiti. Bayi prematur memiliki kebutuhan nutrien yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan.

Hal ini disebabkan bayi prematur kehilangan masa-masa pertumbuhan krusial pada usia gestasi 24 sampai 40 minggu. Oleh karena itu dengan memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, dapat membantu bayi-bayi yang lahir secara prematur untuk dapat mencapai angka pertumbuhan yang optimal. asupan nutrisi bagi bayi prematur menurut konsensus asuhan nutrisi bayi prematur IDAI tahun 2006 : Pada tahap awal kehidupan, bayi prematur membutuhkan resusitasi cairan melalui infus. Namun pemberian cairan perlu dilakukan secara hati-hati agar tetap dapat memenuhi kebutuhan fisiologis sekaligus tetap memberi dampak positif pada fungsi jantung dan saluran pencernaan.

(Aditiya Fajar Ichsani) ingin mencoba menjawab pertanyaan dari Nur Baiti. Apakah ada perbedaan pemberian nutrisi pada bayi prematur dan tidak prematur. Menurut saya pasti berbeda ketika memberikan nutrisi kepada bayi prematur dan bayi tidak prematur. Kenapa berbeda? Karena bayi dengan kondisi prematur akan lebih membutuhkan nutrisi yang banyak demi mengejar ketertinggalan pertumbuhannya dengan cara ibu si bayi akan terus menyusui bayi tersebut. selain itu bayi prematur juga mendapatkan pertolongan dari tim medis pada saat dilahirkan dengan cara memberikan tambahan oksigen dan menempatkan bayi pada tempat khusus untuk bayi prematur agar bayi tersebut tetap sehat dan bisa tumbuh secara normal seperti bayi yang lainnya. Terima kasih

(Dimas aji pradana) ingin menjawab pertanyaan nur baity Susu formula juga dapat diberikan sebagai pengganti ASI bagi bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1.500 gram karena susu formula sudah didesain secara khusus untuk memenuhi seluruh kebutuhan asupan nutrisi bagi bayi yang lahir dengan berat badan sangat rendah. Terimakasih

(4)

Pertanyaan 4

Nama : (Rohnata), no absen 31, saya ingin bertanya pada kelompok 4. Seperti yang kita tahu seafood memiliki banyak kandungan nutrisi. Menurut kelompok kapan sebaiknya balita menerima asupan seafood ? mengapa?

Jawab : (Inayah Ari Utami) ingin menjawab pertanyaan dari Rohnata. Balita sudah bisa dikenalkan asupan seafood jika usianya sudah di atas 6,5 bulan (namun masih berupa ikan laut saja) setelah anak memasuki usia 2-3 tahun pemberian seafood sudah bisa dimulai dengan memberikan kerang, udang atau cumi-cumi dan dalam pemberiannya selalu pastikan bahwa seafood tersebut segar dan matang dengan sempurna demi terjaganya kualitas gizi yg dimakan oleh anak lalu Jangan lupa amati apakah ada reaksi alergi atau tidak. Jika terjadi tanda-tanda alergi, sebaiknya hentikan pemberian seafood. memperkenalkan seafood kepada balita sebaiknya dilakukan jika sang anak sudah mendapatkan beberapa menu tunggal seperti buah dan sayur. Sekian dari saya Terimakasih :)

(Ninda Chaesar Septarini), saya akan menjawab pertanyaan dari Rohnata. Ibu dapat mulai memberikan seafood, seperti ikan laut saat balita berusia 6 bulan. Sedangkan untuk seafood jenis lain seperti udang, kerang, atau cumi, sebaiknya ditunda sampai anak berusia 1 tahun keatas karena pada usia itu, sistem kekebalan tubuh bayi sudah berkembang, sehingga risiko alergi akibat pemberian seafood pun sudah berkurang. Namun dengan catatan, balita yang diberi seafood dalam keadaan sehat dan tidak ada riwayat alergi seafood di keluarga. Di luar itu, sebaiknya Ibu dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak. Terima kasih (Aditiya Fajar Ichsani) ingin mencoba menjawab pertanyaan dari rohnata. Kapan sebaiknya balita menerima asupan seafood yang mengandung banyak nutrisi? Menurut saya pada saat umur 1 tahun ke atas balita sudah bisa di beri makanan seafood yang mengandung banyak nutrisi tersebut. Namun dengan cara mencampurkannya dengan nasi dan sayur, kemudian makanan tersebut di haluskan terlebih dahulu sebelum diberikan ke balita agar balita lebih mudah untuk memakan dan mencernanya. Terima kasih

(Dimas aji pradana) ingin menjawab pertanyaan rohnata Ikan, khususnya yang didapat dari laut, sangat baik untuk pertumbuhan anak, karena kandungan protein, vitamin dan mineral, serta omega-3 khususnya pada ikan salmon sangat penting diberikan pada anak. Anda sudah bisa memberikannya sejak usia anak 6 bulan. Namun, hindari memberikan ikan mentah (sashimi) karena kontaminasi bakteri yang belum bisa dicerna sempurna olehnya.

Terimakasih

Pertanyaan 5

Nama : (Vivania Esa Putri) nomor absen 35, izin bertanya. Apa akibatnya jika anak terlalu awal atau terlambat menerima MP-ASI? (tidak sesuai dengan waktunya)

Terima kasih.

Jawab : (Aditiya Fajar Ichsani) ingin mencoba menjawab pertanyaan dari vivania. apakah akibatnya jika anak lebih awal atau terlambat dalam memperoleh MPASI. Makanan

pendamping ASI (MPASI) diberikan pada bayi saat usia bayi 6 bulan dan ia menunjukan kesiapan makan. Pemberian makanan terlalu dini atau bahkan terlambat memberikannya akan

(5)

menimbulkan berbagai masalah pada bayi. Tidak sedikit orang tua yang memulai memberikan makanan padat pada bayinya lebih dini, dengan alasan kasian karena bayi terlihat nampak kelaparan, bahkan berat badannya tidak menunjukan perkembangan baik.

Sebenarnya sebelum bayi berusia 6 bulan ia hanya mendapatkan asupan makanan berupa ASI. Jika ibu menyusui dengan lancar, maka tidak disarankan untuk memberikan asupan apapun selain ASI. kemudian jika bayi terlambat menerima MPASI yaitu gizi bayi tidak terpenuhi, otot oromotor bayi tidak terlatih, mengalami masalah pencernaan, bayi menolak berbagai jenis makanan, dan fungsi oral bayi terhambat. terima kasih

(Ninda Chaesar Septarini) akan menjawab pertanyaan dari Vivania. Pemberian MP-ASI terlalu cepat dapat menyebabkan beberapa hal, yaitu: (1) Dapat menyebabkan diare atau susah buang air besar karena pada usia sebelum enam bulan, fungsi saluran pencernaan bayi belum siap mengolah makanan. Sehingga, ketika ada makanan masuk, maka saluran

pencernaannya akan mengalami gangguan yang ditandai dengan diare atau susah buang air besar. (2) Dapat menyebabkan obesitas. Ketika bayi lebih dini diperkenalkan pada MPASI, kemudian bisa jadi bayi memiliki pola makan yang tidak sesuai dengan tubuhnya. Bayi akan terbiasa dengan makan banyak atau berlebihan.

Sedangkan pemberian MP-ASI jika terlambat, akan menyebabkan beberapa hal, yaitu kekurangan nutrisi. Di usia enam bulan ke atas, ASI sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan bayi, sehingga harus ditunjang dengan MPASI. Jika pemberiannya terlambat, dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang. Salah satunya gagal tumbuh yang berisiko menyebabkan stunting atau anak pendek. Terima kasih

(Inayah Ari Utami) ingin menjawab pertanyaan dari Vivania Esa Putri. Bayi dibawah usia kurang dari 6 bulan, biasanya mempunyai organ pencernaan yang belum sempurna. Giginya belum tumbuh, dan bahkan kemampuan refleks lidah untuk mengunyah juga masih sulit.

Kondisi ini adalah tanda bahwa bayi pada dasarnya belum siap menerima makanan selain ASI. Apabila dipaksakan, justru pemberian MPASI terlalu dini mengganggu kesehatan bayi.

Jika anak terlalu awal menerima MP-ASI maka anak akan mengalami beberapa hal yang sering terjadi :

1. Sembelit, hal ini terjadi karena enzim pencernaan bayi berusia kurang dari 6 bulan masih belum sempurna. Akibatnya, makanan yang dikonsumsi tidak bisa tercerna dengan baik dan menumpuk di perut. Akibatnya bayi pun mengalami resiko sembelit.

2. Diare, hal ini bisa terjadi karena infeksi bakteri pada usus atau organ cerna belum berfungsi dengan optimal.

3. Infeksi Makanan, Bayi dibawah usia 6 bulan umumnya mempunyai kondisi usus yang masih terbuka. Hal ini dapat memudahkan mikroorganisme masuk dan membuat infeksi di saluran pencernaan. Akibatnya, bayi cenderung lebih mudah sakit. Organ usus ini sendiri akan tertutup dengan sendirinya saat bayi berusia lebih dari 6 bulan.

4. Lebih Mudah Sakit, bayi berusia dibawah 6 bulan, organ tubuhnya belum berfungsi optimal. Begitu juga dengan sistem imun. Padahal sistem imun bayi ini sendiri masih lemah dalam melindungi tubuh terhadap kuman- kuman penyakit. Maka orang tua tidak boleh sembarangan dalam memberikan asupan makanan. Memberikan makanan yang kurang

(6)

higienis untuk buah hati justru membuat mereka rentan sakit karena kekebalan tubuh mereka belum bisa melawan kuman dengan baik.

5. Obesitas/kegemukan juga menjadi salah satu dampak dari MPASI sebelum 6 bulan.

Makanan yang dipaksakan kepada belum tercerna dengan baik karena fungsi organ belum sempurna. Akibatnya, proses pemecahan makanan menjadi tidak maksimal. Sebagian besar makanan kemudian tidak terolah menjadi lemak, sehingga buah hati beresiko besar

mengalami kegemukan di usia dini. Terlebih lagi, seorang bayi belum melakukan aktifitas fisik. Jika ibu memaksakan MPASI dini, maka yang terjadi adalah penumpukan lemak padat berisiko terhadap timbulnya masalah makan.

Jika anak terlambat menerima MP-ASI maka dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang. Salah satunya gagal tumbuh yang berisiko menyebabkan stunting atau anak pendek. Selain itu dikhawatirkan pula terjadi kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan terjadinya anemia yang berdampak pada kemampuan konsentrasi atau kemampuan belajarnya. Kemampuan oromotor kurang terstimulasi. Oromotor dapat

distimulasi dengan mengenalkan MPASI dengan berbagai tekstur atau konsistensi, rasa, dan suhu. Sekian dari saya Terimakasih :)

(Dimas aji pradana) ingin menjawab pertanyaan dari vivania Bila terlambat mendapatkan MPASI, bayi berisiko kekurangan gizi yang sudah tidak tercukupi lagi hanya dengan ASI.

Terutama bayi bakal kekurangan zat besi.Bila terlambat mendapatkan MPASI, bayi berisiko kekurangan gizi yang sudah tidak tercukupi lagi hanya dengan ASI. Terutama bayi bakal kekurangan zat besi.keterlambatan pemberian MPASI juga berpengaruh pada kurang

berkembangnya keterampilan sensorik dan motorik mulut yang diperlukan untuk makan dan berbicara. Padahal semua itu bisa didapatkan dari proses belajar mengunyah dan menelan.

Terimakasih

Pertanyaan 6

Nama : (Syauqi Rayhan Pradana) Absen 33 dari kelompok 3. Dalam ppt dijelaskan bahwa pada usia 6-9 bulan makanan yang diberikan adalah MP-ASI, namun ada beberapa kasus dimana bayi mengalami alergi terhadap asi. menurut anda, hal tersebut disebabkann karena apa? kemudian bagaimana cara mengatasinya?

Jawab : (Ninda Chaesar Septarini) akan menjawab pertanyaan dari Syauqi. ASI umumnya tidak menimbulkan gejala alergi pada bayi. Jika bayi mengalami alergi saat diberi ASI, kemungkinan reaksi alergi tersebut bukan terhadap ASI, melainkan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ibunya. Misalnya, jika Ibu mengonsumsi susu sapi, kacang-kacangan, telur, atau makanan laut, bayi yang mendapat ASI bisa mengalami reaksi alergi jika ia sensitif terhadap makanan tersebut.

Cara mengatasinya adalah dengan lebih menghindari untuk mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi pada bayi. Beberapa jenis makanan yang sebaiknya diwaspadai karena kemungkinan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan pada bayi adalah coklat, bawang, cabai, dan produk olahan susu, kafein dan minuman beralkohol. Selain itu, ibu juga dapat membawa bayi ke dokter untuk diperiksa, diberi penanganan dan diberikan solusi dalam menghadapi alergi pada bayi tersebut. Terima kasih

(7)

(Aditiya Fajar Ichsani) ingin mencoba menjawab pertanyaan dari syauqi. Apa yang menyebabkan bayi mengalami alergi terhadap ASI? Ada beberapa hal yang menyebabkan bayi alergi terhadap ASI. Salah satunya adalah pola makan dari sang ibu. Penyebab utama bayi alergi ASI adalah pola makan ibu ketika sedang menyusui. Makanan yang dimakan oleh ibu juga menjadi makanan bagi bayinya. Apabila bayi mengalami alergi terhadap kandung protein susu yang dikonsumsi oleh ibunya seperti susu sapi, keju, yogurt dan lain sebagainya sebaiknya ibu mengganti dengan susu yang tidak mengandung protein hewani. Gejala bayi yang mengalami alergi ASI bisa terlihat seperti bayi muntah-muntah, batuk, kesulitan bernapas dan ada lendir atau darah dalam tinja si bayi. Solusi untuk mengatasi ini yaitu ibu pada saat menyusui bayi diharapkan menghindari atau tidak mengonsumsi makanan yang dapat menyebabkan bayi alergi terhadap ASI. Apabila ibu menghindari makanan tersebut dalam waktu 2 - 4 minggu gejala alergi ASI pada bayi akan hilang. Terima kasih

(Inayah Ari Utami) ingin menjawab pertanyaan dari Syauqi Rayhan. ASI umumnya tidak menimbulkan gejala alergi pada bayi. Kalaupun bayi mengalami alergi saat diberi ASI, kemungkinan reaksi alergi tersebut sebetulnya bukan terhadap ASI, melainkan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ibunya. Walau reaksi setiap bayi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya berbeda-beda, tetapi makanan atau minuman tertentu memang dapat memberikan rasa dan pengaruh berbeda pada ASI.

Penyebab alergi ASI dan solusinya:

1. Pola diet ibu

Apabila bayi mengalami alergi terhadap kandungan protein susu maka asupan berupa susu, keju, yogurt, es krim, mentega, dan produk susu merupakan penyebab alergi ASI.

Solusi: Apabila penyebab alergi ASI dikarenakan pola diet ibu makan solusinya adalah dengan menghindari jenis makanan yang mengandung zat-zat yang mengakibatkan alergi pada bayi.

2. Intoleransi Laktosa

Gula susu laktosa, seperti protein susu, juga bisa terkandung di dalam ASI melalui makanan ibu. Bayi tidak dapat menghasilkan enzim laktase yang cukup untuk mencerna susu dengan benar.

Solusi: Alergi ASI pada bayi yang disebabkan oleh intoleransi laktosa biasanya bersifat sementara. Penyebab ini dikarenakan faktor metabolisme bayi yang belum optimal dan kondisi ini akan membaik seiring berjalannya waktu.

3. Galaktosemia

Merupakan gangguan di mana bayi tidak dapat mentoleransi ASI ibunya sama sekali. Pada kasus galaktosemia, hati bayi tidak dapat memecah galaktosa, gula susu lain yang juga merupakan komponen laktosa. Bayi dengan galaktosemia mengalami muntah, diare, gagal tumbuh dan sakit kuning dalam beberapa hari setelah lahir. Penyebab alergi ASI yang satu ini memang terbilang cukup serius.

Solusi: dalam hal ini ibu harus menghentikan pemberian ASI untuk sementara waktu.

Solusinya bagi bayi dengan kasus galaktosemia agar ia tetap bertahan hidup adalah dengan memberikannya susu formula khusus yang bebas galaktosa. Sekian dari saya, Terimakasih :)

(8)

(Dimas aji pradana) ingin menjawab pertanyaan dari saudara Syauqi Kalaupun bayi mengalami alergi saat diberi ASI, kemungkinan reaksi alergi tersebut sebetulnya bukan terhadap ASI, melainkan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ibunya.Alergi Disebabkan oleh Konsumsi Makanan atau Minuman Tertentu ASI umumnya tidak menimbulkan gejala alergi pada bayi. Faktanya, kasus bayi alergi ASI sangatlah jarang, sehingga pemberian ASI tetap aman dilakukan. Terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

17 Penelitian yang dilakukan oleh Martina Weber dkk pada balita menunjukkan bahwa balita yang diberikan susu formula pada saat bayi mengalami risiko kegemukan 2.43

pada plak gigi balita yang minum formula lebih banyak dibandingkan dengan plak gigi balita yang minum susu formula, serta terdapat perbedaan yang bermakna antara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian susu formula cair Nutribaby 1 ® dan Danstart ® dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dan menurunkan

Anda tidak akan memperhatikan nilai ekonomis suatu produk selama ibu merasa nilai gizi yang terkandung pada label produk susu formula balita sudah sesuai dengan kebutuhan balita

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengklasifikasikan dan menganalisis kejadian konstipasi terhadap pemberian ASI eksklusif dan pemberian susu formula pada bayi usia 6-12

Analisis multivariabel dilakukan dengan 5 model, yaitu model 1 melihat hubungan promosi pemberian sampel susu formula dengan praktik pemberian ASI eksklusif, model 2 melihat

Ada beberapa jenis susu yang sesuai dengan kebutuhan bayi dan usianya yaitu susu formula adaptasi yang diberikan kepada bayi yang baru lahir, pemberian susu

Terdapat studi literatur yang menunjukkan bahwa ibu yang memutuskan untuk memberi susu formula cenderung berpatokan pada persepsi daripada informasi berbasis bukti.7 Keputusan ini